Anda di halaman 1dari 9

IKGM I

ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
Karina 021811133060
Naila Mufidah 021811133061
Nur Atika 021811133062
Louis Krisna W. 021811133063
Vankalayya Y. D. 021811133064
Prawidia Ayu W. 021811133065
Larasati Buzaina 021811133066
Devi Lavinia R. 021811133067

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GANJIL
Health Effects Associated with Environmental Hazard
Efek kesehatan yang dikaitkan pada paparan lingkungan mencakup rentang yang luas
terhadap kondisi, termasuk kanker dan dampak reproduktif, seperti cacat kongenital dan berat
badan saat lahir rendah. Pada lingkungan kerja, radiasi ionisasi, agen yang menginfeksi,
substansi beracun, dan obat-obatan bisa menimbulkan risiko kesehatan yang khas untuk
pekerja hamil dan fetus dalam kandungan. Akibat merugikan lainnya secara potensial
berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. Hal ini termasuk penyakit paru-paru (byssinosis,
pneumoconiosis pada pekerja batu bara, dan asbestosis), masalah dermatologis,
neurotoksisitas, penyakit jantung coroner, cedera, dan berbagai kondisi psikologis seperti
absensi kerja dan stres saat bekerja. Peneliti telah memerhatikan mengenai hubungan yang
mungkin antara paparan lingkungan pada agen karsinogenik dan kanker. Paparan pekerjaan
terhadap substansi beracun diketahui memiliki peran terhadap beberapa bentuk dari kanker,
seperti kanker empedu pada pekerja pewarna dan leukemia diantara pekerja yang terekspos
benzena. Antara 1950 dan 1988, insiden yang disesuaikan dengan umur untuk semua bentuk
kanker meningkat 43,5%, dan mortalitas meningkat 2,9%, tren yang membutuhkan untuk
dievaluasi secara sistematis karena meningkatnya penggunaan bahan kimia di dunia.

Study Designs Used in Environmental Epidemiology


Epidemiologi lingkungan menggunakan rentang yang luas dari desain pembelajaran,
termasuk pendekatan deskriptif dan analitik. Wegman menawarkan definisi dari
pembelajaran deskriptif dan etiologi dipakai pada epidemiologi penyakit lingkungan yang
dipakai secara merata pada kategori yang lebih luas dari epidemiologi lingkungan yaitu
pembelajaran deskriptif menyediakan informasi untuk menentukan prioritas, identifikasi
bahaya, dan membuat hipotesis untuk risiko pekerjaan yang baru. Contoh bersejarah yaitu
pekerjaan William Farr’s yang menunjukkan bahwa Cornwall seorang pekerja tambang besi
memiliki mortalitas yang lebih tinggi terhadap segala penyebab dibandingkan dengan
populasi pada umumnya. Pembelajaran etiologi adalah pemeriksaan yang direncanakan
terhadap kausalitas dan sejarah alamiah dari penyakit. Pembelajaran ini telah membutuhkan
metode analisis yang semakin berkembang karena pentingnya untuk eksplorasi paparan
intensitas rendah dan perbaikan lebih baik dalam efek paparan. Contohnya dari desain
pembelajaran yang berbeda yang bisa digunakan dalam epidemiologi lingkungan
diperkenalkan dibawah ini, yaitu :
a. Retrospective Cohort Studies
Studi cohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar
berdasarkan status paparannya. Ciri-ciri studi cohort adalah pemilihan subjek berdasarkan
status paparannya, dan kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subjek dalam
perkembangannya mengalami penyakit atau tidak.
Pada saat mengidentifikasi status paparan semua subjek harus bebas dari penyakit
yang diteliti. Studi cohort disebut juga studi follow-up sebab cohort diikuti dalam suatu
periode untuk diamati perkembangan penyakit yang dialaminya.
b. Methods for Selection of a Research Population and Collection of Exposure Data
Penyelidik dapat memilih populasi penelitian dari catatan personel yang dikelola oleh
perusahaan. Jika catatan pekerja lama dan pensiunan disimpan oleh perusahaan, satu set data
lengkap yang mencakup periode waktu yang lama mungkin tersedia. Idealnya, setiap pekerja
sebelumnya dan saat ini yang terpapar pada faktor tersebut harus dimasukkan. Bias seleksi
dapat terjadi jika beberapa pekerja dikeluarkan karena catatan mereka telah dihapus dari
database perusahaan.
c. The Healthy Worker Effect
Efek pekerja sehat adalah jenis bias seleksi khusus, biasanya terlihat dalam studi
pengamatan paparan pekerjaan dengan pilihan kelompok pembanding yang tidak tepat
(biasanya populasi umum). Fenomena ini telah didokumentasikan dalam beberapa penelitian
dan metode telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
d. Ecologic Study Designs
Metode studi ini mengukur hubungan antara paparan rata-rata polutan dalam suatu
sensus dan angka kematian rata-rata di dalam sensus tersebut, bukan menghubungkan
paparan individu terhadap polutan dengan angka kematian. Metode studi ini bertujuan untuk
menunjukkan angka kematian lebih tinggi pada area dengan polutan yang tinggi dibanding
yang lebih rendah. Kelemahan studi ini ada pada faktor-faktor yang tidak terkontrol seperti
kebiasaan merokok, genetik, dan kelas sosial.
e. Case-Control Studies
Studi ini menghasilkan data paparan yang lengkap, terutama ketika data didapat dari
keluarga dan kerabat mereka yang meninggal dari suatu alasan tertentu. Seperti halnya
dengan ecologic study designs, terdapat beberapa variabel yang tidak terukur, seperti ukuran
tepat paparan terhadap polutan.

Toxicologic Concepts Related to Environmental Epidemiology


Karakteristik paparan terhadap agen berbahaya, menurut Gochfeld, yaitu:
1. Dose-Response Curve
Kurva dosis-respon digunakan untuk mengukur efek paparan terhadap suatu zat kimia atau
toksin terhadap suatu organisme. Sumbu X menggambarkan dosis, sedangkan sumbu Y
menggambarkan respon. Respon tersebut didapat dari persentase hewan yang terpapar
polutan tersebut yang menunjukkan gejala tertentu, atau efek yang didapat pada subjek
individu. Kurva tersebut memiliki bentuk sigmoid dan merupakan kurva persentase
kumulatif.
Pada awal kurva terdapat suatu bagian yang menunjukkan naiknya dosis tidak menimbulkan
efek apapun (subthreshold phase). Seiring naiknya dosis, titik threshold akan dicapai dan
kurva naik tajam menjadi yang disebut dengan linear phase. Ketika respon maksimal telah
dicapai, kurva akan datar kembali.
2. Threshold
Threshold merupakan dosis paling rendah dimana respon dapat terjadi. Tidak ada penelitian
yang dapat menyimpulkan secara pasti apakah dosis pada fase subthreshold dapat
menyebabkan respon kesehatan. Paparan kronis terhadap zat kimia berbahaya juga belum
dapat disimpulkan cukup tinggi untuk mempengaruhi kesehatan manusia.
3. Latency
Latency adalah jangka waktu antara paparan pertama dan tampaknya respon yang dapat
terukur. Tergantung jenis zat berbahayanya, latency berkisar dari beberapa detik sampai
beberapa dekade. Contohnya yaitu mesothelomia yang memiliki latency 40 tahun.
4. Synergism
Sinergisme merupakan situasi dimana efek keseluruhan beberapa paparan lebih besar
dibanding jumlah total efek individual.
Bahaya Lingkungan pada Lingkungan Kerja
A. Pengamatan dan Pengawasan terhadap paparan bahaya pekerjaan
Program - program pengawasan membantu adanya pencegahan terhadap
penyakit akibat pekerjaan. Program tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya penyakit atau cedera pada lingkungan kerja, dan memantau penyakit atau
cedera apa yang muncul.
Jika hasilnya ditemui adanya bahaya yang melebihi jumlah yang cukup untuk
mempengaruhi kesehatan, maka dapat disusun program dan strategi untuk
mengurangi paparan pekerja terhadap bahaya tersebut.
1) Bahaya Biologis
Terdapat beberapa contoh pekerjaan yang berpotensi terhadap paparan bahaya
dari agen biologis penyakit :
- Pekerja pada pengolahan limbah
- Pekerja pada bidang pertanian
- Pekerja rumah sakit
Pekerja pada pengolahan limbah dapat terpapar pada bahan-bahan berbahaya
di dalam limbah tersebut. Pekerja bidang pertanian berisiko terpapar penyakit
zoonotik agen penyakit yang terkandung di tanah. Di rumah sakit, dapat terjadi
paparan melalui kontak langsung dengan pasien yang mungkin terinfeksi penyakit
menular. Selain itu juga dapat terjadi penularan penyakit akibat tertusuk jarum suntik
dan kesalahan pada prosedur laboratorium. Juga dapat terjadi kontak secara langsung
dengan darah, yang merupakan salah satu cara penyebaran HIV.
2) Debu Mineral dan Organik
Paparan terhadap debu, jangka pendek maupun panjang, pada lingkungan
kerja dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pekerja. Salah satu contoh yang
paling terkenal adalah black lung disease, juga dikenal sebagai coal miners’
pneumoconiosis, dan silicosis. Penyakit ini timbul akibat paparan terhadap debu
silikat. Rochette menyimpulkan bahwa rasio kematian standar pada penambang batu
bara lebih tinggi pada total populasi laki-laki AS. Kematian dari penyakit pernafasan
non-malignant, kecelakaan, dan kanker lambung juga lebih tinggi dari yang
diperkirakan. Milham juga menyebutkan adanya keterkaitan antara kanker paru-paru
dengan emfisema paru-paru pada pekerja aluminium.
3) Uap
Uap memiliki bahaya pekerjaan yang signifikan pada banyak jenis pekerjaan.
Meningkatnya jumlah bahan kimia dan larutan yang digunakan pada lingkungan kerja
menyebabkan asap dan uap menjadi bahaya pada kesehatan pekerja yang terus
meningkat. Uap dari larutan organik merupakan bahan yang berpotensi bersifat
karsinogenik, dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ internal tubuh, dengan
liver sebagai yang paling rentan
B. Aspek Psikososial dari Status Pekerjaan dan Kesehatan
Stres dan aspek psikososial lain dari lingkungan pekerjaan merupakan area
yang penting bagi epidemologis bidang kesehatan pekerjaan. Ilmuwan telah
menyelidiki aspek psikososial dari lingkungan pekerjaan secara dalam.
Beberapa contoh adalah kelebihan beban pekerjaan dan penyakit jantung
koroner, tekanan pekerjaan dan ketidak-hadiran akibat penyakit infeksius dan kronis,
kerja shift dan kesehatan fisik serta mental, efek kesehatan dari aktivitas fisik pada
saat bekerja, dan variasi kematian karena penyakit kronis menurut status pekerjaan.
Salah satu studi menyebautkan bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan
tekanan (stres) diasosiasikan dengan status kesehatan periodontal. Yang termasuk
tekanan pada pekerjaan adalah tuntutan mental tinggi, terlalu banyaknya pekerjaan,
dan tekanan batasan waktu.

Noteworthy community environmental health hazards

Bahaya kesehatan lingkungan tidak hanya terbatas pada lingkungan kerja saja, namun
termasuk zat kimia dari industrial, pembuangan limbah beracun, polusi udara, emisi radiasi
pengion dari fasilitas tenaga nuklir, dan juga degradasi kualitas air. Terdapat 2 insiden
spesifik tentang kesehatan lingkungan :
1. The Sick Building Syndrome (SBS)
● Memiliki potensi yang sangat besar untuk dampak ekonomi.. Salah satu contohnya,
hilangnya waktu kerja.
● Biasanya penyakit ini diderita oleh orang- orang yang biasa menghabiskan waktunya
dalam sehari- hari di dalam ruangan, yang notabene lingkungan tersebut tidak sehat.
● Kondisi yang menyebabkan : kepadatan penduduk, kualitas udara dalam ruangan
yang buruk, karpet ruangan dan gedung yang kotor.
● Istilah SBS thn 1983 oleh WHO menggambarkan penyakit karyawan kantor itu
termasuk "kekeringan pada kulit dan selaput lendir, kelelahan mental, sakit
kepala,general pruritis , dan infeksi saluran napas.”
2. The Gulf War Syndrome (GWS)
● Pada Tahun 1990s, sekitar 15 % dari 700.000 tentara U.S, complained kesehatannya
setelah berperang. Mereka yakin penurunan kesehatanya, diakibatkan oleh perang
yang mereka telah lalui.
● GWS mungkin disebabkan oleh : stres masa perang, sindrom kelelahan kronis,
fibromyalgia, atau paparan gas saraf, yang dikenal sebagai inhibitor cholinesterase.

Hazardous waste sites (Situs Limbah Berbahaya)

Situs limbah berbahaya merupakan sumber potensial paparan manusia terhadap bahan kimia
yang beracun.
Kemungkinan dampak buruk dari paparan limbah berbahaya :
● Hasil kelahiran berat badan lahir rendah dan terjadinya kelainan bawaan atau kelainan
kelahiran lainnya.
● penyakit neurologis.
● Kanker.
● efek sinergis
● gejala penyakit
● kondisi kesehatan yang buruk.
Sebuah studi tentang penduduk Love Canal (yaitu di New York dekat Air Terjun Niagara)
menunjukkan banyak terjadi kelahiran dengan berat tubuh yang rendah serta retardasi
pertumbuhan, bagi mereka yang terpapar dibandingkan dengan populasi general dan banyak
terjadi cacat lahir pada penduduk yang paling dekat dengan tempat tersebut.

AGENT

sebagian agen penyakit lingkungan ditemukan di lingkungan (pekerjaan, rumah, serta


lingkungan luar atau eksternal). Meskipun ada banyak kemungkinan agen penyakit
lingkungan, tetapi kategori luasnya mencakup bahan kimia beracun, logam (terutama logam
berat, seperti timbal), radiasi listrik dan magnetik, radiasi pengion, debu (seperti debu silika
dan batu bara) asbes serta energi mekanik dan fisik.
berikut beberapa agen-agen penyakit lingkungan, diantaranya :
1. agen kimia
zat kimia memiliki efek pada kesehatan manusia toksisitas akut, iritasi kulit langsung,
dermatitis kontak, atau efek jangka panjang, seperti kanker.
2. pestisida.
paparan langsung maupun tidak langsung dari pestisida memberikan efek atau
gejalanya masing-masing. akumulasi pestisida di lingkungan menyebabkan bahaya
aktual dan potensial dalam bentuk residu yang tertelan dalam makanan dan air.
3. vinil klorida
digunakan dalam industri pabrik, telah dikaitkan dengan angiosarkoma hati dan
digambarkan juga sebagai zat karsinogenik yang berkaitan dengan tumorparu-paru
dan sistem saraf pusat
4. asbes
pernah digunakan secara luas dalam pembuatan kapal, konstruksi, isolasi mobil.
akibatnya banyak sekolah, rumah dan bangunan umum yang terkontaminasi. efek
kontaminasi asbes yang ganas dikaitkan dengan asbestosis, mesothelioma ganas, dan
kanker paru-paru.
5. senyawa logam
senyawa logam yang menimbulkan bahaya lingkungan termasuk aluminium arsenik,
antimon, berilium, kadmium, kromium, timbal, merkuri, nikel, dan timah.
6. arsenik.
merupakan suatu unsur dengan sifat-sifat yang merupakan antara logam dan bukan
logam, hal menyebabkan arsenin dapat bergabung dengan zat lain baik logam maupun
bukan logam.

Air Pollution (Polusi udara)


Polusi udara merupakan keadaan yang dapat mengurangi kualitas udara bersih.
Terdapat unsur - unsur pencemaran udara yang berada diluar ruangan seperti sulfur oksida,
partikulat, oksidan (termasuk ozon, karbon monoksida, hidrokarbon, dan nitrogen oksida),
timah, dan beberapa lainnya logam berat. unsur pencemaran udara yang berada didalam
ruangan seperti asap rokok, kompor gas, dan formaldehida yang dapat menimbulkan risiko
penyakit pernapasan. Pencemaran udara yang berasal dari dalam ruangan dapat
mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya dengan pencemaran udara diruang terbuka
Tingkat populasi yang tinggi berada pada daerah perkotaan terkait dengan kematian
manusia.Individu yang memiliki penyakit jantung dan paru yang sudah ada sebelumnya
mungkin memiliki risiko khusus untuk efek fatal atau dapat memperburuk kondisi fisiknya.
Merokok dan polusi udara dapat bertindak secara sinergis dalam memperparah penyakit paru-
paru, seperti emfisema.
Karbon monoksida muncul dari merokok, knalpot mobil, dan beberapa jenis paparan
pekerjaan tertentu.
Udara dari satu kota metropolitan besar dapat memberikan dampak pada pejalan kaki
dan orang yang berada disekitaran area berpolusi memiliki tingkat karbon monoksida yang
berkisar 10 hingga 50 ppm, bahkan ada level yang lebih tinggi di area kota yang berventilasi
buruk, standar yang direkomendasikan untuk karbon monoksida dalam pengaturan pekerjaan
adalah maksimum 50 ppm. Pada lingkungan perkotaan untuk pejalan kaki dan pekerja yang
memiliki masalah jantung mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kondisi tersebut karena
mereka akan lebih terpapar karbon monoksida tingkat tinggi.
Salah satu polusi udara yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar adalah asap
rokok, akibat dari asap rokok dapat berdampak pada penghisap rokok dan yang hanya tidak
sengaja menghirup karena berada disekitar pengguna saja. Istilah dari orang yang hanya
menghirup asap rokok tanpa sengaja dan tidak merokok adalah perokok pasif, sebagai
paparan sidestream terhadap asap rokok, mengacu pada pernafasan tidak sengaja asap rokok
oleh bukan perokok di lingkungan di mana terdapat perokok.

Nuclear Facilities

Tahun 1986 terjadi kecelakaan nuklir di daerah Chernobryle, Ukraine. Bahan radioaktif
primer terrsebar hingga di bagian timur bekas Uni Soviet,Swiss, dan bagian dari Jerman dan
Italia Utara.

Penggunaan nuklir sebagai senjata di daerah tersebut menimbulkan dampak-dampak negatif.


Paparan radiasi dan berbagai bahan radioaktif primer menyebar ke lingkungan sekitar dan
seisinya.
Jika terpapar nuklir, maka sesorang akan mengalami perubahan berbagai macam sel.
Perunahan ini mengakibatkan efek yang negatif. Penggunan nuklir menyebabkan kanker
pada anak anak (leukimia dan limfoma). Nuklir sendiri juga memiliki dampak panjang seperti
timbulnya penyakit kanker tiroid setelah 4-5 tahun. Terjadinya penyebaran kanker tyroid ini
disebabkan karena efek gen saat terkena radiasi nuklir lebih besar dari sebelumnya.
Nuklir juga menyebabkan timbulnya cacat lahir seperti sindrom down. Nuklir sendiri lebih
mudah menyerang penderita anak-anak dan lansia

Drinking Water

Kualitas air pada suatu negara, sangat mempengaruhi penduduk yang menempatinya.
Tahun 1970 terjadi banyak laporan mengenai kualitas air di negara Amerika
Kualitas air yang mengandung bahan pencemar diisenfaktan tetap digunakan secara kontinyu
karena kurang nya proses filtrasi ini menyebabkan berbagai macam penyakit pencernaan
meningkat.
Zat kimia seperti pestisida dan asbes menyebabkan timbulnya keracunan pada penduduk jika
dikonsumsi. Penyakit kontinyu yang ditimbulkan seperti gangguan reproduksi, gangguan
kehamilan dan janin, kanker, dan sebagainya.

Kesimpulan

Epidemiologi lingkungan adalah studi tentang dampak lingkungan terhadap kesehatan


manusia dalam populasi. Metode epidemiologis dapat digunakan untuk menyelidiki berbagai
macam kondisi yang dianggap terkait dengan fisik lingkungan dan lingkungan kerja. Hasil
kesehatan yang meliputi morbiditas dan mortalitas akibat kanker, penyakit paru-paru, cacat
lahir, cedera, trauma, penyakit neurologis, dan masalah dermatologis. Desain penelitian
digunakan untuk melakukan penelitian epidemiologi ke lingkungan masalah kesehatan
terkait. Konsep toksikologis juga memainkan peran sentral dalam hal ini bidang penelitian.
Agen penyakit terkait lingkungan seperti bahan kimia beracun, debu, logam, dan radiasi
magnetik dan pengion.

Bahaya kesehatan lingkungan yang dapat mempengaruhi masyarakat termasuk Tempat


pembuangan limbah beracun, polusi udara, radiasi pengion dari pembangkit listrik
Pengujian senjata, dan air minum yang tercemar. Peningkatan populasi manusia berpotensi
terkait bahaya kesehatan yang ditimbulkan dengan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai