Anda di halaman 1dari 18

PEMUPUKAN PADA TANAMAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Budidaya Tumbuhan
Dosen Pengampu : Andi Ashyari, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 6

1. Naila Maghfiroh (1710810040)


2. Lupi Chomsiyah (1710810070)
3. Khoirun Nisa’ (1710810071)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, perhatian manusia terhadap tanaman
sangatlah meningkat. Apalagi sekarang kebutuhan masyarakat tentu
bertambah dan mendorong untuk melakukan budidaya tanaman baik
secara besar untuk dijual ataupun hanya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka saja. Akan tetapi pada praktiknya sebagian besar belum
mengetahui cara yang benar dalam budidaya tumbuhan salah satunya
dalam hal pemupukan. Masyarakat juga belum tahu persis jenis pupuk
yang mereka digunakan. Padahal pemupukan adalah hal yang penting
dalam budidaya tumbuhan itu sendiri. Pemupukan pada umumnya hanya
saja dilakukan dengan cara memberikan begitu saja tanpa ada penakaran
khusus. Padahal penggunaan dosis yang sembarangan pada jenis pupuk
tertentu akan terjadi kesalahan dan sangatlah berpengaruh demi
terciptanya pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik.
Kesalahan inilah yang sering terjadi di masyarakat yang tentunya
menimbulkan matinya tanaman yang dibudidaya. Berdasarkan hal inilah
penulis berinisiatif untuk mengambil judul “Pemupukan pada Tanaman”
yang mana mampu memberikakn referensi ataupun menjawab
permasalahan yang ada di zaman sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi pupuk dan pemupukan?
2. Bagaimana jenis-jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman?
3. Bagaimana aplikasi pemupukan pada tanaman secara baik dan
benar?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pupuk dan pemupukan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pupuk yang digunakan untuk
tanaman.
3. Bagaimana aplikasi pemupukan pada tanaman secara baik dan
benar?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pupuk dan Pemupukan
1. Pupuk
Pupuk merupakan salah satu sumber penting dalam kehidupan tanaman.
Salah satunya, produksi pangan dunia ditentukan oleh sumbangan unsur hara
yang di dapat dari tanah dan pupuk-pupuk yang ditambahkan ke dalam tanah.
Saat ini, hal tersebut sangat diperlukan untuk menjamim kecukupan produksi
pangan dan mencegah penurunan produktivitas tanah akibat pengurangan
unsur hara. Cepatnya peningkatan populasi dunia mengakibatkan
meningkatnya konsumsi yang menjadikan pupuk-pupuk menjadi bagian
integral dalam suplai pangan.1
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah suatu sifat
fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang
mengandung satu atau lebih hara tanaman.2
Pupuk menurut Mulyani (1999) adalah bahan yang diberikan ke dalam
tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud mengganti
kehilangan unsur hara dari dalam tanah yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi tanaman dalam keadaan lingkungan yang baik.
2. Pemupukan
Pemupukan telah dikenal oleh masyarakat sejak abad ke 19, baik demi
hasil tiap percobaan telah dikemukakan sehingga kini terdapat perubahan
bahwa tanaman itu sangat membutuhkan bahan makanan (unsur hara).
Pemupukan adalah pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik maupun
anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan
mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk

Anonim, II Tinjauan Pustaka, Hlm. 3, Online at : http://respository.ipb.ac.id. Diakses


1

Pada tanggal 19 April 2019.


2
Sudarmoto, Budidaya Tanaman Jagung, (Surabaya: Kanisius, 1997), Hlm. 27.

3
memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan
produktifitas tanaman.3
Dengan adanya pemupukan tanaman dapat tumbuh optimal dan
berproduksi maksimal. Namun, sekedar melakukan pemupukan tidaklah
cukup. Tidak sedikit orang yang kecewa karena tanamannya tetap kurus
meski sudah dijejali berbagai macam pupuk.4
Pemupukan memang tidak selamanya memberikan jaminan kesuburan
bagi tanaman. Pasalnya, pemupukan yang keliru justru membawa petaka bagi
tanaman. Karena itu, sebelum melakukan pemupukan, pemahaman tentang
pupuk dan pemupukan sangat penting untuk diketahui baik itu jenis, dosis,
aplikasi hingga waktu pemupukan yang tepat. Prinsipnya, pemupukan harus
dilakukan secara tepat agar dapat memberikan produktivitas dan pertumbuhan
yang maksimal bagi tanaman.
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara
optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh
peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya
adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan
pupuk hanya perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah
yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan
kenaikan bobot kering atau sarapan hara terhadap satuan hara yang
ditambahkan dalam pupuk tersebut.
B. Jenis-Jenis Pupuk
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara
penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.
1. Berdasarkan asalnya dibedakan:
a. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan
bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos,
pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
3
Sutedjo,M.M., Pupuk dan Cara Pemupukan, (akarta : Bina Cipta, 1985), Hlm.4.

4
Purwa DR, Petunjuk Pemupukan, ( Jakarta: Agromedia pustaka, 2007), Hlm 5.

4
b. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP,
urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan
mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan atau kimia.
2. Berdasarkan senyawanya dibedakan:
a. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik.
Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik. Berdasarkan
bahan pembuatannya, pupuk organik memiliki beberapa jenis yaitu
pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan pupuk organik lainnya.
Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock
phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].
1) Pupuk kandang. Pupuk yang berasal dari kotoran hewan
baik cair maupun padat, Umumnya terdiri dari campuran
0,5% N, 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O. Jenis pupuk kandang
secara umum ada 2 menurut kondisinya yaitu pupuk segar
dan pupuk matang, sedangkan menurut proses
penguraiannya yaitu pupuk panas dan pupuk dingin.Sifat-
sifat pupuk kandang yaitu : Kotoran ayam mengandung N
tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang yang lain,
kotoran kambing mengandung N dan K masing-masing dua
kali lebih besar daripada kotoran sapi, pupuk kandang dari
kuda atau kambing mengalami fermentasi dan menjadi
panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi.
Dalam semua pupuk kandang P selalu terdapat dalam
kotoran padat, sedang sebagian besar K dan N terdapat
dalam kotoran cair. Kandungan K dalam urine adalah lima
kali lebih banyak daripada alam kotoran padat, sedang
kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih banyak.
Selain itu pupuk kandang juga mampu menghasilkan

5
hormon sitokinin dan giberlin yang mampu merangsang
pertumbuhan tanaman.5
2) Pupuk hijau : tanaman atau bagian tanaman yang masih
muda yang dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud
untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur hara
tanaman. Beberapa keuntungannya antara lain : menyuplai
bahan organik bagi tanah, menambah nitrogen ke tanah,
merupakan makanan bagi mikroorganisme, mengawetkan
dan meningkatkan tersedianya bahan organik.6
3) Pupuk Kompos. Kompos ialah pelapukan bahan organik
segar dengan bantuan mikroorganisme. Soetanto (2002)
bahwa pengomposan terbagi dalam pengomposan aerob
yang tidak menimbulkan bau busuk dan terjadi pelepasan
energi lebih besar 484 – 674 kcal/mole glukosa sehingga
menimbulkan panas diatas 65 – 70oC. Sebaliknya
pengomposan anaerob atau langka oksigen umumnya
menimbulkan bau busuk dan energi yang dilepas cukup
kecil hanya 26 kcal/mole glukosa.7
b. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa
anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk
anorganik.
3. Berdasarkan fasa-nya dibedakan:
a. Pupuk Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang
beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
b. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya
dilarutkan dulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke

Syafruddin, Nurhayati, dan Ratna Wati, Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan
5

Dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Manis, (Banda Aceh : 2012), Jurnal Unsyiah, Vol.7. No.
107. Hlm. 108. Online at : http://www.unsyiah.ac.id. Diakses pada tanggal 22 April 2019.
6
Anonim, Pupuk Dan Pemupukan, online at : http://simdos.unud.ac.id. Hlm. 8-9. Diakses
pada tanggal 22 April 2019.
7
M. Anang Firmansyah, Peraturan Tentang Pupuk, Klasifikasi Pupuk Alternatif Dan
Peranan Pupuk Organik Dalam Peningkatan Produksi Pertanian, 2011, Online at :
http://kalteng.litbang/pertaniam.go.id. diakses pada tanggal 21 April 2019.

6
daun karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro,
harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair
yang kadar N-nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat
lewat tanah (diinjeksikan)
4. Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:
a. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air
dan disemprotkan pada permukaan daun.
b. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam
tanah di sekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
5. Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:
a. Pupuk asam. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam
artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada
kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih
rendah). Misalnya: ZA dan Urea.
b. Pupuk Basa. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah
pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah
cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium
sianida.
6. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:
a. Pupuk tunggal. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman
saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya
dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca). Pupuk
tunggal ini sebenarnya bisa dikategorikan sebagai pupuk anorganik.
Dimana unsur-unsur pada pupuk ini mengarah pada bentuk
anorganik.
b. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua
hara tanaman. Contoh: NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika.
7. Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:
a. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro
saja: NPK, nitrophoska, gandasil.

7
b. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja
misalnya: mikrovet, mikroplek, metalik.
c. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan,
rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro
ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).8
C. Aplikasi Pupuk-Pemupukan
Dalam menentukan aplikasi  atau penempatan pupuk  di tanah harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut.
1. Tanaman yang akan dipupuk
a. Nilai ekonomi tanaman dan luas areal tanam.  Tanaman dengan
nilai ekonomi yang tinggi atau mempunyai skala penanaman yang
sangat luas dapat mempertimangkan cara penempatan pupuk
dengan alat mekanis.
b. Umur tanaman.  Tanaman di pesemaian dapat dipupuk dengan cara
menyemprotkan pupuk lewat daun.  Pupuk unuk tanaman di
lapangan yang masih kecil diberikan dengan cara menugal.  Pada
tanaman yang sudah besar pupuk dapat diberikan dengan cara
larikan.
c. Jarak tanamdan karakter tajuk.  Tanaman dengan jarak tanam yang
rapat dapat dipupuk dengan cara larikan pada satu sisi barisan
tanaman.  Tanaman yang ditanam berjauhan dapat dipupuk dengan
cara membuat larikan yang melingkar mengelilngi pohon.
2. Jenis pupuk yang digunakan
a. Dalam pemupukan kita harus memperhatikan Mobilitasnya di
dalam tanah.  Fosfor hampir tidak bersifat mobil, akibatnya pupuk
ini tetap berada di tempat semula dalam jangka waktu yang lama
sehingga diberikan sekaligus dan harus diberikan dekat dengan
perakaran dengan cara menugal atau larikan.  Pupuk Kalium dan
Nitrogen cenderung mudah bergerak dari tempat penbarannya. 

Anonim, II Tinjauan Pustaka, Hlm 4-5, Online at : http://respository.ipb.ac.id. Diakses


8

Pada tanggal 19 April 2019.

8
Pola pergerakannya vertikal ke bawah bersama-sama air. Karena
sifatnya yang mobil pupuk kalium dan nitrogen dapat diberikan
dengan ara ditebar dipermkaan tanah atau atau dengan larikan.
b. Indeks garam. Pupuk dengan indeks garam yang tingi tidak boleh
ditempatkan terlalu dekat dengan akar karena akan merusak
tanaman.
c. Ukuran pupuk.  Pupuk dengan ukuran  butiran yang sangat halus
seperti kapur umumnya ditebar di atas permukaan tanah.
3. Dosis Pupuk
Tidak disarankan menempatkan pupuk dengan dosis sangat tinggi di
dalam larikan karena akan merusak tanaman.  Pupuk tersebut sebaiknya
ditebar agar tidak terjadi penumpukan disatu tempat.
4. Cara Aplikasi Pupuk
a. Larikan. Caranya buat parit kecil di samping baris tanaman
sedalam 6-10 cm, tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut,
kemudian tutup kembali.  Cara ini dapat dilakukan pada satu atau
kedua sisi tanaman.  Pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar
larikan dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1
kali jari-jari tajuk pohon. 
b. Penebaran secara merata di atas permukaan tanah Cara ini biasanya
dilakukan sebelum penanaman atau bersamaan dengan pengolahan
tanah, seperti pada aplikasi kapur.  Pada pemupukan susulan hal ini
dapat dilakukan untuk pupuk yang tidak mudah menguap.
c. Pop Up. Caranya pupuk dimasukkan pada lubang tanam pada saat
penanaman bibit.  Pupuk yang digunakan harus yang indeks
garamnya rendah agar tidak merusak bibit.
d. Fertigasi. Pupuk dilarutkan kedalam air dan disiramkan pada
tanaman melalui air irigasi.  Cara ini banyak dilakukan pada
pembibitan.

9
5. Waktu pemupukan
Dilihat dari sifat bereaksinya pupuk ada yang cepat ada yang lambat,
sehingga hal ini akan mempengaruhi kepada kapan pupuk itu harus
diberikan.  Pupuk yang bereaksi cepat biasanya diberikan diawal tanam
sebagai pupuk dasar dan akan tersedia dalam jangka waktu yang lama
sehingga frekuensi aplikasinya sedikit.  Sedangkan pupuk yang bereaksi cepat
biasanya diberikan secara bertahap karena pupuk ini cepat tercuci sehinga
cepat berkurang ketersediaanya dalam tanah.  Dilihat dari peranannya ada
yang berperan dalam pertumuhan vegetatif dan generatif, sehingga
pemberiannya pun disesuaiakan dengan masa pertumbuhan tanaman.
6. Tanah yang Dipupuk
Secara biologis tanah merupakan suatu sistem yang dinamis dan hidup.
Aneka mikroflora maupun mikrifauna hidup didalam tanah yang mencakup
aktinomicetes, bakteri,alga, fungi, nematoda, protozoa, cacing tanah dan
serangga. Biodegradasi mikroba ini dan sisa-sisa tanaman secara kimia
mensuplai secara besar bahan organik dan hara ke dalam tanah setiap tahun.
Melalui siklus karbon, bahan organik dihancurkan dan teroksidasi secara
sempurna menjadi CO2 oleh aktivitas mikroba. Mikroba tersebut
memanfaatkan karbon sebagai sumber energi. Secara alami hara yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat berasal dari tanah, bahan organik (seperti sisa
tanaman yang dikembalikan ke dalam tanah), air hujan atau air irigasi. Suplai
hara dari tanah biasanya tidak cukup untuk menghasilkan produksi yang
tinggi. Oleh karena itu, penggunaan pupuk diperlukan untuk menambah unsur
hara yang kurang dalam tanah agar dapat memenuhi kebutuhan tanaman.
Setiap jenis tanah memiliki dinamika hara yang khas. Misalnya
kandungan haranya berbeda-beda sehingga jumlah pupuk yang diperlukan
juga berbeda. Status hara didalam tanah dapat diketahui melalui uji tanah di
laboratorium. Uji tanah ini telah lama digunakan secara luas di negara-negara
maju untuk menentukana kebutuhan pupuk suatu tanaman.
Kemasaman tanah juga mempengaruhi pupuk yang akan diberikan.
Dalam hal ini reaksi pupuk di dalam tanah perlu diperhatikan, agar tidak

10
menyebabkan tanah menjadi lebih masam. Pada tanah-tanah tertentu juga
dapat terjadi fiksasi (pengikatan) hara oleh unsur tertentu, yang menyebabkan
hara tidak tersedia bagi tanaman. Misalnya pada tanah-tanah dengan
kandungan Al yang tinggi, Al dapat memfiksasi P. Agar pupuk yang
diberikan lebih efektif dan efisien, maka daya fiksasinya harus
diminimumkan, misalnya dengan pemberian kapur atau bahan organik.
7. Tanaman yang Dipupuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan tanaman dalam
pemupukan adalah:
a. Penggunaan Unsur Hara Oleh Tanaman
Unsur hara yang diserap oleh tanaman dipergunakan antara
lain untuk menyusun bagian-bagian tubuh tanaman. Jumlah unsur
hara yang diperlukan untuk manyusun bagian-bagian tubuh
tanaman tersebut berbeda untuk setiap jenis tanaman maupun
setiap jenis tanaman yang sama tetapi dengan tingkat produksi
yang berbeda. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut bila
merupakan bagian yang dipanen dan tidak kembali ke tanah maka
unsur hara yang ada di dalamnya merupakan unsur hara yang
hilang dari tanah. Secara umum kebutuhan tanaman ditentukan
oleh macam bagian tanaman yang dipanen:
1) Tanaman yang dipanen daunnya memerlukan hara N lebih
banyak. Misalnya sayur-sayuran daun.
2) Tanaman yang menghasilkan pati atau gula memerlukan
unsur N, unsur K cukup tinggi, misalnya ubi jalar, ubikayu,
kentang dan tebu.
3) Tanaman yang diambil bunga, buah dan bijinya memerlukan
banyak unsur N, dan unsur P untuk pertumbuhan
generatifnya.
b. Sifat-Sifat Akar
Akar tanaman dapat berupa akar tungang atau akar serabut.
Sifat-sifat akar akan menentukan cara penempatan pupuk dan

11
jumlah pupuk yang harus diberikan. Tanaman berakar tunggang,
seperti kopi, jeruk, kakao, pupuk sebaiknya diletakkan di dalam
larikan lingkaran mengelilingi batang. Jarak dari batang
disesuaikan dengan tajuk tanaman. Penyerapan unsur hara oleh
tanaman adalah melalui pertukaran ion antara akar dengan larutan
tanah atau kompleks jerapan koloid tanah. Kemapuan menukar
kation atau anion dari akar berbeda untuk setiap jenis tanaman.
Tanaman seperti dikotil mempunyai Kapasitas Tukar Kation
(KTK) akar lebih tinggi dari pada tanaman monokotil. Tanaman
dikotil menyerap kation bervalnsi dua (misalnya Mg++, Ca++)
lebih banyak dari pada kation bervalesi satu (K+). Sedangkan pada
tanaman monokotil adalah sebaliknya.
c. Pupuk yang diaplikasikan
1) Jenis-jenis Pupuk
Berdasarkan pembuatannya, pupuk dibedakan atas dua
macam, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam
misalnya kompos, guano, fosfat alam, dan sebagainya. Perbedaan
di antara keduanya adalah kadar unsure haranya. Pupuk alam
memiliki kadar hara relatif lebih rendah dengan kemurnian yang
juga relatif rendah. Sedangkan pupuk buatan memiliki kadar dan
kemurnian yang lebih tinggi. Menurut komposisi unsur, pupuk
dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Komposisi
unsur pada pupuk tunggal untuk memenuhi kebutuhan tanaman
dapata diatur, sedangkan majemuk lebih sukar. Pupuk majemuk
umumnya digunakan pada perkebunan-perkebuanan yang sudah
diketahui kahat akan beberapa hara. Dengana menggunakan
pupuk majemuk ini, pengeluaran biaya untuk tenaga kerja
memupuk dapat dikurangi. Bagi tanaman setahun, penggunaan
lebih banyak dari pada pupuk tunggal, karena aspek-aspek
pembiayaan belum dikaji secara mendalam, tidak seperti halnya
pada perkebunan yang berorientasi pada keuntungan.

12
2) Sifat-Sifat Pupuk
Pupuk dapat dipakai secara baik apabila memiliki jaminan
kualitas yang baik. Jaminan ini tercermin dari sifat-sifat kimia
pupuk, diantaranya :
a) Kadar Unsur Hara.
Bagi pupuk buatan, kadar hara utama umumnya
tergolong tinggi. Bagi hara N, P dan K dinyatakan
seabagai persen N, P2O5 dan K2O, seperti :
Urea : 45 % N (45 kg n/ 100 kg urea), SP36: 36 % P 2O5
(36 KG P2O5/100KG TSP), KCL : 60 % K2O (60 kg
K2O/100 kg KCl).
b) Higroskopis.
Pupuk sering rusak dalam penyimpanan karena
mengisap air sehingga mudah cair. Sering pula karena
kekeringan, pupuk menjadi mengeras. Oleh sebab itu
usaha menjaga kelembaban sesuai dengan sifat pupuk
sangat penting. Untuk menghindari kelebihan
penyerapan air atapun kekeringan, sering kali pupuk
diberi lapisan senyawa yang menghamba penyerapan
air, ataupun menguapnya iar. Urea merupakan salah
satu pupuk yang mduah menyerap air.
c) Kelarutan
Pupuk N dan K umumnya mudah larut dalam air,
sedangkan pupuk P sebaliknya. Untuk P umumnya
dibedakan atas pupuk larut dalam air (superfostat,
amofos), larut dalam asam sitrat atau ammonium sitral
netral (FMP) dan larut dalam asam keras (HCl 25 %).
d) Kemasaman

13
Seringkali setelah dimasukkan ke dalam tanah
pupuk bereaksi masam atau alkalis. Sifat-sifa demikian
dapat dinyatakan sebagai Ekuivalen Kemasan yang
berarti jumlah CaCO3 yang diperlukan untuk
menetralkan sehingga reaksi-reaksi kembali ke arah
semula. Pada pupuk yang beraksi basa dinyatakan
sebagai ekuivalen kebasaan yaitu jumlah dari asam
yang diberikan agar terjadi reaksi penetralan akibat
penambahan pupuk. Misalnya: ZA dengan kemasaman
110, berarti untuk menetralkan akibat 100 kg ZA
dibutuhkan 110 kg CaCO3, dan Indeks Garam (IG)
Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit
setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan
tekanan osmotik.Semakin tinggi IG, pupuk akan
cenderung merusak biji tanaman. Oleh sebab itu untuk
menghindari hal ini perlu pengolahan yang spesifik ,
lebih-lebih pada musim kering dimana proses-proses
pengenceran sangat kecil sekali. 
d. Waktu dan Cara Pemupukan
Pemupukan yang tepat didasarkan pada pertumbuhan
tanaman dan sifat-sifat pupuk. Bagi pupuk yang mudah larut
bersifat mobil, maka cara pemberiannya diberikan secara bertahap
(split application)  seperti yang terjadi pada Urea dan KCl, lebih-
lebih apabila tekstur tanah kasar. Sedangkan pupuk yang
melarutnya lambat, dapat diberikan sekaligus  pupuk SP36, DSP,
dan ESP.
e. Metode pemberian pupuk
Cara-cara pemberian harus diselenggarakan pada
efektivitas dan efisiensi pemupukan. Dengan demikian penggunaan
pupuk secara besar disarankan, kecuali pada pertanaman dengan
jarak kurang dari 30 cm.

14
Cara-cara  pemupukan terdiri dari :
1) Side band (samping tanaman), yaitu ditugal di satu
atau dua sisi tanaman
2) In the row (dalam larikan), yaitu diberikan pada
jarak  5.5 cm dengan kedalaman  5 cm Top
3) Top dressed atau side dressed, yang diberikan
setalah tanaman tumbuh
4) Pop up, diberikan bersamaan dengan biji yang
tanam, khusus untuk pupuk IG rendah
5) Foliar application, diberikan lewat daun, khususnya
untuk pupuk cair atau pupuk yang tergolong
kedalam mikro elemen.
6) Fertigation, diberikan melalui air irigasi, khsususnya
untuk pupuk nitrogen.9

BAB III
9
Novizan, Petunjuk Pemupukan yang Efektif, (Jakarta : AgroMedia Pustaka, 2001), Hlm. 17-23.

15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa pupuk
merupakan memberikan satu atau lebih unsur alami ataupun kimia yg
dibutuhkan tanaman untuk memberikan unsur esensial tertentu bagi
pertumbuhan tanaman tersebut secara normal dan perlu ditetapkan dalam
kadar normal.
Jenis jenis pupuk secara umum ialah pupuk alam atau biasa disebut
organik dan dan pupuk buatan yang biasa disebut pupuk anorganik. Pupuk
alam sendiri meliputi kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Sementara
pupuk anorganik meliputi pupuk tunggal dan majemuk.
Aplikasi pemupukan yang benar meliputi beberapa faktor yaitu
tanaman yang akan dipupuk, jenis-jenis upuk yang digunakan, waktu
pemupukan yang tepat, pemaikaian dosis pupuk yang benar, tanah yang akan
dipupuk, dan menerapkan metode-metode pemupukan secara baik dan benar.
Cara-cara pemberian harus diselenggarakan pada efektivitas dan efisiensi
pemupukan antara lain melewati tahap larikan, penebaran pupuk secara
merta, pop up, dan fertigasi.

DAFTAR PUSTAKA

16
Anonim. Pupuk Dan Pemupukan. Online at : http://simdos.unud.ac.id. Diakses
pada tanggal 22 April 2019.
Anonim. II Tinjauan Pustaka. Online at : http://respository.ipb.ac.id. Diakses
Pada tanggal 19 April 2019.
DR, Purwa. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta: Agromedia pustaka.
Firmansyah, Anang M. 2011. Peraturan Tentang Pupuk, Klasifikasi Pupuk
Alternatif Dan Peranan Pupuk Organik Dalam Peningkatan Produksi
Pertanian. Online at : http://kalteng.litbang/pertaniam.go.id. diakses pada
tanggal 21 April 2019.
M.M., Sutedjo. 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Bina Cipta.
Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Sudarmoto. 1997. Budidaya Tanaman Jagung. Surabaya: Kanisius.
Syafruddin, dkk. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Beberapa Varietas Jagung Manis. Banda Aceh. Jurnal Unsyiah, Vol.7. No.
107. Online at : http://www.unsyiah.ac.id. Diakses pada tanggal 22 April
2019.

17

Anda mungkin juga menyukai