Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PERCOBAAN L3
OSILOSKOP
Hari : Selasa Tanggal : 30 Maret 2021 Jam : 10.40-12.20

Disusun oleh :
Helmaharani Fhieraulivia 082011733042
Anggota Kelompok :
Kanwa Novas Rizky Juwidra 082011733041

Dosen Pengampu : Franky Chandra Satria A., S.T., M.T.


Jan Ady, S.Si, M.Si.
Asisten Pembimbing : Imasda Rahmatulloh
Shella Novianjani

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
A. DASAR TEORI

Osiloskop adalah salah satu alat ukur listrik yang penting disamping alat
ukur lainnya. Tidak seperti multimeter yang hanya memberikan pembacaan
suatu tegangan. Osciloskop juga memberikan gambar bagaimana tegangan
berubah dalam suatu periode waktu dan bentuk sinyal tegangan.

Bagian utama osiloskop adalah tabung sinar katode, yang memiliki bentuk
seperti gambar tersebut di bawah ini :

Cara kerja sederhana dari tabung sinar katode dibagi menjadi tiga tahap
operasional, yaitu :
1. Semua penembak elektron menghasilkan berkas sinar elektron yang bergerak
sepanjang sumbu tabung.
2. Bila pada plat-plat pengatur defleksi horisontal diberikan tegangan, berkas
sinar electron akan dibelokkan dari plat negatif ke plat positif. Sedang plat
pengatur defleksi vertikal dapat 40 membelokkan berkas sinar elektron dalam
arah vertikal ke atas atau ke bawah, bergantung pada arah-polaritas tegangan,
dan besar simpangannya ditentukan oleh besar tegangan yang diberikan.
3. Pada saat berkas sinar elektron -mengenai layar fluorescent, timbul berkas
cahaya pada layer tersebut. Cahaya yang menunjukkan posisi elektron ini
bergantung pada besar dan arah tegangan yang diberikan pada plat defleksi
vertikal dan plat defleksi horisontal.
4. Pada kabel/probe oskiloskop terdapat dua macam penyambung yaitu pengait
(panjang) digunakan sebagai masukan positif/warna merah dan penjepit
(pendek) digunakan sebagai masukan negatif/ground.(warna hitam).
Tombol-tombol dasar yang umum terdapat pada osiloskop adalah :
1. Inten : pengatur terang gelapnya garis (trace) yang tampak pada layar.
2. Focus : pengatur ketajaman trace.
3. Volt / Div : pengatur sensitivitas penguat vertikal dalam langkah tertentu
(sudah dikalibrasi oleh pabrik pembuatnya).
4. Time / Div : pengatur periode signal gigi gergaji untuk keperluan penyapuan
horizontal (horizontal sweep) agar signal yang dimasukkan ke masukan vertikal
dapat ditampilkan sebagai fungsi tinier dari waktu.
5. AC - DC - GND: menentukan jenis pengkopelan SIGNAL INPUT dengan
masukan penguat vertikal dan horisontal. AC berarti SIGNAL dikopel lewat
kapasitor, DC berarti SIGNAL dikopel langsung, GND berarti masukan penguat
dihubungkan dengan ground,
6. GND : terminal ground.
7. CH 1 atau X : terminal masukan untuk penguat horisontal
8. CH 2 atau Y : terminal masukan untuk penguat vertikal
9. Power (warna hijau): tombol ON— OFF.
10. Ext.Trig : terminal masukan untuk penyulutan (trigering) osilator horisontal
dari luar. Bila saklar triger mode di set ke variabel mode maka osilator horizontal
ditriger oleh signal yang diberikan ke masukan vertikal.
11. CH1-CH2-ADD-DUAL : terminal atau mode yang digunakan pada masukan
osiloskop. (terminal yang sedang aktif digunakan).

Sebuah rangkaian AC terdiri atas elemen-elemen rangkaian dan sumber arus


yang menghasilkan tegangan bolak balik ∆V. Tegangan yang berubah sesuai
dengan waktu ini dijelaskan sebagai

Dimana ∆V adalah tegangan keluaran maksimum dari sumber AC atau


amplitudo tegangan. Dimana frekuensi sudut dari tegangan AC adalah
Dimana f adalah frekuensi sumber dan T adalah periodenya. Sumber
menentukan frekuensi dati arus pada rangkaian apapun yang terhubung
dengannya. Oleh karena tegangan keluaran dari sebuah AC berubah secara
sinusoida terhadap waktu, maka tegangan bernilai positif selama setengah siklus
dan negative selama setengah siklus sisanya. Hal penting dalam rangkaian AC
adalah nilai rata-rata arus, yang disebut arus rms. Tegangan bolak balik juga
paling mudah dibahas dalam kaitangnya dengan tegangan rms dan hubungannya
identik dengan arus (Serway, 2010: 642)

B. TUJUAN
1. Mengukur besar tegangan AC dan DC
2. Mengukur besar frekuensi sinyal AC
3. Mengukur besar frekuensi sinyal AC dengan pola Lissajous
4. Mengukur beda fase rangkaian RL dan RC dengan pola Lissajous

C. ALAT DAN BAHAN


1. Osiloskop
2. Audio Frequency Generator (AFG)
3. Adaptor 220 – 6V
4. Rangkaian R LC
5. Kabel-kabel penghubung

D. PROSEDUR EKSPERIMEN
Pertama-tama, praktikan mengukur tegangan AC dengan mengatur AFG
pada frekuensi 50 Hz, kemudian dihubungkan dengan osiloksop ke Chx
(CH1). Setelah itu mengatur tombol AC-GND-DC ke posisi AC dan
mengatur tomblol CH1-CH2-dual-Add ke posisi CH1. Setelah itu praktikan
mengatur tomblok Volt/DIV sehingga diperoleh amplituso yang besar dan
dicatat nilainya, kemudian menghitung jumlah skala (Div) vertical puncak
ke puncak.
Untuk mengukur frekuensi, praktikan pertamatama mengatur
Time/Div sehingga dipeoleh Panjang gelombang yang bear dan dicatat
nilainya, kemudian menghitung jumlah skala (Div) horizontal untuk satu
siklus (satu gelombang).
Untuk mengukur tegangan DC, praktikan melepaskan hubungan
dengan AFG, kemudian dihubungkan dengan adaptor, setelah itu mengatur
tomblok AC-DC padaadaptop pada posisi DC dan mengarahkan tombol AC-
GND-DC pada posisi GND sehingga trace akan menunjuk tegangan nol.
Kemudian mengarahkan tombol padaposisi DC dan trace akan bergeser ke
atas (positif) atau ke bawah (negatif).
Untuk mengukur frekuensi dengan pola Lisajous, praktikan
melakukan Langkah kerja seperti pada awal praktikum, kemudian mengatur
Time/Div pada posisi H-in. Setelah itu menghubungkan AFG ke X-input
(CH1) dan adaptor pada posisi AC ke Y-input (CH2). Kemudian mengatur
f-AFG=25, 50, 75, dan 100 Hz. Setelah itu mengamati masing-masing
bentuk pola Lisajous dan nilai f-adaptor dari masing-masing pola. Dalam
praktikum ini, praktikan mengatur AFG sehingga gambar yang terbentuk

bergerak secara lambat.

Untuk pengukuran beda fase, pertama-tama, praktikan melepas


semua hubungan dengan AFG maupun adaptor dan mengatur osiloskop
seperti lagkah awal. Kemudian praktikan membuat rangkaian seperti pada
gambar 6a. dan mengatur f-AFG=10 kHz. Setelah itu mengatur semua
tombol AC-GND-DC pada kedua channel pada posisi AC dan mengamati
pola Lisajous yang terbentuk, serta mencatat y dan Vm. Kemudian
mengubah nilai f-AFG menjadi 50 Hz seperti gambar 6b.
E. DATA PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai