Anda di halaman 1dari 15

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Material mungkin mempunyai kekuatan Tarik yang tinggi tetapi tidak tahan
terhadap beban kejut. Untuk menentukanya perlu dilakukan uji ketahanan impak.
Ketahanan impak biasanya diukur dengan uji impak izod atau charpy terhadap benda
uji bertakik atau tanpa takik.
Pada pengujian ini beban diayunkan dari ketinggian tertentu dan mengenai
benda uji kemudian diukur energy disipasi pada patahan.pengujian ini bermanfaat
untuk memperlihatkan penurunan keuletan dan kekuatan impak material berstruktur
bcc pada temperature rendah. Sebagai contoh baja karbon memiliki temperature
transisi ulet getas yang relative tinggi.
 Oleh karana itu baja jenis ini dapat digunakan dengan aman pada temperature
dibawah nol hanya jika temperatur transisi diturunkan  dengan cara menambahkan
paduan yang sesuai atau dengan memperluas ukuran butir.
Kini parameter  ketangguhan patahan Kc suatu paduan dianggap lebih tepat dan
lebih penting, karena berbagai paduan mengandung retak halus yang mulai merambat
apabila menerima beban kritis tertentu. Kc Mendefinisikan kombinasi kritis antara
tegangan dan panjang retak. ( R.E. Smallman and R. J. Bishop, 1995, Modern
physical Metallurgy and Material engineering 6th Edition, a division of reed
Educational & Proffesional Publishing Ltd.)
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui dan menganalisis bentuk perpatahan pada material
yang diujikan.
b. Bagaimana cara mengetahui cara pengujian impact suatu material.
c. Bagaimana cara mengetahui harga impact (Hi).
d. Bagaimana cara mengetahui sifat perpatahan spesimen.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk perpatahan pada material yang
diujikan.
b. Untuk mengetahui cara pengujian impact suatu material.
c. Untuk mengetahui harga impact (Hi).
d. Untuk mengetahui sifat perpatahan spesimen.

1.3.2 Manfaat
a. Praktikan dapat mengetahui dan menganalisis bentuk perpatahan pada material
yang diujikan
b. Praktikan dapat mengetahui cara pengujian Impact suatu material
c. Praktikan dapat menegtahui harga impact (HI)
d. Praktikan dapat menegtahui sifat perpatahan spesimen
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Uji Impact


Uji impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebananyang cepat
(rapid loading). Pengujian impact merupakan pengujian yangmengukur ketahanan
bahan terhadap beban kejut. Inilah yangmembedakan pengujian impact dengan
pengujian tarik dan kekerasan,dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan.
Pengujian impact juga merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi
operasimaterial yang sering ditemui dalam peralatan transportasi atau
konstruksidimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan
melainkandatang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada
saatterjadinya tumbukan kecelakaan.Pada uji impact terjadi proses penyerapan energi
yang besar ketika beban menumbuk spesimen. Energi yang diserap material ini
dapatdihitung dengan menggunakan prinsip perbedaan energi potensial. Dasar
pengujiannya yakni penyerapan energi potensial dari pendulum bebanyang berayun
dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji,sehingga benda uji
mengalami deformasi. Pada pengujian impact ini banyaknya energi yang diserap oleh
bahan untuk terjadinya perpatahanmerupakan ukuran ketahanan impact atau
ketangguhan bahan tersebut.
Sifat keuletan suatu bahan dapat diketahui dari pengujian tarik dan pengujian
impact, tetapi dalam kondisi beban yang berbeda. Beban pada pengujian impact
seperti yang telah dijelaskan diatas adalah secara tiba-tiba, sedangkan pada pengujian
tarik adalah perlahan-lahan. Dari hasil pengujian tarik dapat disimpulkan perkiraan
dari hasil pengujian impact.Tetapi dari pengujian impact dapat diketahui sifat
ketangguhan logam dan harga impact untuk temperatur yang berbeda-beda, mulai
dari temperatur yang sangat rendah (-30 derajat C) sampai temperatur yang tinggi.
Sedangkan pada percobaan tarik, temperatur kerja adalah temperatur kamar.Ada dua
macam metode uji impact, yakni metode Charpy dan izod, perbedaan mendasar dari
metode itu adalah pada peletakan spesimen, Pengujian dengan menggunkan charpy
lebih akurat karena pada izod pemegang spesimen juga turut menyerap energi,
sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang mampu di serap material
seutuhnya.

