Anda di halaman 1dari 23

BAB III

URAIAN KHUSUS

A.        Judul pekerjaan
Sistem pengisian

B.         Landasan teori
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang
nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada mobil berfungsi
untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian-bagian
kelistrikan. Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga
yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil.
Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk
memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian-bagian kelistrikan yang cukup selama mesin
bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup
sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada,
namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi
muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua
kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.

Komponen Utama Sistem Pengisian:


1.        Alternator (menghasilkan listrik)
2.        Rectifier (merubah AC menjadi DC)
3.         Ic Regulator (mengatur besarnya listrik)
4.        Baterai (menyimpan listrik)

1.       Alternator
Sistem kelistrikan pada kendaraan sekarang bertambah banyak, selain itu dengan adanya stop
and go di daerah perkotaan maka sulit untuk mendapatkan kondisi agar baterai tetap penuh. Agar
alternator dapat bekerja pada kondisi tersebut, maka alternator harus memenuhi beberapa
ketentuan berikut:

1. Menjaga agar output listrik konstan walaupun putaran mesin dan keadaan beban berubah-
ubah.
2. Konstruksinya kuat, tahan terhadap guncangan, perubahan temperatur, dan kelembaban.
3. Ringan, kompak, dan tahan lama.
Alternator membuat listrik secara mekanikal melalui energi mesin mengikuti teori
elektromagnetik dimana medan magnet yang berputar di sekeliling kabel-kabel, maka akan
dihasilkan tegangan.
Besarnya tegangan yang dihasilkan tergantung pada:

1. Kekuatan medan magnet


2.           Kecepatan pergerakan magnet di sekitar kawat.

KOMPONEN KOMPONEN ALTERNATOR


1.         Puli
Berfungsi  untuk  tempat  tali  kipas  penggerak rotor.
2.     Kipas
Fungsi   kipas   untuk   mendinginkan   diode   dan kumparan-kumparan pada alternator.
3.      Rumah bagian depan dan belakang
 Dibuat dari alumunium tuang. Rumah bagian depan sebagai dudukan bantalan depan,
dudukan pemasangan alternator pada mesin, dan dudukan penyetel kekencangan sabuk
penggerak. Biasanya untuk rumah bagian belakang juga sebagai tempat dudukan bantalan
belakang dan dudukan terminal keluaran, dudukan plat diode dan dudukan rumah sikat
4.      Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar didalam alternator. Pada rotor terdapat kumparan
rotor yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor
berfungsi sebagai kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai
penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor terdiri dari kutub magnet dan slip ring. Rotor
digerakkan atau diputar didalam alternator dengan putaran tali kipas mesin.

5.      Stator
Kumparan stator berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (AC). Kumparan stator
terpasang secara tetap pada inti stator dan terikat pada rumah alternator sehingga tidak ikut
berputar. Kumparan stator terdiri dari tiga gulungan kawat berisolasi yang dililitkan pada slot di
sekeliling rangka besi (inti stator). Setiap gulungan mempunyai jumlah lilitan yang sama. Ketiga
gulungan kawat dililitkan saling bertumpuk berurutan untuk mendapatkan sudut fasa yang
diperlukan sehingga tegangan yang dihasilkan oleh tiap gulungan stator mempunyai sudut fasa
yang berbeda sehingga output alternator tersebut menjadi tiga fasa.
6.      Sikat arang
Sikat arang berhubungan dengan cincin gesek yang dipasangkan pada rumah bagian
belakang, atau menyatu dengan regulator tegangan didalam alternator yang dipasangkan pada
plat dudukan dioda.

2.         Rectifier
       Dikarenakan adanya polaritas pada interfaced pole pieces (N-S-N-S) maka arus yang
dihasilkan adalah AC. Arus ini tidak bisa langsung dipakai oleh sistem kelistrikan mobil dan
harus dirubah ke arus langsung atau DC. Dan yang melakukan perubahan arus ini adalah dioda-
dioda yang dipasang pada rectifier. Masing-masing satu set gulungan stator memerlukan 2 dioda,
satu untuk positif, dan satu untuk negatif

3.       IC Regulator
       Belt yang dihubungkan ke crankshaft dipakai untuk menggerakkan alternator rotor. Artinya
bahwa kecepatan alternator berubah-ubah mengikuti kecepatan mesin. Hal ini dapat
menimbulkan problem karena semakin cepat putaran mesin, maka semakin besar tegangan yang
dihasilkan alternator. Agar tegangan alternator tetap dalam spesifikasi tegangan pengisian
walaupun putaran mesin berubah-rubah maka diperlukan sebuah pengatur tegangan (voltage
regulator). Pada jaman dulu ada jenis regulator mekanik (cut out), saat ini regulator yang
digunakan adalah ic regulator. Dengan cara mengetahui output tegangan dari alternator, voltage
regulator dapat menyesuaikan arus (arus yang dibangkitkan) ke gulungan kabel, yang mengatur
kekuatan medan magnet pada rotor. Jika tegangan outputnya terlalu tinggi, maka regulator akan
mengurangi kekuatan medan magnet rotor, sebaliknya apabila tegangan outputnya terlalu rendah,
regulator akan menaikkan kekuatan magnet rotor.
Cara kerja IC regulator 
        Ketika kunci kontak diputar ke posisi ON, arus mengalir dari baterai ke power transistor
(Tr1) lalu menghidupkannya. Arus kemudian mengalir ke field coil menyalakan charge lamp.

Pada saat tegangan alternator naik, Zener Diode ZD akan dihidupkan kemudian mensuplai arus
dasar ke transistor Tr2, untuk menghidupkannya. Hal ini menyebabkan arus dasar pada power
transistor akan short ke ground melalui Tr1. power transistor akan mati dan arus berhenti
mengalir, sehingga output tegangan alternator akan turun. Ketika tegangan output turun, Zener
Diode ZD akan mati, power transistor hidup, dan tegangan akan naik karena arus field disuplai
kembali. IC regulator secara terus menerus akan melakukan fungsi kerja ini untuk mengatur
tegangan yang dihasilkan oleh alternator.
 
Lampu peringatan pengisian
        Lampu peringatan pengisian (charge warning lamp) digunakan untuk memperingatkan
kepada pengemudi mengenai status sistem pengisian. Tegangan dikirim ke lampu ketika kunci
kontak ON. Lampu tersebut digroundkan pada terminal “L” alternator.
        Dengan mesin tidak dalam keadaan berputar dan kunci kontak ON, tegangan baterai akan
dikirim ke lampu dan tegangan pada terminal “L” dalam keadaan rendah (sekitar 2,3 volt atau
kurang), maka ada arus yang mengalir ke sirkuit untuk menghidupkan lampu.
        Ketika mesin hidup dan alternator mengisi dengan benar, maka tegangan pada terminal L
akan naik sama atau sedikit di atas. Dalam kondisi ini, arus tidak lagi mengalir di dalam sirkuit
sehingga lampu peringatan charging akan mati.

Cara kerja alternator

1.      Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup


Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup (gambar di atas), maka arus daribaterai
mengalir sekering, ke kunci kontak, ke terminal IG, dan masuk ke MIC. Arusyang masuk ke
MIC tersebut kemudian mengalir ke kaki basis (B) tran sistor (Tr1), keE Tr1, kemudian ke
massa. Hal ini menyebabkan Tr1 menjadi ON. Pada saat yangsama arus juga mengalir ke B Tr3,
ke E Tr3, kemudian ke massa. Akibatnya Tr3menjadi ON. Aktifnya Tr1 dan Tr3 menyebabkan
aliran arus seperti digambarkan padaskema di bawah ini.

