Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3 adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No: PER.
05/MEN/1996). Peraturan menteri tenaga kerja no 5/men/1996
Ketika ada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau mengidap penyakit akibat kerja
maka yang dirugikan tetap perusahaan karena dapat mengurangi produktivitas kerja.
Namun realitas di lapangan menunjukkan masih banyak perusahaan yang enggan
menerapkan SMK3 karena beberapa alasan.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada
di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi, dan lingkungan kerja dalam
keadaan aman, maka perlu penerapan SMK3.
Penerapan SMK3 membutuhkan komitmen dari pengusaha, pihak manajemen dan pekerja.
Ketiganya harus memahami bahwa SMK3 bukanlah pemborosan, pengeluaran biaya yang
sia-sia atau sekadar formalitas yang harus dipenuhi organisasi, tetapi sebuah investasi.
Sesuai PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Kewajiban penerapan SMK3 berlaku bagi perusahaan:
-Mempekerjakan pekerja paling sedikit 100 orang, atau
-Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi, antara lain perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan, minyak, dan gas bumi.
-Dalam menerapkan SMK3, pengusaha wajib berpedoman pada PP Nomor 50 tahun 2012
dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhatikan standar
internasional (ISO 45001:2018) .