Gambar 2.1. peletakan spesimen metode charpy dan izod

2.2 Pengujian Impact Metode Charpy


Batang uji Charpy banyak digunakan di Amerika Serikat, Bendauji Charpy
memiliki luas penampang lintang bujur sangkar (10 x 10 mm)dan memiliki takik
(notch) berbentuk V dengan sudut 45 derajat, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan
kedalaman 2 mm.Benda uji diletakkan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan
bagian yang bertakik diberi beban impak dari ayunan bandul,Serangkaian uji Charpy
pada satu material umumnya dilakukan pada berbagai temperature sebagai upaya
untuk mengetahui temperatur transisiPrinsip dasar pengujian charpy ini adalah besar
gaya kejut yangdibutuhkan untuk mematahkan benda uji dibagi dengan luas
penampang patahan.Mula-mula bandul Charpy disetel dibagian atas, kemudian
dilepassehingga menabrak benda uji dan bandul terayun sampai ke kedudukan bawah
(gambar titik-titik).
Gambar 2.2 alat uji impact metode charpy

Jadi dengan demikian, energi yang diserap untuk mematahkan benda uji
ditunjukkan oleh selisih perbedaan tinggi bandul padakedudukan atas dengan tinggi
bandul pada kedudukkan bawah (tinggiayun). Segera setelah benda uji diletakkan,
kemudian bandul dilepaskansehingga batang uji akan melayang (jatuh akibat gaya
gravitasi).Bandul ini akan memukul benda uji yang diletakkan semuladengan energi
yang sama. Energi bandul akan diserap oleh benda ujiyang dapat menyebabkan benda
uji patah tanpa deformasi (getas) atau pun benda uji tidak sampai putus yang berarti
benda uji mempunyai sifatkeuletan yang tinggi.Permukaan yang patah membantu
untuk menentukan kekuatanimpact dalam hubungannya dengan temperatur transisi
bahan. Daerahtransisi yaitu daerah dimana terjadi perubahan patahan ulet ke patahan
getas. Bentuk perpatahan dapat dilihat langsung dengan mata telanjangtanpa
mikroskop.

Rumus Perhitungan :

W1 = G × h1 (kg m)
2.3 Pengujian Impact Metode Izod
Metode uji Izod lazim digunakan di Inggris dan Eropa, Benda ujiIzod
mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dengantakik V di dekat
ujung yang dijepit, kemudian uji impact dengan metodeini umumnya juga dilakukan
hanya pada temperatur ruang dan ditujukanuntuk material-material yang didisain
untuk cantilever, Perbedaanmendasar charpy dengan izod adalah peletakan spesimen.
Pengujiandengan menggunkan izod tidak seakurat pada pengujian charpy, karena
pada izod pemegang spesimen juga turut menyerap energi, sehinggaenergi yang
terukur bukanlah energi yang mampu di serap materialseutuhnya.

Gambar 2.3 Alat Uji Izod

Rumus Perhitunga Izod :

E=P(H0-H1)
2.4 Faktor Penyebab Patah Getas Pada Pengujian Impact
1. Notch
Notch pada material akan menyebabkan terjadinya konsentrasitegangan pada
daerah yang lancip sehingga material lebih mudah patah. Selain itu notch juga akan
menimbulkan triaxial stress Triaxial stress sini sangat berbahaya karena tidak akan
terjadideformasi plastis dan menyebabkan material menjadi getas.Sehingga tidak ada
tanda-tanda bahwa material akan mengalamikegagalan.
2. Temperatur
Pada temperatur tinggi material akan getas karena pengaruh
vibrasielektronnya yang semakin rendah, begitupun sebaliknya.
3. Strairate
Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasa saja,maka
material akan sempat mengalami deformasi plastis, karena pergerakan atomnya
(dislokasi). Dislokasi akan bergerak menujuke batas butir lalu kemudian patah.
Namun pada uji impact, strainrate yang diberikan sangat tinggi sehingga dislokasi
tidak sempat bergerak, apalagi terjadi deformasi plastis, sehingga material
akanmengalami patah transgranular, patahnya ditengah-tengah atom, bukan di batas
butir, Kemudian, dari hasil pengujian akandidapatkan energi dan temperatur. Dari
hasil tersebut, akan dibuatdiagram harga impact terhadap temperatur. Energi akan
berbanding lurus dengan harga impact. Kemudian akan didapatkantemperatur
transisi. Temperatur transisi adalah range temperaturedimana sifat material dapat
berubah dari getas ke ulet jika materialdipanaskan.
Temperatur transisi ini bergantung pada berbagai hal,salah satunya aspek
metalurgi material, yaitu kadar karbon.Material dengan kadar karbon yang tinggi
akan semakin getas, danharga impactnya kecil, sehingga temperatur transisinya lebih
besar.Temperatur transisi akan mempengaruhi ketahanan materialterhadap perubahan
suhu. Jika temperatur transisinya kecil makamaterial tersebut tidak tahan terhadap
perubahan suhu. Hal lain yang biasa dilakukan dalam pengujian impact adalah
penelaahan permukaan perpatahan untuk menentukan jenis perpatahan(fracografi)
yang terjadi. Secara umum sebagaimana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik
maka perpatahan impact digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Perpatahan berserat( fibrous fracture),
Melibatkan mekanisme pergeseran bidang bidang Kristal di Dalam bahan
(logam)yang ulet (ductile). Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang
berbentuk dimple yang menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
2. Perpatahan granular/kristalin
dihasilkan olehmekanisme pembelahan(cleavage) pada butir-butir dari bahan
(logam)yang rapuh (brittle). Ditandai dengan permukaan patahan yang datar yang
mampu memberikan daya pantul cahaya yang tinggi (mengkilat).
3. Perpatahan campuran (berserat dan granular)
Merupakan kombinasi dua jenispatahan.Selain dengan harga impak yang
ditunjukkan oleh alat uji, pengukuran ketangguhan suatu bahan dapat dilakukan
denganmemperkirakan berapa persen patahan berserat dan patahan kristalinyang
dihasilkan oleh benda uji yang diuji pada temperatur tertentu.Semakin banyak
persentase patahan berserat maka dapat dinilai semakintangguh bahan tersebut. Cara
ini dapat dilakukan dengan mengamati permukaan patahan benda uji di bawah
miskroskop stereoscan. Informasilain yang dapat dihasilkan dari pengujian impact
adalah temperatur transisi bahan.Temperatur transisi adalah temperatur yang
menunjukkantransisi perubahan jenis perpatahan suatu bahan bila diuji
padatemperatur yang berbeda-beda. Pada pengujian dengan temperatur yang berbeda-
beda maka akan terlihat bahwa pada temperatur tinggi materialakan bersifat ulet
(ductile) sedangkan pada temperatur rendah materialakan bersifat rapuh atau getas
(brittle). Fenomena ini berkaitan denganvibrasi atom-atom bahan pada temperatur
yang berbeda dimana padatemperatur kamar vibrasi itu berada dalam kondisi
kesetimbangan danselanjutnya akan menjadi tinggi bila temperatur dinaikkan
(perludiketahui bahwa energi panas merupakan suatu driving force terhadap
pergerakan partikel atom bahan).
Vibrasi atom inilah yang berperansebagai suatu penghalang (obstacle)
terhadap pergerakan dislokasi padasaat terjadi deformasi kejut/impact dari luar.
Dengan semakin tinggivibrasi itu maka pergerakan dislokasi mejadi relatif sulit
sehinggadibutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkan benda uji.Sebaliknya
pada temperatur di bawah nol derajat Celcius, vibrasi atomrelatif sedikit sehingga
pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasimenjadi lebih mudah dan benda uji
menjadi lebih mudah dipatahkandengan energi yang relatif lebih rendah. Informasi
mengenai temperatur transisi menjadi demikian penting bila suatu material akan
didisain untuk aplikasi yang melibatkan rentang temperatur yang besar, misalnya
daritemperatur di bawah nol derajat Celcius hingga temperatur tinggi di atas100
derajat Celcius, contoh sistem penukar panas (heat exchanger ).Hampir semua logam
berkekuatan rendah dengan struktur kristal FCC seperti tembaga dan aluminium
bersifat ulet pada semua temperatur sementara bahan dengan kekuatan luluh yang
tinggi bersifat rapuh.Bahan keramik, polimer dan logam-logam BCC dengan
kekuatan luluhrendah dan sedang memiliki transisi rapuh-ulet bila temperatur
dinaikkan. Hampir semua baja karbon yang dipakai pada jembatan,kapal, jaringan
pipa dan sebagainya bersifat rapuh pada temperatur rendah. Gambar dibawah ini
memberikan ilustrasi efek temperatur terhadap ketangguhan impact beberapa bahan.
Gambar 2.3 Efek temperatur terhadap material

Gambar 2.4 Bentuk dimensi benda uji impact menurut ASTM


BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan Praktikum


3.1.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum pengujian impact adalah sebagai berikut:
a. Gergaji Besi
b. Kikir segitiga
c. Busur
d. Penggaris
e. Mesin uji impact

3.1.2 Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum pengujian impact merupakan sebuah
besi pejal 12x12 mm.

3.2 Prosedur kerja


Langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dalam praktikum uji impact
adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan spesimen
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Memotong besi pejal 12x12mm dengan panjang 76mm sebanyak 3 buah.
3) Mengikir pada bagian tengah yang tadi di potong dengan menggunakan kikir
segitiga hingga kedalam 4mm dan sudut 60° pada setiap spesimen.
b. Pengujian spesimen
1) Meletakkan spesimen 1 pada dudukan alat uji impact dan posisikan guratan
spesimen berada tepat di tengah-tengah.
2) Menarik pendulum hingga sudut 90° dan menguncinya.
3) Mengkalibrasi jarum penunjuk hingga di angka nol.
Melepaskan kunci sehingga pendulum menghantam
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Tabel
Rujukan table
Nama tabel
Spesimen Tinggi Lebar β
1 5 mm 8 mm 62 ͦ

2 4 mm 8 mm 70 ͦ

3 5 mm 8 mm 69 ͦ

4.2 Gambar
a. Spesimen 1
dari hasil percobaan pada sp. 1 didapatkan hasil sbg berikut ,dimana pd
gambar tsb….. (tidak patas = tidak getas)

Gambar 4.1 Spesimen 1


s
b.Spesimen 2

Gambar 4.2 Spesimen 2

c.Spesimen 3

Gambar 4.3 Spesimen 3

4.3 Perhitungan
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dalam praktikum uji impak dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Harga Impak (HI) rata-rata yang diperoleh dari spesimen non threatment adalah
sebesar J/mm
b. .Semakin rendah harga Impak (HI) maka semakin Tangguh maskimal dengan
semkin bertambahnya energi yang di serap

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah
a. Perlu adanya pembuatan menu uji impak, agar setiap pengujian dapat melakukan
pengujian dengan tepat.
b. Penambahan dan perawatan alat ukur sebaiknya dilakukan, agar pengukuran
spesimen mendapatkan hasil yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai