Anda di halaman 1dari 67

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1. Hasil Pengkajian


3.1.1. 5 M (Man, Material and Machine, Method, Money, Market)
1. Man
a. Kuantitas Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Lantai 3 Unit II adalah
19 orang dengan rincian sebagai berikut :
Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Lantai 3 Unit 2 Rumah


Sakit Panti Nirmala Malang
No Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah Prosentase
. total
1. S1 PNS 0
1 5%
Keperawatan Non PNS 1
2. DIII PNS 0
Non PNS 19 19 95%
Keperawatan
Magang 0
3. DIII Kebidanan PNS 0 0 0%
Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa


sebagian perawat lantai 3 unit 2 yaitu 95 % berpendidikan DIII
Keperawatan dan hanya 5 % yang berpendidikan S1, sehingga perlu
ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria masuk tidak
ada spesifikasi khusus.

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

9
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan
kualifikasi tenaga perawat di Lantai 3 Unit 2 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang di Lantai 3 Unit II RSUD


Panti Nirmala Malang
No Nama Pendidikan Masa Jenis Pelatihan yang Ket
Kerja Ketenagaan pernah diikuti

1. FC Niluh S1 Non PNS


Purba Keperawatan
CH

2. Dewi D3 Non PNS


Agustina Keperawatan
3. Kristina D3 Non PNS
Ana Keperawatan
4. Widya D3 Non PNS
Kebidanan &
D3
Keperawatan
5. Yunia D3 Non PNS
Rika Keperawatan
6. Theresia D3 Non PNS
Risang Keperawatan
7. Yunia P D3 Non PNS
Keperawatan
8. Afi D3 Non PNS
Keperawatan
9. Dwi D3 Non PNS
Rinda Keperawatan
10. Uul D3 Non PNS
Keperawatan
11. Evita D3 Non PNS
Keperawatan
12. Eny D3 Non PNS
Keperawatan
13. Trisna D3 Non PNS
Keperawatan
14. Kenny D3 Non PNS
Susan Keperawatan
15. Fransisk D3 Non PNS

10
a Dea Keperawatan
16. Ristin D3 Non PNS
Keperawatan
17. Nuraini D3 Non PNS Cuti
Keperawatan melahi
rkan
18. Siska D3 Non PNS
Risa Keperawatan
19. Carita D3 Non PNS
Intan keperawatan
20. Chusnun D3 Non PNS
Nadiroh keperawatan

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa semua


perawat di Ruang 3 Unit II Non PNS.

c. Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan


pasien
Tingkat Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan
pasien di Lantai 3 Unit 2 pada tahap pengkajian yakni tanggal 3-4
November 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Lantai 3 Unit 2


RS Panti Nirmalapada tanggal 2 November 2015
Ruangan Skor Ketergantungan
I B 315 P
I B 305 P
Bed 1
I B 305 P
Bed 2
I B 306 P
II B 304 P
Bed 1
II B 304 P
Bed 2
II B 303 P
Bed 1
II B 303 P
Bed 2
II B 302 P
Bed 1
II B 302 P
Bed 2

11
II B 301 P
Bed 1
Kelas Utama P
Kelas Utama P

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 2


November 2015 terdapat 13 pasien, sebanyak 0 % pasien yang dirawat
memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 100 % pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial, 0 % pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total.

Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Lantai 3 Unit 2


RSPanti Nirmala pada tanggal 3 November 2015
Initial Skor
Tim Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Ny. A Gastritis M
Ny. S CVD M
Tn. B Vertigo + CKR M
1
Ny. R Pneumonia + TB Paru P
Ny. S Pneumonia,anemia, P
hiperkalemia
Tn. G DM Tipe 2 P
Tn.S Stroke M
2 Ny. L CVA P
Ny. P NHL Axilla (S) stadium IIIA M
Ny. S Anemia P
TN. E CVA infark hemoragic P
Nn. F CVA infark M
3
Tn. D Gastritis P
Tn. G Brain Tumor P

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care


Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 3
November 2015 terdapat 14 pasien, sebanyak 57,1% pasien yang dirawat
memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 42,9 % pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial, 0 % pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total.

Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Lantai 3 Unit 2 RS


Panti Nirmala pada tanggal 4 November 2015
Initial Tingkat
TIM Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
1 Tn. B Comotio Cerebri M

12
Ny. R TB P
Ny. M Osteoporosis T
Tn. G Vomiting P
Nn. S Diare Kronik P
Tn. H CVA Infark P
2
Ny. S Anemia P
Ny. R Insect Bite P
Ny. E SLE T
Ny. S Diare Kronik P
Tn. Dj General Weakness P
3 Tn. E CVA M
Tn. G Brain Tumor M
Tn. D Gastritis P

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care


Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 4
November 2015 terdapat pasien, sebanyak 21,4 % pasien yang dirawat
memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 64,3 % pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial, 14,3 % pasien yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan total.

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Kebutuhan tenaga perawat di suatu unit RS dapat dihitung
menggunakan pedoman rumus dari Depkes (2002) dimana dihitung
dengan keadaan rata-rata jumlah jam perawatan pasien selama 3 bulan
terakhir, yaitu :
a. Kebutuhan tenaga
Jumlah jam perawatan perhari
Jam Kerja efektif
Perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan (faktor
koreksi) dengan : cuti, hari besar dan hari libur perawat dalam hal ini
disebut Loss Day.
b. Loss day
(Jumlah hari minggu 1 thn + Cuti + Hari besar) x Kebutuhan Tenaga
Jumlah hari kerja efektif pertahun
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
c. Tugas non keperawatan
(Kebutuhan tenaga + Loss day) x 25 %

13
Jumlah kebutuhan tenaga = Kebutuhan tenaga + Faktor koreksi
(Loss day + Tugas non Keperawatan)
Dari rumusan di atas, maka untuk mengkaji jumlah kebutuhan di
Lantai 3 Unit 2 adalah sebagai berikut :
Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Lantai 3 Unit 2
Tanggal 2 November 2015
Waktu perawatan langsung
Total care : 0 orang x 6 jam = 0 jam
Partial care : 13 orang x 4 jam = 52 jam
Minimal care : 0 orang x 2 jam = 0 jam +
Total waktu perawatan langsung = 52 jam
Waktu perawatan tidak langsung
13 klien x 1 jam = 13 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan


13 klien x 15 menit = 195 menit = 3,25 jam +
Total jam perawatan = 68,25 jam
Rata-rata total jam perawatan = 68,25 : 13 orang = 5,25 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari


Total waktu keperawatan = 68,25 = 9,75 = 10
Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift


Pagi = 47% x 10 = 4,7 orang = 5 orang
Sore = 35% x 10 = 3,5 orang = 3 orang
Malam = 17% x 10 = 1,7 orang = 2 orang

Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Lantai 3 Unit 2


Tanggal 3 November 2015
Waktu perawatan langsung
Total care : 0 x 6 jam = 0 jam
Partial care : 8 x 4 jam = 32 jam
Minimal care : 6 x 2 jam = 12 jam +

14
Total waktu perawatan langsung = 44 jam

Waktu perawatan tidak langsung


14 klien x 1 jam = 14 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan


14 klien x 15 menit = 210 menit = 3 jam 30 Menit +
Total jam perawatan = 61,30 jam
Rata-rata total jam perawatan = 61,30 : 14 = 4,3 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari


Total waktu keperawatan = 61, 30 = 8,7 = 9 orang
Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift


Pagi = 47% x 9 = 4,2 orang = 4 orang
Sore = 35% x 9 = 3,1 orang = 3 orang
Malam = 17% x 9 = 1,5 orang = 2 orang

Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Lantai 3 Unit 2


Tanggal 4 November 2015
Waktu perawatan langsung
Total care : 2 x 6 jam = 12 jam
Partial care : 9 x 4 jam = 36 jam
Minimal care : 3 x 2 jam = 6 jam +
Total waktu perawatan langsung = 54 jam

Waktu perawatan tidak langsung


14 klien x 1 jam = 14 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan


14 klien x 15 menit = 210 menit = 3,5 jam +
Total jam perawatan = 71,5 jam
Rata-rata total jam perawatan = 71,5 : 14 = 5,10 jam

15
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 71,5 = 10,2 = 10 orang
Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift


Pagi = 47% x 10 = 4,7 orang = 5 orang
Sore = 35% x 10 = 3, 5 orang = 3 orang
Malam = 17% x 10 = 1,7 orang = 2 orang

Jumlah rata-rata jam perawatan tiap pasien selama 3 hari


( 5,25 jam + 4,3 jam + 5,10 jam) : 3 = 3,4 jam
Jumlah rata-rata kebutuhan tenaga perawat selama 3 hari
(10 orang + 9 orang + 10 orang) : 3 = 10 orang

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata


jumlah perawat perhari adalah 10 orang, sedangkan jumlah perawat di
Ruang 3 Unit II adalah 19 orang perawat.

2. Material and Machine


a. Fasilitas untuk Pasien
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Lantai 3 Unit
2 RS Panti Nirmala tentang inventaris, fasilitas dan bahan obat-
obatan yang tersedia dengan perincian sebagai berikut :
Kapasitas Lantai 3 Unit 2 ada 22 tempat tidur, terdiri dari :
1) Kelas Utama
Terdiri dari 1 kamar untuk 1 penderita, 1 naskas, 1 meja mayo, 2
sofasingle, 1 meja sofa, 1 buah lemari 1 pintu, 1 buah TV 21”, 1
buah AC, 1 buah jam dinding, 4 buah lampu TL 40, 1 lampu PLS,
1 buah lampu tidur, 1 buah cermin, 1 buah tempat sampah, 1
Wastafel, 1 toilet.
Toilet : Closet duduk, shower, kotak sampah, pegangan, lampu,
ventilasi, keset.
2) Kelas I

16
Terdiri dari 1 kamar untuk 1 penderita, 1 buah naskas, 1 buah
lemari semi buffet, 2 sofa single, 1 meja mayo, 1 meja sofa, 1 AC
1 PK, 1 buah jam dinding, 2 buah lampu TL 40, 2 buah lampu
tidur, 1 buah cermin, 1 buah tempat sampah, 1 toilet.
Toilet : Closet duduk, shower, kotak sampah, pegangan, lampu,
ventilasi, keset.

3) Kelas II
Terdiri dari 1 kamar untuk 2 penderita, 2 naskas, 2 buah kursi
kerja, 1 buah TV 21”, 1 buah exhaust fan dinding, 1 buah jam
dinding, 2 buah lampu TL 40, 1 buah lampu PLS, 2 buah lampu
tidur, 1 buah tempat sampah, 1 toilet.
Toilet : Closet duduk, shower, kotak sampah, pegangan, lampu,
ventilasi, keset.

b. Fasilitas untuk perawat


Nurse station
Terdapat nurse station dengan kondisi cukup rapi dan
sudah terstrukur mengenai penempatan status dan dokumen
asuhan keperawatan. Nurse station berada di tengah-tengan
lantai 3 unit 2, perawat dapat mengakses pasien dengan cepat
karena letaknya di tengah-tengah kamar pasien. Untuk
dokumentasi dilengkapi dengan 1 buku dokumentasi laborat, 1
buku laporan pulang, 1 buku kuitansi, 1 buku apotek (serah terima
obat).

Toilet
Terdapat 1 toilet yang cukup bersih, lokasinya terletak di
dekat ruang spolhoex.
Ruang Ganti
Terdapat 2 ruang ganti yang letaknya: ruang ganti 1
letaknya berdampingan dengan toilet, sedangkan ruang ganti 2
letaknya di belakang nurse station.
Pantri

17
Terdapat 1 pantri, letaknya berdampingan dengan ruangan
kepala perawat. Terdapat alat makan dan masak sesuai
kebutuhan pasien dan petugas kesehatan.
Ruang Kepala Perawat
Ruang kepala perawat terletak berdampingan dengan
dapur. Terdapat peralatan dan perlengkapan yang dapat
mendukung pelaksanaan tugas kepala perawat.
Ruang Obat
Terdapat 1 ruang obat yang terletak dekat dengan nurse
station. Ruang obat merupakan tempat menyimpan obat- obatan,
dan tempat mempersiapkan obat sebelum diberikan ke pasien.
Ruang Linen Bersih
Terdapat 1 ruang tempat menyimpan linen bersih.
Ruang spoelhoek
Terdapat 1 ruangan spoelhoek,terletak berdampingan
dengan toilet khusus perawat. Dipergunakan untuk menyimpan
linen kotor, dan untuk dekontaminasi peralatan yang akan
digunakan untuk pasien dan perawat.
Gudang
Terdapat 1 gudang penyimpanan barang- barang di lantai 3 unit 2.

c. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan


3.7. Daftar Inventaris Alat Keperawatan Tahun 2015 Lantai 3 Unit II
Bulan November 2015 dengan Kapasitas 22 Tempat Tidur
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Bengkok disposible 22 22
2. EKG 1 1
3 Syringe Pump 2 1
4 Nebulizer 2 2
5 Emergency Kit 1 1
6 Stetoskopdewasa 4 4
7 Stetoskop anak 1 1
8 Tensimeter air raksa 1 1
berdiri
9 Tensi meter air raksa 4 3
duduk
10 Termometer rektal 1 1
11 Termometer air raksa 12 12
12 Ambu bag 1 1

18
13 Suction 1 1
14 Pengaman tempat tidur 22 22
(bedsaid rail)
15 Hands rub 22 22
16 Pulse oxymetri 1 1
17 GDA stick 1 1
18 Oksigen central 25 18 7
19 Humidifier 25 18 7
20 Identitas kamar 15 15
21 Rambu – rambu 6 6
dilarang merokok
22 Kursi petuga jaga 4 4
23 Hydrant 2 2
24 APAR 1 1
25 Heat detector 8 8
26 Smoke detector 1 1
27 Sprinkler 30 30
28 Washtafel 2 2
29 Hands rub 3 3
30 Safety box 1 1
31 Tempat sampah 1 1
infeksius (sitostatis)
32 Tempat sampah 1 1
infeksius
33 Tempat sampah non 9 9
infeksius
34 Playboth 1 1
35 Sterilisasi obat 1 1
kemoterapi
36 Gliserin spuit 1 1
37 Reflek hammer 1 1
38 Gunting verban 1 1
39 Alat Penumpuk Obat 1 1
40 Timbangan BB 2 1 1
41 Cangkir kapas alkhohol 2 0 2
42 Troli injeksi 2 1 1
43 Troli Instrumen 1 1
44 Troli emergency 1 0 1
45 Troli Obat 1 1
46 Lampu Baca Foto 1 1
47 Irigator 1 0 1
48 Urinal 25 25
49 Pispot 25 25
50 Standar Infus Stenlis 25 25
Stelan Bed
51 Standar Infus Stenlist 8 8
Beroda

19
52 Sputum Pot 24 24
53 Bengkok Sedang 25 25
54 Tourniket 2 2
55 Name holder 25 25
56 Pemotong ampul 1 1
57 Tempat Oplos Obat 1 1
Kemo
58 Blood Warmer 1 1
59 Resusitator Dewasa 1 1
60 Resusitator Anak 1 1
61 Suction Lendir 1 1
62 Auto Klik 1 1
Jumlah 416 394 20

d. Daftar peralatan inventaris cleaning service


3.8. Daftar inventaris Alat Cleaning Service Tahun 2015 Lantai 3 Unit II
Bulan November 2015 dengan Kapasitas 22 Tempat Tidur
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Troli double bucket 1 1
2. Duspen tertutup 1 1
3 Duspen 1 1
4 Ember 10 liter 2 2
5 Kain mooping 2 2
6 Kanebo 1 1
7 Kapi 1 1
8 Karet dorong 1 1
9 Kuas 1 1
10 Revil lobby medium 2 2
11 Revil lobby panjang 1 1
12 Roll kaca 1 1
13 Sapu ijuk 2 2
14 Sepatu boot 2 pasang 2 pasang
15 Sikat pendek 1 1
16 Sikat tangkai 1 1
17 Sikat toilet 1 1
18 Spayer 2 2
19 Stick dinding 2 2
20 Stick kaca 1 1
21 Stick lobby 2 2
22 Stick mooping 2 2
23 Tempat sampah induk 3 3
24 Gayung 1 1
25 White floor 2 2
26 Kunci gudang cleaning 1 1
service
27 Tulisan mohon lift dalam 1 1
pembersihan
28 Tulisan maaf toilet dalam 1 1

20
pembersihan
Jumlah 40 40
Rata-rata

e. Daftar inventaris alat tenun


3.9. Daftar Inventaris Alat Tenun Tahun 2015 Lantai 3 Unit II Bulan
November 2015 dengan Kapasitas 22 Tempat Tidur
Jumlah
Jumlah Mutasi
No. Nama Barang baru
Lama
Hilang Kembali Tambah
1. Alas + tutup troli linen 2 2
bersih
2. Alas piring 12 12
3 Baju infus besar 110 110
4 Baju infus kecil 10 10
5 Bantal besar 48 48
6 Bantal kecil 4 4
7 Bad cover 23 3 20
8 Celana pasien 20 20
9 Gorden jendela 34 34
10 Gorden jendela vitrage 18 18
11 Gorden pasien 38 38
12 Gorden pasien 35 35
cadangan
13 Guling dakron 10 10
14 Handuk 6 6
15 Kain kemoterapi 2 2
16 Keset handuk 48 48
17 Laken 88 88
18 Lap bongkar 49 49
19 Lap piring 40 40
20 Lap tangan handuk kecil 250 250
21 Masker kain 6 6
22 Skoret kain 30 30
23 Skoret kemoterapi 2 2
24 Skoret plastic 1 1
25 Skoret plastic lengan 2 2
panjang
26 Sel panjang 25 25
27 Sel pendek 30 30
28 Selimut 64 64
29 Sloop bantal besar 100 100
30 Sloop bantal kecil 4 4
31 Sloop guling 20 20
32 Steek laken 122 122
33 Tali pasien 10 10
34 Taplak 3 3
35 Tile 6 6

21
36 Topi karyawan 4 4
37 Tutup suction 2 2
38 Kantong keset 1 1 2
39 Kantong lap tangan 1 1
Jumlah 1280 1278
Rata – rata

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa peralatan inventaris


alat tenun sudah sesuai standart.

f. Daftar lembar pendokumentasian


3.10. Fasilitas untuk pendokumentasian Tahun 2015 Lt.3 Unit II RSPN
Bulan November 2015 dengan Kapasitas 22 Tempat Tidur
No Lembar Pendokumentasian
1 Penilaian riwayat jatuh
2 Form informasi dan edukasi
3 Permintaan darah untuk transfusi
4 Lembar pemberian cairan
5 Lembar persetujuan tindakan medis
6 Lembar persetujuan tindakan kedokteran
7 Lembar instruksi dan laporan perawatan
8 Lembar konsultasi dan lembar jawaban
9 Tindakan keperawatan
10 Lembar perencanaan pasien pulang
11 Persetujuan pembayaran
12 Persetujuan tindakan kemoterapi, kateter, NGT
13 Lembar assessment kebutuhan edukasi
14 Lembar persiapan gastroskopi dan endoskopi
15 Lembar cacatan perkembangan pasien
16 Lembar cek list pre operatif
17 Lembar assessment pre anastesi
18 Lembar hasil lab, X-Ray,EKG, EEG
19 Lembar TTV

3. Method
Metode yang diterapkan di Lantai 3 Unit II Rumah Sakit Panti
Nirmala adalah model TIM

Kepala Ruangan

PJ 1 PJ 2 PJ 3

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2 Ketua Tim 3

22
Lantai 3 Unit II saat ini menggunakan model asuhan keperawatan
yang jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah metode tim yang
terdiri atas anggotanya yang berbeda – beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat Lantai 3 Unit II dibagi
menjadi 3 tim, yaitu tim 1 bertanggung jawab atas R. 301-304, tim 2
bertanggung jawab atas R.305-308, dan tim 3 bertanggung jawab atas R.
310-317.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung
jawab apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya
ditentukan oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan ketersediaan tenaga keperawatan

Tindakan Keperawatan di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala


a. Operan
No. Aspek yang Dinilai Tanggal
02/11//15 03/11/15 04/11/15
1. Kedua kelompok dinas sudah siap √ √ √
2. Shift yang mau menyerahkan/ √ √ √
mengoperkan mempersiapkan hal –
hal yang akan disampaikan
3. Ketua tim/ kepala jaga yang mau √ √ √
menyerahkan/ mengoperkan
menyampaikan :
a. Kondisi/ keadaan umum klien
b. Tindak lanjut untuk dinas yang
menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang
menerima operan
4. Penyampaian nomor 3 dilakukan √ √ √
dengan jelas, singkat, akurat dan
tidak terburu-buru
5. Ketua tim dan semua anggota tim √ √ √
bersama-sama langsung melihat
keadaan klien
6. Tim yang mengoperkan tugas √ √ √
memberi kesempatan kepada tim

23
yang akan menjalankan tugas untuk
bertanya
7. Tim yang mengoperkan tugas √ √ √
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
Total nilai 7 7 7
Prosentase 100 % 100 % 100 %

Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shifty satu ke
shift lain dengaan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan
mampu mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan
dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratang perlu
diperhatikan agar operanur. Operan dilakukan sebesar 100% pada tanggal
07 – 09 September 2015 sehingga dapat disimpulkan bahwa operan yang
dilakukan sesuai dengan juknis yang berlaku. Adapaun beberapa hal yang
perlu diperhatikan agar operan efektif adalah operan dilaksanakan tepat
waktu saat pergantian dinas sesuai yang telah disepakati, operan dipimpin
oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah berdinas.

b. Pre Conference
No Aspek yang Dinilai Tanggal
. 07/09/15 08/09/15 09/09/15
1. Semua anggota tim hadir dalam √ √ √
diskusi awal (konferensi awal)
2. Memberi pengarahan kepada √ √ √
anggota tim tentang rencana asuhan
pasien pada hari tersebut
berdasarkan hasil evaluasi kemarin

24
dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal – hal yang
disampaikan oleh PP meliputi
- Keadaan umum klien
- Keluhan klien
- Tanda-tanda vital dan kesadaran
- Hasil pemeriksaan laboratorium/
diagnostik terbaru
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan hari ini
- Perubahan terapi medis
- Rencana medis
3. Memberi penugasan kepada anggota √ √ √
tim bila ada pasien baru
4. Memberi kesempatan kepada √ √ √
anggota tim untuk bertanya
5. Memberi penekanan pada hal – hal √ √ √
yang perlu diperhatikan
6. Memberi kesempatan pada √ √ √
pendidikan pasien
7. Membahas pasien-pasien yang √ √ √
menjadi prioritas pada shift tersebut
8. Menanyakan kesiapan fisik, mental - - -
anggota dalam melakukan asuhan
9. Semua anggota tim menyepakati - - -
pertemuan diskusi akhir
10. Mengucapkan selamat bekerja - - -
kepada anggota tim
Total nilai 7 7 7
Prosentase 70 % 70 % 70 %

Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

25
KETERANGAN
Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre
conference mendiskusikan tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. dalam pre conference para instruktur
klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam conference
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang (Sitorus, 2005; Huber, 2006).
Di ruang Lantai 3 unit II RS Panti Nirmala pre conference tidak dilakukan
secara formal akan tetapi disampaikan bersamaan dengan operan. Hal ini
dilakukan karena keterbatasan waktu.

Pre - Conference
Dilakukan Tidak dilakukan
20%; 20%

80%; 80%

Gambar : 2.1 Tabel Pre Conference

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 aspek yang harus
dilakukan pada Pre Conference terdapat 8 (80%) aspek yang dilakukan pada
saat proses Pre Conference.

c. Post Conference
No. Aspek yang Dinilai Tanggal
31/08/15 01/09/15
1. Semua anggota tim hadir dalam √ √
konferensi akhir
2. Menanyakan hasil dan kegiatan yang - -
sudah dilaksanakan anggota tim terkait
dengan asuhan keperawatan
3. Mengevaluasi tentang kelengkapan - -
dokumentasi ASKEP, pelaksanaan

26
program dan administrasi pasien
4. Memberikan pujian akan apa yang telah - -
dilaksanakan dengan baik
5. Mengevaluasi hambatan yang dialami √ √
setiap anggota tim
6. Memberi umpan balik kepada anggota √ √
tentang pelaksanaan yang telah
dilakukan
7. Mengucap terimakasih atas kerjasama - -
anggota tim
8. Semua anggota tim menyepakati √ √
pertemuan konferensi selanjutnya
Total nilai 4 4
Prosentase 50% 50%

Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Post conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawatan dan hal-hal penting untuk operan selanjutnya
agar bisa ditindaklanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau
pennggung jawab tim (Keliat dan Akemat, 2006).
Di ruang Lantai 3 unit II RS Panti Nirmala Post conference tidak
dilakukan secara formal akan tetapi disampaikan bersamaan dengan
operan. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu.

27
Post - Conference

Dilakukan
50% 50% Tidak dilakukan

d. Orientasi Pasien Baru

3.11. Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 2-4 November
2015 di Lantai 3 Unit 2
Jumlah pasien baru
Tanggal : 02/11/2015 Tanggal : 03/11/2015 Tanggal : 04/11/2015
0 1 1

Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan


pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan
pasien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini
diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan pasien/
keluarga dapat terbina (Nining, 2008). Praktik orientasi dilakukan saat
pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan kondisi pasien sudah
tenang. Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga
yang dilakukan di kamar pasien dengan menggunakan format orientasi.
Selanjutnya pasien diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format
orientasi yang ditempelkan di kamar pasien.
Data tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 2-4 November
2015 didapatkan bahwa ada 2 pasien baru dalam kurun waktu 3 hari pada
shift pagi.

3.12. Tabel orientasi pasien baru tanggal 02 - 04 November 2015


Dilakukan
No Aspek yang dinilai
2 3 4
1 Mengucapkan salam √ √
2 Memperkenalkan diri √ √

28
3 Menjelaskan tujuan pertemuan dan √ √
kontrak waktu
4 Menjelaskan nama perawat √ √
penanggung jawab
5 Menjelaskan tentang nama ruangan, √
fasilitas dan cara penggunaannya
serta lingkungan (kamar mandi, tempat
tidur, musholla, ruang perawat,
farmasi)
6 Menjelaskan kegiatan rutin yang ada di - -
ruangan, meliputi :
a. Menghidangkan makan
b. Pemberian obat
c. Observasi keluhan dan
pengukuran tanda-tanda vital
7 Menjelaskan nama dokter dan waktu √ -
visite
8 Menjelaskan pergantian shift - -
keperawatan
9 Menjelaskan waktu kunjungan pasien √ -
10 Menjelaskan jumlah penunggu - -
11 Menjelaskan untuk tidak - -
memperkenankan masuk pada anak
dibawah usia 14 tahun
12 Menjelaskan tempat pengurusan √ √
administrasi bila keluarga pasien perlu
mengurus administrasi
13 Menjelaskan sistem sentralisasi obat - -
14 Menjelaskan 6 langkah cuci tangan - -
sebagai program pengendalian infeksi
15 Memberi kesempatan kepada keluarga √ √
pasien untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas
16 Menjawab/menanggapi pertanyaan √ √
dari pasien/keluarga
17 Mengakhiri pertemuan dengan √ √
mengucapkan salam dan semoga
lekas sembuh.
∑ 11 8
% 64,7 47,1
Rata-rata 56%

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa saat


melakukan orientasi pasien baru 100% perawat mengucapkan salam,
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan pertemuan dan kontrak waktu,
menjelaskan nama perawat, menjelaskan tempat pengurusan administrasi

29
bila keluarga pasien perlu mengurus administrasi, memberi kesempatan
kepada keluarga pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas,
menjawab/menanggapi pertanyaan dari pasien/keluarga, dan mengakhiri
pertemuan dengan mengucapkan salam dan semoga lekas sembuh.
Sedangkan sebanyak 0% perawat tidak menjelaskan, menjelaskan
kegiatan rutin yang ada di ruangan, menjelaskan pergantian shift
keperawatan, menjelaskan jumlah penunggu, menjelaskan untuk tidak
memperkenankan masuk pada anak dibawah usia 14 tahun, menjelaskan
sistem sentralisasi obat, dan menjelaskan 6 langkah cuci tangan sebagai
program pengendalian infeksi.
Hasil presentasi akhir terhadap pelaksanaan orientasi pasien baru
menunjukkan bahwa sebanyak 56 % aspek sudah dilakukan sesuai dengan
SOP, denagn demikian dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perawat dalam
melaksanakan SOP orientasi pasien baru cukup selama kurun waktu 3 hari.

e. Ronde Keperawatan
Tanggal
No Aspek yang Dinilai 07/09/2015 08/09/2015 09/09/2015
P S P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde - - - - - -
untuk kegiatan bimbingan
(dalam bentuk tertulis)
2 Mempersiapakan tempat yang - - - - - -
cukup sesuai jumlah peserta
ronde
3 Mendapatkan data mengenai - - - - - -
kondisi pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan
serta meminta ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -
5 Mengatur lingkungan fisik untuk - - - - - -
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
6 Membuka kegiatan ronde - - - - - -
dengan mengucapkan salam

30
7 Menjelaskan tentang kegiatan, - - - - - -
waktu, tujuan ronde
keperawatan
8 Menjelaskan tentang hasil yang - - - - - -
diharapkan dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum - - - - - -
pasiennya (data fokus, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah
yang belum dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang - - - - - -
pasien
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi - - - - - -
kontrak untuk ronde
keperawatan dan menanyakan
kondisi kepada pasien
12 Mereview masalah yang - - - - - -
dikeluhkan pasien, tindakan
keperawatan dan medis yang
sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
13 Memberi kesempatan untuk - - - - - -
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/
pasien
14 Memberikan pujian pada pasien/ - - - - - -
keluarga atas kerjasamanya
dalam melaksanakan kegiatan
ronde keperawatan
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di - - - - - -
ruangan pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - - - - -
keperawatan
17 Memnberikan pujian pada - - - - - -
peserta
18 Rencana tindak lanjut setelah - - - - - -
kegiatan ronde keperawatan

31
19 Menutup kegiatan ronde - - - - - -
keperawatan
Total Nilai 0 0 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0 0 0

Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 3 hari di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala
perawat di lantai 3 unit 2 tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Saat
melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa ronde
keperawatan tidak pernah dilakukan karena keterbatasan waktu dan
kesibukan perawat.

f. Ronde Ruangan
Tanggal
No Aspek yang Dinilai 07/09/2015 08/09/2015 09/09/2015
P S P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde untuk - - - - - -
kegiatan bimbingan (dalam bentuk
tertulis)
2 Mempersiapakan tempat yang - - - - - -
cukup sesuai jumlah peserta ronde
3 Mendapatkan data mengenai - - - - - -
kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan serta meminta
ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -
5 Mengatur lingkungan fisik untuk - - - - - -
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
B Pelaksanaan
Ruang Perawat

32
6 Membuka kegiatan ronde dengan - - - - - -
mengucapkan salam
7 Menjelaskan tentang kegiatan, - - - - - -
waktu, tujuan ronde keperawatan
8 Menjelaskan tentang hasil yang - - - - - -
diharapkan dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum - - - - - -
pasiennya (data fokus, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah
yang belum dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang - - - - - -
pasien
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi - - - - - -
kontrak untuk ronde keperawatan
dan menanyakan kondisi kepada
pasien
12 Mereview masalah yang dikeluhkan - - - - - -
pasien, tindakan keperawatan dan
medis yang sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
13 Memberi kesempatan untuk - - - - - -
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/ pasien
14 Memberikan pujian pada pasien/ - - - - - -
keluarga atas kerjasamanya dalam
melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di ruangan - - - - - -
pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - - - - -
keperawatan
17 Memberikan pujian pada peserta - - - - - -
18 Rencana tindak lanjut setelah - - - - - -
kegiatan ronde keperawatan
19 Menutup kegiatan ronde - - - - - -
keperawatan

33
Total Nilai 0 0 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0 0 0

Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 3 hari di Lantai 3 Unit 2 RS Panti
Nirmala perawat tidak pernah melakukan ronde ruangan. Saat
melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa
ronde ruangan tidak pernah dilakukan karena keterbatasan waktu dan
kesibukan perawat.

g. Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan lantai
3 unit 2 didapatkan informasi bahwa pendidikan kesehatan
dilakukan sesuai kebutuhan pasien.

h. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Obat
diantar oleh apoteker ke lantai 3 Unit 2, lalu dilakukan serat terima
obat oleh apoteker dengan perawat di Lantai 3 Unit 2. PJ obat
bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan obat. Obat peroral
dan injeksi sudah ditempatkan tersendiri pada kotak obat masing –
masing pasien, diberi identitas nama pasien dan nomor bed agar
tidak tertukar antar pasien satu dengan yang lain.

4. Money
a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan pihak
PSDM keperawatan RSPN Sumber dana gaji pegawai Rumah
Sakit Panti Nirmala berasal dari intern rumah sakit.

34
b. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Lantai 3 Unit 2 di Rumah Sakit
Panti Nirmala berasal dari rumah sakit dan diatur oleh rumah sakit
untuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai
kebutuhan. Alumni dan donator berperan penting sebagai sumber
pendapatan rumah sakit.

c. Tarif Rawat Inap


Ruang Lantai 3 unit II merupakan ruang rawat inap kelas
utama, kelas I B dan II B. Semua tarif rawat inap di Ruang Dahlia
II RSUD Ngudi Waluyo terlampir di bawah ini :

3.12. Tarif Ruangan di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala


KELAS TARIF
UTAMA Rp 700.000, 00
IB Rp 575.000, 00
II B Rp 285.000, 00

3.12. Tarif Tindakan di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala


NO TINDAKAN KELAS
UTAMA I II
1 Infus Rp 78.000, 00 RP 75.000, 00 Rp 65.000, 00
2 NGT / NSV Rp 83.000, 00 Rp 80.000, 00 Rp 70.000, 00
3 Syringe pump Rp 125.000, 00 Rp 110.000,00 Rp 90.000, 00
4 Nebulizer setiap Rp 38.000, 00 Rp 35.000, 00 Rp 25.000, 00
kali pemakaian
5 Suction setiap Rp 38.000, 00 Rp 35.000, 00 Rp 25.000, 00
kali pemakaian
6 Injection plug Rp 78.000, 00 Rp 75.000, 00 Rp 65.000, 00
7 Kateter Rp 83.000, 00 Rp 80.000, 00 Rp 70.000, 00
8 Angkat jahitan Rp 83.000, 00 Rp 80.000, 00 Rp 65.000, 00
9 Rawat luka kecil Rp 88.000, 00 Rp 85.000, 00 Rp 70.000, 00
10 Rawat luka Rp 95.000, 00 Rp 93.000, 00 Rp 90.000, 00
sedang
11 Rawat luka besar Rp 113.000, 00 Rp 110.000, 00 Rp 105.000,
00
12 Kumbah lambung Rp 113.000, 00 Rp 110.000, 00 Rp 110.000,
00
13 Lavement untuk Rp 93.000, 00 Rp 90.000, 00 Rp 85.000, 00
konstipasi
14 Lavement untuk Rp 170.000, 00 Rp 165.000, 00 Rp 155.000,
melena 00
15 Pleura punksi Rp 110.000, 00 Rp 105.000, 00 Rp 100.000,

35
00
16 ECG Rp 75.000, 00 Rp 70.000, 00 Rp 65.000, 00
17 Kasur deubitus Rp 53.000, 00 Rp 50.000, 00 Rp 45.000, 00
18 WSD Rp 165.000, 00
19 Pulse oxymetri Rp 40.000, 00
20 Blood warmer Rp 20.000, 00

Kajian Data:
Dari hasil wawancara, RS Panti NIrmala adalah rumah sakit
dengan sumber dana berasal dari intern rumah sakit, jadi apabila
terdapat kekurangan alat/sarana, ruangan dapat mengajukan
proposal ke Rumah Sakit.

5. Market
a. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruangan (Standar yang digunakan di
Ruang Lantai 3 Unit II Rumah Sakit Panti Nirmala )

Tabel 3.13. Indikator Efisiensi Ruangan di Ruangan Ruang Lantai 3


Unit II Rumah Sakit Panti Nirmala

No Indikator Standar
.
1. BOR 60-85%
2. ALOS 6-9 hari
3. TOI 1-3 harian
4. BTO 40.50 x/tahun
Sumber: Depkes, 2005

1) BOR (Bed Occupancy Rate)


BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Jumlah tempat tidur di Lantai 3 Unit 2 di
Rumah Sakit Panti Nirmala berjumlah 22 tempat tidur.

Tabel 3.14. Hasil Pengkajian Analisis Selama Tanggal 2


November-4 November 2015 di Lantai 3 Unit 2

Jumlah BOR
Tanggal
Bed Px (ƩPx/ƩBed x 100%)
2/10/2015 22 13
3//10/2015 22 14 62,1%
4/10/2015 22 14

36
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR pada
tanggal 2-4 November 2015 adalah 62,1% dengan demikian
jumlah BOR sesuai dengan standar yaitu 60-85%.

b. Jenis Pembayaran
Sistem Pembayaran
Pada Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala sistem pembayaran yang
digunakan adalah umum dan BPJS.

c. Asal Daerah Pasien


Asal daerah pasien di Lantai 3 Unit 2 pada tanggal 2 – 4 November
2015 adalah mayoritas Kabupaten Malang.

3.1.2. Fungsi-fungsi Manajemen


a. Kebijakan dan produser organisasi
Kebijakan dan prosedur Lantai 3 Unit 2
Kebijakan berdasarkan atas kesepakatan bersama dengan
tenaga kesehatan lain yang ada di ruangan dan berpedoman
pada kebijakan rumah sakit

Kebijakan prosedur terkait dengan keperawatan


Kebijakan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan
diklit.

b. Peraturan organisasi
Peraturan Lantai 3 Unit 2
Peraturan dibuat oleh kepala bidang keperawatan dan
dijalankan oleh seluruh tenaga keperawatan di lantai 3 unit 2 RS
Panti Nirmala. Jadwal jaga perawat di lantai 3 unit 2 dibuat
berdasarkan otoritas kepala ruangan dan dijalankan oleh seluruh
staf perawat. Penyusunan jadwal tersebut dibuat berdasarkan
pertimbangan seluruh staf (contoh: hari cuti dan hari libur bisa
diajukan pada awal bulan oleh perawat yang berkepentingan
kepada kepala ruangan)

37
Peraturan yang terkait dengan keperawatan
Peraturan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan
diklit.

c. Perencanaan strategis
Rencana strategis
- Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan gelang
- Cara Pencegahan INOS
- Data Phlebitis
- Penerapan komunikasi SBAR
- Pasien safety

Rencana operasional : rencana jangka pendek rumah sakit


dan terkait dengan keperawatan
Rencana Harian
Lantai 3 Unit 2 telah membuat rencana harian yang berisi
tentang penghitungan kebutuhan tenaga setiap hari pada setiap
shitft dengan menghitung tingkat ketergantungan pasien, dan
membuat rencana tindakan harian untuk pasien.

Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan


Perawat ikut terlibat dalam penentuan rencana harian,
bulanan dan tahunan yang terbagi dalam jobdesk tersendiri.

38
1. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi

Ketua

Anggotab. Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota


c.

Pengawas

Pengurus Pengurus Pengurus Pengurus

39
d. Uraian Tugas
Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan, √
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya √
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan √
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang √
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan √
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui √
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga √
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawatan/ kepala
instalasi. √
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas,
alat, dan dana keperawatan. √
j. Menyusun jadwal dinas. √
k. Menyusun jadwal cuti. √
l. Menyusun rencana pengembangan staf. √
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.

43
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang √
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan. √
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan √
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali. √
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem √
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen. √
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh √
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga √
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada
siswa/mahasiswa keperawatan yang √
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan √
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk √
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu- √
waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang

44
rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan √
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan √
berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah
sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam √
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut √
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat. √
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan √
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam
masa perawatan diruang rawatnya dan √
selanjutnya mengembalikan berkas
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari rumah sakit
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan
yang menggunkan ruang rawatnya sebagai √
lahan praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar √
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian √

45
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas, √
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem √
ruangan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh √
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan yang berada dibawah √
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang
penugasan kepada ketua tim dan perawat √
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang √
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. √
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep √
klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. √
h. Meningkatkan kolaborasi. √
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat √
primer mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan. √
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan

46
membandingkan dengan rencana √
keperawatan yang telah disusun bersama.
Total 40 9
Prosentase 81,6% 18,4%

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa fungsi


manajemen keperawatan dilakukan oleh kepala ruang sebesar 81,6%,
dapat dikatakan bahwa fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Sehingga
peran fungsi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya.

Ketua TIM
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Ketua Tim
a. Bersama penanggung jawab ruangan/kepala √
ruangan/perawat associate/anggota tim
mengadakan serah terima tugas setiap
penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat √
associate dengan mempertimbangkan
kemampuan masing-masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan √
mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter. √
e. Menciptakan suasana harmonis. √
f. Membuat laporan pasien. √
g. Mengorientasikan pasien baru. √
h. Membina hubungan saling percaya antara √
perawat, pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada pasien √
dengan kedaruratan.
j. Membuat laporan pasien dan mencatat kasus √
dari pasien, kejadian diluar dugaan yang tidak
diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat. √

47
l. Melakukan ronde keperawatan bersama √
Kepala Ruang dan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore, dan malam √
melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan pasien
yang sudah diprogramkan dan membuat
pembaharuan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim. √
p. Menerima konsultasi dari anggota tim dan √
memberikan instruksi keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk √
menerima laporan, sistem pengarahan
tentang tugas anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah yang
dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik secara √
vertikal maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada √
pasien/keluarga atau kepada anggota tim.
t. Memberi teguran dan pujian. √
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh √
anggota tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung √
dengan perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang √
dilakukan oleh anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan membimbing √
peserta didik.
Total 20 3
Prosentase 87% 13%

48
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Ketua TIM dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 87%.
Sehingga peran fungsi Ketua TIM perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya terhadap hal berikut :
a. Melakukan ronde keperawatan bersama Kepala Ruang dan
melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.
b. Memberi teguran dan pujian.
c. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota tim.

Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Anggota Tim
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara
langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih yaitu:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai √
dengan masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai √
dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang √
telah diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua √
tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan perawatan.
b. Melaksanakan program berikut dengan penuh
tanggung jawab:
1) Pemberian obat, yaitu:
a. Obat oral √
b. Obat injeksi √
2) Pemeriksaan laboratorium. √
3) Persiapan klien yang akan operasi. √
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik, mental, sosial, dan spiritual klien:

49
1) Memelihara kebersihan klien dan √
lingkungan.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan √
memberikan rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik. √
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental √
untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan atau diagnosis.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri √
sesuai dengan kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada pasien √
kritis.
g. Membantu kepala ruangan dalam
ketatalaksanaan ruang secara efektif:
1) Menyiapkan data klien baru, rujukan, √
pulang, atau meninggal.
2) Penyuluhan PKMRS. √
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan √
menurut fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, √
keamanan, kenyamanan, dan keindahan
ruangan.
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam √
atau hari libur secara bergantian sesuai
dengan jadwal dinas.
k. Memberikan penyuluhan kesehatan √
sehubungan dengan penyakitnya.
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai √
keadaan klien baik secara lisan maupun
tulisan.
m. Membuat laporan harian klien. √
n. Operan dengan dinas berikutnya. √
o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift √
dan melaksanakan pendelegasian dari kepala
ruangan.
Total 15 0

50
Prosentase 100% 0%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana


dalammenjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 100%
sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik.
Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan sesuai dengan uraian
tugasnya.

51
e. Pendokumentasian proses keperawatan
Rata-
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A Pengkajian

Mencatat data yang dikaji dengan √ √ √


1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
pedoman pengkajian
Data dikaji sejak pasien masuk sampai √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
pulang 89,6
Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √
3 kesenjangan antara status kesehatan - - - - √ √ √ √ √ √ 69
dengan norma dan pola fungsi kehidupan
B Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan berdasarkan √ √ √


1 - - - - √ √ √ √ √ √ 69
masalah yang telah dirumuskan
69
Merumuskan diagnosa keperawatan √ √ √
2 √ - - - - √ √ √ √ √ 69
actual/potensial
C Rencana tindakan

1 Dilaksanakan berdasarkan diagnosa √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92


keperawatan

52
2 Disusun menurut urutan prioritas √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92
Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √
3 pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 92
pasien dan atau criteria
Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √
4 √ - √ √ - √ √ √ √ √ 84 81,7
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
Rencana tindakan menggambarkan √ √ √
5 - - √ √ - √ - - - - 46
keterlibatan pasien atau keluarga
Rencana tindakan menggambarkan √ √ √
6 √ - √ √ - √ √ √ √ √ 84
kerjasama tim kesehatan lain
D Tindakan

1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 92


Perawat mengobservasi respon pasien √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
terhadap tindakan keperawatan
88,2
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ 84
Semua tindakan yang telah dilaksanakan √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ - - - √ 77
dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi

1 Perawat mengevaluasi respon pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100


sesuai dengan kriteria hasil yang sudah
ditentukan

53
Perawat mengevaluasi respon pasien,
2 analisa masalah keperawatan dan rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
tindak lanjut.
66,7
Evaluasi tindakan keperawatan
3 didokumentasikan sesuai dengan - - - - - - - - - - - - - 0
sistematika penulisan evaluasi yang benar
F Catatan asuhan keperawatan

1 Menulis pada format yang baku √ √ - √ - - √ - √ - - - - 38


Pencatatan dilakukan sesuai dengan
2 √ √ - √ √ √ - - √ - √ √ √ 69
tindakan yang dilaksanakan
Setiap melakukan tindakan perawat
65
3 mancantumkan paraf/nama jelas dan - - - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ 69
tanggal jam dilakukan tindakan
Berkas catatan keperawatan disimpan
4 √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ 84
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
RATA-RATA TOTAL 76,7

54
Berdasarkanan hasil observasi tanggal 4 November 2015,
didapatkan data pendokumentasian asuhan keperawatan di Lantai 3 Unit
2 memiliki persentase rata-rata 76,7 % sudah sesuai dengan standar.
Aspek yang menjadi poin utama adalah bagaimana perawat ruangan
mendokumentasikan evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang
belum sesuai dengan sistematika penulisan evaluasi yang benar.

a) Sistem penghitungan tenaga keperawatan


Sistem penghitungan tenaga keperawatan dan non-keperawatan,
dilakukan setiap hari oleh kepala ruang dengan menggunakan
Rumus Gillies.

b) Jadwal/shift dinas
Penanggung jawab shift
Penanggung jawab setiap shift adalah kepala ruangan. Namun
pada shift sore maupun shift malan penanggung jawab shift
didelegasikan kepada ketua tim yang telah dijelaskan lebih lanjut
pada fungsi pengarahan dan pengawasan.

Pendistribusian tenaga setiap shift


Pembagian shift dilakukan berdasarkan penghitungan kebutuhan
pasien. Sehingga pendistribusian perawat jaga tiap shift dengan
jumlah total 21 perawat didapatkan:
- Jaga pagi : 6 orang
- Jaga sore : 4-5 orang
- Jaga malam : 4 orang.

Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan keperawatan


Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh
kepala ruang tanpa melibatkan perawat asosiate atau ketua tim. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama antar pegawai. Akan
tetapi kepala ruangan tetap memberikan kesempatan pada staf
untuk mendiskusikan hari cuti yang diinginkan.

55
c) Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan tenaga
Menggunakan metode penghitungan Gillies, yang
dijelaskan lebih lanjut pada kebutuhan perawat. Kepala
Ruangan Lantai 3 Unit 2 menghitung tingkat kebutuhan pasien
setiap hari, sedangkan tingkat kebutuhan tenaga dihitung setiap
tahun dengan metode perhitungan Gillies. Hasil perhitungan
yang telah dilakukan dimasukkan kedalam laporan tahunan
ruangan.

b. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)


Kepala ruangan Lantai 3 Unit 2 menyerahkan
sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik itu medis maupun
non medis kepada Bagian Personalia rumah sakit.

c. Sistem seleksi
Lantai 3 Unit 2 tidak memiliki persyaratan untuk pegawai
(perawat). Kepala Ruang Lantai 3 Unit 2 mengatakan bahwa
sistem seleksi pegawai baru sepenuhnya dilakukan oleh Bagian
Personalia RS.

d. Penempatan
Lantai 3 Unit 2 masih belum bisa melakukan
penempatan tenaga kerja (perawat) sesuai dengan keahlian
masing-masing di bidangnya. Karena perawat Lantai 3 Unit 2
memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat umum dan
menyeluruh, dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu
bidang khusus untuk dikuasai.

e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di
Lantai 3 Unit 2selalu mengorientasikan setiap karyawan baru
selama 2 bulan. Orientasi biasanya berisi prosedur ruangan.

56
f. Pengembangan staf: pendidikan dan pelatihan
Tiap tenaga keperawatan di Unit II Lantai 3 mengikuti
pelatihan tindakan kesehatan setiap bulan. Pelatihan diikuti baik
dari luar RS maupun dari internal RS. Pelatihan yang biasa
diadakan adalah K3, BLS, patient safety,mutu, keperawatan,
dan farmasi.

g. Jenjang karir
Peningkatan jenjang karir di Unit II Lantai 3 berdasarkan
golongan kontrak dan lama kerja. Jenjang karir mengalami
peningkatan pada pegawai yang telah mencapai kredit poin
tertentu. Kredit poin didapatkan dari hasil penilaian yang
dilakukan oleh Kepala Ruangan dan lama kerja 5 tahun.
Terdapat 3 Jenjang karir untuk perawat D3 yaitu PK1, PK2, dan
PK3. Serta PK4 untuk S1.

3. Pengarahan Dan Pengawasan


a. Komunikasi
Arah komunikasi
Jenis komunikasi yang berhubungan dengan instruksi
penugasan dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan, yaitu
dari kepala ruang kepada ketua tim kemudian ketua tim
menyampaikan kepada perawat penanggung jawab di masing-
masing tim. Sedangkan untuk komunikasi terkait informasi yang
berkaitan dengan keadaan di ruangan, dapat dilakukan baik dari
atasan ke bawahan atau sebaliknya. Komunikasi secara horizontal
juga sering dilakukan antar perawat, antar tim dan antar ketua tim
dengan sifat komunikasi yang terbuka.

Jadwal pertemuan/rapat
Jadwal rapat rutin ditetapkan 1 bulan sekali, namun pada
pelaksanaannya terkadang tidak dapat berjalan sesuai jadwal
dikarenakan beberapa hambatan seperti jadwal shift yang berbeda-
beda dan tempat tinggal perawat yang cukup jauh sehingga untuk

57
menentukan jadwal rapat tidak bisa dilaksanakan dengan rutin atau
mundur.

Faktor penghambat dan pendukung komunikasi


Faktor penghambat komunikasi adalah adanya perbedaan
jadwal shift dari masing-masing perawat namun hal ini dapat cukup
diatasi dengan membicarakan masalah-masalah yang ada pada
saat pre conference dan operan dinas serta memanfaatkan media
komunikasi berupa grup di BBM atau whatsapp.

b. Motivasi
Cara memotivasi individu / kelompok
Kepala ruang Lantai 3 Unit 2 memotivasi perawat dengan
cara lisan biasanya dilakukan saat jam dinas yaitu pada saat pre
conference atau dilakukan pada saat rapat rutin dengan
memberikan saran-saran untuk mentaati ketentuan sesuai SOP
agar perawat dapat bekerja secara aman dan dapat meningkatkan
kepuasan pasien.

Sistem reward atau punishment


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tidak ada
sistem reward yang ditentukan tetapi reward diberikan melalui
ucapan terima kasih yang disampaikan pada saat pre conference
untuk mengapresiasi kinerja perawat, sedangkan apabila terdapat
pelanggaran akan diberikan punishment berupa peringatan secara
personal atas pelanggaran yang dilakukan untuk bisa dievaluasi.

c. Supervisi
Mekanisme
Pelaksanaan supervise dilakukan oleh kepala ruangan dan
petugas rawat inap seperti katim. Hal-hal yang disupervisi seperti
bagaimana perawat melakukan tindakan keperawatan,
pendokumentasian askep, identifikasi pasien, sistem
pembuangan limbah, atau standar-standar prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan ruangan. Selain dilakukan ke

58
perawat ruangan, supervise juga dilakukan ke pasien dengan
mengevaluasi apa yang dilakukan perawat pada pasien apakah
sudah dilakukan dengan benar atau tidak. Tidak ada jadwal tetap
untuk supervise, tetapi dilakukan ketika memungkinkan baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk supervise tidak
langsung, dilakukan setiap hari dengan memperhatikan kinerja
perawat serta lingkungan ruangan, sedangkan untuk supervise
secara langsung dilakukan sebagai rangkaian tahapan penilaian
kinerja perawat selama beberapa kali dalam setahun. Dari hasil
supervise tidak langsung, apabila terdapat ketidaksesuaian
terhadap SOP, maka akan dibahas saat pre conference dengan
membacakan SOP yang benar-benar perlu diperhatikan dan
dipatuhi perawat atau memperingatkan secara personal.
Pendokumentasian hasil supervisi dimasukkan dalam penilaian
kinerja perawat. Supervisi juga dilakukan oleh tim komite
keperawatan dari rumah sakit ke ruangan.

Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan supervise terdapat penghambat
seperti keterbatasan waktu dan kegiatan kepala ruangan yang
banyak sehingga tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

d. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan
tanggung jawab ditentukan oleh kepala ruangan, misalnya
mendelegasikan tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab
tim apabila kepala ruangan berhalangan serta mendelegasikan
tugas-tugas kepada ketua tim. Alur pendelegasian dilakukan dari
atasan ke bawahan.

Mekanisme Penyelesaian Masalah : Manajemen Konflik


Konflik yang terjadi di Lantai 3 Unit 2 diselesaikan secara
kekeluargaan. Apabila terdapat konflik atau permasalahan akan
diselesaikan secara internal bersama kepala ruangan. Serta
diupayakan sistem rollingtim keperawatan untuk mengurangi

59
konflik akibat kejenuhan dan ada variasi susunan tim
keperawatan.
Penampilan kerja perawat dinilai secara langsung oleh
kepala ruangan dengan menggunakan form atau lembar Daftar
Penilaian Pelaksanaan Kinerja yang dilakukan setiap 6 bulan, 2
tahun, dan 4 tahun.
Hasil dari penilaian berupa skor-skor dan penilaian
dilaksanakan berdasarkan posisi atau jabatan masing-masing
perawat. Penilaian kinerja ini nantinya dilaporkan kepada
Ka.Bidang keperawatan.

4. Pengendalian
a. Penampilan Kerja
Penilaian penampilan kinerja
Pada Lantai 3 Unit 2 setiap 6 bulan, 2tahun, dan 4 tahun mengikuti
tes penampilan kerja untuk mengukur seberapa berkompetensinya
perawat di RS Panti Nirmala terutama di Lantai 3 Unit 2. Tes ini
biasanya dilakukan serentak.

b. Pengendalian Mutu
Kegiatan pengendalian mutu
1) Tersedinya tempat sampah medis dan nonmedis
2) Tersedianya bed pasien dan mempunyai side rail
3) Tersedianya SOP pada masing-masing ruangan
4) Tersedianya format dokumentasi yang lengkap
5) Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, ruang
administrasi, ruang depo farmasi, ruang administrasi, ruang depo
farmasi, ruang perawatan, kamar mandi, wastafel pada sebagian
besar ruangan

Indikator pengendalian mutu


1) Keselamatan pasien, meliputi :
 Kejadian jatuh
 Dekubitus
2) Kesalahan pemberian obat pasien, meliputi :

60
 tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan fasilitasnya),
 reliability (terkait kehandalan dari tenaga kesehatan),
 responsiveness (tanggap),
 assurance (jaminan),
 empathy (perhatian).

Kejadian Dekubitus
Angka kejadian dekubitus Lantai 3 Unit 2 berjumlah 0 (0%).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara pada setiap pasien di ruangan selama 3 hari (2-4
November 2015). Angka kejadian dekubitus dinilai berdasarkan
jumlah pasien yang mengalami dekubitus dibagi dengan jumlah
pasien beresiko mengalami dekubitus. Poin berikut adalah untuk
menentukan pasien yang beresiko mengalami dekubitus:
 Usia lanjut (> 60 tahun)
 Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu
 Status gizi malnutrisi
 Berbaring lama, penekanan pada satu arah
 Mengalami kondisi kronik
 Inkontinensia urin dan feses
 Kejadian dekubitus
 Pasien dengan resiko tinggi dekubitus
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas
dengan skor ≤ 14 maka pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko
mengalami dekubitus.
TANGGAL
NO VARIABEL
02 03 04
1 Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0
(0%) (0%) (0%)
2 Jumlah Pasien Beresiko terjadi Dekubitus 0 1 2
(0%) (7,6% (14,2%)
)

61
Persentase kejadian dekubitus klien di Lt.3 Unit.II
Jumlah Kejadian Dekubitus
¿ x 100%
Jumlah Pasien Beresiko Terjadi Dekubitus

0
¿ x 100% = 0%
29

Kejadian Kesalahan Pada Pemberian Obat oleh Perawat


Tanggal
Variabel
02 03 04
Salah pasien 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0

Salah waktu 0 0 0
1.1 Terhambat pemberiam obat 0 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat 0 0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan 0 0 0
2.1 Cara oral 0 0 0
2.2 Intra vena 0 0 0
2.3 Intra muskuler 0 0 0
2.4 Lain-lain 0 0 0
Salah dosis 0 0 0
Dosis kurang 0 0 0
Dosis berlebih 0 0 0
Salah obat 0 0 0
Salah dokumentasi 0 0 0
Jumlah kesalahan 0 0 0
Jumlah pasien/hari 13 13 14

Angka KTD dalam pemberian obat (dosis kurang)


Angka KTD

x 100%
=0x 100% = 0%

Angka KNC dalam pemberian obat (salah dokumentasi)

62
Angka KNC

x 100
=0 x 100% = 0%

Kejadian Jatuh
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi pasien dan keluarga yang menemani pasien selama 3 hari
(27-29 Juli 2015). Angka kejadian pasien jatuh dinilai berdasarkan
jumlah pasien yang mengalami jatuh dibagi dengan jumlah pasien
beresiko mengalami jatuh.
Poin berikut adalah untuk menentukan pasien yang beresiko
mengalami jatuh:
1. Riwayat jatuh (baru-baru ini atau dalam 3 bulan terakhir)
2. Penyakit penyerta
3. Alat bantu jalan
4. Pemakaian infus intravena/heparin
5. Cara berjalan
6. Status mental
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas dengan
skor >51 risiko tinggi untuk jatuh, skor 25-50 risiko rendah untuk jatuh,
skor 0-24 tidak berisiko

Tanggal
No Variabel
2 3 4
1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0
(0%) (0%) (0%)
2 Jumlah pasien beresiko jatuh adalah pasien 0 0 1
baru (0%) (0%) (7,1%)

Persentase kejadian klien jatuh di Lt.3 Unit 2

Jumlah pasien jatuh


Kejadian Jatuh= x 100%
Jumlah PasienBeresiko jatuh

63
0
Kejadian Jatuh= x 100% = 0 %
7,1

a. Tingkat Kepuasan Perawat


Perasaan Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti
Nirmala

Berdasarkan hasil survey di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti


Nirmala, dari 7 perawat yang diberikan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan
Kerja (KAUPK2) didapatkan hasil bahwa 7 (100%) perawattidak mengalami
kelelahan kerja di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala.

Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala

Grafik Kepuasan Kerja Perawat di Ruangan Lantai 3 Unit 2 Rumah Sakit Panti NIrmala

Cukup puas Puas dalam bekerja

14%

86%

Berdasarkan hasil survey di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti


Nirmala, dari 10 perawat yang diberikan Kuesioner Kepuasan Kerja Perawat
didapatkan hasil bahwa 7 orang perawat (70%) puas dalam bekerja, 3 orang
perawat (30%) merasakan tingkat kepuasan sedang dalam bekerja dan tidak ada
yang merasa tidak puas dalam bekerja di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti
Nirmala.

64
b. Tingkat Kepuasan Klien
Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat RS Panti Nirmala
Malang

Grafik Kepuasan Klien Terhadap Pelayanan di Ruangan Lantai 3 Unit 2 Rumah Sakit Panti
NIrmala

8%

92%

Sangat Puas Puas

Berdasarkan hasil survey di lantai 3 unit II RS Panti Nirmala dari 13 pasien yang
diberikan kuEsioner tingkat kepuasan klien. Sebanyak 12 responden (92 %)
sangat puas , 1 responden (8 %) menyatakan puas.

Tingkat KecemasanYang Dirawat RS Panti Nirmala Malang

Grafik Kecemasan Klien Selama Dirawat di Ruangan Lantai 3 Unit 2 Rumah Sakit Panti
Nirmala

23%

77%

Tidak cemas Cemas Ringan

65
Berdasarkan hasil survey di lantai 3 unit II RS Panti Nirmala dari 13 pasien yang
diberikan kuisioner tingkat kecemasan klien. Sebanyak 3 responden (23%) tidak
ada kecemasan dan sebanyak 10 responden (77 %) merasakan kecemasan
ringan..

Tingkat Pengetahuan Klien Yang Dirawat di RS Panti Nirmala Malang

Grafik Pengetahuan Klien terhadap Infeksi Nosokomial di Ruangan Lantai 3 Unit 2 Rumah
Sakit Panti NIrmala

8%

31%

62%

Rendah Sedang Tinggi

Berdasarkan hasil survey di lantai 3 unit II RS Panti Nirmala dari 13klien yang
diberikan kuisioner tingkat pengetahuan klien. Sebanyak 1 responden (8 %)
berpengetahuan rendah, 4 responden (31 %) berpengetahuan sedang, dan 8
responden (62 %) berpengetahuan kurang.

a. Pengendalian Infeksi Nosokomial


Pengendalian dari infeksi Rumah Sakit di Unit II lantai III dilakukan
dengan melakukan observasi pada 10 perawat dan kelayakan alat untuk
melakukan mencegahan infeksi nosokomial dengan menggunakan
beberapa indikator sebagai berikut:
 Tipe hand hygiene
Tipe hand hygiene
Cuci Menggosok Tidak
No Variabel
tangan dengan sama
alkohol sekali
1 Tipe hand hygiene sebelum ke 0 4 6
pasien dalam tindakan invasif
2 Tipe hand hygiene sebelum ke 0 0 10

66
pasien dalam tindakan non invasif
3 Tipe hand hygiene sesudah ke 5 3 2
pasien dalam tindakan invasif
4 Tipe hand hygiene sesudah ke 3 3 4
pasien dalam tindakan non invasif

 Observasi Cuci Tangan

No Variabel Ya Tidak
1 Pemakaian perhiasan dan aksesoris saat 3 7
cuci tangan
2 Tangan dibilas dengan air yang mencukupi 10 0
3 Lengan baju diatas siku saat cuci tangan 10 0
4 Mengeringkan tangan dengan tissue toilet, 10 0
handuk pribadi atau pengering tangan listrik
otomatis
5 Penggunaan sabun saat cuci tangan 10 0
6 Menggosok-gosokan tangan, telapak tangan 7 3
bagian punggung tangan, sela-sela jari, dan
pergelangan tangan
7 Menghindari kontaminasi tangan ketika 10 0
menutup kran
8 Mencuci tangan tidak lebih dari 30 detik 10 0

 Fasilitas Suplai Tempat Cuci Tangan


No. Variabel Tersedia Tidak tersedia
1 Jumlah wastafel untuk 2 0
perawat
Mengalir Tidak mengalir
2 0
2 Kondisi air Tersedia Tidak tersedia
2 0
3 Ketersediaan sabun cair 2 0

4 Pencucian tempat sabun Dicuci Tidak dicuci


sebelum pengisian ulang 0 2
5 Ketersediaan handuk / Tersedia Tidak tersedia
pengering tangan elektrik 2 0

 Observasi Pemberian Injeksi


No Variabel Observasi
Pemberian Injeksi

67
ya Tidak
1 Mencuci tangan sebelum ijeksi 3 7
2 Kesterilan jarum dalam tindakan injeksi 10 0
3 Pendesinfeksian vial dengan alkohol saat 0 10
tindakan injeksi
4 Penggunaan kapas atau kassa steril saat 0 10
mematahkan ampul obat
5 Tempat khusus untuk menyimpan vial 10 0
multidosis yang telah digunakan
6 Pengguaan handscoen disposable untuk 10 0
injeksi IV
7 Pendesinfeksian kulit menggunakan alkohol 10 0
ketika injeksi
8 Pendisposibelan jarum dalam safety box 10 0
9 Mencuci tangan setelah injeksi 7 3

 Observasi Kontrol Infeksi


Kontrol Infeksi
NO Variabel
ya Tidak
1 Pemberian Injeksi
 Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
 Pembuangan benda tajam pada 10 0
safetybox
 Pembuangan hanscoen dalam tempat 10 0
sampah medis
 Pembuangan barang terkontaminasi 10 0
dalam tempat sampah medis
 Pembuangan sampah non medis 10 0
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biasa
2 Pemasangan infus
 Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
 Pembuangan benda tajam pada safety 10 0
box
 Pembuangan hanscoen dalam tempat 10 0
sampah medis
 Pembuangan barang terkontaminasi di 10 0
tempat sampah medis
 Pembuangan sampah non medis 10 0
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biasa

3 Pengambilan darah

68
 Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
 Pembuangan benda tajam pada safety 10 0
box
 Pembuangan handscoen dalam tempat 10 0
sampah
 Pembuangan barang terkontaminasi 10 0
dalam sampah medis
 Pembuangan sampah non medis 10 0
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biassa

Keberhasilan pengendalian mutu


 tidak ditemukan adanya kejadian jatuh, dengan prosentase 0%
 tidak ditemukan adanya pasien dengan dekubitus, dengan
prosentase 0%
 tidak ditemukan kejadian tidak diinginkan dalam pemberian obat
sebanyak 0%
 tidak ditemukan kejadian nyaris cidera sebanyak 0%

c.Pengembangan Standar
Standar askep
Lantai 3 Unit 2 sudah memiliki standar asuhan keperawatan
secara spesifik dengan panduan NIC NOC yang masih diujicobakan
selama 3 bulan. Setelah 3 bulan nanti akan dievaluasi hasil
pengaplikasiannya apakah lebih efektif dan efisien.
Standar kinerja
Perawat-perawat di Unit 2 lantai 3 sudah memiliki pengalaman
pelatihan. Pelatihan yang diikuti dibagi menjadi dua jenis. Pelatihan
keluar RS dan in house training.

Analisa Tindakan Berdasarkan SOP


SPO Memberikan Obat Melalui Suntikan
1 Pengertian Memberikan obat melalui suntikan baik secara IV,
IM, IK, SC, IC sesuai dengan program pengobatan
2 Tujuan Agar dapat membantu mempercepat proses

69
penyembuhan
3 Prosedur 1. 2. Kriteria Persiapan
a. Spuit disposible sesuai kebutuhan
b. Kapas alkohol
c. Kikir ampul
d. Obat yang akan diberikan
e. Penjelasan kepada pasien

Dilakukan Tidak
Dilakukan
Kriteria a. Identifikasi 5 benar V
Pelaksanaan pemberian obat
b. Memperhatikan V
prinsip aseptik
c. Membaca etiket obat V
d. Membaca dosis obat V
e. Memasukkan obat ke V
dalam spuit kemudian
udara dalam spuit
dikeluarkan
f. Mengatur posisi V
pasien
g. Menentukan daerah V
yang akan disuntik
h. Mendesinfeksi kulit V
yang akan disuntik
sesuai dengan jenis
suntikan (secara
sirkuler dari dalam ke
luar) V
i. Memasukkan jarum
dengan posisi 90 V
derajat
j. Aspirasi untuk
menentukan tidak
mengenai pembuluh V

70
darah
k. Memasukkan obat V
dengan perlahan-
lahan V
l. Memperhatikan reaksi
pasien V
m. Mencabut jarum
perlahan-lahan V
n. Menghapus kulit
dengan kapas alkohol
o. Mencatat dalam
formulir pemberian
obat

Keterangan
Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah
melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti dengan
skor 93, 3 % yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur injeksi
SPO Pengambilan Darah Untuk Pemeriksaan
Kebijakan No Dok : 26/KKP/2010 No Revisi
:00 Halaman : 2/2 Tanggal Terbit
1 Nopember 2010
Kriteria Pelaksanaan Dilakukan Tidak
Dilakukan
a. Cuci tangan dan menggunakan V
sarung tangan
b. Menentukan pembuluh darah yang V
akan ditusuk untuk pengambilan
darah
c. Mendesinfeksi permukaan kulit V
pembuluh darah yang akan
ditusuk dengan menggunakan

71
kapas alkohol V
d. Memasang torniquet V
e. Mengambil darah pemeriksaan
dengan cara menusukkan jarum
pada pembuluh darah, sesuai
kebutuhan V
f. Memasukkan darah pada tempat
yang sudah disediakan
g. Memasang label pada tempat
darah dengan V
- Mencantumkan nama V
- Nomor Rekam Medik V
- Tanggal dan jam pengambilan V
h. Mengirim darah dan menyertakan
formulir pemeriksaan yang sudah
diisi dan ditandatangani oleh
dokter
Keterangan :
Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan darah, perawat
sudah melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti
dengan skor 93.3% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur
pengambilan darah.
Dari kedua tindakan keperawatan yang dilakukan perawat
ruangan, hasil observasi menunjukkan angka 93%. Hal ini menunjukkan
kategori bahwa tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan sudah
baik dan sesuai dengan protap yang ada di ruangan

72
ANALISA SWOT

Konstant
Faktor Internal Ranking RxK Bobot Rating BxR
a
STRENGTH
a. Kebutuhan perawat tiap hari 1 4 4 0,004 4 0,017
sesuai dengan jumlah
perhitungan Gillies.

b. 100% perawat menyatakan 2 4 8 0,009 4 0,035


tidak merasa kelelahan saat
menjalankan pelayanan
selama bekerja dalam
bekerja di Ruang Lantai 3
Unit II RS Panti Nirmala

c. Setiap bulan tenaga 3 4 12 0,013 3 0,039


kesehatan diikutkan
pelatihan yang diadakan
pihak rumah sakit

d. Terdapat nurse station 9 4 36 0,039 3 0,117


dengan kondisi cukup rapi
dan sudah terstrukur
mengenai penempatan

73
status dan dokumen asuhan
keperawatan.

e. Memiliki beberapa form 4 4 16 0,017 3 0,052


pendokumentasian yang
dibutuhkan yang dibutuhkan
untuk kegiatan keperawatan

f. Fasilitas dalam ruangan 5 4 20 0,022 3 0,065


perawatan sudah lengkap,
dan sebagaian besar
memenuhi standar dari
Depertemen Kesehatan RI

g. FasilItas ruangan pendukung 21 4 84 0,091 2 0,182


seperti ruangan linen, ruang
kepala ruangan, ruang ganti,
pantri, ruang obat, kamar
mandi karyawan, gudang
4sudah lengkap dan
memenuhi standar dari
Departemen Kesehatan RI.

h. Peralatan inventaris di lantai 20 4 80 0,087 2 0,173


3 unit 2 sudah cukup
mendukung untuk pelayanan
kepada pasien.

i. Bel untuk memanggil 18 4 72 0,078 2 0,156


perawat berfungsi dengan
baik
j. Proteksi dari kebakaran 17 4 68 0,074 1 0,074
cukup memadahi
k. Operan yang dilakukan 10 4 40 0,043 3 0,130
sesuai dengan juknis yang
berlaku

l. Kepala ruangan sudah 11 4 44 0,048 3 0,143


menjalankan fungsi
manajemen keperawatan
dengan baik

m. Obat peroral dan injeksi 19 4 76 0,082 3 0,247


sudah ditempatkan tersendiri
pada kotak obat masing –
masing pasien, diberi
identitas nama pasien dan

74
nomor bed agar tidak
tertukar antar pasien.
n. Adanya sistem pembayaran 12 4 48 0,052 4 0,208
BPJS dan umum

o. Sumber dana berasal dari 13 4 52 0,056 3 0,169


intern rumah sakit, jadi
apabila terdapat kekurangan
alat/sarana, ruangan dapat
mengajukan proposal ke
Rumah Sakit
p. BOR pada tanggal 2-4 15 4 60 0,065 3 0,195
November 2015 adalah
62,1%

q. Sistem pembayaran rumah 14 4 56 0,061 3 0,182


sakit berupa umum dan
BPJS
r. Ruimah sakit memiliki 16 4 64 0,069 3 0,208
fasilitas pelayanan lengkap
s. 92% klien mengatakan puas 6 4 24 0,026 4 0,104
dengan biaya pelayanan
rumah sakit
t. Kepuasan kerja perawat 7 4 28 0,030 4 0,121
dalam menjalankan
pelayanan sebesar 86%

u. Sebanyak 93% tindakan 8 4 32 0,035 4 0,139


keperawatan dilakuakan
sesuai dengan SOP

TOTAL 924 1 2,75

Konstant
Faktor Internal Ranking RxK Bobot Rating BxR
a
WEAKNESS
a. Perawat lantai 3 unit 2 yaitu 8 4 32 0,15 3 0,45
95 % berpendidikan DIII
Keperawatan dan hanya 5%
yang berpendidikan S1,
sehingga perlu ditingkatkan
untuk bisa melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang

75
lebih tinggi.

b. Rekruitmen pegawai dan 6 4 24 0,11 2 0,22


kriteria masuk tidak ada
spesifikasi khusus.
c. Masih terdapat beberapa alat 7 4 28 0,13 2 0,26
keperawatan yang rusak
namun belum diperbaiki.
d. Pre dan post conference 3 4 12 0,05 3 0,15
tidak dilakukan secara formal
akan tetapi disampaikan
bersamaan dengan operan.
Hal ini dilakukan karena
keterbatasan waktu.

e. Kepatuhan perawat dalam 1 4 4 0,02 4 0,08


melaksanakan SOP orientasi
pasien baru cukup selama
kurun waktu 3 hari.
f. Ronde keperawatan tidak
pernah dilakukan karena
keterbatasan waktu dan
kesibukan perawat.
g. Pendidikan kesehatan pada 5 4 20 0,09 4 0,36
pasien dilakukan secara
kondisional jika dibutuhkan
h. 42,8% perawat ruangan 9 4 36 0,16 1 0,16
mengatakan tidak puas
terhadap sistem pembagian
insentif yang berlaku di
rumah sakit

i. Sebagian besar pasien 4 4 16 0,07 3 0,21


berasal dari daerah malang
dibandingkan dengan daerah
lainnya
j. Sebanyak 47,5% evaluasi 10 4 40 0,18 1 0,18
keberhasilan asuhan
keperawatan belum
didokumentasikan sesuai
dengan sistematika
penulisan evaluasi yang
benar.
TOTAL S-W=2.75-0.16=2.59 8 0,04 4 0,16

76
Konstant
Faktor Eksternal Ranking RxK Bobot Rating BxR
a
OPPORTUNITY
a. Dari pihak luar rumah 5 4 20 0,24 2 0.48
sakit diperbolehkan untuk
memberikan pelatihan
bagi tenaga kesehatan di
RS Panti Nirmala.
b. Adanya kesempatan bagi 6 4 24 0,29 1 0.29
Ruang Lantai 3 Unit II
untuk mengajukan
pengadaan ulang atau
pengadaan tambahan
peralatan yang dibutuhkan
di ruangan
c. Rumah sakit di Malang 3 4 12 0,14 3 0.42
lainnya belum
terakreditasi paripurna
d. Rumah sakit menjalin 2 4 8 0.1 4 0.4
kerja sama dengan BPJS

e. Rumah sakit menjalin 4 4 16 0.19 3 0.57


kerja sama yang baik
dengan alumni dan
donatur
f. 92% pasien yang di rawat 1 4 4 0,04 4 0.16
mengatakan puas dengan
pelayanan yang diberikan
TOTAL 84 1 17 2.32

Konstant
Faktor Eksternal Ranking RxK Bobot Rating BxR
a
THREAT
a. Banyaknya persaingan 1 4 4 0.07 3 0.21
perawat dari luar rumah
sakit sehingga
meningkatkan tuntutan
kerja perawat di RS Panti
Nirmala.

b. Masih ada pasien yang 5 4 20 0.33 2 0.66


komplain dengan
peralatan yang ada di

77
ruangan.
c. Banyak RS lain yang 4 4 16 0.26 2 0.52
sudah menerapkan
metode tim-primer.
d. Beberapa RS setipe di 3 4 12 0.2 3 0.6
daerah Malang menjalin
kerja sama dengan
banyak perusahaan/
asuransi jaminan
kesehatan lainnya.

e. Posisi rumah sakit berada 2 4 8 0.13 3 0.39


di wilayah padat
penduduk dan lalu lintas
TOTAL O-T= 2.32-2.38= -0.06 60 1 2.38

Diagram Layang Analisa SWOT METHODE

(+) Eksternal
(KESEMPATAN)

Kuadran II Kuadran I

2,59
(-) Internal (+) Internal
(KELEMAHAN) (KEKUATAN)
-0,06

Kuadran III Kuadran IV

(-) Eksternal
(ANCAMAN)

78

Anda mungkin juga menyukai