Anda di halaman 1dari 12

ISSN 1978-3787 (Cetak) 2927

ISSN 2615-3505 (Online)


………………………………………………………………………………………………………
POLA KOMUNIKASI DAN CITRA THIBBUN NABAWI SEBAGAI PENGOBATAN
TRADISIONAL

Oleh
Evi Novianti1), Susanne Didda2) & Elnovani Lusiana3)
1,2,3Universitas Padjadjaran

Email: 1evi.novianti@unpad.ac.id

Abstrak
Fenomena terbaru saat ini adalah pengobatan tradisional berbasiskan agama. Seorang dokter dalam
pengobatan tradisional merupakan seorang tokoh agama yang dipercaya memiliki kekuatan tertentu
untuk memberikan pengobatan Thibbun Nabawi kepada pasiennya. Tidak sedikit yang berhasil, namun
tidak sedikit pula yang mengalami persoalan dalam proses pengobatan tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi profil Pondok Pesantren Babussalam dan mengetahui motif pelaku
pengobatan tradisional herbal dan agama serta pola komunikasi yang terbangun antara dokter dan
pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode kuantitatif dengan statistik
deskriptif. Pemilihan studi kasus difokuskan pada Pesantren Babbusalam di Kabupaten Bandung.
Dengan menggunakan metode kuantitatif peneliti mendapatkan hasil yang holistik mengenai fenomena
yang sedang terjadi saat ini dan pendekatan studi kasus dipilih dikarenakan banyaknya peristiwa dalam
pengobatan tradisional herbal dan agama. Data primer didapatkan melalui observasi, wawancara, dan
kuesioner terhadap pasien yang berobat, sementara data sekunder didapatkan melalui beberapa kajian
terdahulu. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi empat indikator utama yang dijadikan sebagai
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner selain pertanyaan terkait profil responden, meliputi motif
pengobatan islami, pengalaman berobat islami, makna berobat islami, dan pola komunikasi. Metode
analisis menggunakan deskriptif berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengobatan alternatif Thibbun Nabawi merupakan salah satu
fasilitas yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Babussalam di Desa Ciburial, Cimenyan, Kabupaten
Bandung. Citra Klinik Thibbun Nabawi dibangun oleh beberapa faktor, mencakup biaya yang murah,
kesesuaian keyakinan, sumber informasi, dan rekomendasi pasien. Rekomendasi yang diberikan oleh
pasien kepada para rekan, teman, dan keluarga berkontribusi bagi kelangsungan bisnis Klinik Thibbun
Nabawi.
Kata Kunci: Pengobatan Islam, Pola Komunikasi & Thibbun Nabawi

PENDAHUALUAN mampu bersaing dengan obat – obatan yang


Masyarakat urban masih memiliki diberikan oleh dokter.
kepercayaan tinggi pada tanaman herbal, Pengobatan alternatif atau tradisional
sebanyak 84% masyarakat percaya dengan masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat
manfaat herbal, sisanya 15,14% memiliki tingkat bukan hanya karena kekurangan fasilitas
kepercayaan yang sedang dan masyarakat urban pelayanan kesehatan formal yang terjangkau
yang memiliki kepercayaan yang rendah melainkan lebih disebabkan oleh faktor – faktor
sebanyak 0,86% [1,2]. Tingginya kepercayaan budaya Indonesia yang masih kuat
masyarakat pada tanaman herbal dikarenakan kepercayaannya terhadap pengobatan alternatif.
sebagai warisan budaya dari leluhur [3,4]. Budaya yang melekat pada individu
Keyakinan masyarakat semakin tinggi karena mempengaruhi bagaimana individu itu berpikir
tanaman herbal harganya murah dan tidak dan bertindak. Di Indonesia pun banyak sekali
mengandung bahan kimia. Di samping itu, jenis-jenis pengobatan alternatif yang tersedia
masyarakat meyakini bahwa tanaman herbal sehingga memudahkan masyarakat dalam
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.7 Februari 2020
Open Journal Systems
2928 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
menggunakan jasa pengobatan tersebut. Selain ruqyah, Habbatusauda, dan lebah madu
itu adanya kepercayaan individu terhadap upaya merupakan cara pengobatan yang biasa dilakukan
pengobatan dan pelayanan kesehatan yaitu oleh masyarakat yang beragama Islam yang biasa
tentang Health Belief Model [5]. Organisasi disebut dengan metode Thibbun Nabawi. Bahkan
kesehatan dunia atau World Health Organization cara ini sangat dipercayai sebagai metode
(WHO) menyatakan bahwa pengobatan pengobatan yang terbaik karena bersumber dari
tradisional atau pengobatan alternatif adalah ilmu kitab suci dan sunnah Rasulullah SAW [7].
dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari Pengobatan alternatif atau tradisional
pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat
dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, bukan hanya karena kekurangan fasilitas
dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pelayanan kesehatan formal yang terjangkau
pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, melainkan lebih disebabkan oleh faktor – faktor
mental, ataupun sosial [5]. Pengobatan alternatif budaya Indonesia yang masih kuat
atau tradisional menurut Kementerian Kesehatan kepercayaannya terhadap pengobatan alternatif
Republik Indonesia secara formal sudah secara kajian Komunikasi kesehatan dikenal tiga
memberikan perhatian yang seksama terhadap sistem untuk menelaah kesehatan, keadaan sakit
muncul dan berkembangnya pengobatan dan penyakit, yaitu: sistem biomedis, sistem
alternatif atau tradisional (battra). Pemerintah personalistik, dan sistem naturalistic [8]. Istilah
membagi beberapa jenis battra di Indonesia yaitu pengobatan alternatif memiliki makna bahwa
dukun bayi, battra pijat/ urut, dukun bayi tertatih, terdapat pilihan yang lain dari pengobatan medis
tukang jamu gendong, battra dengan ajaran atau ilmu kedokteran modern yang menggunakan
agama, paranormal, patah tulang, sunat, pangur obat – obatan hasil penelitian ilmiah dan praktik
gigi, tabib, tenaga dalam, shinse, akupuntur. operasi, yang dikategorikan sebagai pengobatan
Lebih lanjut, praktek pengobatan secara islam alternatif seperti pengobatan medis tradisional,
harus menrujuk pada hukum agama islam yaitu misalnya dengan tusuk jarum (akupunktur),
Al-Quran dan Al-Sunnah [6]. bekam, pijit, dan dengan obat – obatan herbal;
Agama Islam membawa ajaran – ajaran pengobatan tradisional (magis) atau perdukunan
yang secara garis besar berdasarkan klasifikasi (klenik) dengan menggunakan makhluk –
para ulama, terdiri dari akidah, syariah, dan makhluk atau benda – benda yang dipercayai
akhlak. Akidah mencakup pokok-pokok memiliki kekuatan gaib; dan pengobatan medis
keimanan, yang intisarinya adalah tauhid. agamis, yang menggunakan obat dan olah fisik
Syariah adalah sistem norma Ilahi yang mengatur dan jiwa yang disertai penggunaan simbol –
hubungan manusia dengan Tuhan, dengan simbol, ajaran dan ritual agama.
sesama manusia dan alam semesta. Syariah Thibbun Nabawi sebagai alternatif
dibedakan menjadi dua, yaitu yang mengatur pengobatan islami telah dikaji oleh beberapa
tatacara ibadah murni (ibadah mahdhah) dan peneliti, mencakup kajian terkait adanya tujuh
tatacara hubungan dengan sesama manusia dan dimensi ketika terapis melakukan komunikasi
alam (mu’amalah). Adapun akhlak adalah ajaran terapeutik yang terdiri dari keyakinan bahwa
tentang baik dan buruk yang berkaitan dengan Tuhan adalah satu-satunya penyembuh,
sikap jiwa, perangai, karakter, dan perilaku penyerahan melalui doa, ketenangan batin,
manusia kepada Tuhan, sesama manusia, dan kesabaran, kepatuhan terhadap Syariah,
alam. Akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak pemahaman metode pengobatan berdasarkan
merupakan satu sistem yang saling keterkaitan hadis Nabi Muhammad, dan kemampuan untuk
satu sama lain, tidak bisa dipisah-pisahkan, dan menyampaikan pesan agama kepada pasien [9].
saling berhubungan secara korelatif. Begitupun Kajian tentang perlunya klinik pengobatan islami
dalam hal pengobatan, ada tata cara islami yang Thibbun Nabawi di Kota Pontianak dalam
di pergunakan oleh masyarakat. Berbekam, menunjang komunikasi kesehatan bagi umat
Vol.14 No.7 Februari 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2929
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
muslim [10]. Kajian tentang komunikasi merupakan pandangan terhadap realitas sosial
pengobatan alternatif Thibbun Nabawi melalui yang mucul pada akhir dekade 1960-an dan awal
media digital [11]. Penelitian ini bertujuan untuk dekade 1970, tetapi para pakar beranggapan
mengetahui profil Pondok Pesantren Babussalam bahwa pandangan tersebut tidak bisa dikatakan
dan mengidentifikasi motif pasien yang baru [16]. Interaksi manusia akan selalu dipenuhi
melakukan pengobatan tradisional Thibbun oleh pesan verbal dan non-verbal dan manusia
Nabawi di Pesantren Babusalam, Ciburial, Kota akan selalu menafsirkan tindakan tersebut.
Bandung. Pemaknaan manusia terhadap sesuatu
kental bersifat situasional karena dipengaruhi
LANDASAN TEORI oleh sejauh pemahamannya pada saat itu.
Penelitian hubungan sajian informasi Berdasarkan sudut pandang teori dan pendekatan
tanaman herbal dengan tingkat penerimaan interaksi sinmbolis, semua perilaku manusia pada
tanaman herbal pada masyarakat urban dasarnya memiliki social meaning (makna –
merupakan penelitian lanjutan dari tahun 2013, makna sosial) [17]. Terdapat tiga premis
dimana dalam penelitian sebelumnya ditemukan sehubungan dengan makna – makna sosial dari
sebuah pemetaan model yang ditemukan oleh perilaku manusia yang melekat pada dunia
peneliti dengan membaca realitas dan sekitarnya tersebut [8,17]. Pertama, manusia
memodifikasi model komunikasi [12–15]. bertindak terhadap sesuatu (orang) berdasarkan
Adapun model komunikasi tersebut mencakup bagaimana mereka memberi arti terhadap sesuatu
empat variabel, yaitu source (pemerintah, (orang) tersebut. Ketika mereka menghadapi
akademisi, ahli herbal, penyuluh, dan kesehatan); suatu situasi, respon mereka tidak bersifat
message (lengkap, dipercaya, bahasa ilmiah mekanis, tidak pula ditentukan oleh faktor –
populer, dan ringkas); channel (televisi, faktor eksternal; alih – alih, respon mereka
komunikasi, dan interpersonal); dan receiver tergantung bagaimana mereka mendefinisikan
(masyarakat dan urban). Model tersebut situasi yang dihadapi dalam interaksi sosial.
dijelaskan unsur – unsur komunikasi informasi Kedua, meaning atau makna merupakan produk
tanaman herbal. Sumber informasi mengenai sosial yang muncul dari interaksi sosial. Ketiga,
tanaman herbal yang dapat dipercaya oleh social actor memberikan makna berdasarkan
masyarakat mencakup kementerian kesehatan proses interpretasi. Ketiga premis interaksi
dan jajarannya, akademisi, ahli herbal. simbolik tersebut menunjukan bahwa tindakan
Sedangkan dari aspek pesan, diketemukan bahwa dan pemaknaan manusia terhadap sesuatu kental
masyarakat mengharapkan pesan yang ada bersifat situasional, yaitu bergantung pada
mengenai tanaman herbal harus ringkas, dapat definisi situasi yang dihadapi pada tingkat
dipercaya, menggunakan bahasa ilmiah populer interaksi itu sendiri [18].
yang mudah dipahami dengan kandungan Citra dibangun melalui komunikasi yang
informasi yang lengkap dan saluran yang masih komprehensif dan tertata dengan baik.
dipercaya oleh masyarakat urban adalah televisi. Komunikasi berlangsung dalam tatanan
Teori interaksionisme simbolik interpersonal face-to-face dialogical-reciprocal,
berorientasi kepada prinsip bahwa orang – orang dinamakan juga sebagai interaksi simbolik [16].
merespons makna yang mereka bangun sejauh Citra memiliki keterkaitan erat dengan hubungan
mereka berinteraksi satu sama lain. Setiap masyarakat. Hubungan masyarakat menjadi salah
individu merupakan agen aktif dalam dunia satu strategi dalam membentuk citra [19]. Citra
sosial, yang tentu saja dipengaruhi oleh budaya merupakan hasil evaluasi yang mengacu kepada
dan organisasi sosial, bahkan ia juga menjadi persepsi dan pemahaman individu, masyarakat,
instrumen penting dalam produksi budaya, dan orgasnisasi terhadap suatu kejadian atau
masyarakat dan hubungan yang bermakna yang aktivitas yang telah dilakukan [20]. Lebih lanjut,
memengaruhi mereka. Interaksionisme citra merupakan suatu kesan keseluruhan yang
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.7 Februari 2020
Open Journal Systems
2930 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
muncul dalam pikiran masyarakat tentang sebagai pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner
seseorang atau organisasi [21]. Memandang selain pertanyaan terkait profil responden yang
interaksi sosial dalam masyarakat terjadi dalam meliputi motif pengobatan islami; pengalaman
dua bentuk utama, mencakup percakapan isyarat berobat islami; makna berobat islami; dan pola
(interaksi non-simbolis) dan penggunaan simbol komunikasi.
– simbol penting (interaksi simbolik) [22–24].
Dari sudut pandang teori dan pendekatan HASIL DAN PEMBAHASAN
interaksi simbolis, semua perilaku manusia pada Pondok Pesantren Al Quran Babussalam
dasarnya memiliki social meaning (makna – dideklarasikan pada 12 Rabiul Awwal 1401 H
makna sosial) [17]. Tindakan dan pemaknaan (18 Januari 1981 M) terletak di Desa Ciburial,
manusia terhadap sesuatu kental bersifat Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung,
situasional, yaitu bergantung pada definisi situasi Jawa Barat, Indonesia, di atas tanah wakaf seluas
yang di hadapi di tingkat interaksi itu sendiri [18]. 500 m². Pada tahun 1431 H (2009), tanah wakaf
di Desa Ciburial bertambah menjadi 40.000 m²
METODE PENELITIAN dan telah memiliki tujuh cabang di seluruh
Penelitian ini menggunakan metode dengan Indonesia. Pondok pesantren al Quran
menggunakan statistik deskriptif yang bertujuan Babussalam didirikan oleh KH. Drs. Muchtar
untuk memperoleh gambaran yang holistik serta Adam dan Yayasan Babussalam sebagai badan
berdasarkan situasi yang wajar dari kasus yang hukum yang memayungi dengan akte Notaris
diteliti, dan menggunakan manusia sebagai Koswara No.6 tanggal 6 juli 1981. Pondok
instrumen utama. Perolehan data primer melalui Pesantren Babussalam memiliki tiga visi utama,
observasi, wawancara, dan kuesioner terhadap yaitu spiritualisme, mewujudkan insan kamil
pasien yang berobat, sementara data sekunder yang bermariftullah; intelektualisme, mencetak
didapatkan melalui beberapa kajian terdahulu. generasi yang berwawasan luas dan berprestasi;
Populasi adalah kumpulan objek – objek dan akhlakul karimah, menjadi pelopor akhlaq
penelitian, dan salah satu hal yang menakjubkan yang berjiwa Al-Quran. Pondok pesantren ini
dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita memiliki lima fasilitas utama yang mencakup
dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek gedung sekolah dan taman bermanin; Klinik
penelitian hanya dengan mempelajari dan Thibbun Nabawi; Gedung Asrama Plus
mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian- Pembinaan; Majelis Ta'lim (Gedung Serbaguna);
bagian yang diamati itu disebut sampel. Populasi dan outbound.
dalam penelitian ini adalah daerah di jawa barat Gambar 1 Lokasi Pondok Pesantren
yang telah melakukan kunjungan ke Klinik Babussalam (a) dan Logonya (b)
Thibbun Nabawi. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien yang
telah menggunakan jasa pengobatan alternatif di
Klinik Thibbun Nabawi.
Metode analisis pada penelitian ini
menggunakan deskriptif berdasarkan data yang
diperoleh. Unit analisis dalam penelitian ini
meliputi empat indikator utama yang dijadikan
Vol.14 No.7 Februari 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2931
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Gambar 2 Sumber informasi Klinik
Thibbun Nabawi

