Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

BERJUDUL : PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI

SD/MI
MATAKULIAH : PEMBELAJARAN B.INDONESIA DISD

Diresume Oleh :BobbySetiawan (1805115021)


Pendahuluan
Menurut Syaiful Sagala pembelajaran adalah memberlajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Sebagai guru atau calon guru, tentu
sudah banyak membaca berbagai konsep atau pengertian pembelajaran. Prinsip pembelajaran
merupakan panduan dalam melaksanakan kegiatan berlajar.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD sebagai-mana dinyatakan oleh Akhdiah dkk.


Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dilaksanakan secara integrative . Pembelajaran
bahasa Indonesia secara terpadu sepatutnya dilaksanakan di SD sesuai dengan cara anak
memandang dan menghayati dunianya.

Pembahasan
A. Pengertian Prinsip Kontekstual
kontekstual diartikan sebagai makna yang muncul berdasarkan konteksnya. Makna
kontekstual dapat muncul karena situasi, tempat, lingkungan atau waktu. Menurut para ahli
Purnomo (2002:10) mengungkapkan bahwa kontekstual adalah pembelajaran yang
dilakukan secara konteks, baik itu konteks linguistic maupun konteks nonlinguistik.
Sementara Depdiknas (2002:5) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata peserta didik dan
mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran yang holistik (pengertian
holistik menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah secara keseluruhan) dan bertujuan
membantu peserta didik untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya
terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks sosial, pribadi, kultural dan
sebagainya) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis
dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Menurut depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

a. Mengkaji konsep atauteori yang akan dipelajari oleh siswa


b. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian
secara seksama
c. Mempelajari lingkungan sekolah atau tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih
dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran
kontekstual.
d. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan
mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka
e. Melaksanakan penilaian terhadap pemhaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan
bahan refleksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pembelajaran prinsip kontekstual terdapat tujuh


komplemen untuk pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan
(inquiry), refleksi, Masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya
1. Kontruktivisme
Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan yang mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru.
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
a. Peserta didik aktif membina pengetahuan berasaskan pengaman yang sudah ada
b. Dalam konteks pembelajaran, siswa harus mampu melatih pengetahuan secara
mandiri
c. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh siswa sendiri melalui proses
saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran
terbaru
d. Bahan pengajar yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan
pengalaman pelajar untuk menarik minat peserta didik.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan (inquiry) artinya yaitu mengandung proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya. Misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. Adapun langkah-langkah inquiry yaitu:
a. Menentukan masalah
b. Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan
c. Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan
d. Perumusan keterangan yang diperoleh
e. Analisis proses inquiry
3. Masyarakat Belajar
Masyarakat belajar adalah pembelajaran dilakukan dalam bentuk
kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama, kelompok
belajar terdiri atas peserta didik yang kemampuannya heterogen. Sejak dulu cara
belajar ini telah ada, yaitu bahwa dalam kelas mesti terdapat kegiatan belajar yang
mengaktifkan siswa. Hanya saja kadar keterlibatan siswa berbeda-beda. Siswa pada
hakikatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas
maka kewajiban gurulah untuk memberi stimulus agar siswa mampu menampilkan
potensi itu, sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-
keterampilan pada siswa sesuai dengan taraf perkembanganannya sehingga siswa
memperoleh konsep.
4. Pemodelan
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau
dipelajari mula-mula dengan mengamati dan menirukan model. Jadi pemodelan
adalah pembelajaran dimana guru atau model memeragakan suatu pembelajaran
agar siswa mudah mengerti. Contoh dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Guru olahraga memperaktikkan cara bermain bola dengan benar.
b) Guru mengundang seorang pengrajin yang memperagakan cara
menganyam.
c) Guru memperagakan cara membaca puisi yang baik dan benar.
5. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang berupa penilaian yang dilakukan guru
terhadap siswa setelah melakukan serangkaian pembelajaran. Tujuan dan refleksi
adalah untuk mengetahui sampai mana keberhasilan guru dalam menjelaskan suatu
materi dengan metode, strategi tertentu, refleksi juga bertujuan untuk
mengidentifikasi kekurangan guru dalam menyampaikan materi. Kesan dan pesan
juga dapat disampaikan secara langsung, dapat juga melalui diskusi.
6. Penilaian Sebenarnya
Pada penilaian sebenarnya guru tidak hanya menlai dair segi kognitifnya saja,
tetapi juga segi afektif dan psikomotoriknya. Nuhadi mengemukakan bahwa
karakteristik authentic assesment adalah sebagai berikut:
a) Melibatkan pengalaman yang nyata.
b) Dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
c) Mencakup penilaian pribadi.
d) Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta.
e) Berkesinambungan
f) Terintegrasi
g) Umpan balik
h) Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.

