Anda di halaman 1dari 4

Nama : hilyah shobiroh

Nim : 1810106039

TUGAS 2 BALITA ANAK

Kekerasan Fisik Terhadap Anak

1. Faktor Penyebab
Kekerasan fisik pada anak adalah kekerasan yang dilakukan dengan melukai
fisik anak secara sengaja. Efek dari kekerasan fisik ini biasanya memberikan kerusakan
secara fisik pada anak. Kasus kekerasan fisik yang terjadi bisa dilakukan oleh pengasuh
(orang tua, kakek-nenek, baby sitter, dan lainnya). Selain itu, kekerasan fisik juga bisa
dilakukan oleh seseoran yang bukan pengasuh.
Beberapa contoh bentuk kekerasan fisik pada anak adalah memukul, mencolok,
mencubit, menggigit, membakar, menyundut dengan rokok, dan lainnya. Kekerasan
fisik pada bayi biasanya terjadi di area kepala dan perut. Anak usia bayi dan balita
adalah yang paling rentan menjadi korban dari kekerasan fisik jenis ini. Hal ini
dikarenakan mereka memiliki tahap perkembangan yang pesat dan sering kali
menyulitkan pengasuh. Selain itu, mereka tidak dapat memberi tahu tentang kekerasan
fisik yang dialaminya.

2. Dampak
Banyak anak yang mengalami kekerasan oleh orang dewasa, menjadi korban
perundungan atau penyerangan kriminal berdampak pada masalah perilaku, emosional,
hingga pembelajaran. Paparan kekerasan dapat menyebabkan perubahan fisik yang
tersembunyi dalam tubuh anak.
Dampak kekerasan pada anak usia dini juga dapat mengganggu perkembangan
otak dan merusak bagian lain dari sistem saraf, sistem endokrin, peredaran darah,
pernapasan, dan kekebalan. Dengan demikian, kekerasan terhadap anak akan
berdampak negatif pada perkembangan kognitif dan mengakibatkan rendahnya prestasi
Pendidikan. Penelitian yang dipublikasikan secara online pada tahun 2012 menemukan
bahwa anak-anak yang menerima kekerasan cenderung mengalami gangguan mood,
gangguan kecemasan, dan beberapa gangguan kepribadian saat dewasa.
Sebuah penelitian yang diterbitkan tahun 2013 pada Proceedings of the
National Academy of Sciences menemukan bahwa kekerasan juga membuat anak
rentan menderita PTSD. PTSD sendiri merupakan gangguan stres pasca-trauma yang
biasanya dapat memburuk saat anak menjadi lebih dewasa. Seorang anak yang
mengalami kekerasan akan terus merasa takut, cemas, dan tidak aman. Pikiran anak
mungkin menjadi selalu waspada dan bertanya-tanya kapan peristiwa kekerasan
berikutnya akan terjadi.

3. Kaitan Dengan Kajian Dari Nilai Keislaman


Perlindungan anak merupakan bentuk implementasi penyelenggaraan hak asasi
manusia, sebab hak anak termasuk bagian integral dari hak asasi itu sendiri. Wacana
Hak Asasi Manusia (al Huquq al Insaniyah) dalam Islam memiliki konsep yang jelas
sering di kenal dengan ad dharuriyat al khamsah (lima Prinsip dasar dalam Islam). Lima
konsep dasar Islam ini oleh ulama fiqh diyakini sebagai tujuan utama dari keseluruhan
syari’at Islam yang sering disebut dengan maqasid al- syari’a (Jauhar, 2009).
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan, yang
mengajarkan kedamaian, kasih sayang, persamaan, kesetaraan, dan keadilan.
Implikasinya, setiap umat Islam berkewajiban memberikan perlindungan terhadap
kelima hak dasar tersebut tanpa membedakan golongan, ras, etnis bahkan jenis kelamin.
Al- dharuriyat al Khamsah memiliki prinsip-prisnsip dasar dalam mengelaborasi misi
Islam Rahmatan lil Alamin. Prinsip-prinsip tersebut terdiri dari; hifzd al din, hifdz al
nafs, hifzd al aql, hifzd an nasl dan hifzd al- mal.( http://islami.co).

4. Upaya Yang Dilakukan


1) Mendidik diri sendiri dan anak
Cara mencegah kekerasan pada anak yang pertama adalah dengan menjadi orang tua
yang terdidik. Orang tua harus terus belajar agar menjadi orang tua yang baik dan
cerdas dalam mengasuh. Dengan begitu, anak pun juga akan terdidik. Anda bisa
mengikuti berbagai kelas parenting yang dilakukan secara offline maupun online.
Memiliki komunitas parenting merupakan hal yang sangat baik untuk mencegah
kekerasan pada anak. Anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman
dari orang tua lain sehingga bisa mencegah kekerasan pada anak.
2) Mengajari anak apa yang menjadi hak mereka
Anak-anak perlu diajarkan tentang hak-hak mereka sejak dini. Jangan tunggu
mereka dewasa baru diajarkan tentang hak-hak. Hal ini adalah sesuatu yang keliru.
Anak-anak harus diajarkan bahwa mereka memiliki hak untuk diperlakukan dengan
baik. Selain itu, anak juga perlu tahu bahwa mereka berhak untuk mendapatkan
keamanan. Hal ini akan mendorong mereka untuk berpikir bahwa setiap tindakan
kekerasan yang mereka dapatkan adalah sesuatu yang melanggar hak-hak mereka
dan sesuatu yang salah.
3) Memberi tahu tentang apa itu kekerasan
Anak-anak tentunya sering kali diam apabila mereka tidak tahu apa yang mereka
dapatkan adalah sebuah kekerasan dan sesuatu yang salah. Orang tua perlu memberi
tahu dengan bijak tentang apa itu kekerasan. Beritahulah anak tentang beberapa jenis
kekerasan pada anak yang mungkin saja bisa menimpa mereka. Gunakanlah bahasa
anak-anak yang mudah dipahami mereka. Apabila memungkinkan.
4) Memberi tahu anak tanda-tanda kekerasan
Setelah anak Anda memiliki gambaran tentang kekerasan maka lengkapilah
informasi tersebut dengan memberi tahu tanda-tanda kekerasan. Hal ini penting
untuk semakin memastikan bahwa mereka telah mengalami kekerasan. Beritahulah
tanda-tanda kekerasan untuk setiap jenis kekerasan yang ada pada penjelasan
selanjutnya.
5) Berteman dengan orang tua lainnya
Cara mencegah kekerasan pada anak berikutnya adalah dengan menjadi teman para
orang tua di lingkungan anak Anda berada. Lingkungan tersebut bisa di sekolah, di
rumah, di tempat-tempat kursus anak, dan lainnya. Biasanya, para orang tua akan
saling membantu dan memberi tahu apa yang terjadi pada anak dari temannya
apabila mereka mendapatkan hal-hal yang buruk. Hal tersebut adalah bentuk empati
dari setiap orang tua yang peduli anak.

5. Peran Bidan
Sebagai tenaga kesehatan, seorang bidan harus mampu menangani jika
ditemukannya kasus kekerasan seksual pada anak, melalui langkah-langkah berikut
diharapkan agar bidan dapat menjadi tempat utama dalam perlindungan korban
kekerasan seksual pada anak, berikut merupakan langkah yang diperlukan bidan :
1. Melakukan pendekatan
Pendekatan awal untuk mengobati seseorang yang telah menjadi korban pelecehan
seksual tergantung pada beberapa faktor penting, yaitu :
a. Umur pada saat pemberian arahan
b. Keadaan pada saat pemberian arahan dan saat perawatan
c. Kondisi tidak wajar
Tujuan pengobatan tidak hanya untuk mengobati masalah – masalah kesehatan mental
yang ada pada saat ini, tetapi juga mencegah hal yang sama pada masa yang akan datang
2. Membantu anak melindungi diri
Menjelaskan pada anak bahwa tidak ada seorangpun yang boleh menyentuh nya dengan
tidak wajar. Berikan pemahaman dan ajarkan anak untuk menolak segala perbuatan
yang tidak senonoh dengan segera meninggalkan dimana sentuhan tersebut terjadi.
Ingatkan anak untuk tidak gampang mempercayai orang asing dan buat anak untuk
selalu mencerikan jika terjadi sesuatu dengan diri nya
3. Melakukan penyuluhan terhadap anak tengtang Pelecehan seksual terhadap anak
4. Laporkan Pada pihak yang berwajib
Bila terjadi kekerasan fisik, psikis atau pun seksual ada baik nya segera laporkan pada
pihak yang berwajib. Hal ini bertujuan agar segera diambil tindakan lebih lanjut
terhadap tersangka dan dapat mengurangi kejahatan yang sama terjadi. Sementara
untuk korban nya harus segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari
keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/mental/dampak-kekerasan-pada-anak/
Tower, C. C. (2002). Understanding Child Abuse and Neglect. Boston: Allyn & Bacon.
http://islami.co/maqashid-al-syariah-prinsip-dasar-ham-islam/ Selasa, 24 Januari 2017.
Thefreedictionary.com."Child abuse - definition of child abuse by the Free Online Dictionary,
Thesaurus and Encyclopedia"/ Jumat, 15 September 2010.
https://doktersehat.com/kekerasan-pada-anak/
https://www.kompasiana.com/nandadianats/56b3e8916c7e61f604e98ea1/memahami-
lebih-dalam-kekerasan-pada-anak

Anda mungkin juga menyukai