Anda di halaman 1dari 12

RADIOLOGI

NAMA : Adinda Ratu Pangestu


NIM : 20201660051/2B
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan
pengobatan penyakit. Radiasi dimanfaatkan untuk terapi atau studi pencitraan. Untuk
tujuan diagnostik, radiasi menjadi sumber energi untuk tes pencitraan. Radiologi
diagnostik juga disebut sebagai radioskopi. Dengan radiasi, dokter dapat melihat
bagian dalam tubuh tanpa prosedur invasif.

Rontgen atau radiografi – Rontgen akan menghasilkan gambaran jaringan padat tubuh
dengan hasil yang hitam putih. Uji pencitraan ini paling sering digunakan karena
kecepatan, kemudahan, dan biaya yang lebih terjangkau.

Magnetic resonance imaging (MRI) – Tes ini dapat mengambil gambar dari banyak
bagian tubuh, dan sangat baik dalam menunjukkan jaringan lunak tubuh.
Fluoroskopi – Tes untuk menampilkan gambar sinar-X yang bergerak pada layar.
Computed tomography (CT) scan – Tes ini menghasilkan gambar 3D dari bagian
dalam tubuh. Pertama, alat akan mengambil gambar 2D dari berbagai sudut. Lalu,
gambar-gambar tersebut disatukan menjadi gambar 3D.
Positron emission tomography (PET) scan – Tes ini dapat menghasilkan gambar
dari berbagai permukaan. Pasien akan disuntik dengan senyawa biologis aktif yang
radioaktif. Akibatnya, tubuh pasien memancarkan enerfi radiasi. Energi ini digunakan
untuk menghasilkan gambar tubuh.

Untuk pengobatan, radiasi digunakan sebagai panduan visual saat prosedur invasif
minimal. Sebagai alternatif dari bedah terbuka, prosedur ini mengurangi resiko
pendarahan, infeksi, dan bekas luka. Waktu pemulihan pun lebih singkat.

Sedangkan mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak saja ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia peyelenggara pelayanan, tetapi juga sangat ditentukan
oleh kualitas sarana dan prasarana serta peralatan yang digunakan. Oleh sebab itu
kemampuan pengolaan dan pemeliharaan khususnya sarana prasarana dan peralatan
radiologi, sangat menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan.

Pengelolaan tersebut meliputi, pemilihan dan pembelian peralatan, inventaris


peralatan, monitoring dan tindak lanjut, serta pendokumentasian yang adekuat untuk
semua testing, perawatan dan kalibrasi peralatan.
1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :


✓ Mahasiswa dapat mengetahui jaminan kualitas pelayanan instalasi radiologi
dari segi sarana dan prasarana.
✓ Mahasiswa juga diharapkan dapat memahami dan mengerti untuk kedepannya
agar dapat menjaga saran dan prasarana dan peralatan radiologi agar tidak
cepat rusak.

BAB II
ISI

2.1. Batasan Operasional


a) Radiologi (ilmu sinar) adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
energy pengion dan bentuk energy lainnya (non pengion) dalam bidang
diagnostik imajing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan
oleh generator dan bahan radioaktif seperti sinar rontgen (sinar-X), sinar
gamma, pancaran partikel pengion (electron, neutron, positron, dan proton)
serta bukan energy pengion ( non pengion ) seperti antara lain gelombang
ultrasonik, gelombang infrared, gelombang magnetic, gelombang mikro dan
radio frekuensi.
b) Radiologi Imejing adalah cabang ilmu radiologi dalam bidang diagnostik
yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energy radiasi pengion
maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif
yang menghasilkan citra (imej) dari marfologi tubuh manusia dan faal tubuh
manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen (sinar-X),
infrared, radionuklir, ultrasonik, magnetis dan emisi positron.
c) Pesawat X-ray adalah pesawat atau alat yang memancarkan sinar rontgen
(sinar-X), infrared, radionuklir, ultrasonik, magnetis dan emisi positron.
d) Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan intruksi atau
langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin.
e) Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan yang
menggunakan pesawat x-ray.
f) Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia yang
menggunakan prinsip gelombang suara dengan frekuensi 1-10 juta Hz.
g) Apron adalah alat poteksi diri dari pancaran sinar-x
h) Grid adalah alat yang berbentuk lempengan tipis dan berisi kisi-kisi yang
terbuat dari timbale untuk menahan radiasi hambur yang akan mengenai film
rontgen.
i) Computer Radiografi (CR) adalah alat yang digunakan untuk mengolah film
rontgen menjadi sebuah foto rontgen setelah disinar-x.
j) Kaset CR adalah alat yang digunkan untuk menempatkan film rontgen.
k) Alat Kesehatan adalah alat-alat yang bersifat untuk pemeriksaan pasien
secara langsung misal pesawat rontgen, USG, dan lainnya.
l) Alat Non Kesehatan adalah alat yang tidak langsung digunakan untuk
pemeriksaan pasien, misal mebel, almari, televisi dan lainnya.
m) Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang sekali habis
pemakaiannya untuk pelayanan pasien.
n) Safety Inspections yaitu pemeriksaan sistem keamanan pada peralatan untuk
menghindari dari bahaya mekanik, listrik, dan radiasi.
o) Preventive Maintanance adalah pemeriksaan kondisi alat secara berkala
untuk menjaga pesawat dari kebersihan, pelumasan dan keausan.
p) Image Quality Check adalah pemeriksaan Image Quality secara berkala
untuk menjaga kualitas sehingga tidak ada cacat atau penurunan kualitas
gambar.
q) Corrective Maintanance adalah melakukan perbaikan dengan cepat dan tepat
bila terjadi kerusakan dengan penggantian spare part yang asli bila diperlukan.
r) System Upgrade adalah pelaksanaan modifikasi pada peralatan sesuai
perintah atau anjuran dari pabrik agar hardware dan software dapat mengikuti
perkembangan teknologi.
s) System Dokumentasi adalah semua aktivitas pemeliharaan harus
terdokumentasi.

2.2 Landasan Hukum

Dasar hukum pelaksana program pengelolaan sarana prasarana dan peralatan


radiologi adalah :
1. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 410 tahun 2010 tentang
Perubahan Kepmenkes nomor 1014 Th 2008, Standar Pelayanan Radiodiagnostik di
Sarana Pelayanan Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor Indonesia nomor 1250
Tahun 2009 tentang Kendali Mutu Radiodiagnostik.
5. Keputusan Direktur RSUD dr. Fauziah Bireuen nomor : Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Pelayanan Radiologi RSUD dr. Fauziah Bireuen.

2.3 Proses Pengadaan Barang dan Alat radiologi

2.3.1 Barang / Alat non Kesehatan


Untuk alat non kesehatan yang bersifat tidak rutin, dipilih berdsarkan
kebutuhan. Untuk proses pengadaannya berdasar pengusulan dari instalasi radiologi
kepada direktur melalui bidang penunjang RSUD dr. Fauziah Bireuen sedangkan
untuk barang habis pakai, karena bersifat rutin, maka direncanakan setiap akhir bulan.
Lalu dibuat daftar dan diajukan ke direktur melalui bidang penunjang RSUD dr.
Fauziah Bireuen.
2.3.2 Barang / Alat Kesehatan
Untuk alat kesehatan ada yang bersumber dari anggaran daerah dan anggaran
dari pusat. Proses pengadaan alat kesehatan sama dengan alat non kesehatan, namun
karena membutuhkan anggaran besar maka pemenuhannya tidak serta merta, tetapi
harus melalui proses dan peraturan yang berlaku.

2.4 Cara Melaksanakan Program Maintanance dan Kalibrasi

Cara menjalankan program ini harus meliputi:


• inspections (inspeksi),
• adjustments (kalibrasi),
• lubrication (pelumasan),
• proactive replacements (penggantian secara proaktif),
• worn components (keausan komponen).

Dengan program ini diharapkan bahwa jumlah peralatan yang downtime


(kualitasnya menurun seiring waktu) tidak ada atau minimal
1. Pemeliharaan Alat.
2. Pemeliharaan harian
a. Dilakukan dengan membersihkan dan pengecekan peralatan setiap hari oleh
user dan pengecekan rutin berkala oleh petugas pemeliharaan alat medis
(IPSRS)
b. Memonitor suhu ruangan serta kelembaban.
c. Melakukan control mutu harian.
3. Pemeliharaan berkala
Dilakukan servis rutin oleh masing-masing vendor terhadap peralatan radiologi,
setiap 6 bulan sekali, atau sebelum 6 bulan apabila diperlukan.
4. Kalibrasi
a. Kalibrasi dilakukan oleh BPFK atau pihak yang mendapat lisensi dari
BAPETEN
b. Kalibrasi dilakukan secara rutin 1 tahun sekali.

2.5 Pemeliharaan Peralatan

2.1.5 Safety Inspections


a) Pengendalian Potensi bahaya mekanik
Pergerakan peralatan melampaui batas maksimum. Pastikan collision protection
bekerja dengan baik.
b) Bagian peralatan yang mungkin lepas/jatuh. Pastikan baut dan mur tidak
Kendor.
c) Kabel baja putus, pastikan serat kabel baja tidak ada yang putus
d) Pengendalian Potensi Bahaya Listrik
e) Kontrak body (grounding)
f) Pastikan Pengaman Kebocoran Listrik (ELCB) dan System grounding berfungsi
(tidak nyetrum)
g) Hubungan singkat, korsleting atau Short Circuit, Pastikan sekering (Fuse) sesuai
dengan daya (Voltase maupun ampernya) Pengendalian Potensi Bahaya
h) Radiasi
Pastikan pelindung radiasi / dinding ruangan terpasang bahan timbal yang mampu
menahan radiasi dan berfungsi
i) Lapangan Radiasi
Pastikan bahwa kolimator berfungsi dengan baik
j) Indicator Radiasi
Patikan lampu indikator radiasi menyala pada saat exposure

2.2.5 Preventive Maintenance Pada Pesawat Radio Diagnostic


a. Kebersihan Setelah Pemakaian
Pesawat yang dibersihkan dari cairan yang tumpah dari pasien karena akan membuat
peralatan menjadi cepat berkarat, atau sisa bahan kontras dapat membuat cacat pada
gambar. Gunakan bahan pembersih sesuai rekomendasi pabrik.
b. Pelumasan
Bagian – bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti roda gigi serta roda
penggerak lainnya. Bahan pelumas harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. Hal
ini berkoordinasi dengan bagian IPSRS / Teknisi.
c. Pemeriksaan Fungsi Pesawat
Pastikan semua fungsi pada pesawat tersebut dapat berfungsi dengan baik, sesuai
dengan batas toleransi yang diizinkan.
d. Kalibrasi
Pesawat harus dikalibrasi, agar bila ada penyimpanan dapat dikoreksi segera.
Kalibrasi oleh badan yang berwenang seperti BPFK

2.3.5 Image Quality Check Pada Pesawat Radiodiagnostik


Image quality check harus dilakukan secara komprehensif, meliputi beberapa bagian
seperti :
a. Fasilitas Kamar Gelap
• Automatic Processing harus sudah terkalibrasi
• Film dan bahan kimia untuk proses pencuciannya harus dalam keadaan baik dan tidak
kadaluarsa
• Peralatan (tools) dan instrumen alat ukur image Quality check harus dalam keadaan
baik dan terkalibrasi
• Pesawat yang digunakan untuk pemotretan harus sudah dikalibrasi.

2.4.5 Corrective Maintenance Pada Pesawat Radio Diagnostik

a. Trouble shooting
Dimulai dari analisa laporan kerusakan, oleh sebab itu laopran harus dibuat sesuai
dengan kronologi kejadian kerusakan, sehingga pekerjaan perbaikan menjadi lebih
terarah dan lebih cepat diatasi.

b. Penggantian suku cadang


Jika diperlukan penggantian suku cadang sangat dianjurkan menggunakan suku
cadang asli dari pabrik. Memodifikasi dari merk lain sangat tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian lain.

c. Readjustment
Setelah dilakukan peralatan berfungsi seperti sedia kala, harus dilakukan readjustment
agar tidak terjadi penyimpangan pada output pesawat.

d. Uji fungsi
Sebelum pesawat digunakan dengan pasien, uji fungsi harus dilakukan untuk
memastikan bahwa pesawat telah benar-benar kembali berfungsi dengan baik.

Pengujian alat meliputi :


a. Alat baru – acceptance test
b. Maintenance – periodik test
c. Perbaikan – korective

Keuntungan dari pengujian tersebut adalah :


1. Diperolehnya data yang terukur tentang kinerja suatu peralatan
2. Data awal (acceptance test ) digunakan sebagai acuan pengukuran kebutuhan
(compliance test ) periodik berikutnya,
3. Mengetahui konsistensi dan penurunan fungsi peralatan
4. Penyimpangan secara dini dapat diketahui
5. Segera dapat dilakukan perbaikan sebelum kerusakan yang lebih parah
6. Tingkat keselamatan dan keamanan selalu diketahui

Sedangkan kendalanya antara lain, yaitu :


1. Belum menjadi kebiasaan dan budaya kerja
2. Tidak tersedianya peralatan uji,
3. Kemampuan SDM tidak merata

2.4.5 Quality Control (QC) Pesawat Sinar –X


Meliputi QC harian :
1. Inspeksi visual, indikator & mekanik,
2. Warm up
Prosedur adalah :
• Lakukan sesuai manual operasi pabrikan
• Bila tidak ada
• Tutup pintu & pastikan tidak ada personil
• Pilih faktor ekspose rendah, sedang dan tinggi
• Amati fungsi semua indikator
• Paparan dilakukan tiga kali dengan jeda 10 detik
• Bila ada kecurigaan tulis di checklist dan laporkan teknisi

