Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN KE PUBLIK


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)

Hedy Kuswanto & Sodikin Manaf *)


ABSTRAK
Penelitian ini menguji beberapa variabel yang diprediksi memengaruhi ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan, yaitu : profitabilitas, leverage, likuiditas,
ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini auditor, umur perusahaan dan kepemilikan
perusahaan. Obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
yang menerbitkan laporan keuangan auditan secara konsistenpadatahun 2010-2013.
Dengan mengunakan metode purposive sampling diperoleh 69 sampel yang
kemudian diuji mengunakan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5 persen.
Pengujian ini menunjukan bukti empiris bahwa variabelopini auditor dan
kepemilikan publik secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahan, sedangkan variabel profitabilitas, Laverage, likuiditas, ukuran
perusahaan, reputasi KAP, dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan.

Kata kunci: Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, rasio keuangan

PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang go publik memiliki kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit
tepat waktu. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan publik di Indonesia telah diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 11/Sejak.04/2014 Tentang kewajiban penyampaian laporan kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan pengumuman kepada masyarakat oleh pelaku pasar modal
yang batas waktunya jatuh pada hari libur, bahwa pelaku pasar modal mempunyai
kewajiban penyampaian laporan kepada OJK baik secara berkala maupun secara insidentil
dengan batas waktu akhir kewajiban penyampaian laporan masing-masing.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor :
KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atauPerusahaan Publik.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa emiten atau perusahaan publik yang pernyataan
pendaftarannyatelah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepadaBapepam
dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang


Bapepam memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP-431/BL/2012 tentang
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atauPerusahaan Publik, yaitu Peraturan Bapepam
Nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan
Akuntan dalamrangka audit atas laporan keuangan dan disampaikan kepada Bapepam dan
LK dandiumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketigasetelah
tanggal laporan keuangan tahunan.
Ketepatan waktu penyusunan atau penyampaian laporan keuangan perusahaan bisa
berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Informasi yang terlambat merupakan
cerminan dari suatu reaksi negatif pelaku pasar modal. Laporan Auditan menjadi acuan
sebagai dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan saham
yang dimiliki investor, maka informasi akan kenaikan laba atau penurunan laba menjadi
dasar yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) apakah
profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini auditor, umur
perusahaan dan kepemilikan perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangantelah diatur dalam pasar modal,
yaitu dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang peraturan pasar modal yang
menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib
menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan
laporan kepada masyarakat. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor: Kep-431/BL/2012, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaansebelum jangka waktu 4
(empat) bulan sejak tahun buku berakhir.
KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya
kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal
laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam
semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-346/BL/2011tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini
menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK
dandiumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketigasetelah tanggal
laporan keuangan tahunan.
Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, persyaratan
ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu
menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai
dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 12
Tahun 2004TentangPerubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995Tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modalyang menyatakan bahwa : ”Emiten yang
pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000
(satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan
jumlah keseluruhan dendapaling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).”
Selain sanksi administrasi dan denda oleh Bapepam dan LK, Bursa Efek Indonesia
(BEI) juga dapat memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik yang terlambat
menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang telah
ditetapkan oleh bursa.Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keputusan direksi PT. Bursa
Efek Indonesia Nomor 306/BEI/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor
I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya
disesuaikan dengan peraturan Bapepam No.X.K.2.Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan
keputusan direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor 307/BEI/07-2004 yaitu Peraturan
Nomor I-H Tentang Sanksi.
Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan peraturan akan tuntutan kepatuhan
terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan publik di Indonesia telah
diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/Seojk.04/2014 Tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dan Pengumuman
Kepada Masyarakat Oleh Pelaku Pasar Modal Yang Batas Waktunya Jatuh Pada Hari
Libur, bahwa pelaku Pasar Modal mempunyai kewajiban penyampaian laporan kepada
OJK baik secara berkala maupun secara insidentil dengan batas waktu akhir kewajiban
penyampaian laporan masing-masing.

Ketepatan Waktu (Timeliness)


Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas penyampaian laporan
keuangan adalah ketepatan waktu. Ketepatan waktu antara tanggal laporan keuangan
perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan
dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan(McGee, 2007).
Hendriksen dan Van Breda (2000:145) menyatakan bahwa informasi tidak dapat
relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan
sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatanwaktu tidak
menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh
karena itu, ketepatanwaktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan.
Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan
secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai.
Ketepatanwaktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun
waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada
gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
Chamber dan Penman dalam Karim dan Ahmed (2005) mendefinisikan
ketepatanwaktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai
keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan dari tanggal laporan keuangan sampai
tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan relatif atas tanggal penyampaian laporan keuangan yang diharapkan.
Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975), menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk
melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya:
1. preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa
2. auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal laporan auditor ditandatangani,
3. total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal
penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi keuangannya setelah
tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam
dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka
penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila
diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan :
(1) selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai
laporan akuntan, (2) selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disertai
laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, (3) selambatlambatnya 90 hari setelah
tengah tahun buku berakhir jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat
tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat
menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Penelitian mengenai hubungan
profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang dilakukan
oleh Rabia (2011), Turel(2010) dan Owusu (2000) menemukan bukti empiris bahwa
profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bukti bahwa
perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan
keuangannya dan sebaliknya jika mengalami rugi.

Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Leverage mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor
dalam membiayai aktiva perusahaan. Weston dan Copeland (1995) dalam Hilmi dan Ali
(2008), menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah
dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan
asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan
maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Owusu (2000) menyatakan
bahwa suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki
banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut memiliki risiko keuangan
yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat kewajiban
yang tinggi. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan
mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik. Pihak manajemen cenderung akan
menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk karena waktu yang ada
akan digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya.

Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Likuiditas adalah ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, dengan melihat aset lancar
perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.Rasio likuiditas yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test
ratio) (Hanafi dan Halim, 2003:79). Fagbemi danUadiale(2011) serta Ahmed (2005),
menghasilkan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatanwaktu penyampaian
laporan keuangan perusahaan.

Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Ng dan Tai (1994) dalam Oyoha (2012) menyatakan beberapa alasan yang dipakai untuk
mendukung hubungan ukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Pertama, perusahaan besarmemiliki sumber daya lebih untuk sistem
pengendalian internal yang kuat dalam organisasi mereka dan mampu mengaudit secara
kontinyu. Semua ini harus membuat lebih mudah untuk mengaudit sejumlah transaksi besar
dalam waktu yang relative pendek. Kedua, perusahaanbesar lebih terlihat oleh pandangan public
dan menghadapi banyak tekanan dari analis media untuk mengumumkan informasi keuangan
secaralebih tepat waktu (Owusu-Ansah, 2000).
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di
dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya
informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal
perusahaan.Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat
waktu daripada perusahaan kecil (Rabia, 2004). Hasil penelitian oleh Aktaş (2011)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi
memiliki hubungan positif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan
kata lain, ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan
penyelesaian penyajian laporan keuangan.
Hasil penelitian Iyoha (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh signifikan dan memiliki jenis hubungan negatif terhadap ketepatan waktu
penyelesaian laporan keuangan auditan, dengan kata lain memiliki hubungan negatif
dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Sedangkan hasil
penelitian oleh Fagbemi dan Uadiale(2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif dengan keterlambatan
penyelesaian penyajian laporan keuangan.Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian oleh
Abia Aktaş (2011), dimana semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula
informasi yang terkandung di dalamnya.
Semakin tinggi kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, akan membuat penyajian laporan keuangan menjadi lebih tepat
waktu. Logika teori ini juga didukung oleh hasil penelitian Ahmed (2005) yang
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan
penyajian laporan keuangan.Sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan memiliki
hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan.

Reputasi KAP dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja
perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa
KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa
KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP
yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four
Worldwide Accounting Firm (Big 4). Menurut Loeb (1971) dalamHilmi dan Ali (2008),
kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang berprilaku lebih etikal daripada
akuntan di kantor akuntan kecil. Dengan demikian, kantor akuntan besar lebih memiliki
reputasi baik dalam opini publik. Sehingga KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas
audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Maka dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya. Seperti hasil penelitian Iyoha(2012) dan
Ahmed(2005) yang menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP besar mampu
mengerjakan pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai
secara tepat waktu.

Opini Audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Menurut PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada lima
jenis pendapat akuntan, yaitu:
(1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),
(2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with
explanatory language),
(3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
(4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion),
(5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).
Whittred (1980) dalam Fagbemi dan Uadiale (2011), menyatakan bahwa laporan
keuangan yang memberikan pendapat qualified opinion mengalami audit delay lebih lama.
Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Fagbemi dan Uadiale(2011), juga menyatakan bahwa
keterlambatan penyampaianlaporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang
diberikan oleh akuntan publik dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion
memiliki audit delay yang lebih lama.

Umur Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Hope dan Langli (2008) dalam Iyoha (2012), menyatakan usia perusahaan telah
diidentifikasi memiliki kemungkinan dampak pada kualitas praktek akuntansi dalam
ketepatan waktu. Semakin tua perusahaan, semakin besar kemungkinan mereka untuk
memiliki prosedur internal kontrol yang kuat. Dengan demikian, kontrol yang lemah dapat
menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang diharapkan di
perusahaan yang memiliki usia lebih tua. Meskipun Courtis (1976) dalam Iyoha (2012),
tidak menemukan usia yang signifikan dalam studinya perusahaan yang terdaftar 204 di
Selandia Baru. Namun, Owusu-Ansah (2000) menggunakan dua-tahap kuadrat terkecil
model regresi dan menemukan ukuran, profitabilitas dan umur perusahaan sebagai penentu
signifikan penyampaianlaporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Zimbabwe. Studi ini
menyimpulkan bahwa perusahaan yang lebih tua, kemungkinan akan semakin tepat
waktudalam penyampaian laporan keuangan.
Kepemilikan Publik dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Struktur kepemilikan dalam penelitian ini merupakan struktur kepemilikan publik.
Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak luar. Ang (dalam
Kadir,2011), menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar mempunyai kekuatan
untuk menuntut dan mewajibkan pihak manajemen agar menyampaikan informasi
keuangan dengan segera karena laporan keuangan yang diserahkan terlambat akan
berpengaruh terhadap keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai informasi
tersebut. Karena itu kepemilikan pihak luar oleh perusahaan dirasakan memiliki pengaruh
terhadap ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan. (Astuti,2007)

Hipotesa Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat
diturunkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah di audit ke publik
H2 : Leverage berpengaruh Negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah di audit ke publik
H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah di audit ke publik
H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan yang telah di audit ke publik
H5 : Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah di audit ke publik
H6 : Opini Audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah di audit ke publik
H7 : Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah di audit ke publik
H8: Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan yang telah di audit ke public

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan auditan secara konsisten pada tahun
2010-2013. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling
yaitu memilih sampel penelitian berdasarkan tujuan atau target tertentu, dimana dalam
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan atau kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo,1999). Adapun kriteria yang
digunakan dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama empat tahun berturut-
turut, yaitu tahun 2010-2013.
2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) untuk
periode 2010-2013.
3. Perusahaan tidak menggunakan mata uang asing.
4. Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan ke BAPEPAM
untuk periode 2010-2013.
5. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan untuk periode
2010-2013.

Definisi dan Pengukuran Variabel


1. Variabel Dependen
Variabel Dependen (dependent variable), yaitu suatu variabel yang memiliki
ketergantungan antara variabel yang satu dengan yang lain, sedangkan dalam penelitian
ini variabel dependennya adalah :ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan ke
publik. Variabel dependen ini diukur berdasarkan kuantitatif dalam jumlah hari yang
dibutuhkan untuk mengumumkan laporan keuangan tahunan auditan ke publik, sejak
tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal penyerahan ke Bapepam, yang
dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik.Perusahaan dikategorikan tepat waktu
jika laporan keuangan disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 31
Maret.Variabel ini diukur dengan menggunakan variable dummy dengan kategorinya
adalah bagi perusahaan yang tepat waktu masuk kategori 1 dan perusahaan yang tidak
tepat waktu (terlambat) masuk kategori 0.
2. Variabel Independen
a. Profitabilitas
Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA).
Menurut Brigham dan Houston (2001:90), rasio laba bersih terhadap total aktiva
mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak. Menurut
Horne dan Wachowicz (2005:235), ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam
menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari
modal yang diinvestasikan.Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih
ROA =
Total Asset
b. Leverage Keuangan
Leverage keuangan merupakan cerminan dari struktur modal perusahaan. Variabel
ini diproksikan dengan debt to equity ratio (DER).Rasio ini menggambarkan
perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Menurut Suad Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa debt to
equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.Menurut
Horne dan Wachoviz (1998:145), Debt to equity is computed by simply dividing the
total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity. Debt
to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang
perusahaan dari modal pemegang saham.
Sedangkan menurut Sawir (2000-13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah
rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk
memenuhi seluruh kewajibannya.Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:
Total Kewajiban
DER =
Total Ekuitas
c. Likuiditas
Merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya
saat jatuh tempo.Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aset lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban
lancarnya.Variabel ini diproksikan dengan current ratio (CR).Current Ratio
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset lancarnya.
Menurut Brigham dan Houston (2001), rasio lancar mengukur kemampuan aktiva
lancar membayar hutang lancar. Aktiva lancar biasanya terdiri dari : kas, surat
berharga, piutang dan persediaan. Hutang lancar terdiri dari hutang dagang, wesel
bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang
belum dibayar (accrued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya
(terutama upah). Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Kewajiban Lancar
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar,
jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka
semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Menurut Ferry dan Jones (dalam
Sujianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total
penjualan dan rata-rata total aktiva.Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total
asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai
begitu saja maka nilai variable akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan
menggunakan natural log, nilai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan, tanpa
mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya.
e. Reputasi KAP
MenurutArens dan loebbecke (1996;26), Kantor Akuntan Publik dengan reputasi
baik biasanya mempunyai klien yang harus membuat satu atau dua jenis laporan
sesuai yang ditentukan Badan Pengawas Pasar Modal dengan ketentuan yang
kompleks. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pada umumnya mereka memiliki
tenaga spesialis yang mencurahkan perhatiannya secara khusus untuk menangani
masalah ini guna memenuhi persayaratan Badan Pengawas Pasar Modal. Untuk
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangannya, perusahaan menggunakan jasa
kantor akuntan publik (KAP) yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini
biasanya ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor
akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four
Worldwide Accounting Firm (Big 4). Variabel ini diukur dengan menggunakan
variabel dummy.Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi
dengan KAP Big 4 diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang
menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 diberi nilai
dummy 0.
Kelompok KAP Big 4 antara lain :
o KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hadi
Susanto dan rekan
o KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan
KAP Sidharta-Sidharta dan Wijaya
o KAP Ernst dan Young, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Sarwoko dan
Sanjoyo
o KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hans
Tuanokata
f. Opini Auditor
Opinion atau pendapat audit merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit.
Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilakasanakan
berdasarkan standar auditing dan atas temuan-emuannya. Standar auditing antara
lain memuat empat standar pelaporan. Dalam hal pemberian opini, Standar
Pelaporan keempat dalam SPAP (IAI 2001) memaparkan :
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang
dipikul oleh auditor.
Opini Auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variable dummy.
Kategori perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari auditor diberi nilai
dummy 1 dan kategori perusahaan yang mendapat opini selain unqualified opinion
diberi nilai dummy 0.
g. Umur Perusahaan
Menurut Owusu dan Ansah (2000), umur perusahaan sangat mempengaruhi
penyampaianlaporan keuangan perusahaan, karena berkaitan dengan pengembangan
dan pertumbuhan perusahaan tersebut. Idealnya umur perusahaan harusnya diukur
berdasarkan tanggal pada saat pendiriannya perusahaan yang bersangkutan. Namun
umur perusahaan dalam penelitian ini menggunakan tanggal listed-nya perusahaan
di pasar modal (Owusu dan Ansah 2000),
h. Struktur Kepemilikan
Struktur Kepemilikan diproksikan dengan kepemilikan saham publik yang diukur
dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki publik. Menurut Bushee
(1998), pemegang saham besar dan saham publik berpengalaman menekankan
kepada manajer untuk fokus pada nilai jangka panjang daripada laba jangka
pendek.Investor publik dalam melakukan investasi didasarkan pada analisis yang
bersifat fundamental atau yang berkaitan dengan informasi keuangan perusahaan.

Metode Analisis Data


Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan regresi
logistik (logistic regression).Karena menurut (Ghozali, 2006, h. 9) metode ini cocok
digunakan untuk penelitian yang variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal atau
non metrik) dan variabel independennya kombinasi antara metrik dan non metrik seperti
halnya dalam penelitian ini.Logistic regression digunakan untuk menguji apakah variabel-
variabel profitabilitas, likuiditas, leverage keuangan, ukuran perusahaan, reputasi kantor
akuntan publik (KAP), opini auditor, umur perusahaan dan struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan tahunan auditan ke
publik. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ln (TL/1-TL) = a + b1ROA + b2DER + b3CR + b4TA + b5KAP + b6OA + b7UP + b8KP+ e
Keterangan:
Ln (TL/1-TL) = Simbol yang menunjukkan probabilitas ketepatan waktupenyampaian
laporan keuangan tahunan
ROA = Profitabilitas (Return on Assets)
DER = Leverage keuangan (Debt to Equity Ratio)
CR = Likuiditas (Current Ratio)
SIZE = Ukuran perusahaan (Total Asset)
KAP = Reputasi KAP
OPINI = Opini Auditor
UMUR = Umur Perusahaan
PUBLIK = Struktur Kepemilikan
e = Error
Hasil Kelayakan Model Regresi
Hosmer dan Lemeshow Test adalah untuk melihat apakah data empiris cocok atau
tidak dengan model atau dengan kata lain diharapkan tidak ada perbedaan antara data
empiris dengan model. Model akan dinyatakan layak jika signifikansi di atas 0,05 atau -2
Log Likelihood di bawah Chi Square Tabel.Hasil pengujian didapatkan angka signifikansi
pada uji Hosmer and LameshowTest sebesar 0,930. Oleh karena nilai signifikansi lebih
besar dari =0,05, maka model data penelitian pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas,
ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini audit, umur perusahaan dan struktur kepemilikan
terhadap ketepatan waktu laporan keuangan tergolong fit dan baik sehingga layak dalam
menjelaskan variabel penelitian.
Hasil Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Menilai Keseluruhan Model (overall model fit test) adalah untuk menilai
keseluruhan model regresi. Overall fit test diuji dengan menggunakan nilai -2 log likehood
atau uji omnibus test. Nilai -2 log likehood menunjukkan penurunan angka kecocokan
berdasarkan model iterasi yang dilakukan. Nilai -2 log likelihood yang turun cukup besar
menunjukkan bahwa model akan semakin fit. Hasil pengujian overall model fit test
diperoleh dua nilai -2 log likelihood yaitu sebesar 175,476 (Blok Number = 0) dan nilai -2
log likelihood yang kedua menurun sebesar 128,836 (Blok Number = 1). Oleh karena nilai -
2 log likelihood mengalami penurunan, maka regression logistic pada penelitian
menunjukkan model yang baik.
Hasil Pengujian Regresi logistik
Berdasarkan hasil pengujian koefisien regresi logistik, dengan merujuk pada
menunjukkan nilai signifikansi berdasarkan Wald Statistic, jika model signifikan, maka
nilai sig. adalah kurang dari 0,05. Untuk seluruh estimator, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) penyampaian
laporan keuangan adalah variabel Opini auditor (OA) dan kepemilikan perusahaan (KP).
Hal ini didasarkan nilai sig. adalah kurang dari 0,05.Dengan demikian dapat diestimasi
model logit untuk kasus ini adalah:
Ln(TL/1-TL) = 4,246 + 1,348ROA+0,0002DER+0,612CR–0,119SIZE+ 0,753KAP– 2,344OPINI +
0,014UMUR+ 0,034PUBLIK
Tabel hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 1.
Ringkasan Hasil Pengujian Regresi Logistik Dari Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Variabel Independen Koefisien Regresi Sign. Status
ROA 1.348 ns 0.541 HA ditolak
DER 0,0002ns 0.997 HA ditolak
CR 0,612 ns 0.118 HA ditolak
ns
SIZE - 0,119 0.597 HA ditolak
ns
KAP 0,753 0.382 HA ditolak
OPINI - 2,344* 0.012 HA diterima
ns
UMUR 0,014 0.787 HA ditolak
PUBLIK 0,034* 0.047 HA diterima
2
Cox & Snell R 0,051
Keterangan: ns=tidak signifikan; * =signifikan pada level kesalahan 5 %;
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel profitabilitas
sebesar 0,373 dengan nilai signifikasi sebesar 0,541. Oleh karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan.
2. Pengaruh Leverage Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel leverage
sebesar 0,00001 dengan nilai signifikansi sebesar 0,997. Oleh karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai waldvariabel likuiditas
sebesar 2,447 dengan nilai signifikansi sebesar 0,118. Oleh karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel ukuran
perusahaan sebesar 0,280 dengan nilai signifikasi sebesar 0,597. Oleh karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.
5. Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel reputasi KAP
sebesar 0,765 dengan nilai signifikansi sebesar 0,382. Oleh karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel reputasi KAP tidak
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketepatan penyampaian laporan keuangan
perusahaan tidak ditentukan oleh baik atau tidaknya reputasi yang dimiliki auditor
dalam memberikan kualitas pengauditannya.
6. Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel opini audit
sebesar 6,331 dengan nilai signifikasi sebesar 0,012. Oleh karena nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel opini audit berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian
menunjukkan adanya hubungan positif antara opini audit dengan ketepatan waktu
laporan keuangan, artinya bahwa perusahaan yang menerima audit dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor untuk laporan
keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya. Hal ini dikarenakan bahwa ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan berhubungan dengan pendapat auditor, dimana auditor yang memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian menjadikan berita baik perusahaan sehingga akan
tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
7. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel umur
perusahaan sebesar 0,073 dengan nilai signifikasi sebesar 0,787. Oleh karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel umur
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa tua atau muda umur
perusahaan tidak menentukan lama ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
oleh perusahaan. Kondisi ini dapat dikarenakan bahwa penyampaian laporan keuangan
oleh perusahaan tidak didasarkan atas lama perusahaan tersebut berdiri atau
perusahaan, dimana semakin tua umur perusahaan akan cenderung mampu
menyampaikan laporan keuangannya dengan lebih tepat waktu namun karena
didasarkan atas kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan kondisi
perekonomian yang berdampak pada kinerja keuangan suatu perusahaan.
8. Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel struktur
kepemilikan sebesar 3,950 dengan nilai signifikansi sebesar 0,047. Oleh karena nilai
signifikansi besar kecil dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel struktur
kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa besarnya kepemilikan saham oleh
institusi cenderung mengakibatkan perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan
perusahaan dengan tepat waktu. Kondisi ini dikarenakan kepemilikan saham
perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan lebih besar untuk menekan
manajemen perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu Pihak
luar membutuhkan informasi finansial berupa laporan keuangan yang disampaikan
secara tepat waktu untuk pengambilan keputusan investasinya.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN


Berdasarkan pengujian regresi logistik diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan go public yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta untuk periode waktu 2010-2013 adalah opini auditor dan kepemilikan
publik. Sedangkan variabel profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, ukuran perusahaan,
reputasi KAP dan umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Beberapa saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: (1)
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar
di BEI dan menggunakan tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil penelitian
akan mampu menggambarkan secara keseluruhan terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan. (2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lain
yang memiliki pengaruh dominan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Aktas, Rabia and Mahmud Kargin. 2011. Timeliness of Reporting and the Quality of
Financial Information. Internasional Reasearch Journal of Financial
Ekonomics.ISSN 1450-2887 Issue 63.
Almilia, Luciana Spica dan Lucas Setiady. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEJ”.
Seminar Nasional Good Corporate Governance. Jakarta: Universitas Trisakti.
Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Terjemahan Ali Akbar
Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta.
Chambers,Anne E, and Stephen H Penman.1984.”The Timeliness of Reporting and The
Stock Price Reaction to Earning Announcements”Journal of Accounting
Research.Pp204-220.
Dyer, James C. and Arthur J. McHugh. 1975. The Timeline of AustralianAnnual Report.
Journal of Accounting Reasearch, Vol. 13, No. 2, pp.204-219.
Fagbemi, Temitope Olamide and Olayinka Marte Uadiale. 2011. An Appraisal of The
Determinants of Timeliness of Audit Report in Nigeria: Evidence From Selected
Quoted Companies. Business Intelligence Journal. New Orleans International
Academic Conference.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hendriksen Eldon S, Michael F. Van Breda. Alih Bahasa Herman Wibowo. 2000. Teori
Akuntansi Buku Satu, Edisi kelima. Jakarta: Interaksa.
Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hartono. 2010. Hubungan Teory Signaling dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen:pp35-48.
Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-
perusahaan yang Terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan
Akuntan Indonesia.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H.1976”Theory of Firm Managerial Behaviour Agency
Cost & Ownership Structure”Journal of Financial Economics.3.Pp.305-306
Iyoha, FO. 2012. Company Attributes and The Timeliness of Financial Reporting in
Nigeria. Business Intelligence Journal.
Karim, A.K.M Waresul Karim and Jamal Uddin Ahmed. 2005. Does Regulatory Change
Improve Financial Reporting Timeliness? Evidence from Bangladesi Listed
Companies. Working Paper Series. No.30.
Kieso, Donald. E.,et al. 2002. Akuntansi Intermediate Edisi kesepuluh Jilid 1.
Diterjemahkan oleh Emil Salim. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Niarchos, A. and Georgapoulos, M. 1986, “The effect of annual corporate profit reports on
the Athens Stock Exchange: an empirical investigation”, Management International
review, 26(1): 64-73.
Owusu, Stephen-Ansah. 2000. Timeliness of Corporate Financial in Emerging Capital
Markets: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange. Accounting &
Business Reasearch, Vol. 30, No. 3.
Rachmad Saleh.2001, Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di
BEJ.2001. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang
(tidak dipublikasikan).
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE.
Susilowati, Indah. 1998.” Ekomoni of Regulaory Compliance Behavior in Pemalang
Regency, Central-Indonesia”. Journal of Coastal Development. Vol 6. No 2.
February.pp.115-124.
Turel, Asli. 2010. Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Market:Evidence
from Turkey. Munich Personal RePEc Archive.MPRA Paper No.29799.
_____Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor
40/BL/2007 Tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang
efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bura Efek di Negara Lain.
_____Keputusan Ketua Bapepam No. 80/PM/1996 Tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala
_____Keputusan Ketua Bapepam No. 36/PM/2003 Tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala
_____Pengumuman LK-00149/BEI.PPR/06-2010 Tentang Penyapaian Laporan Keuangan
Auditan.
_____Pengumuman LK-00186/BEI.PPJ/06-2010 Tentang Penyapaian Laporan Keuangan
Auditan
_____Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala
_____Peraturan Bapepam Nomor X.K.7 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala
_____Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal.

_____Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat.

_____Keputusan Direksi PT BEJ Nomor 306/BEJ/07-2004 Tentang Kewajiban


Penyampain Informasi
_____Keputusan Direksi PT BEJ Nomor 307/BEJ/07-2004 Tentang Sanksi

_____UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

Anda mungkin juga menyukai