Disususn untuk memenuhi salah satu tugas dalam matakuliah studi kasus
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala tumpahan Rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih sangat banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Medan,Desember 2019
Kelompok
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Uraian Permasalahan............................................................................................................6
B. Subjek penelitian..................................................................................................................7
C. Assement Data......................................................................................................................7
A. Metode Penelitian.................................................................................................................8
B. Langkah Penelitian...............................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................................9
D. Treatment............................................................................................................................11
E. Follow Up (evaluasi)..........................................................................................................11
BAB V PENUTUP........................................................................................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................................................................19
3
B. Saran...................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan agama pada masa anak terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil
dalam keluarga. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agamis, akan semakin banyak unsur
agama, maka sikap tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran
agama. Pendidikan agama dan spiritual bagi anak-anak adalah termasuk bidang-bidang yang
harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga. Karena tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anaknya bersifat sangat mengikat. Perhatian orang tua kepada anak hendaknya
diwarnai dengan kasih sayang orang tua terhadap anak, anak kepada orang tua dan perhatian
yang memadai di dalam kehidupan keluarga. Peran orang tua sebagai pengajar utama dan
pertama bagi anak sangat besar.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana peran guru BK
dalam melaksanakan proses konseling dalam membantu peserta didik atau klien menghadapi
masalahnya baik masalah individual maupun kelompok. Selain itu, dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat menjadi suatu motivasi tersendiri bagi peneliti maupun pembaca sebagai calon
konselor untuk melakukan konseling di sekolah.
4
5
BAB II
A. Uraian Permasalahan
Perhatian orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung tumbuh dan
perkembangan anak terutama dalam dunia pendidikan. Wujud perhatian orang tua yang menjadi
tugas utama mereka adalah mendidik dan membimbing anaknya agar kelak menjadi insan yang
dapat mengabdikan diri kepada Allah, kepada orang tua, agama, bangsa, dan negara. Upaya
mendidik dan membimbing anak merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
serangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Kewajiban mendidik dan
membimbing anak adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan mental rohani anak.
Dengan begitu, antara kewajiban mencari nafkah dan mendidik anak itu, satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan harus dilaksanakan secara seiring, sejalan, serasi, dan setara agar
terjadi keseimbangan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu seorang seorang remaja berusia 13 tahun di SMP
Negeri 7 Medan.
C. Assement Data
Assessment yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik observasi. Di
mana observasi menurut Gall, dkk (2003:254) memandang observasi sebagai salah satu metode
pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan (sosial atau material)
individu yang sering diamati.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif. Melalui
penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut definisi ini penelitian kualitatif menghasilkan data
deskriptif sehingga merupakan rinci dari suatu fenomena yang diteliti.
B. Langkah Penelitian
Adapun tahapan atau langkah yang ditempuh peneliti dalam melakukan penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gamabaran Masalah
3. Subjek kasus
Nama Inisial : AL
4. Gambaran Masalah :
AL adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Medan, ia adalah anak dari ibu NT dimana
anak ini masih memerlukan kasih sayang atau perhatian dari orang tua, karena kesibukan ibu NT
yang mementingkan pekerjaan, demi membiayai anaknya yang pertama yang sedang duduk
dibangku kuliah, dan juga merawat ayah yang sering sakit, dan tak mampu lagi bekerja seperti
ayah yang lainnya, sehingga AL yang masih dibilang masih butuh perhatian dari org tuanya kini
tidak mendapatkan perhatian dari keduanya sehingga pendidikan anak tersebut tidak berkembang
dengan baik.
ketika oarang tua terus menerus mengabaikan AL untuk mengerjakan tugas pelajaran
maka AL juga akan mengabaikan pelajaran yang akan ia kerjakan. Sewaktu AL merasa
diabaikan, maka ia merasa bahwa mengabaikan orang lain adalah suatu hal yang biasa. Ketidak
pedulian yang konstan dari orang tua dapat berdampak hasil belajar yang buruk disekolah akan
mengakibatkan anak tidak naik kelas, hal tersebut dapat menurunkan semangat anak dalam
mengikuti pembelajaran ulang.
8
Belajar juga harus diperhatikan orang tua dengan baik, karena belajar merupakan salah
satu sarana proses perkembangan seorang anak. Jika anak jarang berada dirumah maka anak
tidak akan belajar, walaupun belajar pikiran anak tidak akan menyatu pada pelajaran.
Pada akhirnya AL mendapat nilai yang jelek bahkan tinggal kelas. Inilah yang
ditakutkan orang tua saat sedang menghadapi ujian apabila anak tidak belajar dapat dipastikan
nilainya anaknya jelek dan tinggal kelas. Akhirnya AL tidak mampu untuk naik kelas. Sering
kita lihat kebanyakan orang tua mengabaikan pendidikan kepada anaknya, baginya pendidikan
tidaklah terlalu penting, padahal pendidikan itulah yang dapat mengembangkan pola pikir anak.
a. orang tua tidak menaruh perhatian kepada anaknya, orang tua jarang ada waktu
untuk anaknya
b. kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua.
c. selalu merasa dirinya diabaikan dan tidak diperdulikan lagi dengan orang tuanya.
Kesimpulan : dari beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi penyebab klien sedih adalah karena melihat latar belakang keluarga yang
tidak perduli, AL yang menjadi imbas dari permasalahan ini
9
C. Hasil Kajian Prognosis
Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan atau tawaran-tawaran atau
dapat atau mungkin diberikan kepada klien sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana
yang ditemukan dalam diagnosis. Dalam masalah ini kami menawarkan beberapa solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah klien tersebut. Diantaranya yaitu :
a. Melakukan pendekatan kepada klien secara individual dan memberi motivasi atau
dorongan kepada klien, memberikan ketenangan dan kesabaran kepada klien.
b. Memberikan layanan konseling perorangan terkait masalah berkurangnya rasa
terhadap klien. Layanan konseling individual bertujuan mengentaskan masalah
yang dialami klien.
c. Memberikan kesempatan klien agar menceritakan masalahnya dengan detail dan
terbuka
d. Memberikan pengarahan dan penjelasan yang seluas luasnya akibat dari
permasalahan yang dialami klien
e. Memberikan penguatan kepada klien agar klien bisa lebih kuat dalam menerima
masalah ini
D. Treatment
1. Konselor melakukan hubungan baik atau attending dengan klien
2. Konslor mengajak konseli untuk sharing terkait masalah yang dialami.
3. Konselor memberikan strategi mengenai masalah yang dialami konseli.
4. Konselor menggunakan teori gestalt tekhnik kursi kosing :
Kursi Kosong. Dimana konselor mempersilahkan konseli seolah-olah ia berbicara
dengan orang tua, konselor mempersilahkan konseli meluapkan kata-kata dan
emosinya kepada orang tuanya. Secara spesifiknya, dijelaskan sebagai berikut :
- Konselor memberi motivasi pada klien agar klien lebih bisa menerima semua
dan kuat dalam masalah ini
- Konseor berperan sebagai penasehat bagi klien dengan memberikan masukan
pada klien yang mampu membangun keadaran dalam diri klien akan tindakan-
tindakan yang tidak benar yang selama ini klien lakukan. Sehingga klien
10
mampu berpikir secara lebih rasional yang bis mengubah tingkah laku klien
agar bisa lebih baik lagi.
E. Follow Up (Evaluasi)
Dalam menindak lanjuti masalah klien, konselor melakukan home visit sebagai upaya
untuk mengetahui perubahan dari klien setelah melakukan proses konseling. Apakah ada ada
perubahan dari orang tuanya, apakaha klien lebih mengarah ke hal yang positif atau malah
sebaliknya, .
11
A. Instrumen yang dipakai
1. Tes “Who Am I”
Tes Who Am I adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa tes kepribadian yang dapat
mengukur penyikapan seseorang terhadap dirinya sendiri. Dengan memahami keadaan yang ada
dalam diri sendiri, yaitu menyadari akan adanya kekurangan dan kelebihan diharapkan siswa
mampu memberikan perlakuian yang sesuai terhadap kondisi tersebut, Jika ada kekurangan
tentunya bagaimana siswa tersebut segera mengambil tindakan untuk merubahnya, menutupi
segala kelemahan dan kekurangan dengan cara yang tepat.dan jika terdapat kelebihan tentunya
bagaimana siswa mengembangkan potensinya itu yaitu bakat, minat dan kecakapan lainya untuk
perkembangan masa depan yang lebih baik. Teknik ini terdiri dari sejumlah s3tatement tentang
sifat-sifat kepribadian seseorang baik positif maupun negative. Tes ini digunakan agar siswa
dapat mengenal dirinya sendiri, untuk selanjutnya dapat melakukan penyesuaian terhadap diri
maupun lingkunganya.
Tes ini terdiri atas 15 pertanyaan. Tiap pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban yaitu
AC(agak cocok), SC (sangat cocok) dan TC (tidak cocok) dan masing-masing pilihan jawaban
mempunyai nilai sesuai dengan pedoman yang ditentukan.
2. Saya merasa
kedua orang tua
saya tidak
12
menyayangi saya
3. Saya tidak
menjadi anak
yang murung
setelah kedua
orang tua saya
tidak
memperhatikan
saya
4. Saya tidak
membenci kedua
orang tua saya
karena mereka
tidak
memperhatikan
saya
5. Saya tidak
menyalahkan
kedua orang tua
saya atas apa
yang terjadi pada
saya pada saat
sekarang ini
6. Saya merasa
sangat tertekan
dengan keadaan
saya saat ini
7. Saya ingin
keluarga saya
yang dulu
kembali
8. Saya tidak
menjadi anak
13
yang malas
belajar dan
mudah putus asa
9. Saya iri melihat
teman-teman saya
yang
mendapatkan
kasih sayang dari
orang tuanya
10. Saya merasa
menjadi orang
yang kekurangan
kasih sayang dari
orang tua saya
11. Saya mulai
menerima
dengan keadaan
saya yang seperti
ini
12. Saya tidak
memperdulikan
sekolah saya dan
nilai pelajaran
saya
13. Saya ingin
memiliki
semangat untuk
segala hal seperti
dulu lagi
14. Saya merasa tidak
diperhatikan lagi
oleh kedua orang
tua saya
14
15. Saya mencoba
untuk
memperbaiki
nilai-nilai saya
disekolah agar
saya
mendapatkan
hasil yang terbaik
Hitungan skor untuk pertanyaan diatas adalah :
Jumlah : 21,5 (Kepribadian kurang bersemangat, kurang menyenangkan, dan pribadi yang sangat
tertekan)
2. Angket
15
jawaban yang tidaak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu,
responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
Tes ini terdiri atas 15 pertanyaan. Tiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban. Berilah
tanda ceklis (√) jika menurut anda penyataan dibawah ini benar..
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya sering absen atau tidak hadir pada saat
jam sekolah
2. Saya tidak pernah mengerjakan tugas sekolah
3. Saya selalu melawan guru dikelas dan teman
sekolah
4. Saya sering berkelahi dan mencari suasana
ribut dengan teman sekelas
5. Saya tidak dapat perhatian dari orang tua,
sehingga saya mengabaikan lingkungan
sekolah sayang
6. Saya tidak pernah memberitahukan kepada
orangtua kendala-kendala yang saya hadapi
disekolah
7. Saya kesepian jika terus berada di rumah
8. Saya sering merasa kalau belajar tidak berguna
bagi diri saya
9. Saya bermain dengan teman dan lama pulang
ke rumah
10. Saya tidak pernah berbagi cerita dengan orang
tua bagaimana nilai dan hasil ujian
11. Saya tidak mau bertanya kepada teman
mengenai tugas-tugas sekolah
12. Saya menghabiskan waktu bersama ponsel
saya
13. Saya pergi bermain dan pulang malam kerumah
orang tua
16
14. Saya selalu berusaha menjauhi lingkungan
sekolah
15. Saya sering bergabung dengan orang yang
tidak sekolah, sehingga membuat saya lua diri
3. Observasi Langsung
Menurut kami, AL Merupakan anak yang pendiam di sekolahnya dia terlihat murung dan
terlihat mempunyai banyak masalah dan AL Juga di kelas tidak terlalu aktif dalam belajar, minat
belajarnya sangat menurun, hal tersebut diakibatkan karena kurangnya perhatian dari orang tua,
orang tuanya yang sibuk bekerja sehingga AL merasa tidak di perdulikan lagi dengan orang
tuanya.
Nomor
Klien : 1
Nama : AL
Jenis Kelamin : P
Kelas :
Sekola
h :
Tahun Pelajaran :
Tgl Mengisi
DCM :
BIDANG DAN FREKUENSI MASALAH
KODE TOPIK
JM
MASALAH
NOMOR MASALAH L %
1 2 3 4
17
22,00
I PRIBADI 22 %
A Kesehatan 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 10,00%
Keadaan
B Ekonomi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 25,00%
Kehidupan
C keluarga 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 35,00%
D Agama & Moral 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 10,00%
Rekreasi &
E Hoby 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 30,00%
28,33
II SOSIAL 17 %
A Hub. Pribadi 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 6 30,00%
Kehidupan
B sos.& org 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 25,00%
IV KARIR 0 0,00%
Masa depan &
A Cita-cita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
22,92
KESELURUHAN 55 %
18
40%
35%
28.33%
30% 26.67%
25% 22.00%
20%
15%
10%
5%
0.00%
0%
PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIER
Dari analisis DCM dapat disimpulkan bahwa masalah yang dialami adalah masalah bidang
sosial sebesar 28,33%. Menurut kami masalah sosial ini berkaitan dengan masalah ketidak
tertekan karena kurangnya perhatian dari orang tua yang dimiliki klien, karena masalah pribadi
bisa berdampak pada aspek sosialnya.
5. AUM
Berdasarkan analisis dari AUM maka diperoleh kesimpulan bahwa masalah yang paling
dominan adalah masalah keadaan diri sendiri yakni 26,1% dan keadaan lingkungan fisik dan
lingkungan sosio emosional yakni 17,4%. Berdasarkan masalah rasa tertekan akibat broken
home yang dimiliki oleh klien jadi menurut kami masalah yang dimiliki klien bedampak pada
emosional dirinya.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurangnya perhatian dari orangtua membuat anak kurang dalam prestasi belajarnya, karena
bagimana seorang anak dapat melakukan aktivitas jika tanpa didampingi orangtua, disamping
orangtua adalah sebagai motivator belajar anak dilingkungan sekolah dan diluar sekolah. Dalam
belajar anak, orangtua hendaknya memberikan dorongan-dorongan kepada anak-anaknya sesuai
dengan kebutuhan anak dan perkembangan jiwa anak. Orangtua juga hendaknya harus
20
mengetahui kebutuhan-kebutuhan maupun masalah-masalah yang dihadapi anak dalam
belajarnya.
B. Saran
1. Kepada konseli agar bisa mengontrol emosi dan membangun jatidiri untuk mengurangi
rasa tekanan akibat kurangnya perhatian dari orang tua.
2. Kepada guru BK agar bisa memberikan treatment yang tepat untuk anak yang memiliki
masalah yang terkait dengan rasa tertekan akibat kurangnya perhatian dari orang tuanya.
21