Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

OLEH KELOMPOK III


BETTY POSMA ULI HUTABARAT, S.Kep

ERLIKA SINAGA, S.Kep

EVA HARYANA PANJAITAN, S.Kep

EVI RITA ULI MANURUNG, S.Kep

FENTY SIANTURI, S.Kep

IDAWATI, S.Kep

IMELDA SARAGIH, S.Kep

J.BAHTERA SARAGIH, S.Kep

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari keseluruhan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan
salah satu upaya di dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Peranan rongga
mulut sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraaan manusia. Secara umum,
seseorang dikatakan sehat bukan hanya tubuhnya yang sehat melainkan juga sehat
rongga mulut dan giginya. Oleh karena itu, kesehatan gigi dan mulut sangat berperan
dalam menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).
Di beberapa negara berkembang dilaporkan sudah ada perbaikan atau
peningkatan kesehatan gigi dan mulut, akan tetapi masalah kesehatan gigi dan mulut
tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat pada umumnya. Penyakit gigi dan
mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat pada umumnya. Penyakit gigi dan
mulut merupakan penyakit yang rata-rata masih menjadi keluhan bagi masyarakat
Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001), penyakit gigi dan
mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia.
Namun, perilaku masyarakat Indonesia di dalam menjaga kesehatan rongga mulut
masih rendah (Sondang, 2008).
Karies dan masalah gusi adalah penyakit gigi dan mulut yang paling bnayak
dijumpai pada anak-anak. Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan
80% penyakit gigi. Angka itu lebih parah pada anak-anak dari golongan ekonomi
menengah ke bawah. Hasil penelitian Yuyus R, dkk, di Jakarta pada 1000 orang anak
balita menunjukkan anak balita yang bebas karies sebesar 14,1 % anak yang
mempunyai karies lebih dari 4 gigi 85,9% sedangkan DMFT 6,8 gigi. Hasil kesehatan
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2007) menunjukkan bahwa prevalensi masalah gigi
dan mulut pada kelompok umur 1-4 tahun mencapai 6,9% dan yang menerima
perawatan 27,4% (Yuyus, 2002).
Perilaku anak akan menentukan status kesehatan gigi mereka termasuk pola
makan dan kebiasaan membersihkan gigi. Anak yang mengkonsumsi makanan yang
manis di luar jam makan akan meningkatkan resiko karies. Keadaan ini diperburuk
dengan anak yang malas untuk menyikat gigi. Hasil penelitian Eka Chemiawan, dkk
(2004) yang melakukan penelitian pada anak usia 15-60 bulan di Bandung menunjukkan
penelitian pada nak usia 15-60 bulan di Bandung menunjukkan bahwa 180 dari 317
anak (56,78 %) mengalami Nursing Mouth Caries. (Yuyus, 2002)
Melalui beberapa hasil penelitian pada masyarakat Indonesia, kesadaran untuk
merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut dari berbagai tingkat usia masih
perlu diperbaiki. Pengetahuan, sikap dan perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan
mulut akan menentukan status kesehatan gigi anak kelak. Mulai timbulnya gigi
merupakan proses penting dari pertumbuhan seorang anak. Di samping itu, orang tua
harus mengetahui cara merawat gigi anaknya itu. Peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut agar dapat memberikan oral
health education kepada anak (Gultom, 2008).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di Puskesmas Simalingkar diperoleh data
selama tahun 2011, dari 10 penyakit terbesar, penyakit terbesar urutan pertama adalah
ISPA 59,86% (2.014 kasus), Ginggivitis 5,94% (200 kasus), Diare 5,46 % (184 kasus),
Hipertensi 4,78% (161 kasus) Gimul 3,38% ( 114kasus), . Berdasarkan data kasus
kelainan gigi dan mulut di wilayah kerja puskesmas Glugur Darat, jumlah pasien yang
mengalami karies 114 kasus.
Salah satu program Puskesmas yang dilakukan dalam rangka peningkatan status
kesehatan anak adalah upaya kesehatan sekolah. Program yang dilakukan oleh
kelompok dalam program usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan
mulut dilakukan di SD Negeri 060638 kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan

B. Tujuan
Setelah melakukan kunjungan ke sekolah dan melakukan penyuluhan,
diharapkan semakin meningkatkan pelaksanakan kegiatan program UKS di wilayah
kerja Puskesmas Simalingkar dan semakin meningkatnya pelaksanaan pemberian
pendidikan kesehatan di tingkat sekolah dasar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat
melakukan perawatan kebersihan mulut dengan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta diharapkan
akan mampu:
a. Menyebutkan pengertian gigi
b. Menyebutkan struktur gigi, bentuk dan fungsi gigi,
c. Menyebutkan kesehatan gigi dan mulut,
d. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut,
e. Menyebutkan akibat tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut,
f. Menyebutkan cara memilih sikat gigi yang benar,
g. Menyebutkan cara menyikat gigi yang benar,
h. Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut.
i. Mempraktekan kembali cara menggosok gigi yang benar

B. Pokok Bahasan
Kesehatan gigi dan mulut

C. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian gigi
b. Struktur gigi, bentuk dan fungsi gigi,
c. Kesehatan gigi dan mulut,
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut,
e. Akibat tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut,
f. Cara memilih sikat gigi yang benar,
g. Cara menyikat gigi yang benar,
h. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
D. Sasaran
Siswa/i SD

E. Metode
Ceramah dan diskusi

F. Waktu dan Tempat Penyuluhan


a. Hari/tanggal : Jumat, 30 November 2012
b. Waktu : 09.00-11.00
c. Tempat : SDN 060638

G. Media penyuluhan
Leaflet dan Powerpoint/ LCD

H. Pengorganisasian
Moderator : Nofrita HR Saragih
Penyuluh : Hotma Royani Siregar
Fasilitator : Tumbur Sirait, Titin Irmayanti
Observer : Margaret, Ferida Safitri
Dokumentasi : Pitriyani,

I. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan Metode Waktu Media
Peserta dan Alat
Pendahuluan 1. Memperkenalkan Mendengar Ceramah 10 LCD
anggota penyuluh. menit
2. Menjelaskan tujuan
3. Melakukan kontrak
penyuluhan
4. Menjelaskan
relevansi dan
kegunaan
penyuluhan.
Penyajian 1. Menyebutkan Mendengar, Ceramah/Diskusi 20 LCD dan
pengertian gigi Menjawab dan menit leaflet
2. Menyebutkan Bertanya
struktur gigi, bentuk
dan fungsi gigi,
3. Menyebutkan
kesehatan gigi dan
mulut,
4. Menyebutkan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
kesehatan gigi dan
mulut,
5. Menyebutkan akibat
tidak menjaga
kesehatan gigi dan
mulut,
6. Menyebutkan cara
memilih sikat gigi
yang benar,
7. Menyebutkan cara
menyikat gigi yang
benar,
8. Menyebutkan hal-hal
yang perlu
diperhatikan untuk
meningkatkan
kesehatan gigi dan
mulut.
9. Mempraktekan
kembali cara
menggosok gigi yang
benar
Penutup 1. Penyuluh Umpan balik Ceramah 30 LCD dan
menyimpulkan menit leaflet
mengenai materi
penyuluhan yang
telah disampaikan.
2. Membagikan leaflet.
J. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Penyuluhan dilakukan di tempat yang strategis, alat dan media lengkap dan
semua peserta penyuluhan hadir.
b. Evaluasi Proses
Proses penyuluhan berlangsung dengan baik, peserta berpartisipasi dalam
penyuluhan dengan bertanya, menjawab dan antusias
c. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali 80% dari topik yang telah
disampaikan dan mempraktekan kembali cara menggosok gigi yang benar

K. Referensi
Riyanti, E. Pengenalan dan perawatan kesehtan gigi anak sejak dini. 2005.
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasidosen.pdf .

Sondang. P, Hamada T. Menuju gigi & mulut sehat. Medan: USU press. 2008: 69-70

Zatnika I. 89% anak Indonesia derita penyakit gigi dan mulut.http://www.depkes.go.id

Yuyus R, Magdarina DA, F. Sintawati. Karies Gigi pada anak Balitadi 5 Wilayah DKI.
Cermin Dunia Kedokteran. 2002; 134: 39-41

Gultom, M. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7903/1/10E00470.pdf
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dilakukan di sekolah dasar yaitu di
SDN 060638 Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan tanggal 23 November
2012. Pada awalnya, Puskesmas Simalingkar melakukan koordinasi dengan pihak
sekolah dan bekerja sama dengan pengurus UKS sekolah untuk mengadakan
penyuluhan kesehatan tersebut. Setelah ada kesepakatan maka Puskesmas Simalingkar
mempersiapkan penyuluhan kesehatan tersebut bekerja sama dengan mahasiswa
Keperawatan STIKes SU. Kelompok menjadi fasilitator dalam pemberian pendidikan
kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, pertama sekali kelompok
membuat satuan acara pengajaran (SAP) sebagai rencana pelaksanaan pendidikan
kesehatan. Selain itu, kelompok juga mempersiapkan materi penyuluhan yang akan
disajikan dalam bentuk powerpoint (slide show) dan video dengan terlebih dahulu
dikoordinasikan kepada pihak Puskesmas Simalingkar dan dosen pembimbing.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan dengan siswa-siswi SDN 060638
Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan hari Jumat, 30 November 2012
dimana kelompok didampingi oleh penanggung jawab program UKS Puskesmas
Simalingkar. Sebelum memberikan materi terlebih dahulu pemateri memperkenalkan
diri dan melakukan kontrak waktu dengan siswa-siswa serta menjelaskan tujuan
pemberian pendidikan kesehatan. Setelah itu, kelompok menyajikan materi pendidikan
kesehatan. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah,
demonstrasi dan diskusi. Siswa siswi SDN 060638 Kelurahan Mangga, Kecamatan
Medan Tuntungan memberikan respon yang baik dan menunjukkan rasa ingin tahu
yang besar terhadap materi yang disajikan.
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut meliputi: struktur gigi,
bentuk dan fungsi gigi, kesehatan gigi dan mulut, faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut, akibat tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut, cara memilih
sikat gigi yang benar, cara menyikat gigi yang benar, dan hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
Selama penyuluhan berlangsung, penyuluh dapat menjelaskan materi
penyuluhan. Media yang dipakai adalah LCD, leaflet dan alat demonstrasi yang
digunakan memadai. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu. Peserta
penyuluhan aktif dan antusias dalam kegiatan penyuluhan (jumlah peserta 100 orang di
SD 060638 Kelurahan Mangga Kecamatan Medan TUntungan. Peserta menanyakan hal-
hal yang kurang dimengerti saat diskusi. Penyuluh menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh peserta penyuluhan dan dibantu oleh penanggung jawab program UKS
Puskesmas Simalingkar. Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh penyuluh. Peserta penyuluhan dapat menguraikan secara singkat
tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Peserta juga dapat mendemonstrasikan
dengan benar cara menggosok gigi yang benar dan tujuan yang ditetapkan dalam
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tercapai.
MATERI PENYULUHAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT

1. Pengertian Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya. Strukturnya
berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa
yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi.
Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami
kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya. Proses
kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut juga karies (Riyanti,
2005).

2. Bentuk dan fungsi gigi


2.1 Gigi Seri
Gigi seri adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk memotong dan
mengerat makanan atau benda lain.
2.2 Gigi Taring
Gigi taring adalah gigi yang memiliki satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak
makanan atau benda lainnya.
2.3 Gigi Geraham Kecil
Gigi geraham kecil adalah gigi yang mempunyai dua akar yang berguna / berfungsi
untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya.
2.4 Gigi Geraham
Gigi geraham adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk
melumat dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya.
2.5 Email
Email adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang
sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia.
2.6 Tulang
Tulang merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang dibentuk
dari zat kapur.
2.7 Rongga Gigi
Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah kapiler dan
serabut-serabut syaraf. (Riyanti, 2005)

3. Pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut


Kebersihan mulut adalah tindakan pemeliharaan atau pencegahan agar rongga
mulut kita tetap bersih dan sehat . Pertumbuhan gigi pada manusia dimulai pada saat
bayi berusia 6-9 bulan dengan tumbuhnya dua gigi seri rahang bawah disusul dengan
gigi seri rahang atas. Pada usia 7-10 bulan tumbuh dua gigi seri depan kedua (di
samping gigi segi pertama) rahang atas maupun bawah. Kadang-kadang gigi seri kedua
di rahang bawah tumbuh lebih dulu sebelum gigi seri kedua rahang atas. Lalu, satu gigi
geraham depan tumbuh pada usia 16-20 bulan. Gigi taring juga mulai muncul pada usia
yang sama. Gigi geraham kedua tumbuh pada usia 23-30 bulan. Biasanya, anak akan
punya gigi susu sama. Biasanya, anak akan punya gigi susu lengkap (20) pada usia 3
tahun.
Pada masa balita (2-5 tahun), perkembangan anak berubah dari otonomi ke
inisiatif, timbul keinginan-keinginan yang baru dalam diri anak. Pada masa akhir anak, ia
sudah mulai mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri. Perkembangan motorik
dan keterampilan anak diperoleh melalui proses kematangan dan latihan.
Beberapa teknik pemelihraan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilaksanakan
dan merupakan peran dari orangtua terutama ibu pada usia ini adalah:
a. Membersihkan gigi
Membersihkan gigi anak dapat dilaukan dengan penyikatan gigi penyikatan gigi
bertujuan untuk menghindari plak. Plak dapat menyebabkan kerusakan gigi, misalnya
gigi berlubang. Anak di atas dua tahun sudah dapat mulai diajarkan cara menyikat gigi.
Pertama sekali orangtua memberikan contoh pada nak cara menyikat gigi setelah itu
anak meminta untuk mengikutinya.
Mulai dari usia 2 tahun, anak sudah dapat diajarkan menyikat gigi dengan metode
Schrob. Metode ini adalah suatu metode menyikat gigi yang mudah dan sederhana
untuk diajarkan kepada anak. Caranya, menyikat gigi bagian atas dan bawah dengan
arah ke samping kanan dan kiri, kemudian seluruh ggi bagian smping dan seluruh gigi
bagian belakang disikat, lalu anak berkumur dengan air bersih beberapa kali.
Pemilihan sikat gigi pada anak balita sebaiknya dipilih sikat gigi yang ukurannya
kecil dengan tangkai yang mudah digenggam. Bulu sikatnya halus (soft). Bagian kepala
sakit menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam rongga mulut ai nak. Anak usia
1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu. American Dental Association
menganjurkan ukuran maksimal kepala sikat gigi balita adalah 18 x 7 mm. Gantilah sikat
gigi kalau bulunya sudah tidak beraturan lagi atau mekar, karena dapat melukai gusi.
Waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi
hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Untuk menyikat gigi secara benar
sebaiknya dilakukan lebih dari 2 menit. Walau demikian, yang terpenting bukan
lamanya waktu dalam menyikat gigi, tetapi pembersihan gigi itu sendiri dari plak. Untuk
membantu dalam kontrol plak dapat digunakan bahan pewarna plak. Bahan pewarna
plak berguna untuk mengamati plak. Bahan pewarna plak berguna untuk mengamati
plak masih ada atau tidak. Sebaiknya, bahan pewarna plak ini digunakan tiap 2 atau 3
hari sampai ditemukan bahwa plak tidak ada lagi pada bagian belakang dan depan gigi,
di bagian dalam, di bagian leher gigi, setelah penyikatan gigi. Setelah itu, dapat
digunakan sebulan sekali.

b. Pemakaian pasta gigi


Menurut Standar Nasional Indonesia kadar fluor dalam pasta gigi yang baik
untuk 500-1000 ppm (SNI 16-1467-1998). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 445/Menkes/Per/V/1998 Lampiran 1#34 disebutkan bahwa batas maksimum garam
fluoride dan turunannya dalam sediaan hygiene mulut adalah 0,15% (setara dengan
1500 ppm), jumlh ini sesuai dengan aturan Asean Cosmetic Directive 76/768/EEC Annex
III Bagian I, aturan FDA Amerika Serikat, serta ISO 11609.
Pemakaian pasta sudah dapat dimulai pada usia dua tahun. Pada anak terutama
usia di bawah 2 tahun refleks menelan tinggi sehingga sering menelan pasta gigi juga
karena pasta gigi anka memiliki rasa. Untuk menghindari fluorosis, banyaknya pasta
yang diberikan pada anak-anak dianjurkan sebesar biji kacang polong.
Pasta akan memberikan kesegaran pada mulut dan kebersihan gigi dan mulut
yang lebih optimal. Pasta gigi sekarang ini memiliki variasi rasa dan warna yang beredar
di pasaran, dan ini akan mengundang perhatian anak dan diharapkan anak lebih tertarik
dan rajin untuk menyikat gigi.

c. Diet sehat pada anak


Makanan dan minuman manis dapat memperburuk kesehatan gigi, seperti
biscuit, ciklat, kue, susu dan cemilan-cemilan yang mengandung gula. Makanan yang
bersifat lengket dan mengundang gula yang sering dikonsumsi di luar jam makan
berbahaya bagi kesehatan gigi anak. Frekuensi pemberian makanan manis yang sering
atau di luar jam makan ini akan meningkatkan resiko terjadinya karies pada anak. Cara
untuk mengatasi hal ini, orangtua atau ibu dapat melakukan:
1. Tidak membiasakan memberikan makanan dan minuman yang menagndung gula
sebagai hadiah kepada anak.
2. Cemilan manis dapat diganti dengan memberi cemilan dari buah atau sayuran.
3. Sehabis makan makanan yang manis, anak dibiasakan berkumur dengan air putih.
4. Tidak membiasakan makanan atau minuman manis di luar jam makan, sebaiknya
dibiasakan untuk memberi air putih matang yang telah didinginkan terutama saat
anak mau tidur.

d. Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi


American Academy of Pediatric Dentisty menyarankan agar kunjungan pertama
ke dokter gigi dimulai pada erupsi gigi pertama atau dimulai saat anak usia 12 bulan.
Walaupun demikian, anak-anak yang mempunyai kelainan sistemik dan menderita
trauma pada gigi sebaiknya melakukan kunjungan ke dokter gigi lebih awal agar
perawatan dapat segera dilakukan.
Pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali sangat berguna terutama dalam memonitor
pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi sejak dini.
Memeriksakan gigi mulai dari usia dini sangatlah penting, akan tetapi banyak orangtua
menganggap hal ini tidak perlu karena gigi susu anaknya berlubang. Gigi susu yang
berlubang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit, akibatnya anak menjadi
rewel dan susah makan, hal ini disebabkan gigi yang berlubang mengganggu fungsi
pengunyahan dan apabila terganggu dapat mempengaruhi nutrisi anak. Gigi susu yang
berlubang juga dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal premature atau
terpaksa dicabut sebelum waktunya. Gigi susu berfungsi sebagai fungsi sebagai
penuntun bagi pertumbuhan gigi permanen. Bila gigi susu tanggal premature,
pertumbuhan gigi permanen menjadi tidak teratur.

4. Beberapa Kelainan Gigi dan Mulut yang Sering Terjadi pada Usia Anak
Kelainan yang terjadi pada gigi dan mulut meliputi kelainan yang terjadi pada
jaringan keras seperti gigi-geligi dan tulang rahang serta kelainan pada jaringan lunak
seperti pada lidah pipi, langit-langit.
a. Kelainan pada gigi-geligi
1.1 Gigi berlubang.
Kelainan pada gigi-geligi yang sering terjadi pada anak adalah gigi berlubang.
Anak-anak yang datang berkunjung ke dokter gigi biasanya giginya sudah mengalami
kerusakan yang amat parah, gigi berlubang yang sangat besar sekali, bengkak, bahkan
ada yang ompong. Proses terjadinya lubang pada gigi dipengaruhi oleh 4 faktor
penyebab utama; yang terjadi dalam waktu bersamaan, faktor tersebut adalah
a. Kuman, terdapat pada gigi. Secara normal kuman ada dan diperlukan di rongga
mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi dapat
menjadi penyebab terjadinya lubang gigi.
b. Sisa makanan, terutama golongan karbohidrat seperti gula, roti, atau makanan
sejenis lemak lainnya yang lengket pada gigi. Sisa makanan yang melekat terus
pada gigi dapat diubah oleh kuman menjadi asam yang melarutkan email gigi
sehingga terjadi lubang gigi.
c. Gigi, dengan bentuk anatomi yang berlekuk kadang-kadang sulit untuk dibersihkan
secara sempurna dan dapat mempercepat proses lubang gigi.
d. Waktu, dari ketiga faktor di atas memerlukan proses dalam beberapa waktu yang
bersamaan.
Lubang gigi memiliki kedalaman dan besar yang berbeda-beda. Adapun derajat
keparahannya dikelompokkan menjadi :
a. Lubang pada email, biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada
rangsangan yang berasal dari makanan atau minuman yang dingin terasa linu.
Apabila rasa linu sudah muncul hendaknya segera ke dokter gigi agar dapat
dilakukan penambalan.
b. Lubang sampai dentin, ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa
makanan. Apabila makanan diangkat maka akan berkurang rasa sakitnya.
c. Lubang sampai syaraf gigi, gigi terasa sakit terus-menerus sifatnya tiba-tiba atau
muncul dengan sendirinya. Rasa sakit akan hilang sejenak apabila diberi obat
pengurang rasa sakit. Hendaknya segera datang ke dokter gigi untuk dilakukan
perawatan syaraf gigi. Perawatan syaraf gigi membutuhkan beberapa kali
kunjungan, sampai hilangnya infeksi dan setelah perawatan syaraf selesai baru
dilakukan penambalan.
d. Tipe gigi berlubang akibat meminum susu. Pemberian susu botol di malam hari
(di sela-sela waktu tidur) dan pemberian yang melebihi usia 12 bulan sering
menimbulkan gigi berlubang. Tanda-tanda gigi yang terkena adalah terlihat pada
bagian depan gigi depan atas, terlihat warna kecoklatan sampai hitam dan dapat
meluas sampai ke gigi belakang. Karies botol dapat dicegah dengan cara tidak
memberikan air susu di tengah tidur malam, dan selalu bilas dengan air putih,
biasakan anak minum susu di gelas sejak anak berulang tahun kesatu,
pemberian jus buah-buahan hendaknya menggunakan gelas, selalu
memperhatikan kebersihan rongga mulut.

1.1.2 Susunan gigi tidak teratur


Susunan gigi yang tidak teratur disebabkan oleh ukurang gigi yang lebih besar
daripada ukuran rahang. Dapat terjadi pada geligi sulung maupun gigi tetap. Upaya
pencegahan yang sangat mudah dilakukan adalah biasakan anak mengunyah makanan
(tidak dikulum/emut), berikan rangsangan makanan yang membutuhkan proses
pengunyahan (makanan jangan yang lunak), dan perhatikan saat usia pergantian gigi
sehingga tidak terjadi penumpukan gigi. Apabila susunan gigi sangat tidak teratur dapat
dilakukan perawatan dengan menggunakan kawat gigi.

1.1.3 Kegoyangan gigi


Gigi-geligi yang sudah mendekati masa pergantian dengan gigi tetap sering
mengalami kegoyangan. Kegoyangan gigi disebabkan oleh terjadinya pengurangan
panjang akar gigi akibat adanya desakan dari gigi tetap yang akan tumbuh. Apabila gigi-
geligi terlihat sangat goyang maka dapat dilakukan pencabutan sendiri dengan
menggunakan tangan, namun apabila kegoyangan gigi masih sedikit sedangkan gigi
penggantinya sudah terlihat akan tumbuh maka segera kunjungi dokter gigi untuk
dilakukan pencabutan.

1.1.4 Tumbuh gigi


Sepanjang hidup gigi mengalami 2 kali masa pertumbuhan, pertama adalah
periode pertumbuhan geligi sulung dan kedua adalah pertumbuhan geligi tetap. Cara
mengetahui pertumbuhan gigi adalah dengan melihat bagian gusi di tempat gigi akan
tumbuh, apabila terlihat tonjolan ataupun warna putih maka sebenar lagi gigi akan
tumbuh. Pertumbuhan gigi sulung dimulai pada usia 6 bulan, namun tidak perlu
khawatir apabila pada usia tersebut belum terlihat adanya tanda-tanda akan tumbuh
gigi. Gigi sulung yang pertama tumbuh adalah gigi seri pertama bawah, dilanjutkan gigi
seri depan atas, kemudian disusul dengan gigi-gigi samping. Namun urutan ini kadang-
kadang tidaklah sama.
Pertumbuhan geligi tetap dimulai dengan geraham pertama bawah. Gigi ini
sering dianggap sebagai geligi sulung, sehingga sering terjadi lubang gigi. Gigi geraham
pertama bawah akan mulai tumbuh pada usia 6 tahun, setelah itu geraham pertama
atas, dan gigi seri bawah.

1.2 Kelainan pada gusi


Kelainan pada gusi biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya sering
disebut gingivitis dan pada keadaan ini masih dapat diperbaiki dengan baik. Tetapi bila
terjadi perdarahan terus-menerus biasanya gigi akan menonjol dan akhirnya dapat
tanggal dengan sendirinya.
Penyakit pada gusi memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Rasa tidak enak pada gigi disertai bau mulut.
2. Gusi terlihat memerah dan terlihat lunak sehingga mudah terjadi perdarahan.
3. Tanggalnya gigi dengan disertai rasa sakit saat mengunyah dan sensitif terhadap
perubahan suhu.
4. Terjadi penimbunan karang gigi yang berwarna coklat, dan mengeras pada
permukaan gigi.
Apabila keadaan tersebut terjadi maka segera kunjungi dokter gigi, agar dilakukan
pembersihan karang gigi dan dokter gigi akan memberikan beberapa saran seperti
menjaga kebersihan mulut yang baik, menghindari merokok dan nutrisi yang seimbang.

1.2.1 Pembengkakan
Pembengkakan yang terjadi pada gusi dapat disebabkan adanya peradangan pada gigi
maupun pada gusi. Infeksi yang terjadi pada gigi dapat menjalar menjadi
pembengkakan pada gusi. Pembengkakan yang meluas tidak hanya terlihat di dalam
mulut namun dapat pula terlihat sampai di luar mulut. Wajah akan terlihat sembab,
disertai rasa sakit yang hebat, demam, dan dapat menyebabkan kesulitan pada saat
menelan.

1.2.2 Stomatitis apthosa (sariawan)


Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut, dapat disebabkan oleh adanya trauma
(adanya gigi yang tajam, makanan yang merangsang) maupun karena kurangnya
konsumsi vitamin. Lesi/luka tersebut akan terasa perih apabila tersenggol oleh lidah
ataupun makanan. Faktor pencetus utama terjadinya sariawan adalah rasa stres yang
kadang-kadang tanpa disadari. Perawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian
salep yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan baru agar luka segera menutup,
hindari stres, dan kurangi makanan yang merangsang.

1.2.3 Warna putih pada lidah akibat air susu


Warna putih pada lidah sering kita dapatkan pada bayi yang meminum susu. Sisa-sisa
air susu yang menempel pada lidah akan mengalami fermentasi sehingga merangsang
untuk timbulnya jamur. Selain itu pemberian susu botol yang telah melewati 3 jam dari
waktu pembuatan juga merupakan faktor pencetus terjadinya proses fermentasi.
Apabila warna putih terlihat sangat tebal dan menimbulkan bau yang kurang sedap,
maka hendaknya diberikan obat anti jamur, namun bila belum terlalu parah dapat
dilakukan penyikatan lidah dengan menggunakan sikat lidah yang lunak.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi.
Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari
terbentuknya lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan ragam
sikat gigi yang dijual di pasaran, dari yang manual maupun elektrik. Sebetulnya, apa saja
syarat sikat gigi yang bagus? Yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat.
Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi
yang ideal adalah 35 - 40 mm. Bahkan, orang dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi
anak, karena ukurannya yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling
dalam.

Tips dalam memilih sikat gigi :


1. Pilihlah sikat gigi yang kepalanya cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik
dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa panjang kepala sikat gigi 2,5 cm,
sedangkan pada anak 1,5 cm.
2. Panjang bulu sikat gigi hendaknya sama. Sikat gigi dengan bulu yang panjangnya
berbeda tidak dapat membersihkan permukaan datar tanpa menimbulkan tekanan
pada beberapa bulu sikat.
3. Tekstur bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif tanpa
merusak jaringan. Jangan memilih bulu keras sebab dapat merusak jaringan. Yang
terlalu lunak pun dikhawatirkan tidak dapat membersihkan plak dengan sempurna.
Yang paling tepat sikat gigi dengan kekakuan bulu sikat medium.
4. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang kuat dan dikontrol
dengan baik.
Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi,
biasanya dengan sikat gigi. Di Indonesia, pasta gigi sering juga disebut Odol, yaitu salah
satu merek pasta gigi. Walaupun merek ini sudah berpuluh-puluh tahun tidak lagi dijual
di Indonesia, nama Odol telah menjadi nama generik.

Tips memilih pasta gigi atau odol yang baik:


a. Pilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride. Fluoride berfungsi untuk menjaga
gigi agar tidak berlubang. Namun, anak-anak di bawah 3 tahun sebaiknya tidak
memakai odol. Pasalnya, terlalu banyak fluoride justru tidak bagus dan membuat
gigi lebih rapuh.
b. Pilih pasta gigi yang busanya tidak terlalu banyak. Busa yang terlalu banyak
menunjukkan bahwa kandungan deterjen di dalamnya juga banyak. Pendapat
bahwa semakin banyak busa semakin baik, tentu tidak benar.
c. Hindari langsung makan setelah menyikat gigi. Pasalnya, kadar asam mulut akan
turun dan fluoride pun hilang, sehingga kuman akan masuk lagi. Makan sebaiknya
1-2 jam setelah menyikat gigi.
d. Untuk menjaga kondisi gigi, setiap 6 bulan sekali anak sebaiknya dibawa ke dokter
gigi untuk dilakukan topical fluoride (pelapisan gigi). Apalagi bagi anak anak yang
malas menyikat gigi.
e. Gunakan pasta gigi yang tidak mengandung fluoride sebesar biji jagung sampai
anak berusia sekitar 2 tahun. Tunggu sampai anak berusia sekitar 3 tahun hingga ia
tidak menelan pasta gigi, sebelum anda memberikannya pasta gigi yang
mengandung flouride.

Anda mungkin juga menyukai