Aktifnya Tr1 menyebabkan arus mengalir dari baterai ke terminal B, kekumparan rotor
(rotor coil), ke terminal F, ke C Tr1, ke E Tr1, kemudian ke massa.Aliran arus ke kumparan rotor
ini menyebabkan terjadinya medan magnet padakumparan rotor. Pada saat yang sama, aktifnya
Tr3 menyebabkan arus mengalir daribaterai ke kunci kontak, ke lampu pengisian, ke terminal L
regulator, ke kaki C Tr3, keE Tr3, kemudian ke massa. Aliran arus ini men yebabkan lampu
pengisian menyala.

1.      Saat mesin hidup, tegangan alternator kurang dari 14 V


Setelah mesin hidup, maka rotor (yang sudah menjadi magnet) berputarkarena diputarkan
oleh poros engkol melalui tali kipas sehingga pada kumparan statorterjadi tegangan AC.
Tegangan ini kemudian disearahkan menjadi DC oleh diodapenyearah. Karena kumparan stator
sudah menghasilkan tegangan, maka arus padasalah satu ujung kumparan stator mengalir ke
terminal P. Aliran arus ini oleh MICdiolah dan digunakan untuk mengalirkan arus basis (B) Tr2
sehingga Tr2 menjadi ONdan menghentikan aliran arus ke B Tr3 sehingga Tr3 menjadi OFF.
Karena Tr3 OFF,maka aliran arus dari lampu ke massa mela lui Tr3 terhenti sehingga lampu
tidakmendapat massa dan aktifnya Tr2 menyebabkan aliran arus dari IG ke E Tr2, ke CTr2, ke
terminal L, dan kemudian ke lampu pengisian. Karena lampu mendapat duaaliran arus dari L dan
dari kunci kontak, maka tidak ada per bedaan tegangan di antarakaki-kaki lampu sehingga lampu
padam (lampu juga mati karena tidak mendapatmassa dari Tr3).

Tegangan yang disearahkan oleh dioda mengalir ke terminal B dan mengalirke baterai
sehingga terjadi pengisian. Apabila tegangan yang dihasilkan alternatorkurang dari 14 V, maka
terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangansehingga MIC akan tetap memberikan
arus ke B Tr1 sehingga Tr1 tetap ON. Hal inimenyebabkan arus dari dioda kengalir ke kumparan
rotor, ke terminal F, ke C Tr 1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan medan
magnet pada kumparan rotortetap kuat. Jadi pada saat tegangan alternator kurang dari 14 V,
medan magnetdipertahankan pada keadaan kuat sehingga tegangan tidak drop.

Saat tegangan alternator lebih dari 14 V

 
Apabila mesin berputar makin tinggi, maka output alternator akan cenderungnaik juga.
Berdasarkan gambar di atas, (1)* jika tegangan yang dihasilkan lebih dari14 V, maka tegangan
itu akan terdeteksi oleh komponen aktif di dalam MIC berupadioda zener melalui terminal S.
Aliran arus melalui terminal S ini oleh MIC akan diolahdan difungsikan untuk menghentikan
arus yang mengalir ke B Tr1, sehingga Tr1menjadi OFF. Perhatikan gambar di bawah ini, jika
Tr1 OFF maka aliran arus daridioda yang menuju kumparan rotor dan ke massa melalui Tr1 akan
terhenti sehinggamedan magnet pada kumparan rotor menjadi hilang. Aliran arus dari terminal P
tetapmengalir selama mesin hidup untuk mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON sehinggalampu
pengisian tetap padam.

Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF, makategangan yang
dihasilkan oleh alternator akan turun. (2)* Jika tegangan alternatorkurang dari 14 V, maka
terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan(perhatikan gambar di bawah ini)
sehingga MIC akan merespon dengan mengalirkankembali arus ke B Tr1. Jika arus mengalir ke
B Tr1, maka Tr1 menjadi ON.
Apabila Tr1 kembali menjadi ON (perhatikan gambar di bawah ini), maka arusdari dioda
akan mengalir kembali ke kumparan rotor, ke terminal F, ke kaki C Tr1, keE Tr1, kemudian ke
massa. Hal ini menyebabkan kemagnetan pada kumparan rotorkembali menguat. Medan magnet
yang menguat ini kemudian akan menyebabkanoutput alternator kembali naik.

Jika kenaikan tegangan ini melebihi 14 V lagi, maka proses ini akan kembali berulang ke
proses (1)* sehingga tegangan akan kembali turun, dan jika tegangan kurang dari 14 V maka
proses akan kembali ke proses (2)*. Proses (1)* dan (2)* ini akan terjadi secara terus menerus.
1.       Saat terminal S putus
 
Apabila terminal S putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak adamasukan tegangan
melalui terminal F. Jika pada terminal P tegangannya mencapai diatas 16 V (tegangan pengisian
berlebihan) maka MIC akan mengaktifkan Tr3 danmematikan Tr2 sehingga lampu pengisian
menyala (perhatikan gambar (a) dan (b) dibawah ini.

Berdasarkan masukan dari terminal P juga MIC akan menghentikan aliran aruske kaki B
Tr1 sehingga Tr1 menjadi tidak aktif (OFF). Akibatnya arus yang mengalir kekumparan rotor
menjadi terhenti dan medan magnet pada kumparan rotor hilang. Halini menyebabkan tegangan
di terminal P turun dan jika penurunan tegangan inisampai di bawah 16 V maka MIC akan
kembali mengalirkan arus ke B Tr1 sehinggaTr1 menjadi ON dan arus ke kumparan rotor
kembali mengalir. Hal ini terjadi berulangulang, dan dalam kondisi ini lampu pengisian tetap
menyala untuk memberi peringatankepada pengemudi untuk mengecek dan memperbaiki
kerusakan tersebut.
1.      Saat terminal B putus

Jika kabel terminal B yang menghubungkan terminal B alternator dan terminalpositif


baterai putus (perhatikan gambar (a) dan (b) di atas), maka yang terjadi adalahsebagai berikut.
Terminal S akan mendeteksi adanya tegangan yang besarnya kurangdari 13 V karena tidak ada
masukan dari terminal B alternator. Sementara itu padaterminal P tarjadi tegangan di atas 16 V.
Perbedaan tegangan antara terminal S danterminal P yang besar ini akan tebaca oleh MIC
sehingga MIC akan mengatur kerjaTr1 untuk mempertahankan tegangan sekitar 16 V. Pada saat
yang sama MIC akanmenghentikan arus B Tr2 dan memberikan arus ke B Tr3 sehingga Tr2
menjadi OFFsementara Tr3 menjadi ON. Hal ini menyebabkan lampu pengisian
menyala.Tegangan dipertahankan dengan mengatur kerja Tr1 ON dan OFF sehingga
kerjarangkaian sistem pengisian bekerja seperti gambar (a) dan (b) secara berulang -ulang.

A.      Kompetensi Yang Dicapai


1.        Siswa dapat melakukan  perawatan dan perbaikan sendiri
2.        Siswa dapat memahami tentang system pengisian
3.        Siswa dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada kendaraan
4.        Siswa dapat menggunakan atal-alat yang digunakan dalam  perbaikan system pengisian dengan
benar dan tepat

B.       Permasalahan yang dicapai


1.        Aki tidak terisi dan lampu CHG nyala saat mesin hidup
2.        Alternator berisik

C.  Pemecahan permasalahan.
1.   Aki tidakterisi dan lampu CHG nyala saat mesin hidup. Hal ini karena:
1)  Belt alternator kendor atau sudah aus.
2)  Kabel alternator terkelupas atau putus.
3). Alternator rusak
4). IC Regulator tegangan rusak
5). Baterai rusak
2.   Alternatorberisik. Hal ini karena:
1). Belt alternator kendor atau sudah aus.
2). Flens puli alternator bengkok
3).  Bearing kocak atau seret
4). Dudukan alternator kendor

D.  Persiapan alat, bahan dan keselamatan kerja


1.    Persiapan alat
  Obeng ketok ( + ) ( - )
  Kunci  “T” 8
  Kunci “T” 10
  Solder dan tenol.
  Multimeter
2.    Bahan
  unit mobil.
3.    Keselamatan kerja
  Gunakan pakaian kerja
  Jangan bercanda saat bekerja
  Bersihkan tempat kerja dan alat kerja
  Bekerja dengan sungguh-sungguh
  Gunakan alat dengan benar

E.  Uraian langkah kerja  dan gambar kerja

a. Melepas alternator dari mesin


1.         Melepas kabel negatif baterai
2.         Melepas kabel-kabel yang berhubungan dengan alternator
3.         Melepas baut pengikat alternato

a.    Melakukan pemeriksaan awal sebelum di bongkar


1.    Cek suara abnormal dan kekocakan bearing alternator dengan memutar pully
2.    lakukan pemeriksaan hubungan terminal-terminal pada alternator
Tujuan pemeriksaan Hubungan Ohm meter Spesifikasi

(+) (-)

Memeriksa rotor koil, sikat dan F E 3,9 – 4,1 Ohm


slip ring
(tahanan rotor coil)

Diode positif dan Stator coil B N Jarum bergerak

N B Jarum tidak bergerak

Diode negatif dan Stator coil N E Jarum bergerak

E N Jarum tidak bergerak


a.    Melakukan pembongkaran alternator

Lakukan pembongkaran dengan urutan sesuai dengan gambar berikut ini. Setelah semua baut
yang mengikat alternator dilepas, untuk melepas alternator dilakukan dengan cara mengungkit
cover depan dengan stator coil menggunakan obeng. Jangan mengungkit cover belakang dengan
stator coil sebab dapat menyebabkan kawat stator putus atau diode putus saat tertarik sewaktu
memisahkan
a.      Langkah pemeriksaan
1.        Aki tidak terisi dan lampu CHG nyala saat mesin hidup
Kemungkinan penyebab :
a.         Belt kendor atau sudah aus
b.        Kabel dalam system pengisian ada yang putus
c.         Komponen alternator ada yang tidak bekerja
d.        Battery rusak.
Solusi :
a.         jika belt kendor kencangkan sesuai standar yang tertera dalam manual book masing masing
kendaraan. Jika aus ganti dengan yang baru.
b.         Periksa perkabelan pada system pengisian, sambung jika ada yang putus.
c.         Periksa komponen alternator.

  Pemeriksaan rotor alternator

Pemeriksaan rotor alternator meliputi:


1.      Pemeriksaan bearing alternator
2.      Pemeriksaan kondisi slip ring
3.      pemeriksaan rotor coil denagan ohm meter, standar tahanan untuk regulator mekanik: 3,9-4,2
ohm. dan untuk tahanan dengan IC: 2,8-3,0 ohm.
4.      Pemeriksaan hubungan rotor coil dengan bodi, tidak boleh ada hubungan

  Pemeriksaan stator alternator

Pengetesan hubungan kawat lilitan dari kemungkinan putus atau terbuka dan pemeriksaan
kebocoran kawat ke bodi stator coil.

  Pemeriksaan panjang sikat

Ukur panjang sikat, panjang sikat yang menonjol minimal 5,5 mm. Bila panajang siakt
kurang dari standar maka perlu diganti. Cara mengganti sikat: Keluarkan sikat lama dengan cara
memanaskan terminal siakat menggunakan solder kemudian ganti dengan siakt yang baru.
Panajang sikat baru pada alternator regulator mekanik: 12,5 mm sedangkan alternator IC
regulator sepanjang 16,5 mm.
 
 pemeriksaan diode

Periksa semua diode menggunakan ohm meter seperti gambar di bawah ini.

Pemeriksaan diode negatif

1.      Hubungkan clem positif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif) dan hubungkan clem
negatif ohm meter dengan salah satu ujung stator (seperti gambar a dan b). ohm meter harus
menunjukan tidak bergerak.
2.      Balik posisi, hubungkan clem positif ohm meter dengan salah satu ujung stator dan hubungkan
clem negatif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif) seperti gambar c. Jarum ohm
meter harus bergerak.
Pemeriksaan Diode Positif
Periksa diode positif seperti gamabar dibawah ini.
a.    Periksa battery

1.    Periksa kondisi battery,


  kemungkinan terminal kotor yang timbul akibat kristalisasi air accu
  body mengembang atau bocor
 

2. periksa elektrolit battery


2.Alternator berisik
Kemungkinan penyebab:
a.    belt kendor atau sudah aus
b.    flans puli alternator bengkok.
c.    Bearing kocak atau seret
d.   Dudukan alternator kendor
Solusi :
a.    jika belt kendor kencangkan sesuai standar yang tertera dalam manual book masing masing
kendaraan. Jika aus ganti dengan yang baru.
b.    Jika flans puli bengkok, ganti dengan yang baru,
c.    Jika bearing kocak atau seret lmuri dengan stimpet atau ganti yang baru.
d.   Jika dudukan kendor, kencangkan sesuai moment yang tercantum dalam manual book masing
masing kendaraan

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kegiatan prakerin dilaksanakan selama 3 bulan yang disengelarakan oleh pihak sekolah
merupakan kegiatan wajib dilaksanakan oleh setiap siswa, oleh karena itu penulis melaksanakan
kegiatan tersebut dibengkel SMK Negeri 2 Wonogiri. Pentingnya kegiatan ini penulis
melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan apa
yang diharapkan pihak sekolah.
Dengan adanya kegiatan tersebut, kesimpulan yang dapat diambil:
1.      Siswa dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan.
2.      Menambah pengalaman dan keterampilan untuk bekal sekolah maupun bekal memasuki dunia
industry.
3.       Membentuk siswa yang mandiri, disiplin dan bertanggung jawab dalam bekerja.
4.      Dapat mengembangkan keterampilan yang diterima saatr melakukan prakerin.
5.      Membentuk siswa untuk bekerja secara professional.
6.      Lebih memahami tentang teknologi terbaru dari sebuah kendaraaan.

B.     Saran – Saran
        Setelah melakukan program prakerin, perkenankan saya menyampaikan saran-saran saya,
antara lain:
1.    Untuk pihak sekolah
a.       Memberikan pembekalan lebih kepada siswa sebelum dan pasca melaksanakanprogram
prakerin.
b.      Memberikan motivasi-motivasi agar siswa yang melaksanakan kegiatan prakerin lebih semangat.
c.       Memberikan bekal teori-teori agar siswa tidak kaget dengan dunia industri ataupun dunia usaha.
d.      Mengajarkan etika di dunia usaha agar tidak terjadi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
yang berdampak buruk bagi sekolah dan tempat usaha.
e.       Selalu mengawasi siswa yang prakerin agar siswa yang menyelewengkan bisa ditegur.

2.    Untuk pihak industri


a.       Memberikan pengarahan lebih kepada siswa agar nantinya setelah prakerin selesai siswa bisa
mengatasi suasana kerja didunia usaha yang sebenarnya.
b.      Memperluas bengkelnya agar saat bengkel ramai tidak berdesak-desakan dan jika bengkelnya
bertambah luas pasti pelangganpun akan bertambah banyak seiring dengan tempat yang semakin
luas.
c.       Perlunya promosi-promosi dan terobosan-terobosan baru seiring dengan perkembangan zaman
agar pelanggan yang ada bertambah banyak.
d.      Memberikan kesempatan lebih kepada siswa agar siswa bisa membuktikan kemampuan yang
dimilikinya.

3.    Untuk adik-adik kelas yang nanti akan melaksanakan prakerin


a.       Pahamilah semua materi yang diajarkan agar nantinya digunakan untuk bekal prakerin kalian.
b.      Belajarlah menghargai waktu karena didunia usaha waktu sangatlah berharga.
c.       Janganlah merasa malu kalau tidak bisa, tanyakan kepada orang yang lebih tahu.
d.      Belajarlah bersikap sopan terhadap semua orang.
e.       Jangan merasa pintar, karena sikap seperti itu bisa menghancurkan kalian sendiri.
f.       Mencarilah pengetahuan lebih tentang teknologi – teknolog terbaru dari kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai