Anda di halaman 1dari 16

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

(Konsep, Ciri-ciri dan Jenis Belajar)

Dosen : Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd

Oleh:

Nor Azima (1910122120008)

Muhammad Rivansyah (1910122310017)

Syahriel Siddiq (1910122110007)

REG A2 2019

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmatnya, Kami sebagai peyusun makalah ini dapat menyelasaikannya secara
sederhana dan tepat waktu. Adapun makalah ini penulis rangkum dari beberapa
sumber yang dapat dipercaya yang sajiannya penulis sajikan dalam lembar Daftar
Pustaka dengan harapan makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang
“Belajar dan Pembelajaran”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat
mengikuti pembelajaran mata Belajar dan Pembelajaran di jurusan JPOK Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat tahun akademik
2020/2021
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu penulis sangat
mengaharapkan kritik dan saran guna lebih menyempurnakan penulisan makalah
pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan dan kemampuan kita.

Tanah Laut, 10 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
ISI ............................................................................................................................ 6
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran ............................................................... 6
1. Konsep Belajar ......................................................................................... 6
2. Konsep Pembelajaran ............................................................................... 8
B. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran ............................................................... 9
1. Ciri-ciri Belajar ......................................................................................... 9
2. Ciri-ciri Pembelajaran ............................................................................ 10
C. Jenis-jenis Belajar dan Pembelajaran ......................................................... 11
1. Jenis- jenis Belajar.................................................................................. 11
2. Jenis-jenis Pembelajaran ........................................................................ 13
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah belajar dikenal dalam berbagai kalangan walaupun kadang
disalahartikan atau sebagai pendapat umum saja. Misalnya, Seorang Ayah
meminta anaknya “ Kamu kerjakan tugas sekolah dulu sebelum pergi bermain ”,
maksudnya kerjakan dulu tugas yang diberikan oleh guru. Atau seorang Ibu
menasihati anaknya yang terjatuh saat belajar menaiki sepeda dengan
mengatakan “ Lain kali kamu harus lebih berhati-hati ya “, maksudnya tidak
mengulangi kesalahan serupa kedepannya. Dari contoh tersebut kita dapat
mengambil makna belajar sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan
membaca atau mengerjakan tugas dan menggunakan kesalahan sebagai
pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang.
Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas dalam masyarakat,
lebih-lebih setelah diundangkannya Undang-undang RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang segera legal formal
memberi pengertian tentang pembelajaran. Dalam pasal 1 butir 20
Pembelajaran diartikan sebagai “… proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu konsep pedagogik secara teknis
dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang potensial menghasilkan proses belajar yang
potensial menghasilkan proses belajar yang bermuara pada
berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan
pembelajaran satu sama lain mempunyai keterkaitan yang substansif dan
fungsional. Yang terletak pada simpul terjadinya perubahan perilaku
dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran dengan belajar
adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan belajar
atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran.
Misalnya seseorang berubah perilakunya yang cenderung ceroboh dalam
menyeberang jalan raya setelah secara kebetulan ia melihat ada orang lain
yang menyeberang. Tertabrak sepeda motor “karena ketidakhati-
hatiannya, oleh karena itu, dapat pula dikatakan bahwa akuntabilitas
belajar bersifat internal-individual, sedangkan akuntabilitas pembelajaran
bersifat publik.
Dalam makalah ini mempelajari tentang konsep belajar dan
pembelajaran. Secara proporsional pembahasan ini mencakup tentang: Apa
konsep belajar? Bagaimana peristiwa belajar terjadi? Bagaimana
peristiwa belajar? Apa konsep pembelajaran? Bagaimana
peristiwapembelajaran terjadi?.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Dengan belajar,
manusia melakukan perubahan- perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia
tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar bukan sekedar pengalaman,
belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana belajar?
2. Apa dan bagaimana pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana belajar
2. Untuk mengetahui apa dan bagaimana pembelajaran
BAB II

ISI
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Konsep Belajar
Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses
psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara
alami, sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai
proses psikologis- pedagogis yang ditndai dengan adanya interaksi
individu dengan lingkungan belajar yang disengaja diciptakan.

Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh


Bell- Gredler (1986:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses
yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies),
keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses
belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan
informal, keturutsertaannya dalam pendidikan nonformal.
Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dari makhluk
lainnya.

Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan


peran penting, baik dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun
modern. Pentingnya proses belajar dapat dipahami dari
traditional/local wisdom adalah ungkapan verbal dalam bentuk frasa,
peribahasa, adagium, maksim, kata mutiara, petatah-petitih atau puisi
yang mengandung makna eksplisit atau implisit tentang pentingnya
belajar dalam kehidupan manusia.
Dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan nasional konsep
belajar harus diletakkan secara substansif-psikologis terkait pada
seluruh esensi tujuan pendidikan nasional mulai dari iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Dengan kata lain konsep bellajar yang secara
konseptual bersifat content free atau bebas-isisecara operasional-
kontekstual menjadi konsep yang bersifat content-based atau
bermuatan. Oleh karena itu, konsep belajar dalam konteks tujuan
pendidikan nasional harus dimaknai sebagai belajar untuk menjadi
orang yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-
akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga neegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Karena
pendidikan memiliki misi psiko pedagogic dan sosio pedagogic maka
pengembangan pengetahuan, nilai-nilai dan sikap, serta keterampilan
mengenai keberagaman dalam konteks beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; keberagaman dalam koteks berakhlak mulia;
ketahanan jasmani dan rohani dalam konteks sehat; kebenaran dan
kejujuran akademis dalam konteks berilmu melekat; terampil dan
cermat dalam konteks cakap; kebaruan (novely) dalam konteks kreatif,
ketekunan dabn percaya diri dalam konteks mandiri; dan kebangsaan,
demokrasi dan patriotism dalam konteks warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab seyogianya dilakukan dala rangka
pengembangan kemampuan belajar peserta didik.

Belajar sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan


dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan.
Secara konseptual Fontana (1981), mengartikan belajar adalah suatu
proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai
hasil dari pengalaman. Seperti Fontana Gegne (1985) juga
menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan
yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

2. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajaer pada diri peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran
merupakan upaya sistematis untuk meningkatkan kualitas proses
belajar, tetapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran.
Proses belajar bisa juga terjadi dalam konteks interaksi sosial-kultural
dalam lingkungan masyarakat.

Konteks pembelajaran ada dua yaitu pembelajaran dalam


konteks pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan
formal yaitu pendidikan disekolah sebagian terjadi dikelas dan
lingkungan sekolah, sebagian kecil terjadi juga di lingkungan
masyarakat, misalnya pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan
diluar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra-
kurikuler (kegiatan diluar mata pelajaran, diluar kelas), dan
ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau kegiatan
diluar kurikulum yang diselenggarakan diluar kampus sekolah, seperti
kegiatan perkemahan sekolah). Dalam konteks nonformal yaitu
proses pembelajaran sebagian besar terjadi di lingkungan masyarakat,
termasuk dunia kerja, media massa dan jaringan internet. Proses
pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan kapan saja tidak
dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu.

Istilah pembelajarn merupakan istilah yang digunakan untuk


menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Menurut Gagne , Briggs, dan
Wager (1992), pembelajaran adalah serangkainan kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tiak dibatasi oleh
kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar
cetak, program radio, program televisi atau media lainnya.

B. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran


1. Ciri-ciri Belajar
Dari pengertian tentang belajar dapat disimpulkan ada beberapa
ciri belajar yang memusatkan perhatiannya pada tiga hal.
a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada
diri individu yang meliputi aspek pengetahuan (kognitif), aspek
sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
b. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan
perilaku individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan
lingkungan yang dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, seorang
anak akan mengetahui bahwa es itu dingin setelah ia menyentuh
cangkir yang berisi es batu. Disamping melalui interaksi fisik,
perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi
psikis. Misalnya, seorang anak akan berhati-hati menyeberang
jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan.
Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi
individu dengan lingkungan. Disamping itu, perubahan perilaku
karena factor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak
tidak dapat belajar berbicara sampai cukup umurnya. Tetapi
perkembangan kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada
rangsangan dari lingkungan sekitar. Begitu juga dengan
kemampuan berjalan.
c. Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku akibat
obat-obatan, minuman keras dan yang lainnya tidak dapat
dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Contoh lain seorang
atlet memenangkan lomba lari dengan waktu tercepat karena
minum obat atau doping tidak dapat dikategorikan sebagai hasil
belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan
hasil belajar akan bersifat cukup permanen.

2. Ciri-ciri Pembelajaran
Dari definisi yang sudah dibahas, maka terdapat ciri sebagai
tanda suatu proses atau kegiatan dikatakan sebagai pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Merupakan upaya sadar dan disengaja


b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan.
d. Pelaksanaan sistematis dan terkendali, baik isinya, waktu,
proses maupun hasil.

Selain itu, ciri belajar dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak


(1998) dalam Krisna1blogs.uns.ac.id yang menjelaskan bahwa ada
enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

a. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya


melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-
kesamaan yang ditentukan.
b. Guru meyediakan materi sebagai fokus berfikir dan
berinteraksi dalam pelajaran.
c. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada
pengkajian.
d. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan
tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi.
e. Orientasi pembelajaran, penguasaan isi pelajaran dan
pengembangan keterampilan berfikir.
f. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai
dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

C. Jenis-jenis Belajar dan Pembelajaran


1. Jenis- jenis Belajar
Kajian yang berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada
peserta didik sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne (1985) akan
adanya delapan jenis cara belajar sebagai berikut :

1. Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar melalui isyarat yaitu dengan melakukan atau tidak


melakukan sesuatu dengan menerima informasi dengan bentuk
tanda ataupun isyarat. Contohnya berhenti berbicara ketika
mmendapat isyarat tluntuk menyilang mulut sebagai tanda tidak
boleh ribut, atau berhenti pada saat lampu merah ketika sedang
berkendara.

2. Belajar Stimulus – Respon (Stimulus-Response Learning)

Dalam cara belajar seperti ini terjadi akibat adanya


rangsangan yang terjadi dari luar. Misalnya, menendang bola yang
ada di dekat kaki, berbaris yang rapi karena ada perintah, dan
berlari ketakutan karena dikejar anjing dan sebagainya.

3. Belajar Rangkaian (Chaining Learning)

Rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses


stimulus (S-R) yang telah dipelajari sebelumnya shingga
melahirkan respon spontan sperti konsep merah-putih, panas-
dingin, ibu-bapak, kaya-miskin, dan sebagainya.

4. Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning)


Proses belajar ini terjadi ketika individu dapat menangkap
makna yang mempunyai sifat verbal. Misalnya perahu itu seperti
badan itik atau kereta api seperti keluang (kaki seribu) atau
wajahnya seperti bulan kesiangan.
5. Belajar Membedakan (Discrimination Learning)
Dalam proses belajar ini terjadi ketika individu berhadapan
dengan suasana, benda, atau pengalaman yang luas dann mencoba
membedakan hal yang jumlahnya banyak. Misalnya, membedakan
jenis tumbuhan dari sukunya, dari urat daunnya dan menurut
tingkat kemajuannya.
6. Belajar Konsep (Concept Learning)

Belajar dengan konsep terjadi apabila individu berhadapan


dengan data maupun fakta yang bisa ditafsirkan menjadi sebuah
makna atau pengertian yang abstrak. Misalnya binatang, tumbuhan
dan manusia termasuk dalam kategori makhluk hidup; negara-
negara yang maju termasuk developed-countries; aturan – aturan
yang mengatur hubungan antar-negara termasuk hukum
internasional.

7. Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning)

Proses belajar ini terjadi ketika individu menggunakan


beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu
atau yang diberikan sebelumnya dan menerapkannya serta menarik
kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan. Misalnya,
ditemukan bahwa benda memuai bila dipanaskan, iklim suatu
tempat dipengaruhi oleh iklim geografis dan astronomis di muka
bumi, harga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan, dan
sebagainya.

8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)


Proses belajar ini terjadi apabila individu berusaha untuk
memecahkan suatu masalah yang menggunakan konsep atau
prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan. Misalnya, mengapa
harga bahan bakar naik, mengapa minat siswa masuk perguruan
tinggi menurun. Proses pemecahan masalah bisa dalam berbagai
cara atau dengan kata lain bersegi banyak dan satu sama lainnya
saling berkaitan.

Urutan jenis – jenis belajar tersebut merupakan tahapan belajar


yang bersifat hierarkis. Jenis belajar yang pertama merupakan prasyarat
bagi berlangsungnya jenis belajar berikutnya. Seorang individu tidak akan
mampu melakukan belajar pemecahan masalah apabila individu tersebut
belum menguasai belajar aturan, konsep, membedakan, dan seterusnya.

2. Jenis-jenis Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan tingkah laku awal yang harus
direncanakan didalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Menurut
Agus Suprijono (2009) jenis pembelajaran yaitu:
a. Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruction)
Model ini dikenanal dengan gaya mengajar guru yang terlibat aktif
dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan
mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Pembelajaran
langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,
pengetahuan deklaratif (pengetahua factual) serta berbagai
keterampilan.
b. Model pembelajaran koperatif (cooveratif Learning)
Pembelajaran koperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling
membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan
bahwa setiap orang dalam kelompok tergantung pada kemampuan dan
aktivitas anggota kelompok. Model pembelajaran ini mendorong
kepada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses
pembelajaran.
c. Model pembelajaran berbasis masalah
Mosel pembelajaran ini dikembangkan berdasrkan konsep oleh Jerome
Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery
learning, yakni pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
penyelidikan. Proses belajar penemuan meliputi proses informasi,
transformasi danevaluasi. Pada tahap informasi, peserta didik
memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dan
memberikan respon. Pada tahap transformasi, peserta didik melakukan
identifikasi, analisis, mengubah, mentransformasikan informasi yang
diperoleh. Pada tahap evaluasi peserta didik menilai sendiri informasi
yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi.
d. Model Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran konstektual merupakan konsep yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan merekan sebagai
anggota keluarga dan masyarakat, model pembelajaran ini bertujuan
untuk membantu siswa dalam memahami makna yang ada pada bahan
ajar, menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-
harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude.
Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude)
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa
bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang
hayat.
Ciri-ciri belajar ada tiga. Pertama, terjadinya perubahan perilaku
yang meliputi aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap dan nilai
(afektif) serta keterampilan (psikomotor). Kedua, Perubahan itu harus
merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku individu karena
adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan yang dapat berupa
interaksi fisik. Ketiga, Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan
belajar akan bersifat cukup permanen.

Jenis- jenis belajar ada 8 yaitu Belajar Isyarat (Signal


Learning), Belajar Stimulus – Respon (Stimulus-Response Learning),
Belajar Rangkaian (Chaining Learning), Belajar Asosiasi Verbal
(Verbal Association Learning), Belajar Membedakan (Discrimination
Learning), Belajar Konsep (Concept Learning), Belajar Hukum atau
Aturan (Rule Learning) dan Belajar Pemecahan Masalah (Problem
Solving Learning).

B. Saran
Saran yang bisa kami berikan perlu adanya penelitian lebih lanjut
akan upaya peningkatan proses belajar dan pembelajaran sebagai salah
satu cara memaksimalkan potensi generasi dalam membentengi dirinya
dan dapat membedakan benar salah. Kami sadar makalah yang kami tulis
masih banyak kekurangan. Dengan itu perlunya kritik dan saran dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Suciati, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Paulina Panen, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Pusat Penerbitan
UT

Haq, Adeaj. 2017. Belajar dan Pembelajaran, 29-30

Lestari, Vd. 2013. Belajar dan Pembelajaran, 29-30

Anda mungkin juga menyukai