7. Bertanya
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dalam interaksinya dua
arah antara guru dan siswa. Pertanyaan merupakan suatu stimulus yang mendorong
anak untuk mau berfikir dan belajar sehingga anak akan lebih mudah menguasi
materi. Guru dapat bertanya diawal, saat proses pembelajaran dan di akhir
pembelajaran. Kegiatan bertanya tidak hanya antara guru dan siswa tetapi juga
antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa.

B. Prinsip Integratif
Prinsip pembelajaran integratif merujuk pada pendekatan pembelajaran menyeluruh.
Prinsip pembelajaran ini berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa,
misalnya tata bahasa dan kosa kata disajikan secara utuh dan bermakna dan dalam situasi
nyata atau otentik. Kita mengajarkan kosa kata, bisa dipadukan pada pembelajaran
membaca, menulis, atau berbicara. Mengajarkan kalimat, bisa kita padukan dengan
menyimak, berbicara, membaca, atau menulis.
Pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang menggabungkan beberapa aspek cara
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling berhubungan di dalam beberapa
aspek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut. Pembelajaran terpadu membantu
menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani
pemahaman yang terkait, pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang konsep-konsep yang sedang dipelajari, dan akan terjadi transfer
pemahaman dari satu konteks ke konteks yang lain. Melalui pembelajaran terpadu terjadi
kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-
orang/narasumber lain, belajar menjadi lebih menyenangkan, belajar dalam situasi yang
lebih nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.
C. Prinsip Fungsional
Bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajah
dunia, untuk berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri
sebagai manusia. Para peneliti bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan manifestasi
kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang
lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri sebagai manusia.
Menurut Slobin, teori Fungsional pada asas fungsional, perkembangan diikuti oleh
perkembangan kapasitas komunikatif dan konseptual yang beroperasi dalam konjungsi
dengan skema batin konjungsi. Sesuai dengan pendapat di atas, proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 diawali kegiatan mengamati oleh siswa dengan cara melihat, membaca,
mendengar dan menyimak tentang masalah yang berkaiatan dengan materi pelajaran.
Langkah selanjutnya kegiatan menganalisis dengan cara mengumpulkan informasi,
menghubungkan informasi yang didapat oleh siswa, dan menentukan keterkaitan antara
informasi yang satu dengan lainnya . Prinsip fungsional dalam pembelajaran bahasa pada
hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif. Dengan kata
lain, sumber belajar terdiri atas guru, peserta didik, dan lingkungan.
Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan di
antaranya:
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis.
• Menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta
kematangan emosional dan social.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus
budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. (BSNP, 2006:10).

Tujuan dan fungsi pembelajaran bahasa Indonesia adalah merupakan salah satu alat
penting untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, antara lain:
• Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa, dan
satu bahasa.
• Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan,
• Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan praktis,
• Memupuk dan mengembangkan ketrampilan untuk memahami, mengungkapkan dan
menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan
(Depdikbud,1995/1996:2).

D. Prinsip Apresiatif
Prinsip apresiatif lebih ditekankan pembelajaran sastra. Istilah apresiatif berasal dari
kata kerjadalam bahasa Inggris «appreciate» yang berarti menghargai, menilai, menjadi
kata sifat «appresiative» yang berarti senang . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
«apresiasi» berarti « penghargaan».
Prinsip apresiatif ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran bahasa, tetapi juga
untuk pembelajaran aspek yang lain seperti keterampilan berbahasa . Dalam hal ini
pembelajaran bahasa dapat di padukan dalam pembelajaran keempat keterampilan
berbahasa tersebut.Sesuai dengan Kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak
hanya dimuati aspek dan keterampilan berbahasa saja namun juga dimuati apresiasi sastra.
Oleh karena itu, prinsip apresiatif tidak hanya untuk kegiatan berbahasa namun juga
mencakup kegiatan apresiasi sastra.

Kesimpulan

Prinsip – prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia di SD terbagi menjadi 4 prinsip, yaitu


prinsip kontekstual ialah prinsip yang membantu peserta didik untuk memahami makna
materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
sosial, pribadi, kultural dan sebagainya). Prinsip kontekstual terdapat tujuh komplemen untuk
pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan (inquiry), refleksi,
Masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai