Anda di halaman 1dari 10

BIOKIMIA II

BIOKIMIA JARINGAN

Oleh :
PUTRI MARFINDAYANTI
021811133097

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019

1
1. BIOKIMIA JARINGAN

Jaringan merupakan kumpulan sel-sel sejenis maupun berlainan jenus


termasuk matriks antar selnya yang mendukung fungsi organ atau suatu system
tertentu. (Harjana, 2011)
Biokimia jaringan adalah salah satu cabang ilmu biokimia yang mempelajari
tentang jaringan yang ada di dalam tubuh sekaligus proses kimia yang terjadi di
dalamnya. Tubuh manusia terdiri dari 4 jaringan dasar penyusun tubuh (Markis,
2011) :
1. Jaringan epitel
2. Jaringan ikat
3. Jaringan otot
4. Jaringan saraf

1.1 JARINGAN EPITEL

Jaringan epitel adalah jaringan yang membatasi tubuh dengan


lingkungannya, baik dari dalam maupun dari luar. Jaringan epitel terdiri dari sel-
sel yang mampu berdekatan rapat satu sama lain dengan sedikit zat
interselulernya. Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah. Pembuluh darah
yang berfungsi sebagai pensuplai nutrisi atau makanan dan mengeluarkan
sampah metabolism terletak pada ringan ikat yang berada dibawah jaringan
epitel. (Saefudin, 2016)
Sel pada jaringan epitel memiliki 3 macam bentuk, yaitu sel gepeng yang
berbentuk seperti sisik ikan, sel kuboid yang memiliki ukiran tebal dan panjang
yang sama sehingga terlihat seperti bujur sangkar dan sel silindris yang
mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. (Subowo, 2009)
A. Keratin
Keratin merupakan protein structural terpenting dari jaringan epitel yang
banyak ditemukan di lapisan tanduk kulit, kuku dan rambut. Keratin terdiri dari
untaian alfa-heliks yang panjang diselingi oleh segmen non-heliks pendek. Heliks
merupakan suatu asam amino. Keratin tahan terhadap enzim proteolitik. Keratin
terbagi menjadi dua tipe, yaitu Tipe I (keratin asam) dan Tipe II (keratin basa).
B. Melanin
Melanin merupakan produk dari sel melanosit yang berfungsi untuk
membedakan warna kulit. Melanin disintesis dalam dua bentuk, yaitu berwarna
gelap coklat-kehitaman yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang

2
berwarna kuning cerah. Karateristik melanin dapat ditentukan dari
kemampuannya mengadsorbsi sinar UV dan proteksi DNA dari kerusakan.

Gambar 1. Melanin

1.2 JARINGAN IKAT

Terdapat Matriks ekstrasel sebagai jaringan penyangga untuk sel-sel


disekitarnya. Disusun oleh 3 biomolekul utama, yaitu protein struktural (kolagen,
elastin, fibrilin), protein khusus (fibronektin, laminin), dan proteoglikan. Jaringan
ikat yang mengalami spesialisasi menjadi tulang dan kartilago.
A. Kolagen
Kolagen merupakan komponen utama dari sebagian besar jaringan ikat,
sekitar 25% dari protein mamalia. Kolagen menyediakan kerangka kerja
ekstraseluler untuk semua hewan metazoan dan terdapat di hampir setiap
jaringan. Setidaknya 28 jenis kolagen yang berbeda dan terdiri lebih dari 30
rantai polipeptida yang berbeda (masing-masing dikodekan oleh gen yang
terpisah) dan telah diidentifikasi dalam jaringan manusia. Meskipun beberapa di
antaranya hanya ada dalam jumlah kecil, tapi memiliki peran penting dalam
menentukan sifat fisik jaringan tertentu ( Murray RK, et al. 2009 )

Gambar 2. kolagen

3
Kolagen merupakan salah satu protein struktural yang terdapat dalam matriks
ekstrasel (connective tissue) Molekul triple heliks (utas tiga). Kolagen terdiri dari
tiga subunit polipeptida yang berhubungan dalam fibril, Tiap unit polipeptida
(rantai alfa) dan tiap putaran heliksnya mengandung tiga residu (glisin – prolin /
aa lain – hidroksiprolin / aa lain ).

Type Genes Tissue Type Genes Tissue


I COL1A1, COL1A2 Most connective tissues, XI COL11A1, COL11A2, Tissues containing
including bone COL2A1 collagen II

II COL2A1 Cartilage, vitreous humor XII COL12A1 Tissues containing


collagen I
III COL3A1 Extensible connective tissue XIII COL13A1 Many tissues
such as skin, lung, and the
vascular system

IV COL4A1-COL4A6 Basement membranes XIV COL14A1 Tissues containing


collagen II
V COL5A1-COL5A3 Minor component in tissues XV COL15A1 Many tissues
containing collagen I

VI COL6A1-COL6A3 Most connective tissue XVI COL16A1 Many tissues

VII COL7A1 Anchoring fibrils XVII COL17A1 Skin hemidesmosomes

VIII COL8A1-COL8A2 Endothelium, other tissues XVIII COL18A1 Many tissues (eg, liver
kidney)
IX COL9A1-COL9A3 Tissues containing collagen II XIX COL19A1 Rhabdomyosarcoma
cells
X COL10A1 Hypertrophic cartilage

Gambar 3. Struktur Kolagen ( Murray RK, et al. 2009 )

Tabel 1. Tipe Kolagen ( Murray RK, et al. 2009 )

4
B. Elastin
Struktur yang dapat meregang dan kembali keukuran semula. Elastin
terdapat dalam jumlah besar pada jaringan yang memerlukan keelastisan (paru,
pemb.darah, dan ligamentum). Elatin meruoakan jaringan tiga dimensi yang
dibentuk dari polipeptida-polipeptida yang “cross linked”. Beberapa rantai
samping lisin-nya (dari beberapa elastin) saling berikatan kovalen  desmosin
cross-linked (sangat elastis). Sangat tidak larut, stabil, didegradasi oleh protease
“neutrofil elastase”. Normal, α1 anti tripsin terdapat dalam cairan tubuh
menghambat sejumlah kerja protease. α1 anti tripsin disintesa dihati, monosit
dan makrofag alveolar.
C. Fibronektin
Merupakan glikoprotein adesif. Penting untuk pengikatan sel pada matriks
ektraseluler dan migrasi sel. Bentuknya dimer identic, dihubungkan oleh ikatan
disulfida. Bagian globularnya merupakan tempat pengikatan. Terdapat pada
matriks ekstraseluler (fibronektin matriks) dan plasma darah (fibronektin plasma)
untuk pembekuan darah, penyembuhan luka dan fagositosis.
D. Laminin
Lamina basalis : lembaran tipis pada matriks yang mendasari lapisan sel
epitel, membungkus sel otot, lemak dan myelin. Memisahkan sel dari jaringan
ikat sekitarnya. Mempunyai tempat pengikatan untuk kolagen IV, heparin sulfat,
reseptor laminin sel, dan nidogen.
E. Proteoglikan
Fungsinya adalah untuk menahan air, mengarahkan ligan sinyal, sebagai
saringan yang mengendalikan lalu lintas molekul dan sel sesuai besar dan
muatannya dan sebagai komponen membrane plasma. Proteoglikan disekresi ke
ruangan ekstraseluler untuk membentuk matriks ekstraseluler.

GLIKOSAMINOGLIKAN
Adalah komponen karbohidrat utama pada proteoglikan. Mengandung
polisakarida yang tidak bercabang, dan terdiri dari unit disakarida berulang.
Glikosaminoglikan sangat polar dan menarik mair, karena itu berguna bagi tubuh
sebagai pelumas atau sebagai peredam kejut. Fungsi : komponen structural
matriks ekstraseluler, berperan untuk turgor berbagai jaringan, seabagi saringan
pada ECM, antikoagulan, dll.

5
1.3 JARINGAN OTOT

Jaringan otot adalah jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik


dengan cara kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. (Subowo, 2009).
Dengan kemampunya melakukan kontraksi, otot memiliki 3 fungsi utama, yaitu
melakukan gerakan, memelihara postor dan menghasilkan panas. Otot juga
sebagai transducer biokimia  merubah energi kimia menjadi energi mekanik.
Ada 3 jenis otot, yaitu :
1. Otot polos
Kontraksi otot polos diatur oleh Ca++ dan kontraksinya dipicu oleh Fosforilasi
rantai pendek myosin. Otot polos melemas jika konsentrasi Ca++ turun dibawah
10-7 molar, bila ada Nitrogen oksida. Otot polos terletak pada saluran
pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernapasan, dan saluran kemih.

Gambar 4. Struktur Otot Polos

2. Otot Rangka
Otot rangkan sering disebut otot lurik. Otot rangka tersusun dari sel-sel
panjang yang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber). Serabut ini
merupakan sel-sel berinti banyak yang terletak pada bagian sel. Tiap serabut otot
rangkan dibungkus oleh jaringan ikat lembut yang disebut endomisium. Beberapa
serabut tunggal akan bergabung menjadi satu berkas yang disebut fasikulus.

Gambar 5. Garis Melintang Otot Lurik

6
3. Otot Jantung

Otot jantung tersusun atas serat otot, lurik, bercabang-cabang. Retikulum


sarkoplasma kurang ekstensif Sehingga pasokan kalsium untuk kontraksi lebih
sedikit. Otot jantung mengandalkan kalsium ekstra sel untuk kontraksi. Seratnya
terlihat lebih kecil daripada serat otot lurik. Tiap serat otot jantung terdapat
benjolan-benjolan dan kesamping membentuk percabangan, bertemu dengan sel
otot lainnya.

Gambar 6. Otot Jantung

Protein dalam Otot


1. Troponin, terdiri dari tiga polipeptida terpisah ( TpI, TpC, TpT )
2. Miosin: membentuk 55% protein otot. Molekul heksamer asimetrik 
sepasang rantai berat (H-chain) dan dua pasang rantai ringan (L-chain). Ekor
fibrosa  dua heliks yang membelit masing-masing dgn caput globuler.
3. Aktin, terbentuk dari monomer G-aktin. Pada kekuatan fisiologik dan dengan
adanya Mg2+, G-aktin melakukan polimerisasi nonkovalen hingga terbentuk
filamens heliks-ganda tak-larut yang dinamakan F-aktin.
4. Tropomiosin merupakan molekul fibrosa yang terdiri atas dua buah rantai,
alfa, dan beta, yang melekat pada F-aktin dalam alur antar-filamen.
5. mioglobin Merupakan Suatu protein monometrik dan menyimpan oksigen
sebagai cadangan untuk menghadapi kekurangan oksigen.

1.4 JARINGAN SARAF

Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron merupakan


perantara komunikasi antara otak dan tubuh. Sedangkan neuroglia adalah sel
pendukung bagi neuron dan sebagai pelindung neuron. Rangsangan merupakan
stimulus yang mengakibatkan perubahan dalam tubuh. Jaringan saraf memiliki
fungsi : mengetahui kejadian dan perubahan sekitar yang dilakukan oleh system
indera, mengedalikan kerja organ-organ tubuh agar dapat bekerja secara teratur
sesuai dengan fungsinya.

7
1. Sel Neuron
Sel neuron berfungsi untuk menghantarkan impuls dari sel saraf ke sel
saraf lainnya. Sel neuron terbagi menjadi 2 yaitu perikarion dan procesus.
Perikarion berfungsi menerima implus stimulus (rangsangan),
menerjemahkan, menganalisisnya atau memproses dan menyampaikan implus
reaksi terhadap stimulus. Procesus ialah tonjolan atau serabut saraf.
Cara penghantaran rangsangan ada dua. Yaitu :
1) Lewat sel saraf
Impuls berjalan sepanjang akson, lalu membrane neuron memulihkan
keadaannya seperti semula. Selama pemulihan ini, impuls tidak bias
melewati neuron tsb (periode refaktori).
2) Lewat sinapsis
Impuls yang tiba pada tombol sinaps akan menyebabkan
meningkatnya permaebilitas pada membrane pra sinaps terhadap ion
Ca. kemudia ion Ca masuk dan gelombang sinaps mengeluarkan
neurotransmitter kecelah sinaps. Setelah menghantarkan impuls,
neurotransmitter dihidrolisir oleh enzim yang dikeluarkan oleh
membrane post sinapsis.
Gerak non reflex : impuls  saraf sensoris  otak  saraf motoric
Gerak reflex : impuls  saraf sensoris  Sumsum Tulang Belakang  saraf
motoric

Gambar 7. Sel Neuron

2. Sel Neuroglia
Sel neuroglia merupakan sel penunjang tambahan pada system saraf pusat
(SSP) yang berfungsi sebagai pemberi nutrisi kepada neuron, pelindung dan
menunjang neuron. Fungsi: penopang struktural & nutrisionalbagi neuron, isolasi
elektrikal, menaikkankonduksi impuls di sepanjang akson.

8
Ada dua jenis sel neuroglia :

1) Sel neuroglia pada system saraf pusat :


A. Astrocytes, ukurannya paling besar, bentuk sferis, tidak teratur, fungsi
utama  memberi sokongan struktur sel, memberinutrisi, membentuk
barrier darah-otak
B. Oligodendrocytus, jumlah paling banyak, fungsinya untuk mendukung
konduksi impuls pada SSP (membentuk myelin pd SSP)
C. Sel ependima, adalah neuroepitel, terdapat dilapisan dalam ventrikel otak,
fungsinya sebagain penghasil cairan serebrospinal, perlindungan nutrisi
sel.
D. Mikroglia, ukuran paling kecil, fungsi sebagai komponen fagositik
(melindungi sel daripengaruh luar).
2) Sel neuroglia pada system saraf tepi :
A. Sel Schwan, terdapat di sepanjang akson, fungsinya sebagai penghasil
myelin untuk meningkatkan konduksi impuls saraf.
B. Sel satelit: sel penyokong pada sel saraf tepi.

Gambar 8. Sel
Neuroglia

9
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi 8-Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Harjana, Tri. 2011. Histologi. Yogyakarta: UNY

Makris Angela P, Kelley EB, Tracy L. Oliver, Nida GC, Diane LR, Guenther H.
Boden, Carol J. Homko, Gary D. Foster. The Individual And Combined
Effects Of Glycemic Index And Protein On Glycemic Response, Hunger,
And Energy Intake. Obesity. 2011; 19(12)

Murray, R., Bender, D., Botham, K., Kennelly, P., Rodwell, V. and Weil, P.
(2009). HARPER'S ILLUSTRATED BIOCHEMSTRY. 28th ed. United States: The
McGraw-Hill Companies, pp.528-530.

Saefudin, 2016. Struktur Tubuh dan Gerak pada Manusia Hidup.


Jakarta : Universitas Indonesia

Subowo. 2009. Histologi umum. Jakarta : Sagung Seto

10

Anda mungkin juga menyukai