Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG

“Bisnis Plan”

menyusun business plan sangat penting dilakukan karena memiliki beberapa tujuan utama yang
dapat menguntungkan perusahaan ke depannya. Berikut ini beberapa tujuan dari
adanya business plan:

 Membantu Anda agar tetap kreatif dan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan saat awal
ingin membuka sebuah bisnis.

 Alat untuk mencari dana, sehingga Anda dapat mengatur keuangan  dan berhasil dalam
bisnis.

 Sarana komunikasi untuk menarik orang lain, pemasok, konsumen, dan penyandang dana.
Hal ini akan membuat mereka mengerti tujuan dan cara operasional bisnis Anda.

 Mempermudah untuk menjalankan usaha dengan mengetahui langkah-langkah praktis dalam


menghadapi persaingan, membuat promosi, dan sebagainya, sehingga usaha akan lebih
efektif dan menghasilkan keuntungan.

 Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasional yang akan dilakukan.

 Sebagai bahan penyusunan strategi dan juga evaluasi bisnis.

Cara Menyusun Bisnis Plan


Suatu perusahaan atau pelaku bisnis harus bisa memahami dan menyusun business plan bagi
perkembangan bisnis mereka. Berikut ini adalah beberapa cara atau langkah dalam menyusun
bisnis plan dengan baik. 

Kenali Bisnis
Pelajari dan pahami secara menyeluruh dan mendalam mengenai bentuk, potensi, dan segala
tantangan yang ada pada bisnis. Dalam tahap ini Anda bisa menggunakan teknik analisis SWOT.
Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun bisnis yang sesuai dengan
keinginan dan dapat memberikan keuntungan maksimal. Dengan mengenali bisnis yang dimiliki,
Anda akan mengetahui langkah seperti apa ke depan dan memahami setiap resiko yang mungkin
bisa terjadi.

Tentukan Arah
Pandangan yang terarah mengenai tujuan dan sasaran perusahaan memang harus dimiliki seluruh
pebisnis. Dengan adanya arah yang jelas, maka Anda tak akan kesulitan nantinya dalam
merancang alur dari rencana bisnis tersebut. Buatlah tujuan dan sasaran bisnis yang jelas dan
terarah agar dapat mencapainya dengan lebih mudah.

Tentukan Target Bisnis


Dengan menentukan target bisnis plan yang tepat, Anda bisa menyesuaikan konten bisnis plan
dengan baik dan benar. Misalkan target bisnis plan adalah klien, maka Anda harus menyusun
rencana bisnis tersebut dengan lebih serius, mendalam, dan profesional. Dengan adanya target,
Anda akan semakin terpacu untuk mencapai apa yang ditetapkan sedari awal.

Tulis Rencana Bisnis


Jika Anda sudah memahami ketiga langkah di atas, maka Anda bisa langsung menuliskan
rencana bisnis. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dituliskan dalam business plan:

 Misi Bisnis
 Ringkasan Efektif
 Penawaran Produk atau Jasa
 Target Pasar
 Marketing Plan
 Analisis Industri dan Tingkat Persaingan
 Laporan Keuangan
 Resume of Company Principal
 Penawaran
 Lampiran

10 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Membuat Business Plan

Kesalahan yang sering terjadi saat membangun sebuah bisnis adalah belum adanya business
plan (rencana bisnis) yang jelas sehingga bisnis tidak memiliki peta perjalanan yang
mengarahkan pada realisasi bisnis. Bahkan business plan bisa dibilang menjadi modal utama
dalam menjalankan bisnis bagi para pelaku usaha.

Business plan yang baik itu dapat dijalankan dan berhasil. Business Plan juga memerlukan
perhitungan yang matang dan riset yang matang agar bisnis yang direncanakan dapat dijalankan.
Namun sebagian calon pebisnis masih membuat business plan yang serampangan dan tidak
tersusun dengan baik sehingga bisnis yang direncanakan sulit untuk terealisasi. Lantas Apa saja
yang menjadi

Table of Contents
1 Business Plan Tidak Ditulis
2 Kurangnya Riset Pasar
3 Segmentasi Target Asal-asalan
4 Ide Boleh Kreatif tapi juga Harus Realistis
5 Rendahnya Analisis Persaingan
6 Terlalu Optimis
7 Tidak Membuat Business Model Canvas
8 Mengabaikan Branding
9 Tidak Melampirkan Dokumen Pendukung
10 Perencanaan Keuangan yang Tidak Realistis
Business Plan Tidak Ditulis
Kesalahan pertama ini adalah kesalahan yang sangat sederhana, yaitu business plan tidak ditulis.
Padahal business plan menjadi sebuah peta petunjuk yang mengarahkan bisnis Anda menuju
kesuksesan, tetapi jika peta tersebut tidak ditulis lalu bagaimana Anda dapat memahaminya?
Pastinya akan mengalami kesulitan. Selain itu dengan menulis business plan yang jelas, Anda
akan mudah mendapatkan  pendanaan dari investor atau saat mengajukan peminjaman modal.

Kurangnya Riset Pasar


Perkembangan ekonomi di dunia ini berkembang sangat cepat, informasi yang Anda dapatkan
hari ini belum tentu cocok untuk besok. Faktor inilah yang berpengaruh dalam
penyusunan business plan. Dalam penyusunannya, rencana bisnis tidak bisa dilakukan dalam
sehari dua hari, harus melakukan dengan riset paling tidak selama sebulan dua bulan, bahkan
bisa lebih tergantung pasar yang akan dimasuki.

Segmentasi Target Asal-asalan
Sebelum menentukan segmentasi pasar, Anda diharuskan melakukan riset terlebih dahulu
segmen apa yang akan Anda masuki, sehingga nantinya produk yang dijual akan sesuai dengan
target pasar. Sayangnya, masih ada banyak pebisnis yang kebingungan mencari dan menentukan
siapa saja target pasar yang akan dibidik. Terkadang mereka memiliki pikiran bahwa produknya
sudah unik, kreatif, dan menarik sehingga yakin kalau bisa diterima di pasar, tetapi kenyataannya
produk tersebut tidak dibutuhkan oleh konsumen.

Ide Boleh Kreatif tapi juga Harus Realistis


Memiliki ide yang kreatif memang baik, namun kadang para calon pebisnis sering kali
mengabaikan faktor realistis dalam bisnis. Ide bisnis juga harus memerhatikan beberapa faktor
misalnya, regional dan budaya. Apakah budaya pada lokasi pasar menerima produk yang akan
dijual atau tidak. Selain itu ide juga harus memerhatikan perilaku calon konsumen. Misalnya,
menjual produk yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat.

Rendahnya Analisis Persaingan


Ketika semua faktor internal dalam bisnis Anda sudah siap, maka jangan lupa untuk
memperhitungkan hal-hal eksternal seperti kompetitor bisnis Anda. Sebelum memulai bisnis
Anda diharuskan menganalisa dulu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kompetitor Anda.
Menganalisis kompetitor juga mampu memengaruhi keputusan Anda dalam
mendiferensiasi produk yang akan dijual.

Terlalu Optimis
Memiliki sifat optimis memang bagus, terutama bagi pebisnis pemula. Namun, terlalu optimis
pun juga tidak baik. Dalam setiap penyusunan business plan Anda diharuskan memikirkan
kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi, jangan terlalu optimis karena dunia bisnis
memang susah ditebak. Terlalu optimis juga membuat rencana yang dibuat akan sulit terealisasi
karena rencana bisnis yang terlalu optimis biasanya mengabaikan hal-hal kecil. Business
Plan juga memerlukan skala SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan Anda juga
harus mendengarkan saran dari orang lain atau yang lebih berpengalaman agar hasil dari
pembuatan business plan bisa lebih realistis.

Tidak Membuat Business Model Canvas 


Biasanya calon pebisnis lupa untuk membuat business model canvas dalam business
plan mereka. fungsi menyusun business model canvas adalah calon pebisnis mampu memetakan
poin-poin yang dapat men-sukses-kan bisnis yang direncanakan. Business Model Canvas terdiri
dari kotak-kotak yang masing-masing mengidentifikasikan poin-poin yang mendukung jalannya
bisnis.

Mengabaikan Branding
Branding bisnis juga harus sudah disapkan saat pembuatan business plan. Mulai dari
menyiapkan logo, kampanye, dan juga visi dalam menjalankan bisnis. Branding diperlukan
untuk menetapkan strategi pemasaran dan juga agar produk yang akan dijual mampu cepat
disadari oleh calon konsumen.

Tidak Melampirkan Dokumen Pendukung


Dokumen pendukung memang tidak begitu berpengaruh ketika Anda memulai bisnis skala kecil
menengah. Namun dokumen pendukung sangat penting bila Anda ingin membuat start-
up  dengan skala besar. Dokumen pendukung biasanya terdiri dari legalitas berdirinya
perusahaan, surat perjanjian, hasil riset pasar, dan juga dokumen izin mendirikan perusahaan.

Perencanaan Keuangan yang Tidak Realistis


Yang terakhir adalah perencanaan keuangan yang salah. Biasanya ini terjadi karena terlalu tinggi
harapan dalam menghitung perkiraan keuntungan. Padahal belum tentu jika Anda bisa menjual
dengan harga Rp100.000 kemudian mendapatkan keuntungan Rp25.000, karena akan ada
variabel yang tidak terduga saat bisnis Anda sudah berjalan seperti kenaikan harga pokok
produksi, kenaikan harga bahan bakar, dan lain sebagainya. Hitung-hitungan seperti itu memang
tidak salah, namun Anda juga harus melihat realita pasar yang sedang terjadi dengan adanya
business plan alternatif yang sudah Anda buat sebelumnya.

Ada dua alasan utama yang sangat penting dan fundamental mengapa setiap wirausahawan harus
menyusun rencana bisnis untuk usahanya. Pertama, sebagai panduan operasi usaha, kedua,
menarik pemberi pinjaman dan investor.

 Panduan Operasi Usaha
Rencana bisnis memberikan panduan wirausahawan dalam menjalankan operasi perusahaan,
karena dengan menuliskan perencanaan yang dibuat untuk penetapan tujuan dan strategi
pencapaiannya, tentu akan memudahkan wirausahawan  melakukan evaluasi, pengembangan dan
mengurangi resiko terjadinya kesalahan operasional yang berakibat fatal bagi perusahaannya.

Proses penyusunan rencana bisnis ini akan menjadikan wirausahawan berubah dari “SAYA
PIKIR”  menjadi “SAYA TAHU” dalam menjalankan usahanya.

Selain itu penyusunan rencana bisnis memaksa wirausahawan mengungkap gagasan mereka
dalam uji kenyataan, dengan pertanyaan “ Dapatkah bisnis ini benar-benar menghasilkan laba?”.

 Menarik Pemberi Pinjaman dan Investor
Setiap usaha pasti membutuhkan modal yang besarnya sesuai dengan bisnis yang akan
dijalankan. Modal usaha bisa bersumber dari modal sendiri, modal pinjaman atau modal dari
investor.

Mengajukan pinjaman dan menarik investor tanpa disertai rencana bisnis yang memadai, sering
mengalami kegagalan. Dengan kata lain, cara terbaik untuk mengamankan pemenuhan
kebutuhan modal usaha adalah dengan membuat rencana bisnis yang menarik dan memadai yang
memungkinkan wirausahawan menyampaikan peluang potensial atas bisnis yang akan atau telah
dijalankan kepada pemberi pinjaman dan investor.

Intinya, rencana bisnis yang memadai sangatlah diperlukan oleh setiap wirausahawan, baik
sebagai peta menjalankan usaha maupun sarana mencari modal dalam membangun usaha yang
sukses sesuai harapan.

Tantangan-tantangan yang dihadapi wirausaha :

Berikut ini adalah lima kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan rencana bisnis
berkenaan dengan pengajuan pinjaman dan menarik investor, yaitu :

1. Terlalu banyak informasi


Apakah rencana bisnis yang terdiri dari 25-50 halaman lebih baik dari 200 halaman? Jawabannya
adalah” YA”.  Sebagian besar pemberi pinjaman dan investor akan fokus pada beberapa poin
spesifik melihat peluang bisnis yang ditawarkan, sehingga rencana bisnis yang terlalu tebal
memungkinkan tidak dibaca dan membosankan.

Perlu diingat, bahwa tujuan Anda membuat rencana bisnis bukan untuk menunjukkan pada
pembaca atas luas dan dalamnya pengetahuan Anda, akan tetapi untuk menunjukan elemen kunci
rencana bisnis yang memberikan harapan masa depan cerah bagi bisnis yang dimaksud.
Jika ada informasi yang tidak dapat dipisahkan dari rencana bisnis, sebaiknya disisipkan pada
bagian di belakang sebagai lampiran untuk informasi pendukung pembaca.

2. Menyembunyikan kelemahan bisnis
Beberapa pemikiran yang diyakini oleh penulis rencana bisnis yang gagal, karena mereka sering
menyembunyikan kelemahan bisnisnya. Contohnya, “ Mengapa kita menulis sesuatu yang justru
akan memberikan kesan negatif” atau “setelah kita mendapatkan dana, kami dapat menangani
kelemahan yang ada”.

Jika penulis rencana bisnis menyembunyikan kelemahan bisnisnya maka ia berpotensi gagal dan
fatal dalam usahanya. Sementara, investor yang cerdas akan menemukan jawabannya mungkin
dalam 10 menit pertama, kemudian timbul pertanyaan pada benak investor, “Apa lagi yang
belum Anda sampaikan kepada saya?”

Ketika Anda telah kehilangan unsur kepercayaan, maka telah hilanglah kesempatan untuk
mendapatkan dana. Cara terbaik menangani kelemahan bisnis adalah menjelaskan kelemahan
yang ada dan rencana yang efektif untuk mengatasi kelemahan yang dimaksud.

3. Saluran distribusi tidak jelas
Rencana bisnis harus menjelaskan bagaimana produk dan jasa secara efektif sampai kepada pasar
yang dituju. Ketidakjelasan sistem distribusi, mengakibatkan terhambatnya produk dan jasa
sampai ke pelanggan. Pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan bisnis.

Di bawah ini  contoh pernyataan yang menginformasikan kepada investor bahwa produk yang
tidak mempunyai sistem distribusi yang jelas akan mengancam kelangsungan bisnis.

“Kami akan pasarkan produk kami melalui internet,  distributor, agen, grosir, direct selling, gerai
ritel, telemarketing,”
4. Lemahnya analisa persaingan
Daftar nama dan alamat dari pesaing bisnis yang ada tidaklah cukup. Investor sangat tertarik
untuk mengetahui apa yang  Anda ketahui tentang pesaing bisnis. Misalnya strategi bisnis,
kompetensi inti, sistem distribusi, keunggulan, serta kelemahan yang mereka miliki. Mengetahui
hanya sedikit tentang pesaing Anda, adalah bukti bahwa Anda tidak mempersiapkan bisnis
dengan benar, termasuk melakukan persaingan bisnis.

5. Proyeksi keuangan tidak berkualitas
Proyeksi keuangan yang tidak didukung dengan analisa dan perkiraan yang memadai akan
memberikan ketidakpercayaan kepada investor.

Rencana bisnis harus membuktikan kepada kreditor dan investor bahwa perusahaan mampu
membayar kembali pinjaman dan menghasilkan pengembalian yang menarik.
Elemen-Elemen Pokok Rencana Bisnis yang Berkualitas
Para wirausahawan yang menginvestasikan waktu dan tenaga mereka untuk menyusun rencana
bisnis, akan lebih siap menghadapi resiko dalam melakukan persaingan bisnis. Pada edisi
sebelumnya kita telah membicarakan rencana bisnis sebagai peta jalan wirausahawan dan sarana
mendapatkan modal dalam membangun bisnis yang sukses.

Meskipun menyusun rencana bisnis tidak menjamin 100 % kesuksesan, namun rencana ini akan
meningkatkan peluang meraih kesuksesan bisnis bagi para wirausahawan. Ada banyak
pendekatan dalam penyusunan rencana bisnis. Tetapi, sebuah rencana bisnis yang berkualitas
sekurang-kurangnya mencantumkan delapan elemen pokok, yaitu :

1. Ringkasan eksekutif.
2. Gambaran umum usaha.
3. Rencana pemasaran.
4. Rencana produksi.
5. Analisa persaingan.
6. Rencana keuangan.
7. Rencana sumber daya manusia.
8. Resiko utama yang dihadapi.
 Ringkasan eksekutif
Elemen ini merupakan rangkuman secara singkat, seluruh isi rencana bisnis, baik menyangkut
tujuan usaha, strategi usaha, uraian umum usaha, rencana pemasaran, rencana produksi, rencana
keuangan, rencana sumberdaya manusia, dan resiko-resiko usaha di masa depan.

  Gambaran umum usaha


Elemen ini menjelaskan visi dan misi, usaha yang dijalankan beserta barang dan jasa yang
dihasilkan, tujuan yang ingin dicapai, serta strategi pencapaiannya. Gambaran posisi perusahaan
saat ini, dan yang akan datang, target pasar, keunggulan bersaing, lokasi usaha, menajemen inti,
bentuk usaha, konsep manajemen yang dijalankan dan lain sebagainya

 Rencana pemasaran
Elemen ini menjelaskan pangsa pasar yang dipilih serta bauran pemasaran dan promosi yang
dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, anggaran penjualan,
strategi harga, strategi distribusi yang diterapkan dan lain sebagainya.

  Analisa persaingan
Elemen ini menjelaskan kekuatan perusahan terhadap pesaing bisnisnya, kekuatan, dan
kelemahan perusahaan pesaing.
 Rencana produksi
Elemen ini menjelaskan proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk,
bagaimana perusahaan memperoleh pasokan bahan baku, barang dan jasa, pertimbangan
pemilihan lokasi pabrik, anggaran produksi dan sebagainya.Uraian ini sangat penting terutama
untuk perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.
  Rencana keuangan
Elemen ini menjelaskan proyeksi keuangan yang menunjukan ekspektasi laba, proyeksi laporan
keuangan, proyeksi arus kas, titik impas, kebutuhan modal, dan proyeksi pengembalian
investasinya.

  Rencana sumber daya manusia


Elemen ini menjelaskan personil yang dibutuhkan baik dari segi jumlah maupun pengetahuan,
keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalankan perusahaan.

  Risiko-risiko utama yang dihadapi


Elemen ini menjelaskan resiko yang dihadapi usaha di masa depan beserta antisipasi yang
dilakukan perusahaan untuk menghadapi risiko tersebut. Rencana bisnis biasanya tersusun antara
25 – 50 halaman.

Rencana bisnis yang terlalu pendek, seringkali tidak mampu memberikan gambaran bisnis yang
memadai. Demikian juga yang terlalu panjang, memiliki kemungkinan tidak digunakan atau
tidak dibaca. Dalam penyusunan rencana bisnis, wirausahawan harus memperhatikan elemen-
elemen pokok rencana bisnis seperti yang telah disebutkan di atas sebagai titik awal untuk
menyusunnya dan harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kondisi yang ada.
Sehingga rencana bisnis benar-benar dapat digunakan sebagai peta jalan menuju kesuksesan
bisnis yang dibangunnya

Daftar pustaka

https://binus.ac.id/bandung/2019/12/pentingnya-membuat-bisnis-plan-untuk-memulai-suatu-
bisnis/#:~:text=Rencana%20bisnis%20akan%20membuat%20Anda,Anda%20dapat
%20berkembang%20dengan%20baik.&text=Kegunaan%20berikutnya%20dari%20business
%20plan,prediksi%20masa%20depan%20bisnis%20Anda

https://dtarmizi.blogspot.com/2017/10/pengertian-perencanaan-dan-prinsip.html

https://taufikbudhipramono.blog.unsoed.ac.id/2011/03/23/format-bisnis-plan-sederhana/

https://rajapresentasi.com/2012/04/cara-melakukan-presentasi-bisnis-dengan-sukses/

https://www.jurnal.id/id/blog/kesalahan-yang-sering-terjadi-saat-membuat-business-plan/
https://pengusahamuslim.com/2596-strategi-menyusun-rencana-1372.html

Anda mungkin juga menyukai