QC Periodik
Generator dan tabung sinar –x meliputi :
• Akurasi tegangan tabung (KVp)
• Kestabilan output,
• Lineritas Keluaran (mR / mAs)
• Waktu paparan Filtrasi dan kualitas radiasi
• Kebocoran tabung
• Ukuran fokus efektif
• Light beam collimator alignment

QC Viewer & ruang baca foto


Meliputi :
• Tingkat kecerahan viewer
• 1500 – 2500 cd/m²
• Penggantian lampu : bersamaan dalam tipe dan warna yang sama
Homogenitas iluminator
• Warna homogen, bersih, cahaya tak berkedip

QC Asesories lain
Grid anti scatered meliputi :
• Grid artefak
• Kontras improvement faktor
• Moving grid

QS Lead apron, glove, gonad, tyroid


• Prosedur fluroskopi, bagian yang rusak lebih terang dari sekitarnya
• Bila curiga ada area yang bocor, lakukan radiografi
• Bagian yang rusak lebih hitam pada radiograf

2.5.5 Kalibrasi
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka semua peralatan medis harus
dilakukan kalibrasi sekurang-kurang sekali setahun. Begitu juga untuk alat-alat
radiologi dilakukan setahun sekali. Peralatan radiologi dilakukan :

1. Kalibrasi sekali dalam 1 tahun


2. Program kalibrasi mengikuti jadwal instalasi IPSRS RSUD dr.Fauziah Bireuen
3. Bila terjadi keterlambatan kalibrasi, instalasi radiologi hanya mengingatkan
4. Usulan dari radiologi ke direktur melalui bidang
2.6 Kegiatan Pemeliharaan Alat Radiologi

NO PERALATAN KEGIATAN WAKTU

1 X- RAY
a. cleaning unit menggunakan alcohol 70% Setiap hari
a. Fisik b. uji fungsi stamina dilakukan setiap pagi
b. Chek-up c. pelumasan pada rel-rel Setiap hari
c. Pelumasan d. cek kondisi lampu collimator, ganti jika 2bln
d. Collimator mati 2 bln
e. kalibrasi e. kalibrasi menggunakan alat kalibrasi
1 thn

2 CT-SCAN
a. Clening unit dengan menggunakan Setiap hari
a. Fisik alcohol 70%
b. Chek-up b. Uji fungsi stamina setiap pagi Setiap hari
c. Kalibrasi c. Kalibrasi menggunakan alat kalibrasi 1 tahun

3 USG

a. Fisik a. Clening unit dengan menggunakan Setiap hari


b. Kelistrikan alcohol 70%
c. Tranduser b. Cek kabel power, ganti jika rusak 1 bulan
d. Roda c. Uji fungsi tranduser untuk mengetahui Setiap hari
e. kalibrasi kehalusan permukaan
d. Kalibrasi menggunakan alat kalibrasi 1 tahun

4 PRINTER KODAK
a. Clening unit menggunakan alcohol 70%
a. Fisik Setiap hari
b. Cek pengkabelan
c. Bersihkan filter
b. Kelistrikan 3 bln
1 munggu
c. filter

5 VIEWER RO

a. Fisik a. Clening unit menggunakan alcohol 70% 1 minggu


b. Uji fungsi, ganti jika lampu mati
b. Lampu c. Cek kabel power, ganti jika rusak 6 bulan
c. Kelistrika 6sekali

6 GRID / LYSOLM
a. Siapkan air sabun Setiap hari
a. Fisik b. Siapkan kain yang halus basah dan
kering
c. Bersihkan grid/ lysolm dengan kain
halus yang sudah di beri air sabun,
bersihkan dilakukan di setiap sisi bagian
dari grid
d. Keringkan engan kain halus yang sudah
di siapkan
e. Pembersihan dilakukan setiap setelah
pemakain grid
7 KASET
RADIOGRAFI a. Bersihkan permukaan luar kaset dari Setiap hari
a. Fisik noda / kotoran yang dapat
memepengaruhi kualitas foto dengan
menggunakan cairan pembersih ?
alcohol
b. Bersihkan bagian dalam kaset is
(intensifying screen) dengan
menggunakan kain halus dan cairan
pembersih.
c. Bersihkan tempat kerja dan kembalikan
semua peralatan yang telah di pakai ke
tempat semula
BAB III
PENUTUP

Makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman pemeliharaan alat kesehatan


instalasi radiologi bagi mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai