Anda di halaman 1dari 17

CEK LIST PENILAIAN KLINIK

PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC)


A. Pengertian
Pelayanan Kesehatan / perawatan kepada ibu selama masa kehamilan (Depkes RI 1997).
B. Tujuan
Menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta
mengahsilkan bayi yang sehat.
C. Petunjuk Penilaian
1. Tidak dikerjakan / dilakukan sama sekali
2. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian langkah belum sepenuhnya berurutan
3. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan langkah – langkah, waktu lebih efektif
4. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai dengan langkah – langkahnya, waktu lebih efektif

NO JENIS KEGIATAN 1 2 3 4 KET

1 2 3 4 5 6 7
1 Anamnesa Umum :
♦ Biodata Klien
♦ Riwayat penyakit sekarang (kehamilan saat ini) : riwayat
haid, siklus haid, HPHT, keluhan selama kehamilan
♦ Riwayat kesehatan lalu : penyakit yang pernah dialami
(termasuk kehamilan persalinan & nifas yang lalu),
Pembedahan abdomen & penyakit – penyakit penting yang
lain
♦ Riwayat kesehatan Keluarga, penyakit diabet, jantung &
termasuk kelainan genetikyang pernah terjadi
♦ Riwayat social, adanya penggunaan obat – batan, alkohol,
merokok, obat peluruh kehamilan
Pengkajian Fisik Umum ; Head to Toe
2 Pengkajian Fisik khusus Obgyn
Persiapan Alat :
- Tensimeter
- Timbangan BB
- Metleen
- Funandoskop
- Reflex Hammer
Persiapan Pasien & Lingkungan
- Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur
- Menjaga privacy dengan menutup korden kamar periksa
3 Pelaksanaan Leopold I
a. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi
tepi atas simfisis)
b. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari – jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap ke bagian kepala ibu
c. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapa
tangan kiri dan kanan secara bergantian
4 Pelaksanaan Leopold 2
a. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan
dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu
secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
b. Mulai bagian atas, tekan secara bersama / bergantian
(simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke
arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian – bagian kecil
(ekstremitas)
5 Pelaksanaan Leopold 3
a. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke
bagian kaki ibu
b. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan
bawah perut ibu
c. Tekan secara lembut dan bersamaam / bergantian untuk
menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan
hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan yang
lunak dan kurang simetris, adalah bokong)
6 Pelaksanaan Leopold 4
a. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral
kiri dan kana uterus bawah, ujung – ujung jari tangan kiri
dan kanan berada pada tepi atas simfisis
b. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan
semua jari – jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
c. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari – jari kiri dan kanan
(konvergen atau divergen)
d. Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
e. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari – jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul
7 Auskultasi Monoaural
a. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil
stetoskop monoauraldengan tangan kiri, kemudian tempelkan
ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi
punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata)
b. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi
jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila pada titik
pertama, bunyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk
mendapatkan punctum maksimum).
c. Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk
mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung
stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar
3cm di bawah pusat (subumbilikus)
d. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik
sebanyak 3 kali pemeriksaan, dengan interval 5 detik di antar
masing – masing perhitungan
e. Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2 dan 3 kemudian dikalikan
dengan angka 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung
bayi permenit (perhatikan perbedaan jumlah masing –
masing penghitungan untuk menilai irama atau keteraturan
bunyi jantung)
f. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada semula
g. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai,
angkat kain penutup dan rapikan kembali pakaian ibu

8 Mengukur lingkar perut dengan metleen terutama bila TFU


sudah lebih dari setinggi pusat
9 Pelaksanaan mengukur panggul luar / Pelvimetri
♦ Menentukan tempat Crista & Spina liaka
♦ Menggunakan jangka panggul mengukur pada sisi kiri dan
kanan (n:DC:26 – 30cm. DS : 23 – 26cm)
♦ Menentukan letak pinggir atas simfisis dan tulang lumbal V
♦ Meletakkan jangka panggul pada pinggir atas simfisis dan
tulang lumbal V
♦ Menentukan dengan jangka panggul ukuran bodilouq (n: 18
– 20cm)
10 Kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan
♦ Menentukan hasil Leopold 1, 2, 3, 4
♦ Menentukan hasil auskultasi DJJ dengan benar (n: 120 – 150
x/m reguler)
♦ Menentukan hasil pengukuran panggul
CEK LIST PENILAIAN KLINIK
ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)
A. Pengertian
Pelayanan Kesehatan / perawatan kepada ibu selama masa persalinan.

B. Tujuan
Menjaga agar ibu dapat melalui masa persalinan dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat.

C. Petunjuk Penilaian
1. Tidak dikerjakan / dilakukan sama sekali
2. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian langkah belum sepenuhnya berurutan
3. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan langkah – langkah, waktu lebih efektif
4. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai dengan langkah – langkahnya, waktu lebih efektif

NO KEGIATAN 1 2 3 4 KET

1 2 3 4 5 6 7
I. MELIHAT ADANYA TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
♦ Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
♦ Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vagina
♦ Perineum tampak menonjol
♦ Vulva dan sfingterani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obat esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu
dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat datar dan keras, 2
kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
3 Pakai celemek plastic
4 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
5 Pakai satu sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
6 Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dengan
menggunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan
steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
Pinggirkan ½ kocher.

1 2 3 4 5 6 7
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7 Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati –
hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau
kassa yang dibasahi air DTT
♦ Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke
belakang
♦ Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia)
♦ Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% → langkah
# 9)
8 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
♦ Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka dilakukan amniotomi
9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan
10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120 – 160x/menit)
♦ Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
♦ Mendokumentasikan hasil – hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN
MENERAN
11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik serta bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginan
♦ Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada
♦ Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar
12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman)
13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ada dorongan
kuat untuk meneran :
♦ Bimbing ibu agar dpt meneran secara benar dan efektif
♦ Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai
♦ Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu
yang lama)
♦ Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
♦ Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan semangat
untuk ibu
♦ Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
♦ Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
♦ Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam) meneran (multigravida)
14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 –
6 cm
16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu
17 Buka tutup partus sel dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN MELAHIRKAN BAYI
Lahirnya Kepala
19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas ceppat dan dangkal
20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yangsesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi
♦ Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
♦ Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya Bahu
22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

1 2 3 4 5 6 7
Lahirnya Badan dan Tungkai
23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas
24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing – masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari – jari lainnya)
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25 Lakukan penilaian (selintas) :
- Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap – megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir
26 Keringkan tubuh bayi
♦ Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk / kain yang kering.
Biarkan bayi diatas perut ibu
27 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal)
28 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10
Unit IM (Intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem
pertama
31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
♦ Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tsb
♦ Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
♦ Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
32 Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dad ibu. Luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel di dad / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu

1 2 3 4 5 6 7
33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-
atas (dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion
uteri). Jika Plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas
♦ Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
Mengeluarkan Plasenta
37 Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan dorso-kranial)
♦ Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
♦ Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir
f. Bila terjadi perdarahan lakukan plasenta manual
38 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah disediakan
♦ Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput, kemudian
gunakan jari – jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagisn selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil (Massase) Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
massase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik massase
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta
ke dalam kantung plastic atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera
lakukan penjahitan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara.
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri
tetes mata antibiotic profilaksis, dan vitamin K1 1 mg IM di
paha kiri anterolateral
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral
 Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bias disusukan
 Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu
Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik melakukan
asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri
47. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan massage uterus dan
menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan
 Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2
jam pertama pasca persalinan
 Melakukan tindak yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5oC-37,5oC)
Kebersihan dan Keamanan
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lender dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang basah dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk member ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58. Lengkapi partograf. (halaman depan dan belakang), periksa
tanda-tanda vital dan asuhan kala IV.

Rekomendasi : ……………………………………………………………………………………………………...

Malang, ……………..
Penguji,

(…………………………………………..)
PENILAIAN KETERAMPILAN UJI KOMPETENSI
PEMERIKSAAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES KENDEDES MALANG
TAHUN AJARAN 2018/ 2019

NAMA : ..........................................................................................................................
NIM : ..........................................................................................................................
TANGGAL UJIAN : ..........................................................................................................................

PETUNJUK 
1 : jika langkah klinik tidak dilakukan  
2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat  
3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif  
4 : jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif          
Nilai
No Prosedur Kegiatan Ket
1 2 3 4
A. PERSIAPAN ALAT :
1 Jelly/Pelumas
2 Stetoskop
3 Plester
4 Disposable spuit 10cc tanpa jarum
5 Bengkok
6 Perlak dan handuk pengalas
7 Gunting
8 Kom berisi air

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN


Lakukan tindakan dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan
1
santun)
2 Lakukan perkenalan diri dan identifikasi pasien
3 Jelaskan tujuan yang akan dilakukan
4 Jelaskan prosedur pelaksanaan
5 Buat informed consent

C. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1 Jaga provasi pasien dengn memasang sketsel/sampiran
2 Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

D. PELAKSANAAN
Alat-alat didekatkan kepasien
1.
Cuci tangan
2.
Pakai sarung tangan
3.
4. Pasanglah perlak dialasi handuk dibawah kepala pasien sampai bahu
Aturlah posisi tidur pasien supine dengan kepala difleksiakn dengan
5. satu bantal

Bersihkan hidung dengan waslap/tissu


6.
Ukur panjang NGT dari pangkal hidung ke telinga bawah sampai
7. prosessus xypoideus

Olesi jelly / pelumas pada pipa lambung / NGT sepanjang 7 – 10 cm


8. yang akan dimasukkan serta ujung yang lainnya dijepit

Masukka pipa lambung kesalah satu lubang hidung secara perlahan-


lahan sampau batas yang telah ditentukan sambil memperhatikan
9.
reaksi dari pasien dan menganjurkan pasien untuk menelan ludah

Pastikan selang NGT masuk kelambung / tidak ke paru-paru dengan


10 cara

a. Hisap cairan lambung dengan disposible spuit 10cc bila keluar


sisa makan berarti sudah betul

b. Masukkan udara 5-10 cc melalui disposible spuit kedalam selang


NGT / NSV kemudian didengarkan didaerah lambung dengan
stetoskop, bila terdengar bunyi semburan (brus) berarti
pemasangan betul

c. Masukkanalah selang ujung NGT / NSV kedalam waskom yang


berisi air matang

Fiksasi selang NGT / NSV di daerah hidung dengan plester


11
Jelaskan tindakan telah selesai dan rapikan pasien
12.
Alat-alat dibereskan
13.
Lepas sarung tangan
14.
Cuci tangan
15.

EVALUASI
E.
Dokumentasi tindakan
1.
Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
2.

KET
: NA = JUMLAH SKOR x 100 = ……………………. Malang,…………….2019
32 Penguji

(…………………………….………)
PENILAIAN KETERAMPILAN UJI KOMPETENSI
KUMBAH LAMBUNG
PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES KENDEDES MALANG
TAHUN AJARAN 2018/ 2019

NAMA : ..........................................................................................................................
NIM : ..........................................................................................................................
TANGGAL UJIAN : ..........................................................................................................................
PETUNJUK:          
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut:  
1 : jika langkah klinik tidak dilakukan  
2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat  
3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif  
4 : jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif          
NO NILAI
PROSEDUR/LANGKAH KLINIK KET
. 1 2 3 4
I PERSIAPAN          
  1. Persiapan alat :          
- Baki berisi selang NGT (ukuran dewasa 14-20 dan anak-anak 8-
16)
- 2 buah baskom
- Perlak dan handuk pengalas
- Stetoskop
- Spuit 10cc
- Plester
- Bengkok
- Kom
- Air hangat
- Kassa/tissue
- Jelly
- Handscone
- Pinset
- Spatel
- Corong
  - Gelas ukur        
         
2. Persiapan pasien
- Jelaskan tujuan yang akan dilakukan
  - Mengatur posisi klien semi fowler (bila memungkinkan)          
  3. Persiapan petugas          
  - Cuci tangan dengan air bersih dan dikeringkan dengan handuk kering        
  - Pakai sarung tangan          
II LANGKAH KERJA          
  Prosedur bilas lambung pada kasus perdarahan lambung :          
4. Petugas berdiri disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan
dominan kanan (atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).
5.Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasa digunakan
adalah selang Ewald. Selang dengan diameter kecil tidak cukup efektif
untuk mengelarkan bekuan darah dan dapat menyebabkan kesalahan
penegakan diagnosa karena bila ada bekuan darah yang menyumbat
selang akan sulit mendeteksi proses terjadinya perdarahan.
6. Lakukan irigasi dengan menggunakan cairan garam faal dengan cara
memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian
mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi
menggunakan tekanan rendah.
7. Alirkan cairan yang dikeluarkan ke dalam kantong yang diletakkan
dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau tempat tidur klien.
8. Cairan irigasi yang digunakan bisa berjumlah +/- 500-700ml.
9. Pastikan bahwa aliran cairan lancar, begitu juga dengan sistem
drainasenya.
10. Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah pada
selang atau perubahan posisi selang.
11. Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif dalam
tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan menggeser
kurva disosiasi hemoglobin ke arah kiri dan dapat berakibat langsung
seperti : penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta
memperpanjang waktu perdarahan dan protombin time.

Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan :


12. Bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar/stupor atau jika induksi
muntah dengan sirup ipekak tidak berhasil.
13. Bila klien setengah sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien
harus dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
14. Gunakan pipa nasigastrik berdiameter besar (>28Fr) untuk
memudahkan aliran irigasi cairan.
15. Gunakan larutan garam fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang
digunakan sesuai suhu tubuh.
16. Lakukan irigasi dan aspirasi cairan garam faal sebanyak+/- 200ml
beberapa kali sampai terpakai 2-4liter.
17. Lakukan pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah,
karakteristik, bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien.

III WAKTU KERJA          


  18. Kecepatan dan ketepatan          
IV SIKAP          
  19. Teliti          
V PENYELESAIAN DAN PEMBERESAN          
  20. Merapikan Alat          
  21. Pencatatan dan pelaporan          

KET: NA = JUMLAH SKOR x 100 = ……………………. Malang,…………….2019


21 Penguji

(.................................)

SOP PEMASANGAN EKG

A. Pengertian Elektrokardiogram Elektrokardiogram merupakan alat diagnostik yang di


gunakan untuk merekam aktifitas listrik jantung.

B. Tujuan Pemasangan EKG


Pemsangan EKG di lakukan untuk
mengetahui :
1. Mengetahui kelainan irama jantung pasien
2. Mengetahui kelainan Miokardium
3. Mengetahui Efek penggunaan obat jantung
4. Mengetahui terjadinya gangguan elektrolit pada pasien
5. Mengetahui infeksi lapisan jantung

C. Perlengkapan Pemasangan Elektrokardiogram :


1. Mesin Elektrokardiogram ( EKG )
2. Kertas EKG
3. Jelly
4. Tissu
5. Bengkok
6. Kapas alcohol

D. Langkah – langkah dalam pemasangan EKG


1. Atur Posisi Pasien, posisi pasien diatur terlentang datar
2. Buka & longgarkan baju pasien bagian atas, kalau pasien menggunakan jam tangan,
gelang, logam lain supaya dilepas
3. Bersihkan kotoran dengan memakai kapas pada daerah dada, ke-2 pergelangan
tangan & ke-2 tungkai dilokasi manset elektroda.
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
5. Memasang manset elektroda pada ke-2 pergelangan tangan & ke-2 tungkai.
6. Memasang arde.
7. Menghidupkan layar Elektrokardiogram.
8. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram pada ke-2 tungkai pergelangan tangan &ke-
2 tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III,
AVR, AVL, AVF) dengan cara :
16

SOP Pemasangan EKG

- Warna merah pada pergelangan tangan kanan


- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan.
- Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.
- Memasang elektroda dada buat rekaman precardial
lead o V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan
o V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
o V3 pada pertengahan V2 & V4
o V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
o V5 pada axila sebelah depan kiri
o V6 pada axila sebelah belakang kiri

9. lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik


10. Jika rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap terekam, seluruh elektroda yg melekat
ditubuh pasien dilepas & dibersihkan seperti
semula.
11. Pasien dibantu merapihkan baju
17

Anda mungkin juga menyukai