Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “B”

DENGAN DIAGNOSA DIARE CAIR AKUT DEHIDRASI SEDANG

DI RUANG PERAWATAN PIPIT

DISUSUN OLEH :

Nama : Indesti Albani Ebo, Amd. Kep

Ruangan : Pipit ( Anak )

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MIMIKA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah aplikasi Asuhan
keperawatan pada An. B dengan Diagnosa Diare Cair Akut Dehidrasi Sedang di
Ruangan Perawatan Pipit Rumah Sakit Daerah Mimika Tahun 2021 dapat
terselesaikan dengan baik.

Selama penyusunan Asuhan keperawatan ini banyak dukungan,bimbingan


dan motivasi dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Antonius Pasulu, Sp.THT-KL.,M.Kes selaku Direktur RSUD Mimika.


2. Ibu Levina Wuryanti Tandiono, Amd. Keb, Selaku Kepala Bidang
Keperawatan.
3. Ibu Hartati R. Sigalingging, S.kep, Ns, Selaku Kepala Seksi Asuhan
Keperawatan
4. Bapak Samson Manao, S.kep, Ns, Selaku Kepala Seksi Pengendalian dan
Pengembangan Mutu Pelayanan Keperawatan.
5. Ibu Rosina Lesiubun, S.Kep, Ns, M. Kep, Selaku Kepala Instalasi Rawat
Inap.
6. Ibu Mirawati, AMK, Anggotan Komite Keperawatan Sub Komite Mutu
Profesi dan sebagai Evaluator II.
7. Ibu Titin Herianti, AMK, Selaku Kepala Ruangan Pipit
8. Rekan – rekan perawat diruang Pipit yang saya tidak sebutkan namanya
satu persatu yang dengan sabar mengajarkan saya, membimbing dan
memberikan masukan selama penulisan makalah.
9. Kepada Keluarga An. B yang dengan rela bekerja sama dalam pelaksanaan
Asuhan Kperawatan.

Akhir kata, Penulis mengharapkan dengan tersusunnya makalah ini, dapat


memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan di RSUD
Mimika

Timika, 17 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Tujuan Penulis................................................................................ 2
C. Manfaat Penulis.............................................................................. 2
D. Metode Penulisan ........................................................................... 3

BAB II KONSEP DASAR TEORI

A. Defenisi .......................................................................................... 4
B. Anatomi Fisiologi........................................................................... 4
C. Klasifikasi ...................................................................................... 5
D. Etiologi ........................................................................................... 6
E. Phatofisiologi ................................................................................. 6
F. Manifestasi klinis ........................................................................... 8
G. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian ................................................................................ 8
2. Diagnosa Keperawatan............................................................. 10
3. Rencana/Intervensi Keperawatan ............................................. 10
H. PathwayTeori ................................................................................. 13

BAB III LAPORAN KASUS

1. Pengkajian ...................................................................................... 14
2. Pathway Kasus ............................................................................... 26
3. Pengumpulan Data ......................................................................... 27
4. Analisa Data ................................................................................... 27
5. Diagnosa Keperawatan................................................................... 28
6. Rencana Asuhan Keperawatan....................................................... 29
7. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi ...................................... 31

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 35
B. Saran............................................................................................... 36

DAFTAR ISI .................................................................................................... 37

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari
yang di sertai perubahan konsistensi tinja cair, lendir atau darah. Diare sampai dengan
saat ini masih termasuk masalah kesehatan terbesar di dunia apalagi bagi negara
berkembang karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Penyakit
menular merupakan perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Faktor
tersebut terdiri dari lingkungan (environment), agen penyebab penyakit (agent), dan
pejamu (host) (Wong, 2009).
Departemen Kesehatan Nasional menyebutkan setiap tahunnya 100.000 balita
meninggal dunia karena diare, artinya setiap hari ada 273 balita yang meninggal dunia
dengan sia-sia, sama dengan 11 jiwa meninggal setiap jamnya atau 1 jiwa meninggal
setiap 5,5 menit akibat diare (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehedrasi tidak diatasi
dengan baik. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting
disease) asalkan dehedrasi dapat dicegah, karena diare merupakan penyebab kematian
(Yusuf M,2011). Pada tingkat global, diare merupakan penyebab kedua kematian
setelah pneumonia. Beban global diare pada balita tahun 2011 berdasarkan
WHO/UNICEF (2013) adalah 9,0% (760.000 balita meninggal) dan 1,0% kematian
neonatus, center of disease and prevention tahun 2013 menyatakan bahwa diare
menyebabkan 801.000 kematian anak setiap tahunnya atau membunuh 2.195 anak per
harinya.
Diare termasuk masalah eliminasi yang dapat mengakibatkan balita meninggal
dunia. Penyebab diare yaitu, factor infeksi, faktor malabsorsi, faktor makanan dan
faktor psikologis. Dampak dari diare dapat mengakibatkan dehidrasi (ringan, sedang,
berat), rejatan hipovolemik, hypokalemia serta dapat menimbulkan kematian
(Ngastiyah, 2008).
Gangguan volume cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar fisiologis
manusia yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan
air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehedrasi. Terutama diare pada anakperlu
mendapatkan penanganan yang cepatdan tepat sehinggga tidak mempengaruhi
tumbuh kembang anak (Sodikin, 2011). Dari uraian data diatas maka perlu

1
ditingkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya keseimbangan elektrolit
bagi tubuh untuk menghindari dehedrasi, karena keseimbangan elektrolit merupakan
suatu hal yang penting agar sel dan organ dapat berfungsi dengan baik. Berdasarkan
hal tersebut.
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan Asuhan Keperawatan pada anak dengan kasus Diare cair
akut di Ruang Pipit Rumah Sakit Umum Daerah Mimika.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum tersebut didapatkan tujuan khusus dari kasus ini adalah
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada anak dengan kasus Diare cair
akut
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada anak dengan
kasus Diare cair akut
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada anak dengan kasus Diare
cair akut
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anak dengan kasus Diare
cair akut
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada anak dengan kasus Diare
cair akut
f. Mampu melakukan pendokumentasian pada anak dengan kasus Diare cair akut
C. Manfaat Penulis
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata penulis dalam
memberikan perawatan pada anak yang mengalami Diare cair akut
2. Bagi Profesi Keperawatan
Menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melalukan
perawatan pada anak yang mengalami kasus diare cair akut sehingga anak
mendapatkan pelayanan yang intensif, cepat, tepat dan optimal. Menambahkan
informasi tentang suatu perawatan pada anak dengan kasus diare cair akut.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tanda dan gejala yang
dialami pada anak yang mengalami kasus diare cair akut

2
D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
penulisan diskripsi yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi terhadap
semua keadaan yang terjadi.
Pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Adapun teknik penulisan yaitu pengumpulan data dengan melakukan
observasi kemudian menggambarkannya dengan memaparkan dalam bentuk makalah,
sedangkan untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1. Anamnesa
Diperoleh dengan menanyakan kepada pasien, keluarga, perawat, dokter dan
petugas kesehatan lainnya mengenai perjalanan penyakit dan hal – hal lain yang
berhubungan dengan penyakit tersebut.
2. Observasi Partisipasi Aktif
Pengadaan pengamatan dan perawatan langsung terhadap keadaan pasien serta
pengembangan penyakit dengan melakukan asuhan keperawatan.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data tentang keadaan pasien dari catatan medic, catatan perawatan,
hasil laboratorium, serta pemeriksaan lain.
4. Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa buku yang
ada hubungannya dengan materi yang bersifat dalam pembuatan makalah dan
melalui akses internet.
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pemeriksaan fisik mulai dari inspeksi, palpasi, perpusi, auskultasi untuk
mendapatkan data fisik pasien secara keseluruhan. Penulis melakukan
pemeriksaan fisik langsung pada pasien.

3
BAB II

KONSEP DASAR TEORI


A. Definisi
Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. Diare
pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016)
Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi
pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare di sebabkan oleh transportasi air dan
elektrolit yang abnormal dalam usus (Wong, 2009).
Diare adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan
berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi di sertai
muntah-muntah atau ketidaknyaman abdomen (Muttaqin & Sari, 2011).

B. Anatomi Fisiologi
1. Respon Tubuh
a. Sistem integument
Anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan hingga berat turgor kulit
biasanya kembali sangat lambat. Karena tidak adekuatnya kebutuhan cairan dan
elektrilit pada jaringan tubuh anak sehingga kelembapan kulit pun menjadi
berkurang.

b. Sistem Respirasi

Kehilangan air dan elektrolit pada anak diare mengakibatkan gangguan


keseimbangan asam basa yang menyebabkan pH turun karena akumulasi asam
nonvolatile. Terjadilah hiperventilasi yang akan menurunkan pCO2
menyebabkan pernapasan jadi cepat, dan dalam (pernapasan kusmaul).

c. Sistem Pencernaan
Anak yang diare biasanya mengalami gangguan pada nutrisi, yang disebabkan
oleh kerusakan mukosa usus dimana usus tidak dapat menyerap makanan.
Anak akan tampak lesu, malas makan, dan letargi. Nutrisi yang tidak dapat
diserap mengakibatkan anak bisa mengalami gangguam gizi yang bisa
menyebabkan terjadinya penurunan berat badan dan menurunnya daya tahan
tubuh sehingga proses penyembuhan akan lama.
d. Sistem Muskoloskeletal

4
Kekurangan kadar natrium dan kalium plasma pada anak yang diare dapat
menyebabkan nyeri otot, kelemahan otot, kram dan detak jantung sangat
lambat.
e. Sistem Sirkulasi
Akibat dari daire dapat terjadi gangguan pada system sirkulasi darah
menyebakan darah melemah, tekanan darah rendah, kulit pucat, akral dingin
yang mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik.
f. Sistem Otak
Syok hipovolemik dapat menyebabkan aliran darah dan oksigen berkurang. Hal
ini bisa menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran dan bila tidak segera
ditolong dapat mengakibatkan kematian.
g. Sistem Eliminasi
Warna tinja anak yang mengalami diare makin lama berubah kehijauan karena
bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya akan lecet karena
sering defesaki dan tinja makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam
laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama
diare.

C. Klasifikasi
Pedoman dari laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga dalam
Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:

a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5
hari.

b. Diare yang berkepanjangan bial diare berlangsung lebih dari 7 hari.

c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik bukan suatu
kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan patogenisisnya
multikompleks. Mengingat banyaknya kemungkinan penyakit yang dapat
mengakibatkan diare kronik dan banyak pemeriksaan yang harus dikerjakan maka
dibuat tinjauan pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.

5
D. Etiologi
Penyebab utama diare akibat virus adalah rotavirus organisme yang
menyebabkan diare akibat bakteri, yaitu campylobacter, shigella, salmonella,
staphylococcus aureus dan escherichia coli. Salah satu agen parasit yang paling sering
menyebabkan diare pada anak. Kebanyakan organisme patogen penyebab diare
disebarluaskan lewat jalur fekal, oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi
atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat. Kurangnya air bersih, tinggal
berdesakan, hygiene yang buruk, kurang gizi dan merupakan faktor resiko utama,
khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang patogen (Akton, 2014).

E. Pathofisiologi
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan factor diantaranya :
a. Factor infeksi
1). Virus
Penyebab terserang diare pada anak adalah disebabkan infeksi rotavirus.
Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama
dengan makanan dan minuman yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang
kemudian melekat sel-sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Sel-sel mukosa yang rusak akan
digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng
yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum bagus. Hal ini
menyebabkan vili-vili usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap cairan
dan makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit.
Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri virus akan menyebabkan system
transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian
sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2). Bakteri
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam
mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat
diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi,
nyeri kepala, dan kejang-kejang. Selain itu, mukosa usus, yang telah dirusak
mengakibatkan mencret berdarah berlendir. Penyebab utama pembentukan
6
enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.colli. diare ini bersifat self-limiting dalam
waktu kurang lebih lima hari tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti
dengan sel-sel mukosa yang baru (Wijoyo, 2013).
b. Factor malabsorbsi,
1). Gangguan Osmotik
Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan terkumpul di usus halus
dan akan meningkatkan tekanan osmotic usus Akibatnya akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat. Gangguan osmotik meningkatkan
menyebabkan terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Hal ini
menyebabkan terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak
diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare (Nursalam,
2008).
2). Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
3). Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya bisa peristaltic usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Akibat dari.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di sebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit, serta mengalami gangguan asam basa dapat menyebabkan
dehidrasi,asidosis metabolik dan hypokalemia,hypovolemia.Gejala dari dehidrasi
yang tampak yaitu berat badan turun, turgor kembali sangat lambat,mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung,mucosa bibir kering.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hypovolemia,kolaps cardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati
dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa
dehidrasi isotonik. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi
hipotonik.menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi,dehidrasi
ringan,dehidrasi sedang atau dehidrasi berat (juffrie,2010).Untuk mengetahui
keadaan dehidrasi dapat dilihat dari Tingkat penilaian sebagai berikut :
7
Tingkat Dehidrasi pada anak
Dehidrasi Berat Dehidrasi Ringan atau Tanpa Dehidrasi
Sedang
Terdapat 2 atau lebih tanda : Terdapat 2 atau tanda : Tidak terdapat cukup tanda
- Letargis/tidak sadar - Rewel, gelisah untuk diklasifikasikan,
- Mata cekung - Mata cekung sebagai dehidrasi ringan atau
- Tidak bisa minum - Minum dengan lahap, berat
atau malas minum haus
- Cubitan kulit perut - Cubitan kulit kembali
kembali sangat dengan lambat
lambat(>2detik)

F. Manifestasi Klinis
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
- Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
- Demam
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
- Penurunan BB dan nafsu makan
- Demam indikasi terjadi infeksi
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah.
G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dengan cara anamnesa terlebih dahulu yaitu
nama klien, umur, alamat, tanggal masuk, nama penanggung jawab,
perkerjaan, agama. Riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga, riwayat
kesehatan psikososial. Keluhan utama yang lazim didapatkan adalah diare
dengan peningkatan frekuensi dan feses menjadi cair. Keluhan lain yang
menyertai muntah, demam, nyeri abdomen, kondisi feses yang encer, lender
dan darah. Pengkajian riwayat dihubungkan dengan epidemiologi merupakan

8
pengkajian penting dalam menetukan penyebab, rencana intervensi, dan factor
resiko yang mungkin terjadi. Riwayat keracunan makanan atau kontak dengan
makanan yang mungkin terkontaminasi dan kontak dengan hewan yang
diketahui sebagai sumber infeksi enterik akan memberikan manifestasi
peradangan akut gastrointestinal yang dapat berbahaya sehingga harus di
lakukan dalam kondisi rehidrasi cairan. Riwayat alergi pengunaan obat
pencahar atau antibiotic atau konsumsi makanan yang banyak mengandung
sorbitol dan fruktosa. Pada pengkajian psikososial pasien biasanya mengalami
kecemasan dan pasien memerlukan pemenuhan informasi tentang pendidikan
kesehatan. pemeriksaan lain yang penting adalah pemeriksaan kolaboratif
untuk menentukan status dehidrasi esensialnya merupakan pemeriksaan medis
untuk dehidrasi. Pemeriksaan status dehidrasi esensial merupakan
pemeriksaan medis untuk menentukan kebutuhan pengganti cairan dalam
pemenuhan hidrasi, tetapi pada kondisi klinik perawat yang dapat melakukan
perhitungan skor dapat melakukan peran kolaboratif dalam menentukan
jumlah cairan yang akan di berikan (Muttaqin & Sari, 2011).
Pemeriksaan fisik pada diare di mulai dengan inspeksi kaji dehidrasi
pada anak yang mengalami diare. Observasi penampilan umum dan warna
kulit anak. Pada dehidrasi ringan, anak dapat tampak normal. Pada dehidrasi
sedang mata mengalami penurunan produksi air mata atau lingkar mata cekung.
Membran mukosa juga dapat kering. Status mental dapat diperburuk
dengan dehidrasi sedang hingga berat, yang di buktikan dengan lesu atau
latergi. Kulit mungkin tidak elastic atau menunjukan kekenduran, menandai
kuranya hidrasi. Distensi abdomen atau kecekungan mungkin muncul.
Haluaran urin juga dapat menurun jika anak mengalami dehidrasi. Haluaran
feses dapat digunakan untuk mengkaji warna dan konsistensi. Inspeksi area
perineal anal untuk adanya kemerahan atau ruam yang berkaitan dengan
peningkatan volume dan frekuensi defeksi. Auskultasi bising usus untuk
mengkaji adanya bising usus hipoaktif atau hiperaktif. Bising usus hipoaktif
dapat mengindikasikan obstruksi atau peritonitis. Bising usus hiperaktif dapat
mengindikasikan diare/gastrointestinal. Perkusi abdomen perhatikan adanya
abnormalitas. Adanya abnormalitas pada pemeriksaan untuk diagnosis diare
akut atau kronik dapat mengindikasikan proses patologis. Palpasi nyeri tekan

9
pada kuadran bawah dapat berkaitan dengan gastrointeritas. Nyeri pantul atau
nyeri tidak ditemukan saat palpasi. Jika di temukan hal ini dapat di
mengindikasikan apendisitis atau peritonitis (Carman, 2016).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang lazim muncul pada penderita diare adalah :
a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
b. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi diusus
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake makanan.
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-
kapiler
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan ekskresi/BAB sering
f. Resiko syok (hipovolemi) berhubungan dengan kehilangan cairan dan
elektrolit
g. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Rencana/ Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi ( NIC )


Keperawatan (NOC)
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan NIC :
cairan b/d keperawatan 3x24 jam - Fluid management
kehilangan cairan diharapkan pasien tidak - Timbang
aktif kekurangan cairan popok/pembalut jika
NOC : diperlukan
- Fluid balance - Pertahankan catatan
- Hydration intake dan output yang
- Nutritional Status : Food and akurat
fluid intake - Monitor status
hidrasi (kelembaban
Kriteria hasil : membran mucosa,
- Mempertahankan urine output nadi adekuat, tekanan
sesuai dengan usia dan BB , BJ darah, artostatik), jika

10
urine normal, HT normal diperlukan
- Tekanan darah, nadi, suhu - Monitor vital sign
tubuh dalam batas normal - Monitor status nutrisi
-Tidak ada tanda-tanda - Monitor memasukan
dehidrasi, elastisitas turgor kulit makanan/cairan dan
baik, membran mucosa lembab, hitung intake kalori
tidak ada rasa haus yang harian
berlebihan - Dorong masukan oral
- Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
- Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
- Kolaborasi dgn
dokter
2. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC :
dengan proses keperawatan 3x24 jam - Diarhae Menagement
infeksi, inflamasi diharapkan Diare pada pasien - Evaluasi efek
diusus teratasi. samping pengobatan
NOC : terhadap
- Bowel elimination gastrointestinal
- Fluid balance - Ajarkan pasien untuk
- Hydration menggunakan obat
- Electrolyte and acid base anti diare
balance - Evaluasi intake
Kriteria hasil : makanan yang masuk
- Fases berbentuk, BAB sehari - Identifikasi faktor
sekali tiga kali penyebab dari diare
- Menjaga daerah sekitar rectal
dari iritasi Monitor tanda dan
- Tidak mengalami diare gejala diare
- Menjelaskan penyebab diare - Observasi turgor

11
dan rasional tindakan kulit secara rutin
- Mempertahankan turgor kulit - Ukur diare/keluaran
BAB
- Hubungi dokter jika
ada kenaikan bising
usus
- Monitor persiapan
makanan yang aman

3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :


nutrisi kurang dari keperawatan 3x24 jam - Nutrition
kebutuhan tubuh b/d diharapkan nutrisi pasien management
penurunan intake terpenuhi - Kaji adanya alergi
makanan NOC : makanan
- Nutritional Status : - Kolaborasi dengan
- Nutritional Status : food and ahli gizi untuk
fluid intake menentukan jumlah
- Nutritional Status : nutrient kalori dan nutrisi yang
intake dibutuhkan pasien
- Weight control - Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
Kriteria hasil :
intake fe
- Adanya peningkatan berat
- Anjurkan pasien
badan sesuai dengan tujuan
untuk meningkatkan
- Berat badan ideal sesuai
protein dan vitamin C
tinggi badan
- Berikan supstansi
- Mampu mengidentifikasi
gula
kebutuhan nutrisi
- Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
- Tidak ada tanda-tanda
kalori
malnutrisi
- Berikan informasi
- Menunjukan peningkatan
tentang kebutuhan
fungsi pengecapan dari
nutrisi
menelan

12
- Tidak terjadi penurunan berat - Kaji kemampuan
badan yang berarti pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

H. Pathway Teori
Infeksi Makanan Psikologi

Masuk dan Berkembang diusus Toksik tak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi air & elektrolit Malabsorbsi KH,lemak,

Isi usus Hiperperistaltik protein


Penyerapan makanan diusus menurun Mening tekanan osmotik

Pergeseran air dan elektrolit

Ke usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan & Gangguan integritas kulit perianal Mual muntah

elektrolit berlebihan Nafsu makan menurun

Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik Ketidakseimbangan nutrisi


cairan & elktrolit Sesak Kurang dari kebutuhan tubuh
Dehidrasi Gangguan pertukaran gas

Kekurangan Volume cairan Resiko syok (hipovolemi)

13
BAB III

LAPORAN KASUS

1. Pengkajian
A. Indentitas Klien
1. Nama : An. B
2. Umur : 11 bulan
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. No.RM : 227248
5. Ruang rawat : Bangsal pipit
6. Tanggal masuk : 06/03/2021
7. Asal masuk : IRD
8. Diagnosa Medis : Diare cair akut dehidrasi sedang
9. DPJP : dr. Jeanne Rini, Sp, A
B. Data Umum
1. Informasi di dapat dari : keluarga (orang tua klien)
2. Cara masuk : Tempat tidur dorong
3. Keluarga yang dapat dihubungi :
IDENTITAS IBU
Nama : Ny. Tina
Umur : Orang tua lupa
Pendidikan : tidak sekolah
Agama : Kristen protestan
Suku : nduga
Alamat : Jl. Sp 1
No. Telp : 081248177076

IDENTITAS AYAH
Nama : Tn. Matius kogoya
Umur : 47 thn
Pendidikan : S1
Agama : Kristen protestan
Suku : nduga
Alamat : Jl. Sp1
14
SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA
1. Cara pembayaran : Pribadi
2. Tinggal bersama : Orang Tua
3. Suku : nduga

SPIRITUAL

Agama : Kristen protestan

Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap : Tidak

ORIENTASI PADA PASIEN DAN KELUARGA

1. Ruangan/kamar
2. WC/kamar mandi
3. Pengamanan tempat tidur
4. Pengaturan tempat tidur
5. Tempat sampah rumah tangga
6. Nurse station

INFORMASI PADA PASIEN DAN KELUARGA

1. Perawat yang melakukan perawatan


2. Waktu visite dokter
3. Dokter DPJP

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Mecret 3x sehari sudah ada ampas

Riwayat penyakit sekrang : ibu pasien membawah anaknya kerumah sakit


dengan keluhan mecret >3x sehari, sudah 4 hari dirumah di selingi muntah.
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai malas minum susu. pasien
mencret 2x di rumah sakit dengan konsintensi cair ada ampas

Riwayat Alergi : Tidak ada

Riwayat penyakit dahulu : post malaria vivax tgl. 24/02/2021

Riwayat transfusi darah : Tidak ada

15
Golongan darah : Tidak ada

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada

Riwayat pengobatan dirumah : Tidak

Pernah dirawat : Tidak

Pernah operasi : Tidak

Riwayat Imunisasi : Belum pernah imunisasi sejak lahir

Riwayat Tumbuh kembang :

BB saat lahir : OT tidak ingat PB : OT tidak ingat

- Asi sampai umur : tidak pernah diberikan asi


- Susu formula dimulai : sejak lahir sampai sekarang
- Makanan padat dimulai : OT tidak ingat
- Tengkurap : 5 bulan
- Duduk : 7 bulan
- Berdiri : belum bisa berdiri
- Berjalan : belum bisa jalan

Riwayat Prenatal

Lama kehamilan : Cukup bulan

Masalah neonates : Tidak

TANDA VITAL

Tekanan darah :-

Nadi : 105 x/menit

Pernapasan : 34 x/menit

Suhu badan : 36 ℃

Spo2 : 97%

Nyeri : Tidak

16
Kesadaran : Compos mentis

GCS : GCS 15

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : ubun – ubun cekung

Rambut : bersih

Muka : tampak simetris

Mata : mata cekung

Telinga : bersih tidak ada kelainan, serum tidak ada

Hidung : tampak bersih dikedua lubang hidung

Mulut : mukosa bibir kering

Gigi : mulai tumbuh gigi

Tenggorokan : tidak ada kelainan

Leher : tidak ada tampak pembengkakan kelenjar tiroid

Dada : bentuk dada simetris

Sirkulasi : Normal, CRT <2 detik

Abdomen : Bising usus 37x/menit

Genetalia, Anus dan rectum : tidak ada tampak lecet

Wanita :-

Pria : tidak ada kelainan

Integumen : turgor kulit kering

Extremitas : terpasang infus di tangan kiri

Eliminasi : diare cair ada ampas

17
NUTRISI

Intake nutrisi lewat : Oral, makan 3x sehari diet lunak, minum susu formula
150 ml setiap minum susu
Masalah yang berhubungan dengan nutrisi : Gizi kurang
Status Antropometri : BB 6,4 kg TB: 70 cm
Makanan kesukaan :-
Skiring Gizi Pada Anak
Parameter Nilai Skor
1. Apakah pasien nampak kurus?
a. Tidak 0
b. Ya 1 0

2. Apakah terdapat penurunan BB selama 1 bulan terakhir?


( berdasarkan penilaian objektif data BB bila ada/ penilaian
subjektif dari orangtua pasien atau untuk bayi < 1 tahun: BB
naik selama 1 minggu terakhir) 0
a. tidak 0
b. ya 1
3. apakah terdapat salah satu kondisi berikut?
- Diare ≥ 5kali/hari dan atau muntah > 3kali/hari dalam
seminggu terakhir 1
- Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
a. Tidak 0
b. Ya 1
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan
pasien beresiko mengalami malnutrisi 0
a. Tidak 0
b. Ya 2
Total Skor 1
Kesimpulan: Resiko sedang (1 - 3)

PROTEKSI DAN RISIKO

Status mental : Orientasi

18
Resiko Jatuh Humpty Dumpty
Factor Resiko Skala Poin Skor

< 3 tahun 4 4
Usia 3-7 tahun 3

7-13 tahun 2

≥ 13 tahun 1

Jenis kelamin Laki-laki 2 2


Perempuan 1

Diagnosis neurologi 4 3
Diagnose Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik,
dehidrasi,anemia, anoreksia, sinkop, pusing dsb) 3

Gangguan perilaku/ psikiatri 2

Diagnosis lainnya 1

Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3 3


Lupa akan adanya keterbatasan 2

Orientasi baik terhadap diri sendiri 1

Factor lingkungan Riwayat jatuh/ bayi diletakkan ditempat tidur dewasa 4 2


Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
dalam tempat tidur bayi/ perabot rumah 3

Pasien diletakkan ditempat tidur 2

Area diluar rumah sakit 1

Respon terhadap: Dalam 24 jam 3 1


1. Pembedahan/sedasi/ Dalam 48 jam 2
anastesi
>48 jam atau tidak menjalani
pembedahan/sedasi/anastesi

19
1

2. Penggunaan medika Penggunaan multiple: sedative,oabt hypnosis,


mentosa barbiturate,fenotiazin,antidepresan,pencahar,diuretic, 3 1
narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2

Penggunaan medikasi lainnya atau tidak ada 1


medikasi
Total skor 16

Resiko tinggi ( >12 )

Resiko Cedera/Dekubitus

Keadaan Pasien Nilai Skor

Baik 4

Cukup baik 3 3

Kondisi Fisik Buruk 2

Sangat buruk 1

Waspada/composmentis 4 4

Apatis 3

Status Mental Confuse/delirium/kacau 2

Stupor/coma 1

Bergerak bebas/aktif berjalan 4 4

Jalan dengan bantuan/dipapah 3

Aktivitas Dengan kursi roda/sangat terbatas 2

Tidak bias bergerak/tirah baring 1

Penuh 4

20
Agak terbatas 3 3

Mobilitas Sangat terbatas 2

Immobilitas 1

Tidak ada 4 4

Kadangkala 3

Inkontinensia Sering 2

Selalu 1

Total Skor 18

Kesimpulan: Resiko rendah ( >18 )

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

a. Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari:


• Ketergantungan total oleh orang tua
b. Ektremitas atas dan bawah
• Terpasang infus di tangan kiri
c. Pola istirahat sehari-hari
• Pola tidur tidak teratur karena pasien rewel

STATUS FUNGSIONAL ( BARTEL INDEX )

No Fungsi Skor Uraian Sebelum Saat masuk


sakit RS

1 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur 2 2


defekasi (BAB)
1 Kadang tak terkendali

2 Mandiri

2 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/pakai 2 2


berkemih kateter

1 Kadang tak terkendali

21
(1x24jam)

2 Mandiri

3 Membersihkan diri (cuci 0 Butuh pertolongan 0 0


muka, sisir rambut, sikat gigi) oranglain

1 Mandiri

4 Penggunaan jamban,masuk 0 Tergantung pertolongan 0 0


dan keluar (melepaskan, oranglain
memakai celana,
1 Perlu pertolongan pada
membersihkan, menyiram)
beberapa kegiatan, tapi
dapat mengerjakan sendiri
kegiatan yang lain

2 Mandiri

5 Makan 0 Tidak mampu 0 0

1 Perlu ditolong memotong


makanan

2 Mandiri

6 Berubah sikap dari berbaring 0 Tidak mampu 0 0


keduduk
1 Perlu banyak bantuan
untuk bias duduk (2orang)

2 Bantuan (2orang)

7 Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu 0 0

1 Bias (pindah dengan kursi


roda)

2 Berjalan dengan bantuan 1


orang

3 Mandiri

22
8 Memakai baju 0 Tergantung oranglain 0 0

1 Sebagian dibantu
(misalnya: mengancing
baju)

2 Mandiri

9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0 0

1 Butuh pertolongan

2 Mandiri

10 Mandi 0 Tergantung oranglain 0 0

1 Mandiri

Total skor 4

Kesimpulan: Ketergantungan Total

PSIKOLOGIS

a. Status emosional : Tenang


b. Status mental : Kooperatif
c. Adakah alasan penggunaan restrain : Tidak
d. Curiga penganiayaan/penelantaran : Tidak
e. Hubungan pasien dengan anggota keluarga : Baik
f. Kekerasan fisik : Tidak pernah

PEMERIKSAAN PENUNJANG ( EKG, LAB, RADIOLOGI )

Hasil pemeriksaan :

➢ Laboratorium :
Hasil Pemeriksaan Malaria Tgl. 06/03/2021
Tidak ditemukan plasmodium

23
Hasil Darah Lengkap Tgl 06/03/2021

Pemeriksaan Darah Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

L 13,3 – 16,6
Hemoglobin 12.3 (g/dL)
P 11,0 – 14,7

RBC 6.27 3,69 - 5,46

L 41,3 – 52,1
HCT 39.2 (%)
P 35,2 – 46,7

MCV 62.5 (fL) 86,7 – 102,3

MCH 19.6 (pg) 27,1 – 32,4

MCHC 31.4 (g/dL) 29,7 – 33,1

RDW-SD 34.7 41,2 – 53,6

RDW-CV 16.9 12,2 – 14,8

WBC 9.11 (10^3/uL) 3,37 – 10

EO% 0.0 [%] 0,6 – 5,4

BASO% 0.2 [%] 0,3 – 1,4

NEUT% 34.0 [%] 39,8 – 70,5

LYMPH% 50.8 [%] 23,1 – 49,9

MONO% 15.0 [%] 4,3 – 10,0

EO# 0.00 [10^3/uL]

BASO# 0.02 [10^3/uL]

NEUT# 3.09 [10^3/uL]

LYMPH# 4.63 [10^3/uL]

MONO# 1.37 [10^3/uL]

IG% 0.2 [%]

24
IG# 0.02 [10^3/uL]

PLT 338 (10^3/uL) 150 – 450

PDW 8.6 [fL] 9,6 – 15,2

MPV 8.4 [fL] 9,2 – 12,0

P-LCR 12.7 [%] 19,7 – 42,4

PCT 0.29 [%] 0,19 – 0,39

Pemberian Terapi :

➢ Infus D5 ½ Ns 640 ml/24 jam


➢ Zink tab 1 x 20 mg
➢ Oralit sacet dalam 70 – 100 ml tiap BAB cair

25
2. Pathway Kasus

Proses infeksi

Inflamasi gastrointestinal

Masuk dan Berkembang diusus

Hipersekresi air & elektrolit

Isi Usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat

Hilang cairan & elektrolit berlebihan

Gangguan keseimbangan cairan & elktrolit

Dehidrasi

Kekurangan volume cairan

26
3. Pengumpulan Data

Data Subjektif :

1. ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair sejak 4 hari yang lalu
2. Ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair 3x sehari sudah ada ampas
3. Ibu pasien mengatakan anaknya lemas
4. Ibu pasien mengatakan anaknya rewel

Data Objektif :

1. Tampak BAB cair 3x sehari ada ampas


2. Pasien tampak lemas
3. Bising usus 37x/menit
4. Turgor kulit kering
5. Mata tampak cekung
6. Mukosa bibir kering
7. TTV :
Nadi : 105 x/menit
Pernapasan : 34 x/menit
Suhu badan : 36 ℃
Spo2 : 97%

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds : Proses infeksi Diare
- Ibu pasien mengatakan anaknya
BAB cair sejak 4 hari yang lalu
Masuk dan
- Ibu pasien mengatakan anaknya Berkembang diusus
BAB cair 3x sehari ada ampas
- Ibu pasien mengatakan anaknya
Hipersekresi air &
lemas
elektrolit
- Ibu pasien mengatakan anaknya
rewel
Do : Isi usus
- tampak BAB cair 3x sehari ada

27
ampas
- Pasien tampak lemas
Diare
- Bising usus 37x/menit
- TTV :
N : 105 x/menit
R : 34 x/menit
SB : 36 ℃
Spo2 : 97 %
2. Ds : Diare Kekurangan Volume
- Ibu pasien mengatakan anaknya cairan
BAB cair sejak 4 hari yang lalu
Frekuensi BAB
- Ibu pasien mengatakan anaknya
meningkat
BAB cair 3x sehari ada ampas
- Ibu pasien mengatakan anaknya
lemas. Gangguan
keseimbangan cairan
& elktrolit
Do :
- tampak BAB cair 3x sehari ada
ampas Dehidrasi
- Pasien tampak lemas
- Turgor kulit kering
Kekurangan volume
- Mata tampak cekung
cairan
- Mukosa bibir kering
- TTV :
N : 105 x/menit
R : 34 x/menit
SB : 36 ℃
Spo2 : 97 %

5. Diagnosa Keperawatan
1) Diare berhubungan dengan proses infeksi
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

28
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : An. B Jenis kelamin : Laki - laki

Umur : 11 bln Ruang : Pipit

N TGL/ DIAGNOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
O JAM KEPERAWATAN
1 06/03/ Diare Setelah dilakukan asuhan Manajemen daire
2021 Defenisi : peningkatan keperawatan selama 3 x 24 - Indentifikasi factor
21.00 frekuensi atau jam : penyebab dari diare
penurunan konsistensi - Eliminasi defekasi - Ajarkan keluarga
feses efektif untuk menggunakan
Do : - Keseimbangan cairan obat antidiare
- Ibu pasien elektrolit dan asam basa - Monitor pengeluaran
mengatakan Kriterial Hasil : feses (frekuensi,
anaknya BAB cair - Fases berbentuk, Bab konsistensi,bentuk,war
sejak 4 hari yang sehari 1 – 3 kali na)
lalu - Tidak terdapat darah dan - Tingkatkan intake
- Ibu pasien lendir pada feses cairan
mengatakan - Bising usus dalam batas - Monitor peristaltik /
anaknya BAB cair normal (5-30x/menit) bising usus
3x sehari ada ampas - Perut tidak kembung
- Ibu pasien - Status hidrasi baik :
mengatakan membrane mukosa
anaknya lemas lembab, tidak ada
- Ibu pasien peningkatan suhu, turgor
mengatakan kulit baik, haluaran
anaknya rewel urine dalam batas
Do : normal
- tampak BAB cair 3x
sehari ada ampas
- Pasien tampak lemas
- Bising usus 37x/mnt
- TTV :

29
N : 105x/mnt
R : 34x/mnt
SB: 36 ℃
Spo2 : 97%
2 06/03/ Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan Manajemen cairan
2021 cairan keperawatan selama 3 x 24 - monitor warna, jumlah
21.00 Defenisi : penurunan jam : dan frekuensi cairan
cairan intravaskuler, - Keseimbangan elektrolit - Pertahankan catatan
intestinal, dan atau dan asam basa adekuat intake dan output yang
intraseluler. - Kekurangan cairan akurat
DS : teratasi - Monitor status hidrasi :
- Ibu pasien - Status hidrasi adekuat kelembaban membran
mengatakan anaknya Kriterial hasil : mukosa, nadi, suhu,
BAB cair 4 hari yang - Mempertahankan urine respirasi
lalu output (0,5-1cc/kg - Kolaborasi pemberian
- Ibu pasien mengatan BB/24 jam cairan IV
anaknya BAB cair 3x - Tidak ada tanda – tanda
sehari ada ampas dehidrasi, elastisitas dan
- Ibu pasien turgor kulit baik,
mengatakan anaknya membrane muko
lemas lembab, tidak ada rasa
DO : haus yang berlebihan
- tampak BAB cair 3x - TTV dalam batas normal
sehari ada ampas - Suhu : 36,3 – 37.4
- Pasien tampak lemas - Nadi :
- Turgor kulit kering 2 – 12 bln : <160x/mnt
- Mata tampak cekung 1-2 tahun : <120x/mnt
- Mukosa bibir kering 3-8 tahun : ,110x/mnt
- TTV : Respirasi :
N : 105x/mnt <2 bln : <60x/mnt
R : 34x/mnt 2-12 bln : <50x/mnt
SB : 36 ℃ 1-5 thn : <40x/mnt
Spo2 : 97% 6-8 thn : <30x/mnt

30
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Nama : An. B Jenis kelamin : Laki - laki

Umur : 11 bln Ruang : Pipit

NO HARI/TG
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX L/JAM
1. Sabtu, 1. Mengidentifikasi factor penyebab S:
06/03/21 diare. - ibu pasien mengatakan
21.20 Hasil : ibu pasien kurang tau anaknya BAB cair 3x
pentingnya kebersihan lingkungan sehari ada ampas
sekitar anaknya. Mengajarkan - ibu pasien mengatakan
keibunya setiap memberi makan atau anaknya lemas
memberikan susu harus cuci tangan. - ibu pasien mengatakan
21.25 2. Mengajarkan keluarga pasien untuk anaknya rewel
menggunakan obat antidiare O:
Hasil : ibu pasien mengatakan - tampak BAB cair 3x
anaknya masi bab cair 3x sehari ada sehari ada ampas
ampas - Pasien tampak lemas
21.30 3. Memonitoring pengeluaran feses - TTV :
(frekuensi, konsistensi,bentuk,warna) N: 105x/mnt
Hasil : bab cair 3x ada ampas, warna R : 34 x/mnt SB : 36 ℃
kuning, bab lewat pempres Spo2 : 97 %
21.35 4. Meningkatkan intake cairan - bising usus 37x/i
Hasil : pasien tampak lemas A : Masalah belum teratasi
21.40 5. memonitor peristaltic / bising usus P : Intervensi di lanjutkan
Hasil : bising usus 37x/menit
Minggu, 1. Mengidentifikasi factor penyebab S:
07/03/21 diare. - ibu pasien mengatakan
06.00 Hasil : ibu pasien sudah mulai anaknya masi BAB cair
mengerti tentang kebersihan 1x ada ampas
lingkungan sekitar anaknya dan selalu O:
mencuci tangan sebelum dan sesudah - tampak BAB cair 1x ada
memberikan makan dan susu kepada ampas

31
anaknya. Setelah Mengganti pempres - Pasien masi Nampak
anaknya selalu cuci tangan. lemas
06.10 2. Mengajarkan keluarga pasien untuk - TTV :
menggunakan obat antidiare N: 119x/mnt
Hasil : ibu pasien mengatakan R : 36 x/mnt SB : 37.3 ℃
anaknya masi bab cair 1x sehari ada Spo2 : 96 %
ampas - Bising usus 28/mnt
06.20
3. Memonitoring pengeluaran feses A : Masalah belum teratasi
(frekuensi, konsistensi,bentuk,warna) P : lanjutkan intervensi
Hasil : bab cair 1x ada ampas, warna
kuning, bab lewat pempres
4. Meningkatkan intake cairan
06.25
Hasil : pasien masi Nampak lemas
5. memonitor peristaltic / bising usus
06.30
Hasil : bising usus 28x/menit
Senin, 1. Mengidentifikasi factor penyebab S:
08/03/2021 diare. - ibu pasien mengatakan
06.00 Hasil : ibu pasien selalu anaknya tidak ada Bab
memperhatikan kebersihan cair
lingkungan anaknya O:
06.10 2. Mengajarkan keluarga pasien untuk - ku anak tampak baik
menggunakan obat antidiare - TTV :
Hasil : pasien sudah tidak ada bab cair N: 134x/mnt
06.20 3. Meningkatkan intake cairan R : 32 x/mnt SB : 37.3 ℃
Hasil : pasien tampak tidak lemas dan Spo2 : 99 %
keadaan umum membaik A: Masalah teratasi
07.00 4. Monitoring pengeluaran feses P : Pertahankan intervensi
(frekuensi, konsistensi, bentuk,warna) sampai pasien pulang
Hasil : ibu pasien mengatakan
anaknya sudah tidak bab cair.

32
DX Sabtu, 1. Monitoring warna, jumlah dan S:
- Ibu pasien mengatakan
06/02/2021 frekuensi kehilangan cairan
2 anaknya BAB cair 3x
Hasil : warna bab kuning dan bab cair
21.10 sehari ada ampas
3x
- Ibu pasien mengatakan
2. Mempertahankan catatan intake dan
anaknya lemas
ouput yang akurat
21.25 O:
Hasil : memberikan cairan infus 26
- tampak BAB cair 3x ada
tts/mnt(mikro), susu formula : 300 ml,
ampas
urine 150 cc, diare 3x
- Pasien tampak lemas
3. Memonitoring status hidrasi :
21.30 - Turgor kulit kering
kelembaban membran mukosa, nadi,
- Mukosa bibir kering
suhu, respirasi
- Mata tampak cekung
Hasil : mukosa bibir kering,
- TTV :
nadi :105x/mnt
N: 105x/mnt
R : 34x/mnt
R : 34 x/mnt SB : 36 ℃
4. Memberikan kolaborasi cairan IV
21.35 Spo2 : 97 %
Hasil : cairan D5 ½ Ns 640 ml/24 jam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Minggu, 1. Monitoring warna, jumlah dan S:


07/03/2021 frekuensi kehilangan cairan - Ibu pasien mengatakan
Hasil : warna bab kuning dan bab cair anaknya bab cair 1x ada
06.00
1x ampas
2. Mempertahankan catatan intake dan O:
06.10 ouput yang akurat - tampak bab cair 1x ada
Hasil :cairan infus 26 tts/mnt(mikro), ampas
susu formula 250 ml, air putih 50 ml, - Pasien masi tampak
urine 100 cc, bab 1x lemas
3. Memonitoring status hidrasi : - Turgor kulit lembab
06.20 kelembaban membran mukosa, nadi, - Mukosa bibir mulai
suhu, respirasi lembab
Hasil : mukosa bibir mulai lembab, - Mata masi Nampak

33
nadi :119x/mnt R : 36x/mnt cekung
4. Memberikan kolaborasi cairan IV - TTV :
06.25 Hasil : cairan D5 ½ Ns 640 ml/24 jam N: 119x/mnt
R : 36 x/mnt SB : 37.3 ℃
Spo2 : 96 %
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Senin, 1. Monitoring warna, jumlah dan S:


08/03/2021 frekuensi kehilangan cairan - Ibu pasien mengatakan
Hasil : tidak ada bab cair anaknya tidak ada bab
06.00
cair
2. Mempertahankan catatan intake dan
O:
ouput yang akurat
- Ku anak tampak
06.10 Hasil : cairan infus 26 tts/mnt(mikro),
membaik
susu formula 150 ml, air putih 50 ml,
- Turgor kulit lembab
urine 100cc
- Mukosa bibir lembab
3. Memonitoring status hidrasi :
- Mata tidak tampak
kelembaban membran mukosa, nadi,
cekung
06.20 suhu, respirasi
- TTV :
Hasil : mukosa bibir kembali lembab,
N: 134x/mnt
nadi :134x/mnt
R : 32 x/mnt SB : 37.3 ℃
R : 32x/mnt
Spo2 : 99 %
4. Memberikan kolaborasi cairan IV
A : Masalah teratasi
07.00 Hasil : cairan D5 ½ Ns 640 ml/24 jam
P : pertahankan intervensi
sampai pasien pulang

34
BAB IV
PETUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyusunan Asuhan Keperawatan Pada An. B dengan Diare Cair
Akut Dehidrasi Sedang diruang perawatan Pipit ( Anak ) dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian pada An. B didapatkan Anak BAB cair >3x sehari selama 4 hari
ada ampas, anak tampak lemas, mata tampak cekung, turgor kulit kering
2. Hasil pengkajian dan Analisa data terdapat 2 diagnosa yang muncul pada An. B
yaitu Diare berhubungan dengan proses infeksi, Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
3. Intervensi Keperawatan yang direncakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
pada An. B yaitu Diagnosa pertama : Diare berhubungan dengan Proses Infeksi.
NIC : Indentifikasi factor penyebab dari diare, Ajarkan keluarga untuk
menggunakan obat antidiare, Monitor pengeluaran feses ( Frekuensi, Konsistensi,
bentuk,warna), Tingkatkan Intake cairan, Monitor peristaltic/ bising usus.
Diagnosa Kedua : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif. NIC : Monitor warna, jumlah dan frekuensi cairan, pertahankan
catatan intake dan output yang akurat, Monitor status hidrasi : kelembaban
membran mukosa, nadi, suhu, respirasi, Kolaborasi pemberian cairan IV.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
disusun. Implementasi keprawatan ditentukan pada tanggal 06 s/d 08 maret 2021.
Semua rencana keperawatan dapat dilaksanakan di pada implementasi.
5. Evaluasi keperawatan dapat di lakukan selama 3 hari dalam bentuk SOAP.
Diagnosa keperawatan pada An. B yaitu Diare berhubungan dengan proses infeksi
dapat teratasi pada hari ketiga. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif dapat teratasi pada hari ketiga.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memberikan Asuhan keperawatan
pada anak Khususnya pada pasien dengan Diare dengan melakukan Asuhan
keperawatan.

35
2. Perawatan Ruangan
Meningkatkan pelayanan dan kemampuan dalam memberikan Asuhan
keperawatan pada anak khususnya pada pasien Diare. Meningkatkan intervensi
yang sudah dilakukan dan mempertahankan agar intervensi berjalan secara
optimal.

36
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, ( 2011 ). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare di Indonesia,
Jakarta : Kemenkes

Asuhan keperawatan berdasarkan Dignosa medis & NANDA NICNOC (2015)

Hidayat A. A. A. ( 2006 ). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta. Salemba


Medika.

Nurasalam. ( 2011). Manajemen Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

37

Anda mungkin juga menyukai