Sumber: www.ponpesbabussalam.com, 2019

Pada awalnya, Pesantren Babussalam


bertujuan untuk da’wah di pedesaan dimana
pesantren ini berada, di samping untuk
membendung gerakan kristenisasi yang telah
mengepung Kota Bandung. Seiring waktu,
terdapat sambutan masyarakat yang luar biasa,
bukan hanya masyarakat Desa Ciburial saja tetapi
sampai luar Bandung bahkan luar Pulau Jawa. Secara umum pasien yang melakukan
Pesantren yang semula menempati tanah seluas pengobatan alternatif ke Klinik Thibbun Nabawi
500 m² ini kini sudah menempati tanah seluas 5 telah mengetahui bahwa pengobatan dilakukan
hektar, salah satu fasilitasnya yaitu terkait dengan cara – cara kaidah agama Islam. Sebelum
pengobatan alternatif, yaitu Klinik Thibbun melakukan pengobatan ke Klinik Thibbun
Nabawi. Nabawi, para pasien cenderung melakukan
Klinik Thibbun Nabawi sebagai salah satu pengobatan ke dokter umum (32%) dan
produk unggulan Pondok Pesantren Babussalam Puskesmas (22%), sesuai dengan ilustrasi pada
merupakan salah satu alternatif pengobatan Gambar 3 tentang pengobatan medis yang telah
dengan adanya unsur agama islam. Mayoritas dilakukan pasien sebelum ke Klinik Thibbun
pasien yang berkunjung ke Klinik Thibbun Nabawi dapat dilihat. Sebesar 51% pasien telah
Nabawi memperoleh informasi melalui melakukan pengobatan ke Klinik Thibbun
rekomendasi dari teman dan keluarga sebesar Nabawi selama kurang dari satu bulan, sementara
54%, lebih detail terkait sumber informasi yang yang telah loyal (lebih dari satu tahun dan satu
didapatkan pasien Klinik Thibbun Nabawi pada semester) terdapat 23%. Sisanya sebesar 3%
Gambar 2. Sementara itu tidak terdapat pasien pasien telah melakukan pengobatan ke Klinik
yang berkunjung ke Klinik Thibbun Nabawi Thibbun Nabawi dalam periode waktu 7-12
mendapatkan informasi melalui media sosial bulan.
tentang Klinik Thibbun Nabawi. Hal ini Gambar 3 Pengobatan medis yang telah
membuktikan bahwa informasi pengobatan yang dilakukan pasien sebelum ke Klinik Thibbun
efektif disebarkan melalui anjuran atau melalui Nabawi
pemasaran word of mouth dibandingkan melalui
media massa maupun iklan – iklan lainnya
tentang Klinik Thibbun Nabawi. Penyebaran
informasi pengobatan Klinik Thibbun Nabawi
melalui media sosial justru dangat tidak efektif,
terbukti dengan tidak adanya responden yang
mendapatkan informasi dari media sosial tentang
Klinik Thibbun Nabawi.

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.7 Februari 2020


Open Journal Systems
2932 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
Alternatif pengobatan selain pengobatan pengobatan yang didasarkan pada Al-Quran dan
islami (Tabel 1), memperlihatkan bahwa terlihat Sunnah. Lebih lanjut, sebesar 70% pasien sangat
bahwa sebanyak 48 orang telah mencoba mempercayai bahwa pengobatan secara islami
beberapa alternatif pengobatan selain dari dapat membuat sembuh dari penyakit, secara
pengobatan islami. Alternatif pengobatan yang detail dapat dilihat pada Tabel 3. Klinik Thibbun
pernah dicoba yaitu pijat, pijat herbal, herbal, Nabawi sebagai salah satu pengobatan alternatif
ruqyah, bekam, terapi lebah, terapi lintah, totok dengan cara kaidah Islam sangat tepat dan
dan sujok. Dari berbagai pengobatan alternatif mendapatkan citra yang baik di benak pasien. Hal
tersebut yang paling banyak dicoba yaitu pijat tersebut dapat dilihat dengan adanya pasien yang
sebesar 29% dikarenakan pijat merupakan menjawab setuju (58%) dan sangat setuju (33%)
pengobatan alternatif yang paling umum dan terhadap kesesuaian agama pasien dengan
sudah dikenal dari jaman dahulu. metode pengobatan Thibbun Nabawi, lebih detail
Sementara itu, pengobatan alternatif yang mengainai hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
tidak pernah digunakan oleh responden yakni al- Citra positif tersebut tidak hanya pada unsur
fashdu dan chiropractic, dikarenakan jenis agama islam, peran terapis juga membantu
pengobatan alternatif ini masih asing bagi para membangun citra positif Klinik Thibbun Nabawi.
responden. Lama berobat di Klinik Thibbun Sebesar 48% pasien setuju akan kepercayaan
Nabawi, Pondok Pesantren Babussalam, Desa terhadap hal yang disampaikan terapis ketika
Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten dalam masa pengobatan. Hal tersebut disebabkan
Bandung sebanyak 20 orang atau 42 % menjawab terapi yang menangani pasien mayoritas oleh
kurang dari satu bulan. Sebagian besar warga seorang ustadz atau ulama (62%).
yang berobat ke Klinik Thibbun Nabawi tidak Tabel 2. Klinik Thibbun Nabawi didasarkan pada
memerlukan waktu yang lama, tetapi ada Quran dan Sunnah
sebanyak 12 orang atau 25 % yang masih No Pernyataan Persentase
membutuhkan waktu diatas 1 tahun untuk berobat 1 Sangat Setuju 50%
di Klinik tersebut. Hal ini membuktikan bahwa 2 Setuju 40%
sebesar 42% pasien setuju lama berobat di Klinik 3 Ragu-ragu 0%
Thibbun Nabawi tidak memerlukan waktu yang 4 TidakSetuju 0%
lama atau dibawah 1 bulan mereka bisa sembuh. 5 Sangat Tidak Setuju 0%
Tabel 1Alternatif pengobatan selain pengobatan 6 Tidak Menjawab 10%
Islami Total 100%
No Pernyataan Persentase
1 Pijat 29% Berdasarkan hasil pengolahan data dari 48
2 Pijat dan Herbal 13% orang responden, sebanyak 21 orang menyatakan
3 Herbal 13% setuju dan 19 orang sangat setuju untuk memilih
4 Ruqyah 8% pengobatan alternatif islami di Klinik Thibbun
5 Bekam 17% Nabawi karena sesuai dengan agama yang
6 Lebah 6% dianutnya. Sedangkan sebanyak 3 orang merasa
7 Lintah 8% ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
8 Al Fashdu 0% Sedangkan untuk cara-cara pengobatan Islami
9 Totok 4% tidak sesuai dengan pengobatan medis yang
10 Sujok 2% pernah dilakukan, sebesar 33% responden merasa
Total 100% ragu akan cara pengobatan islami di Klinik
Para pasien Klinik Thibbun Nabawi Thibbun Nabawi yang tidak sesuai dengan
menyatakan sangat setuju (47%) dan setuju pengobatan medis yang pernah dilakukan oleh
(53%) bahwa pengobatan Islami merupakan para responden dikarenakan pengobatan medis
Vol.14 No.7 Februari 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2933
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
juga tidak bertentangan dengan pengobatan Gambar 4 Tata bahasa terapis dalam
islami. proses pengobatan Thibbun Nabawi
Tabel 3. Pengobatan di Klinik Thibbun Nabawi
secara Islam dan membuat Saya sembuh dari
penyakit
No Pernyataan Persentase
1 Sangat Setuju 25%
2 Setuju 56%
3 Ragu-ragu 10%
4 TidakSetuju 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0%
6 Tidak Menjawab 8%
Total 100%
Sebesar 42% responden percaya dengan
semua yang disampaikan oleh terapis di Klinik
Sementara itu, komunikasi (tulisan –
Thibbun Nabawi. Hal ini dikarenakan setelah
tulisan Al-Quran) dapat ditemukan di pintu
mereka melakukan pengibatan islami dan
masuk dan tempat perawatan di Klinik Thibbun
mengikuti semua anjuran dari pihak terapis,
Nabawi sesuai dengan pernyataan pasien (35%).
mereka merasakan manfaat dari elternatif
Bahasa yang digunakan terapis Klinik Thibbun
pengobatan tersebut. Terkait obat – obatan, di
Nabawi selama proses pengobatan menggunakan
Klinik Thibbun Nabawi menggunakan obat –
bahasa campuran antara Bahasa Sunda dan
obatan yang mudah didapatkan secara umum. Hal
Bahasa Indonesia. Terdapat juga Bahasa Arab
tersebut sesuai dengan jawaban responden,
sesekali diutarakan oleh terpisKlinik Thibbun
sebesar 48% responden menjawab bahwa obat –
Nabawi (Gambar 4).
obatan yang diberikan oleh Klinik Thibbun
Tabel 4. Tempat melakukan proses pengobatan
Nabawi merupakan obat – obat yang mudah di
di Klinik Thibbun Nabawi
dapat dipasaran.
No Pernyataan Jumlah Persentase
Citra pada terapis di Klinik Thibbun
Nabawi juga dapat diidentifikasikan pada atribut Di dalam sebuah
1 35 73%
yang dikenakan oleh terapis. Pasien menyatakan ruangan (kamar)
bahwa terapis (ustadz atau ulama) secara atribut 2 Di dalam rumah 11 23%
menggunakan peci/ kerudung (41%) dan bajo 3 Lain-lain 1 2%
koko/ pakaian syar’i (34%). Tidak hanya atribut 4 Tidak menjawab 1 2%
yang dikenakan terapis, kegiatan membaca doa Total 48 100%
yang dilakukan terapis sangat mempengaruhi Terkait ruangan tempat dilakukannya
citra Klinik Thibbun Nabawi, sebesar 69% pasien proses pengobatan secara islam di Klinik
mengemukakan bahwa terapis mengambil ayat – Thibbun Nabawi, sebanyak 35 orang responden
ayat tertentu dalam Al-Quran sebagai baca – menjawab di dalam kamar, 11 orang responden
bacaan yang dilakukan terapis selama masa menjawab di dalam rumah, lain-lain 1 orang dan
pengobatan berlangsung. responden yang tidak menjawab sebanyak 1
orang. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan
islami di Klinik Thibbun Nabawi merupakan
pengobatan yang normal dan dilakukan seperti
pengobatan biasa yakni di dalam sebuah ruangan/
kamar (Tabel 5).

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.7 Februari 2020


Open Journal Systems
2934 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
Tabel 5. Rekomendasi pasien Thibbun Nabawi menggunakan media binatang. Binatang yang
No Pernyataan % digunakan yaitu seekor lebah. Lebah dipercaya
Menceritakan pengalaman memberikan sengatan yang dapat direspon oleh
1 35 pasien ketika terapis mulai menancabkan ujung
pribadi kepada orang lain
Menceritakan keberhasilan ekor lebah. Bagian tubuh pasien, yaitu betis dan
2 10 kaki, diberikan beberapa suntikan ekor lebah
kepada orang lain
Menyarankan untuk berobat ke sebagai metode mengidentifikasikan titik-titik
3 25 syarat dan mengindikasikan sumber penyakit
terapis
4 Menemani berobat 10 yang pasien derit. Pengobatan menggunakan
5 Diam saja 20 totok/ tusuk lebah dipercaya dapat
Jumlah 100.0 mempermudah peredaran darah dan memberikan
Citra positif di Klinik Thibbun Nabawi rasa yang nyaman setelah dilakukannya tusuk
didasarkan pada rekomendasi pasiennya. lebah. Proses pengobatan tersebut dilakukan
Mayoritas pasien akan menceritakan (35%) dan dengan oleh terapis Klinik Thibbun Nabawi
menyarakan (25%) kepada orang lain terkait dengan mengkomunikan berupa bacaan-bacaan
keberhasilan atau kesembuhan setelah Al-Quran kepada pasiennya.
melakukan pengobatan alternatif di Klinik Gambar 6 Lebah sebagai alat pengobatan
Thibbun Nabawi (Tabel 6). Thibbun Nabawi
Gambar 5 Proses pengobatan Thibbun
Nabawi pada area kaki

