Anda di halaman 1dari 7

38

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN


DEPRESI DALAM MEGEMBANGKAN KONDISI ADAPTIF
(Studi Pada RSJKO Soeprapto Bengkulu)

Oleh
Ghivari Rahmatullah, Sri Dwi Fajarini
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Email: fhivarirahmatullah@gmail.com

ABSTRAK
Penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien depresi gangguan jiwa pada RSJKO
Soeprapto Bengkulu sudah terjalankan dengan baik sesuai dengan teori yang peneliti ambil yaitu
komunikasi interpersonal yang dimana pendekatan antara perawat dengan pasien sudah pada tahap
saling percaya dan dapat memudahkan jalannya komunikasi terapeutik. Melalui skripsi ini maka
perinasalahan yang di angkat yaitu penerapan komunikasi terapi pada perkembangan pasien di
RSJKO Soeprapto Bengkulu menggunakan teori komunikasi interpersonal. Peneliti menggunakan
rnetode penelitian kualitatif. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data lisan dan tulisan yang
di dapat melalui tehnik wawancara, observasi, serta dokuinentasi. Adapun tehnik analisis data yang
digunakan ialah tahap pengambilan, penyajian data, penarikan kesimpulan dan menghasilkan tentang
penerapan kornunikasi terapeutik yang ada di RSJKO Soeprapto Bengkulu sudah sangat baik karena
perawat sudah memahami semua proses yang harus dilakukan dalam penerapan berlangsungnya
komunikasi terapeutik, Sampai sekarang perawat juga inemfokuskan penerapan pada pendekatan
(Hubungan) yang menggunakan teori komunikasi interpersonal, Pada saat penerapan komunikasi
terapeutik dilakukan kepada pasien depresi agar pasien tidak rnerasa terganggu .

Kata Kunci : Komunikasi Terapetik, Pasien Depresi dan Kondisi Adaptif


39

PENDAHULUAN (WHO SEARO) .di Asia Pasifik terdapat


sekitar 9.162.556 kasus atau 3,7°/c
anusia merupakan rnakhluk gangguan mental (World Health
M sosial,
perjalannya
dimana dalam
manusia
Organization, 2017). Depresi adalah
proses dimasa terjadi suatu gangguan
memerlukan bantuan orang lain, karena mental pada manusia yang hubungannya
dari manusia ke manusia lainnya dan dengan alam sadar, sedih dan gejala
melaksanakan semua aktivitasn ya dan pernyataan, termasuk perubahan pada
kesehariann ya sebagai individu dalam pola tidur dan nafsu makan , dan rasa
kelompok atau pun organisasi lain- lainnya. tidak percaya diri, gangguan depresi
Manusia sebagai makhluk sosial, terbagi dibagi dua yaitu:
manusia ingin mengetahui mengenai 1. Gangguan distiinitik
lingkungan sekitarnya. Dalam Gangguan distimitik atau distimi
perjalanannya manusia sebagai makhluk yaitu suatu kendala defresi sangat
sosial yang tidak bisa hidup sendiri, parah pada manusia yang cukup
terkadang masih sulit dalam melakukan panjang atau bertahun-tahun.
komunikasi sehingga tidak jarang 2. Gangguan Defresi Mayor
mengakibatkan miss comunication atau Defresi mayor ialah kondisi depresi
kesalah pahaman dalam komunikasi, berat pada manuisa yang diikuti
sehingga mengakibatkan terjadinya dengan ciri-ciri seperti tidak
rnasalah. semangat, dan umunya terjadi dengan
Masalah yang dihadapi manusia waktu yang sangat singkat.
bukan hanya dari segi koinunikasi tetapi
bisa dari semua sisi baik lingkungan, Manusia yang mengalami depresi
ekonoini, sosila, budaya, dan sebagainya. akan mengakibatkan persoal an seperti
Disaat manusia memiliki ketidak mampuan sulit berkomunikasi ataupun
dalam menghadapi masalah atau tidak bersosialisasi dengan orang lain.
mampu mengungkapkannya, bahwa (Mulyana, 2002: 31). Komunikasi adalah
manusia ada dalam situasi stres. Stres tidak proses hubungan antar manusia atau
bisa dikendalikan akan terus dilanjutkan kelompok yang dimaksud adalah
keproses depresi yang lebih parah dan bertukar pikiran yang dijelaskan secara
jika depresi tidak bisa menurun, manusia sama. (THE MESSENGER, Volume Vl,
akan pada proses lebih tinggi dari Nomor 2, Edisi Juli 2014 9 41).
sebelumnya dan akan menjadi gangguan Pengertian komunikasi lainnya
jiwa yaitu kumpulan dari keadaan yang dikernukakan oleh Carl 1 Hovland dalam
kurang normal dengan fisik ataupun Fajar (2009 : 37), komunikasi yaitu
dengan mental. proses individu atau kelompok menuka
Menurun Rathus (dalam Lubis, pendapat dengan orang lain, biasaanya
2009) yaiu orang yang mengaami depresi ataupun kata-kata untuk mengubah
pada umumnya dapat bersifat mengalami tingkat laku individu atau kelompok.
gangguan seperti contohnya motivasi, Lalu kegiatan tersebut berkaitan dengan
keadaan emosi, serta gangguan kognitif. profesi psikologi, dan klinik alternatif,
Menurut WHO regional Asia Pasifik sehingga komunikasi berfungsi sebagai
40

alat terapi yang disebut ”komunikasi komunikasi interpersonal yang


terapeutik”. bertujuan untuk membantu pasien
Kemajuan ilmu pengetahuan mengurangi beban perasaan dan pikiran
ataupun teknologi kedokteran dan termasuk membantu mengambil tindakan
perubahan konsep perawatan orang sakit yang efektif pada pasien
secara individual ke perawatan paripurna (Uripini,2003:48).
yaitu pelayanan kesehatan meliputi Pada penelitian, peneliti ingin
peningkat an kesehatan, pencegahan inengetahui dan memahami penetapan
penyakit, penyebuhan peyakit, dan komunikasi teraupetik yang diberikan
pemulihan yang dilaksanakan secara oleh perawat kepada pasien depresi RSJ
serasi dan berkesinambungan sehingga Soeprapto dan juga dampak komunikasi
inenyebabkan Komunikasi menjadi lebih terau petik bagi pasien, sehingga
penting dalam pemberian asuhan penelitian ini berfokus pada komunikasi
keperawatan. terapeutik dilakukan antara perawat
Keperawatan ialah pada intinya dengan pasien depresi di RS Jiwa
sebuah proses interpersonal, maka Soeprapto Bengkulu dalam proses terapi.
perawat yang komponen harus menjadi Persoalan mendasar dalam komunikasi
seseorang komunikator yang efektif dan terapeutik adalah adanya saling
juga setiap perawat harus mempunyai mernbutuhkan antara perawat dan pasien
tanggung jawab untuk rnemperhatikan sehingga dapat dikategorikan kedalam
seseorang pasien. (Peplau, 1905 komunikasi pribadi diantara perawat
Ellis,2000:9) Komunikasi yang tidak dengan pasien. Dari hasil latar belakang,
efektif juga bisa menimbulkan maka permasalahan yang diangkat ialah
ketidakpuasan pasien atau pun Bagaimana kornunikasi terapeutik pada
keluarganya terhadap pelayanan yag tingkat penyembuhan pasien di di RSJKO
diberikan dari perawat rumah sakit Soeprapto Bengkulu?.
gaangguan jiwa. (Suryani, 2005 : 80).
Komunikasi dalam dunia KAJIAN TEORI
keperawatan yang dilakukan sebagai
proses penyembuhan disebut dengan Komunikasi Terapeutik
komunikasi terapeutik. Komunikasi Terapeutik merupakan kata sifat
dalam bidang keperawatan merupakan yang dihubungkan dengan seni dari suatu
proses menciptakan hubungan antara penyembuhan (Anas, 2014). Maka di sini
tenaga kesehatan dan pasien untuk diartikan bahwa terapeutik adalah segala
menentukan rencana tindakan serta sesuatu yang memfasilitasi proses
kerjasama dalam memenuhi kebutuhan penyembuhan. Komunikasi terapeutik
tersebut. Pada dasarnya komunikasi adalah komunikasi yang dilakukan atau
terapeutik adalah komunikasi yang dirancang untuk tujuan terapi. Seseorang
berenuju pada penyembuhan pasien. terapis ataupun perawat dapat membantu
Komunikasi terapeutik yaitu psien/klien mengatasi dan membantu
kornunikasi secara sadar , yang bertujuan masalah yang dihadapinya melalui sebuah
pada kesembuhan pasien. Komunikasi ini komunikasi (Damaiyanti, 2014)
dalam kajian ilmiah bisa juga sebagai Tahapan komunikasi terapeutik
41

pada umumnya hubungan antara Depresi adalah suatu penyakit jiwa


perkembangan pribadi melalui tahap-tahap dengan gejala utama sedih, yang disertai
yaitu (Julia T.Wood, 2010:19) gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan
a. Tahap awal atau tahap orientas pada somatic maupun gangguan psikomotor
tahap ini antara petugas dan pasien dalam kurun waktu tertentu dan
terjadi kontak dan pada tahap ini digolongkan kedalam gangguan afektif.
penampilan fisik begitu penting karena Depresi dalam penggunaan istilah sehari-
dimensi fisik paling terbuka untuk hari biasanya dikaitkan dengan perasaan
diamati. Kualitas-kualitas lain seperti sedih, murung, putus asa, merana dan tidak
sifat bersahabat kehangatan, bahagia. Depresi merupakan gangguan
keterbukaan dan dinamisme juga mental yang sering terjadi di tengah
terungkap. masyarakat. Berawal dari stres yang tidak
b. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan diatasi, maka seseorang dapat jatuh ke fase
lebih jauh, menurut purwanto (1994:25) depresi. Menurut Rathus (dalam Lubis,
dilakukan suatu hubungan antara satu 2009: 42) orang yang mengalami depresi
sama lain yang bertujuan mengatasi umumnya mengalami gangguan yang
kecemasan dari pasien tersebut, seperti keadaan emosi, motivasi,
menurut De Vito (1997:24) komunikasi fungsional, dan gerakan tingkah laku
pada tahap ini melibatkan pada diri kita ataupun kognisi.
untuk dapat mengenal orang lain dan
juga dapat mengungkapkan ataupun Kondisi Adaptif dan Positif
memperkenalkan diri kita.
c. Tahapan terminasi menurut purwanto Perilaku adaptif didefinisikan
(1994:26) pada tahap ini terjadi sebuah sebagai suatu tingkat dimana seseorang
peningkatan yang dimana antar pribadi mampu berperilaku sesuai dengan standar
yang lebih jauh merupakan tahapan kebebasan personal dan standard cara
untuk persiapan mental membuat merespon lingkungan seperti yang
perencaan terhadap kesimpulan diharapkan oleh kelompok budaya dan
perawatan yang didapatkan untuk kelompok usia tertentu. Jadi standard
mempertahankanbatas hubungan yang tersebut dibuat dengan mengacu pada usia
ditentukan, yang dipertimbangkan dan budaya. Seseorang dikatakan normal
antara lain mengantisipasi masalah jika ia mampu berperilaku sesuai dengan
yang akan timbul karena pada tahap ini standard tersebut.
merupakan tahap persiapan mental atas
rencana pengobatan, melakukan METODOLOGI
peningkatan komunikasi untuk
mengurangi ketergantungan pasien Penelitian ini menggunakan jenis
pada petugas. Terminasi merupakan penelitian teknik analisis deskriptif
akhir dari setiap pertemuan antara kuatitatif. Penelitian dilaksanakan di
petugas dengan klien. RSJKO Soeprapto Bengkulu jalan Bakti
Husada Lingkar Barat, kota Bengkulu,
Depresi
Provinsi Bengkulu .
42

HASIL DAN PEMBAHASAN Membangun hubungan interpersonal


dengan pasien yaitu dalam bentuk
Komunikasi terapeutik adalah kedekatan perawat dengan klien dalam
sebuah proses terapi jiwa dan pikiran yang beberapa fase. Kedekatan perawat dengan
bisa membantu proses penyembuhan pasien klien sudah pada tahap hubungan saling
dengan cara membangkitkan dan percaya yang sudah dibangun dari klien
mendapatkan kembali rasa percaya diri dan masuk ke ruangan. Sehingga ketika
ketenangan jiwa pasien (Seseorang) yang memulai komunikasi terapeutik tidak sulit
mengalami depresi (Gangguan jiwa). untuk perawat berdiskusi dengan klien.
Pasien depresi merupakan keadaan Jika menganalisa bagaimana bentuk
pata hati, putus asa, sedih, murung (Mood), jalanin komunikasi anatara perawat dan
dan emosional yang mempengaruhi pasien, dimana dalam komunikasi yang
gangguan jiwa dan mental seperti yang terlaksana perawat melakukan beberapa hal
dialami oleh R N laki-laki usia 24Th warga demi terjaganya kenyamanan konikasih
bengkulu selatan kecamatan kedurang yang yang dijalaksanakan agar pasien tidak
harus melakukan perawatan intensif disalah merasa tergangu atas proses komunikasi
satu ruangan anggrek yang terletak pada pengobatan berlangsung, dari ulasan yang
RSJKO Soeprapto Bengkulu dikarenakan disampaikan satu satu perawat yang
mengalami depresi akibat putus asa menangani pasien depresi, dia menjelaskan
(Hilangnya rasa percaya diri). seperti berikut:
Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan data menggunakan “Dessy D.E Naibaho “.... Pasien
teknik wawancara, observasi dan sudah dianggap seperti teman,
dokumentasi, terkumpulah data yang karena hubungan saling percaya
akan dianalisa dengan teknik deskriptif. yang sudah ada...”(Wawancara
Hasil dari penelitian ini peneliti membahas Tanggal 19 Februari 2020).,
penerapan komunikasi terapeutik yang
telah diterapkan oleh perawat di RSJKO Dari penjelasan Desi D.E Naibaho
Soeprapto Bengkulu mengatakan bahwa mendefinisikan bahwa langkah awal yang
perawat menggunakan hubungan dilakukan perawat dalam melakukan
pendekatan terlebih dahulu sebelum komunikasi pemberian pengobatan iyalah
memulai menerapkan komunikasi dengan cara mengagap pasien seperti teman
terapeutik agar perawat bisa melihat hal dilakukan supaya dalam memberikan
kepercayaan pasien terhadap dirinya, dan motivasi dorongan kedekatan agar pasien
peneliti juga membahas penerapan nyaman dalam berkomunikasi secara
komunikasi terapeutik yang di terapkan leluasa. Demikian juga yang disampaikan
antara Dokter dan perawat itu berlangsung oleh Debi Indri selaku perawat yaitu
sama tidak ada perbedaan dari
penyampaian antara Dokter dan perawat “...Dikarenakan kepercayaan atau
hanya saja perawat lebih memahami terus yang dari awal dibangun
karakter dan sifat pasien yg di tanganinnya. sehingga menimbulkan rasa nyaman
serta menciptakan lingkungan
terapeutik itu sendiri. “Kalau
43

komunikasi terapeutik itu ya tentu menyampaikan bahwa komunikasi


ya, berpengaruh, karena ya, kalau terapeutik bukanlah suatu pengobatan
kita apa, mau ngobrol, ada tujuannya melainkan proses penyembu han atau
juga ya, ada kontraknya juga, jadi terapi dalam suatu perinasalahan
terbinalah hubungan saling percaya gangguan kejiwaan seseorang yang
sehingga komunikasi selanjutnya mengalami depresi, dikarenakan pasien
akan lancar”....” (Wawancara yang mengalami depresi akan hilangnya
Tanggal 21 Februari 2020). akal dan pikiran pada perasaan rasa
kepercayaan dirinya.
Dari penjabaran wawancara diatas Maka dari itu perawat telah
disimpulkan bahwa Terapeutik merupakan menerapkan komunikasi terapeutik agar
kata sifat yang dihubungkan dengan seni pasien bisa mencapai pada pemikiran dan
dari penyembuhan (Anas, 2014). Maka di kondisi yang positif dan adaptif untu k
sini diartikan bahwa terapeutik adalah mendapatkan keinbali rasa percaya diri
segala sesuatu yang memfasilitasi proses seseorang (Pasien) yang mengalami
penyembuhan. Sehingga komunikasi depresi.
terapeutik itu sendiri adalah komunikasi Penerapan yang disampaikan oleh
yang direncanakan dan dilakukan untuk perawat pada pasien depresi di RSJKO
membantu penyembuhan/ pemulihan Soeprapto Bengkulu sudah sangat baik
pasien. karena perawat sudah memahami semua
Adapun hasil penelitian dari tahapan- tahapan yang harus dilakukan
komunikasi terapeutik oleh perawat pada dalam melakukan penerapan komunikasi
pasien depresi gangguan jiwa dalam terapeutik, Sampai sekarang perawat juga
mengeinbangkan kondisi yang adaptif memfokuskan penerapan pada
yanga kan dipaparkan sebagai berikut: pendekatan (Hubungan) yang
1. Membangun hubungan interpersonal menggunakan teori komunikasi
dengan pasien interpersonal dan disini peneliti juga
2. Membangun Kepercayaan menegaskan bahwa penerapan
3. Memahami Kondisi Pasie komunikasi terapeutik di RSJKO
4. Penggunaan Komunikasi yerbal dan Soeprapto Bengkulu oleh perawat pada
Non Yerbal pasien depresi telah benar-benar
menjalankan penerapan sesuai apa yang
Perawat di RSJKO Soeprapto tercantum pada peneliti pertanyakan
Bengkulu sudah menerapkan teori yang mengenai penerapan koinunikasi
digunakan peneliti yaitu komunikasi terapeutik menggunakan teori dan
terapeutik yang memiliki beberapa tahapan yang ada.
tahapan yang pertama tahapan orientasi,
tahapan lanjutan, dan tahapan terminasi KESIMPULAN
lalu berlanjut pada komunikasi
interpersonal untuk mengembangkan Berdasarkan pada data yang telah
kondisi yang adaptif dan hasil dari apa dikumpulkan dan pengujian yang
yang telah di lihat peneliti mengenai dilakukan terhadap rumusan masalah
penerapan komunikasi terapeutik peneliti penelitian, maka disimpulkan yaitu
44

Penerapan komunikasi terau petik


terhadap pasien depresi guna Uripin, Cristina Lia. Dkk. 2003.
mengembangkan kondisi yang adaptif Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
dapat penulis simpulkan yaitu kedekatan
antara perawat dengan klien sudah pada
Wiyanto. 2005. Pengantar Ilmu
tahap hubungan saling percaya yang
Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo
sudah dibangun dari klien masuk ke
ruangan.
Yusuf, A Muri. 2016. Metode Penelitian
Sehingga ketika meinulai
Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
komunikasi terapeutik tidak sulit untuk
Gabungan. Jakarta: PrenadaMedia
perawat berdiskusi dengan klien. Selama
Group.
komunikasi terapeutik berlangsung,
perawat berusaha melakukan interaksi
yang komunikatif untuk meinbentuk
sikap saling inembangun kepercayaan,
pemecahan masalah dengan koping
konstruktif, memahami kondisi klien, dan
penggunaan komunikasi. Penerapan yang
disampaikan oleh perawat pada pasien
depresi di RSJKO Scieprapto Bengkulu
sudah sangat baik karena perawat sudah
memahami semua tahapan-tahapan yanh
harus dilakukan dalam melakukan
penerapan komunikasi terapeutik.

DAFTAR PUSTAKA

Anas. 2014. Komunikasi dalam


Keperawatan. Jakarta: EGC

Damaiyanti. 2010. Komunikasi Terapeutik


dalam Praktek Keperawatan.
Bandung: PT. Refika Aditama.

Lubis, Namora Lumonnga. 2009. Depresi:


Tinjaun Psikologis. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 1994. Komunikasi untuk


Perawat. Jakarta: EGC.

Sugiyo.2005. Komunikasi Antar Pribadi.


Semarang: Unnes Press.

Anda mungkin juga menyukai