Dua metode tersebut menjadi pengalaman


tersendiri bagi pasien selama berobat di Klinik
Thibbun Nabawi. Selain itu, dengan adanya
Pada Gambar 5 dapat terlihat bahwa cara ucapan-ucapan doa bernuansa Islami dan ruangan
pengobatan di Klinik Thibbun Nabawi dilakukan yang mendukung untuk dilakukannya
secara alternatif menggunakan alat yang pengobatan alternatif, memberikan nilai tambah
sederhana. Alat tersebut digunakan sebagai berupa pengalaman pasien.
sarana bagi pengobatan alternatif secara islami di Tabel 6. Doa yang dibacakan membantu
Klinik Thibbun Nabawi. Tepat di ujung jempol kesembuhan
kaki pasien, alat tersebut digunakan oleh para No Pernyataan Jumlah Persentase
terapis untuk mengidentifikasi berbagai penyakit 1 Sangat setuju 12 25%
yang timbul. Setelah itu, kaki pasien secara 2 Setuju 22 46%
keseluruhan diberikan sejeni bahan pewarna yang 3 Ragu-ragu 7 15%
berwarna merah dan biru, hal tersebut bertujuan 4 Tidaksetuju 1 2%
untuk menandai bagian-bagian yang terasa sakit 5 Sangat tidak setuju 0 0%
dan untuk melancarkan peredaran darah pasien. 6 Tidak menjawab 6 13%
Sementara itu pada Gambar 6 dapat dilihat Total 48 100%
terkait cara pengobatan lainnya yang
Vol.14 No.7 Februari 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2935
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa Tabel 8. Biaya pengobatan alternatif secara Islam
sebanyak 22 orang responden setuju doa yang di Klinik Tibbun Nabawi Sangat Murah
dibacakan oleh terapis saat proses penyembuhan No Pernyataan %
merupakan doa untuk kesembuhan pasiennya. 1 Sangat setuju 13
Hal ini dikarenakan setiap doa yang dibacakan 2 Setuju 63
sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah yang 3 Ragu-ragu 19
menjelaskan tentang tata cara pengobatan dalam 4 Tidak setuju 3
islam. Sedangkan sebanyak 6 orang tidak 5 Sangat tidak setuju 3
menjawab dikarenakan tidak pernah mencoba Jumlah 100.0
pengobatan melalui terapi islam. Sementara itu, Responden yang menjawab sangat tidak
sebanyak 21 orang atau sebesar 44% responden keberatan dengan ritual pengobatan islami adalah
menjawab rekomendasi yang diberikan terapis sebesar 25%, tidak keberatan sebesar 44%, ragu-
setelah melakukan pengobatan adalah dengan ragu sebesar 10%, keberatan sebesar 2% dan
jadwal pertemuan selanjutnya, sedangkan yang tidak memberikan jawaban sebesar 19%.
rekomendasi meminum obat hanya dipilih oleh Responden yang menyatakan setuju dengan
16 responden atau sebesar 33%. Hal ini pengobatan islami sebanyak 21 orang atau 44%
dikarenakan dalam terapis islamdi Klinik merupakan responden yang merasa wajar jika
Thibbun Nabawi tidak terlalu dianjurkan untuk ingin menggunakan pengobatan secara islami.
meminum obat, memang dianjurkan untuk rutin Sedangkan responden yang merasa keberatan
mengikuti terapi tersebut. Sedangkan sebanyak 1 sebanyak melakukan pengobatan di Klinik
responden tidak menjawab rekomendasi yang Thibbun Nabawi mencakup 1 orang atau sebesar
diberikan terapisdi Klinik Thibbun Nabawi saat 2% dikarenakan responden tersebut lebih
ia melakukan pengobatan di tempat tersebut mengutamakan pengobatan biasa yakni dengan
(Tabel 7). berobat ke dokter dibandingkan dengan
Tabel 7. Rekomendasi pasien setelah pengobatan secara islami (Tabel 9).
melakukan pengobatan Tabel 9. Tanggapan pasien terhadap
No Pernyataan Jumlah Persentase ketidakberatan dengan pengobatan Thibbun
1 Resep 8 17% Nabawi
2 Obat 16 33% No Pernyataan Jumlah Persentase
3 Jadwal pertemuan 21 44%
1 Sangat setuju 12 25%
Kartu nama untuk
4 2 4% 2 Setuju 21 44%
dihubungi
5 Tidak menjawab 1 2% 3 Ragu-ragu 5 10%
Total 48 100% 4 Tidaksetuju 1 2%
Pembentukan citra lainnya menunjukan Sangat tidak
5 0 0%
bahwa sebesar 63% pasien yang telah melakukan setuju
pengobatan alternatif di Klinik Thibbun Nabawi 6 Tidak menjawab 9 19%
setuju bahwa biaya pengobatan sangat murah. Total 48 100%
Hal tersebut menjadi faktor penting dalam
membangun citra Klinik Thibbun Nabawi yang
PENUTUP
akan berdampak pada rekomendasi yang
Kesimpulan
diberikan kepada orang lain (Tabel 8).
Tingginya citra Klinik Thibbun Nabawi
dibangun oleh beberapa faktor, mencakup biaya
yang murah, kesesuaian keyakinan/ agama,
sumber informasi yang didapatkan, dan hasil
rekomendasi pasien yang telah melakukan
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.7 Februari 2020
Open Journal Systems
2936 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
pengobatan alternatif di Klinik Thibbun Nabawi. Rekomendasi yang diberikan oleh pasien kepada
Motif pengobatan islami yang dilakukan oleh para rekan, sahabat, teman, dan keluarga
Klinik Thibbun Nabawi dangat sesuai dengan Al- memberikan kontribusi yang baik bagi
Quran dan sunnah, hal tersetbut sudah menjadi kelangsungan bisnis Klinik Thibbun Nabawi
standard operational prochedure (SOP) yang beserta citra positifnya. Di sisi lain,
harus dipertahankan, mengingat pasien atau pembangunan citra tersebut harus ditunjang
responden menyatakan kepuasannya melalui dengan media promosi serta pesan yang baik.
hasil dari pertanyaann-pertanyaan yang Klinik Thibbun Nabawi dapat menggunakan
diberikan. Pengalaman pasien/ responden dalam media sosial sebagai salah satu strategi
melakukan pengobatan alternatif islami sangat meningkatkan citra dan memperkenalkan praktek
terasa. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya pengobatan alternatif secara islami. Hal tersebut
ucapan atau pembacaan ayat suci Al-Quran dan sangat penting, selain adanya indikasi pasien
ruangan yang dihiasi oleh berbagai tulisan-tulisan yang tidak mendapatkan informasi melalui media
bernuansa islami. sosial juga dalam mengikuti perkembangan
Pasien yang telah melakukan pengobatan zaman yang menyesuaikan dengan teknologi
ke Klinik Thibbun Nabawi memberikan terkini. Selain media sosial, informasi melalui
tanggapan bahwa selain suasana yang islami website diarahkan untuk dapat mencakup
dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi keseluruhan informasi mengenai Klinik Thibbun
pasien selama berobat. Pengalaman tersebut Nabawi, mulai dari lokasi dan aksesibilitas
dapat dilihat dari penampilan terapis yang sangat menuju Klinik Thibbun Nabawi, hal tersebut
islami menggunakan pakaian koko (untuk pria) dapat memberikan kemudahan bagi calon pasien
dan berkerudung sesuai anjuran agama islam yang akan berobat; jam operasional, memberikan
(perempuan). Selain pakaian, ucapan yang informasi bagi pasien yang akan berobat di
diutarakan oleh setiap terapi selama pengobatan Thibbun Nabawi baik itu jam operasional disaat
berlangsung menjadi pengalaman yang berhaga hari kerja dan akhir pekan; fasilitas seperti ruang
dan bermakna bagi pasien selama berobat di tunggu dapat berupa ruang baca hingga ruang
Klinik Thibbun Nabawi. Pola komunikasi yang bermain anak, hal tersebut diperuntukan bagi
digunakan oleh terapis, selain menggunakan keluarga atau teman yang mengantar dan
Bahasa Indonesia juga menggunakan Bahasa menunggu selama pasien sedang berobat; berita
Sunda dan Bahasa Arab. Bahasa Sunda sebagai dan media, memberikan citra positif akan kondisi
bahasa daerah digunakan jika passien berasal dari eksisting Klinik Thibbun Nabawi, berita positif
daerah Jawa Barat, jika passien dari luar Jawa dan informatif memberikan manfaat yang baik
Barat menggunakan Bahasa Indonesia. bagi pengunjung. Selain berita, media dalam
Sedangkan untuk Bahasa Arah, terapis bentuk foto dan video memberikan kesan dan
menggunkan sebagai ucapan-ucapan doa selama citra yang baik. Unggahan foto dan video secara
masa pengobatan berlangsung. Pola komunikasi berkala di Klinik Thibbun Nabawi dapat
lainnya yaitu berupa penyampaian yang sangat memberikan nilai tersendiri berupa kredibilitas di
sederhana dan mudah dimengerti oleh pasien, benak pasien dan calon pasien; dan profil, visi
sehingga hal tersebut memberikan pasien mudah misi Klinik Thibbun Nabawi haruslah terpisah
untuk menginformasikan kepada teman, rekan, dengan visi dan misi Pondok Pesantren
sahabat, dan keluarga baik melalui media daring Babussalam. Selain memberikan infomasi yang
dan luring. singkat dan padat, profil di website juga harus di
Saran perbaharui secara berkala, minimalnya selama
Penyampaian informasi dari pasien enam bulan sekali. Pesan yang baik dapat
memberikan dampak yang positif bagi citra memberikan citra positif bagi Klinik Thibbun
Klinik Thibbun Nabawi sebagai salah satu tempat Nabawi. Media promosi yang tepat dengan
pengobatan alternatif di Bandung dan Jawa Barat. didukung pesan yang akurat dapat memberikan
Vol.14 No.7 Februari 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2937
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
kesan tersendiri bagi pasien dan calon pasien Proceedings of the International Conference
yang akan berobat ke Klinik Thibbun Nabawi. on Business, Economic, Social Science and
Citra yang baik secara langsung mendorong Humanities (ICOBEST 2018); Atlantis
kredibilitas Klinik Thibbun Nabawi di benak Press: Bandung, Indonesia, 2018.
pasien dan calon pasien. Di sisi lain, citra yang [10] Fatahilah, M. KLINIK PENGOBATAN
baik juga membantu meningkatkan kunjungan THIBBUN NABAWI DI KOTA
kembali bagi pasien yang telah melakukan PONTIANAK. J. Online Mhs. Arsit. Univ.
pengobatan di Klinik Thibbun Nabawi dan Tanjungpura 2016, 4, 108–118.
membantu meningkatkan penjualan dengan [11] Kurniasih, B. SISTEM PAKAR UNTUK
adanya pasien-pasien potensial. Terlabih citra MENDIAGNOSA PENYAKIT DALAM
yang baik dapat memberikan tingkat loyalitas PADA MANUSIA DENGAN TERAPI
bagi pasien sehingga dapat memberikan media ATH THIBBUN NABAWI BERBASIS
promosi secara gratis melalui rekomedasi para WEB. J. Telematika 2009, 2, 1–17.
pasien yang telah melakukan pengobatan di [12] Berlo, D.K. Right to know ...need to learn:
Klinik Thibbun Nabawi. warning---consumption of uncontrolled
information is injurious to your health. ACM
DAFTAR PUSTAKA SIGUCCS Newsl. 1977, 7, 7–12.
[1] Handayani, R. Kebanggaan masyarakat [13] Codier, E.; Codier, D. A model for the role
Sebatik terhadap bahasa Indonesia, bahasa of emotional intelligence in patient safety.
daerah, dan bahasa asing: Deskripsi sikap Asia-Pac. J. Oncol. Nurs. 2015, 2, 112.
bahasa di wilayah perbatasan. Ranah J. Kaji. [14] Lee, J.H.; Kim, H.; Phaal, R. An analysis of
Bhs. 2016, 5, 125–138. factors improving technology roadmap
[2] Widayati, A. Health seeking behavior di credibility: A communications theory
kalangan masyarakat urban di kota assessment of roadmapping processes.
yogyakarta. J. Pharm. Sci. Community 2016, Technol. Forecast. Soc. Change 2012, 79,
9, 59–65. 263–280.
[3] Alia, M.N. Belian Sasak di Tengah [15] Saud, S.; Jufri, A.; Rahman, M.A.; Salam, S.
Pengobatan Moder. SOSIETAS 2011, 1. Learning Devices Development on
[4] Wijayaputri, A.; Tjahjadi, E. Galeri Obat Descriptive Writing for Foreign Language
Tradisional dan SPA. J. Sains Teknol. Urban Based on Berlo’s SMCR Communication
Peranc. Arsit. Stupa 2019, 1, 48–59. Model of Secondary School Student. J.
[5] Agusmarni, S. Gambaran Health Belief Lang. Teach. Res. 2014, 5, 1033–1041.
Model pada Individu Penderita Diabetes [16] Effendy, U.O. Ilmu Komunikasi Teori dan
yang Menggunakan Pengobatan Medis dan Praktik; PT. Remaja Rosdakarya: Bandung,
Alternatif. 2012. 2003;
[6] Ali, S. PENGOBATAN ALTERNATIF [17] Suyanto, B.; Sutinah Metode penelitian
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. sosial; PT Kencana Persada: Jakarta, 2006;
AL-‘ADALAH 2015, 11, 867–890. [18] Bungin, B. Analisis Data Kualitatif.
[7] Gray, J.D. Rasulullah Is My Doctor; Sinergi: Penerbit; PT. Raja Grafindo Persada:
Kelompok Gema Insani, 2010; Jakarta, 2003;
[8] Mulyana, D. Komunikasi Kesehatan: [19] Herlina, S. STRATEGI KOMUNIKASI
Pemikiran dan Penelitian; Remaja HUMAS DALAM MEMBENTUK CITRA
Rosdakarya: Bandung, 2018; PEMERINTAHAN DI KOTA MALANG.
[9] Usman, T.; Mulyana, D.; Hadisiswi, P.; JISIP J. Ilmu Sos. Dan Ilmu Polit. 2015, 4,
Perbawasri, S. Religiosity in Therapeutic 493–500.
Communication of Islamic Medicine [20] Rahayu, B.S.; Saryanti, E. PENGARUH
Thibbun Nabawi. In Proceedings of the KUALITAS PELAYANAN, HUBUNGAN
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.7 Februari 2020
Open Journal Systems
2938 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
PELANGGAN DAN CITRA
PERUSAHAAN TERHADAP
LOYALITAS MELALUI KEPUASAN
NASABAH. ADVANCE 2014, 1, 22–35.
[21] Kotler, P.; Armstrong, G. Principles of
marketing; 2018; ISBN 978-0-13-451828-2.
[22] Poloma, M.M. Sosiologi Kontemporer; PT.
Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2007;
[23] Sobur, A. Semiotika Komunikasi; PT.
Remaja Rosdakarya: Bandung, 2007;
[24] Soeprapto, R. Interaksionisme Simbolik
Perspektif Sosiologi Modern; Averroes Press
dan Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2002;

Vol.14 No.7 Februari 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai