Anda di halaman 1dari 10

INTUISI 11 (2) (2019)

INTUISI
JURNAL PSIKOLOGI ILMIAH
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI
Terindeks DOAJ: 2541-2965

Openness to Expericene, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness,


Neuroticism: Manakah yang Terkait dengan Mindful Parenting?

Putri Mesda Amalia¹ Dewi Kumalasari²

Fakultas Psikologi, Universitas YARSI

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Fenomena perlakuan kekerasan dan penelantaran terhadap anak oleh orangtua
Diterima 2 Mei 2019 dikenal sebagai child abuse. Rendahnya keterampilan pengasuhan menjadi
Disetujui 5 Juni 2019 faktor resiko kunci dalam maltreatment anak dan child abuse. Oleh karena itu
Dipublikasikan 30 Juli dibutuhkan keterampilan dalam pengasuhan. Salah satu keterampilan
2019 mendasar dalam pengasuhan adalah mindful parenting. Salah satu faktor yang
Keywords: dapat mempengaruhi mindful parenting adalah kepribadian. Penelitian ini
Bigfive Personality, bertujuan untuk melihat jenis trait kepribadian yang berhubungan dengan
Mindful Parenting, mindful parenting. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
Parents menggunakan instrumen Big Five Inventory (BFI) untuk mengukur
keperibadian dan Mindfulness in Parenting Questionnaire (MIPQ) digunakan
untuk mengukur Mindful Parenting. Data yang terkumpul berasal dari 100
orang responden yang dipilih melalui teknik sampling insidental. Berdasarkan
uji korelasi, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara mindful
parenting dengan trait kepribadian extraversion (rs=0.209, p<0.01),
agreeableness (rs=0.315, p<0.01) dan openness to experience (rs=0.301,
p<0.01).

Abstract
The phenomenon of abuse and neglect of children by parents is known as child
abuse. Low parenting skills are a key risk factor in child maltreatment and
child abuse. Therefore, skills in parenting are needed. One of the basic skills
in parenting is mindful parenting. Personality can affect mindful parenting.
This study aimed to examine the types of personality traits associated with
mindful parenting. This research is a quantitative research using Big Five
Inventory (BFI) to measure personality and Mindfulness in Parenting
Questionnaire (MIPQ) to measure Mindful Parenting. The collected data from
100 respondents selected through incidental sampling showed that a
significant relationship between mindful parenting with extraversion
(rs=0.209, p<0.01), agreeableness (rs=0.315, p<0.01) and openness to
experience (rs=0.301, p<0.01).

© 2019 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2086-0803
Fakultas Psikologi, Universitas YARSI e-ISSN 2541-2965
Jl. Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 10510
dewi.kumalasari@yarsi.ac.id

158
PENDAHULUAN rumahtangga. Dengan kata lain, keterampilan
Dilansir dari Komisi Perlindungan dalam pengasuhan diperlukan untuk
Anak Indonesia (KPAI), terjadi peningkatan meminimalisir potensi maltreatment dan child
kasus kekerasan terhadap anak setiap abuse.
tahunnya. Di daerah DKI Jakarta dan Kota Steinberg (dalam Duncan, Coatsworth
Bekasi, kasus kekerasan dan penelantaran & Greenberg, 2009) menyebutkan bahwa
anak meningkat setiap tahun dalam kurun keterampilan mendasar dalam praktik
waktu lima tahun terakhir. Kasus kekerasan pengasuhan adalah mindful parenting.
dan penelantaran anak ini dipicu oleh Mindful Parenting didefinisikan sebagai
permasalahan seperti anak sering menangis, perhatian kepada anak dan pengasuhan anak
mengompol, dan tidak dapat menerima dengan cara tertentu: disengaja, pada saat
keberadaan anak. Berdasarkan penelitian yang sekarang, dan tanpa menghakimi (Kabat-Zinn
telah dilakukan KPAI (komisi perlindungan & Kabat-Zinn, dalam Mc Caffrey, Reitman &
anak Indonesia) mengenai pengasuhan anak di Black, 2016). Kemampuan Mindful parenting
Indonesia dengan 674 responden didapatkan adalah kesadaran orangtua dalam mengasuh
hasil bahwa anak sering menjadi korban anak, memberikan perhatian yang lebih, dan
kekerasan fisik yang dilakukan oleh orangtua, orangtua tidak serta merta memberikan
kekerasan verbal, kekerasan seksual, dan pandangan negatif terhadap anak (Duncan,
pengabaian (kpai.go.id). Pada survei lain yang Coatsworth & Greenberg, 2009). Berdasarkan
dilakuan KPAI terhadap pengasuhan anak di meta-analisis yang dilakukan Townshend,
Indonesia adalah sebagian besar orangtua Jordan, Stephensoy dan Tsey (2016),
masih meniru pola pengasuhan orangtua diketahui bahwa mindful parenting dapat
mereka dahulu, lalu orangtua juga masih menurunkan stress pengasuhan, meningkatkan
mengedepankan pendidikan akademis kesadaran emosional orang tua terhadap anak
(kpai.go.id). mereka serta menurunkan gejala gangguan
Fenomena perlakuan kekerasan dan perilaku pada anak prasekolah.
penelantaran terhadap anak oleh orangtua Konsep mindful parenting berakar
dikenal sebagai child abuse. Child abuse atau dari konsep mindfulness dan parenting.
maltreatment merupakan segala bentuk Mindfulness adalah memusatkan perhatian
kekerasan fisik atau emosional, pelecehan dengan penuh kesadaran, tanpa penghakiman,
seksualitas, pengabaian dan eksploitasi, secara khusus, bertujuan pada apa yang
sehingga menghasilkan potensi yang sedang dialami individu (Kabat-Zinn, dalam
berbahaya terhadap kesehatan, kelangsungan Giluk, 2009). Sementara itu, parenting
hidup anak dan perkembangan anak (Tolan, merujuk pada sejauh mana orang tua responsif
2006). Keluarga yang melakukan kekerasan terhadap kebutuhan anak, membentuk
cenderung memiliki fungsi yang lebih buruk, kedisiplinan anak serta mendorong anak untuk
efek dari kekerasan tersebut akan merusak secara aktif meraih apa yang diinginkannya
anak (Tolan, 2006). Rendahnya keterampilan (Baumrind, dalam Prinzie, Reijntjes, Stams &
pengasuhan menjadi faktor resiko kunci Belsky, 2009). Salah satu faktor yang dapat
dalam maltreatment anak dan child abuse mempengaruhi mindfulness dan parenting
(Knerr, 2013). Hal ini memperkuat hasil secara bersamaan adalah kepribadian (Giluk,
penelitian Tolan (2006) yang menemukan 2009; Prinzie, Prinzie, Reijntjes, Stams &
bahwa individu yang dibesarkan oleh Belsky, 2009) . Kepribadian menjadi salah
orangtua yang tidak memiliki keterampilan satu faktor yang mempengaruhi kondisi
pengasuhan akan mengalami tingkat mindfulness dan praktek pengasuhan.
kekerasan yang lebih tinggi dalam Kepribadian menjadi faktor yang

159
mempengaruhi mindfulness karena individu parenting sebagai sebuah konstruk yang utuh,
dapat memiliki kesadaran untuk melakukan melainkan dikaitkan dengan konstruk
sesuatu berdasarkan apa yang tampak pada mindfulness dan parenting secara terpisah.
saat tersebut berdasarkan karakteristik Oleh karena itu, untuk melengkapi studi
kepribadiannya (West, dalam Kartasamita, terdahulu mengenai kepribadian dengan
2013). Kepribadian juga menjadi salah satu mindfulness dan parenting, peneliti tertarik
faktor yang mempengaruhi parenting karena untuk meneliti kepribadian dengan mindful
kepribadian menjadi salah satu aspek fungsi parenting sebagai sebuah konstruk yang utuh
sosial dari orangtua yang dapat berpengaruh Lebih lanjut, dengan mempertimbangkan
terhadap perkembangan anak (Prinzie, rentannya anak usia 3-12 tahun dalam
Reijntjes, Stams & Belsky, 2009). Belsky mengalami tindak kekerasan dari orang tua
(2015) mengatakan kepribadian merupakan mereka (Rakhmad, 2016), peneliti tertarik
faktor penentu dalam pengasuhan. Oleh untuk melakukan meneliti hubungan Mindful
karena itu, tampak bahwa kepribadian Parenting dengan kepribadian Big Five pada
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap orangtua dengan rentang usia anak 3-12
mindfulness dan parenting. tahun.
Kepribadian dalam penelitian ini
dilihat berdasarkan kepribadian Big Five yang METODE
dikembangkan oleh McCrae dan Costa (2008) Penelitian ini tergolong dalam jenis
karena dalam personality trait struktur penelitian kuantitatif non-experimental
kepribadian yang paling banyak diterima dimana peneliti hanya melakukan pengamatan
diantara ilmuan dan para peneliti terdahulu dan berusaha menjelaskan hal-hal yang
adalah five factor model of personality. menjadi penyebabnya (Kumar, 1996).
Kepribadian big five menurut McCrae dan Pendekatan kuantitatif dipilih karena
Costa (2008) adalah kepribadian individual penelitian ini bertujuan untuk menguji
yang tersusun dalam lima dimensi kepribadian hipotesis melalui teknik uji statistik dari data
yang telah dibentuk dengan menggunakan penelitian yang berbentuk angka. Penelitian
analisis faktor, yakni Neuroticism, ini tergolong dalam penelitian cross sectional
Extraversion, Openness to experience, karena pengambilan data yang dilakukan
Agreeableness, Counscientiousness.Penelitian adalah satu kali.
terdahulu yang dilakukan oleh Giluk (2009) Terdapat dua variable yang diteliti
menemukan bahwa, adanya hubungan antara yaitu mindful parenting dan kepribadian.
kepribadian dengan mindfulness. Penelitian Mindful parenting adalah kesadaran orangtua
terdahulu yang dilakukan oleh Mubarok dalam konteks pengasuhan dengan
(2016) tentang program pengasuhan positif memberikan perhatian kepada anak dengan
untuk meningkatkan keterampilan mindful fokus pada keadaan saat ini dan tanpa
parenting orangtua remaja menunjukan bahwa memberi penilaian yang diukur melalui
program pengasuhan positif efektif untuk Mindfulness in Parenting Questionnaire
meningkatkan tiga aspek keterampilan (MIPQ) yang dirancang oleh McCaffrey,
mindful parenting yaitu mendengarkan Reitman, dan Black (2016). Semakin tinggi
dengan penuh perhatian, kesadaran emosional skor total dari seluruh dimensi yang dimiliki
diri dan anak, serta pengaturan diri dalam responden dalam MIPQ, maka semakin tinggi
hubungan pengasuhan. pula mindful parenting yang dimiliki
Berdasarkan paparan diatas, tampak responden. Begitu juga sebaliknya, semakin
bahwa sejauh ini penelitian mengenai rendah skor total dari seluruh dimensi yang
kepribadian belum dikaitkan dengan mindful dimiliki oleh responden dalam MIPQ, maka

160
semakin rendah pula mindful parenting yang aitem dalam dimensi being in the moment
dimiliki responden. Sementara itu, with the child adalah „Dalam dua minggu
kepribadian big five adalah kepribadian terakhir, seberapa sering Anda bersenang-
individual yang tersusun dalam lima buah senang dan bertingkah lucu dengan anak
dimensi kepribadian yang telah dibentuk Anda‟. Semakin tinggi skor MIPQ maka
dengan menggunakan analisis faktor. Lima semakin tinggi pula mindfulparenting pada
dimensi Kepribadian Big Five menurut Costa diri subjek. Dari 28 item tersebut, didapatkan
& McCrae (2008) meliputi Neuroticis, indeks reliabilitas sebesar 0.915, dengan nilai
Extraversion, Openness to Experience, koefisien analisis aitem sebesar 0.283-0.658.
Agreeableness, Conscientiousness. Big Five Personality Inventory (BFI)
Pengukuran variabel kepribadian dilakukan dikembangkan oleh Mc Crae & Costa (2008)
dengan menggunakan alat ukur Big Five yang tersusun dari lima dimensi kepribadian,
Inventory (BFI) yang disusun oleh McCrae yaitu neuroticism, extraversion, openness to
dan Costa (2008) dan telah diadaptasi oleh experience, agreeableness dan
Ramadhani (2012). Semakin tinggi skor conscientiousness. Dalam penelitian ini,
responden dalam satu trait kepribadian, peneliti menggunakan alat ukur BFI yang
semakin kuat trait kepribadian tersebut dalam telah diadaptasi oleh Ramadhani (2012).
dirinya. Barrick (dalam Giluk, 2009) menggambarkan
Data primer dikumpulkan melalui individu yang neurotis cenderung pencemas,
kuesioner lapor diri yang terdiri dari dua merasa insecure dan mudah mengalami
instrument penelitian, yaitu Mindfulness In suasana hati. Sementara itu, individu yang
Parenting Quesionnaire (MIPQ) dan Big Five ekstrovert digambarkan sebagai individu yang
Personality Inventory (BFI). MIPQ cenderung sneang berbicara, berinteraksi
dikembangkan oleh Mc Caffrey (2016) yang sosial, suka berteman dan asertif. Lebih lanjut,
tersusun dari dua dimensi, yaitu dimensi yang individu yang memiliki skor tinggi pada
berpusat pada anak dan dimensi yang berpusat openness to experience cenderung memiliki
pada proses pengasuhan. McCaffrey, Reitman keingintahuan, imajinatif, berpikiran luas.
dan Black (2016) menamakan dimensi yang Individu dengan skor agreeableness tinggi
berpusat pada proses pengasuhan sebagai cenderung mudah bekerja sama, mendukung,
mindful discipline. Dimensi ini mencakup peduli terhadap orang lain. Individu dengan
non-reaktivitas dan kesadaran sebagai orang skor conscientiousness tinggi merupakan
tua. Sementara itu, dimensi yang berpusat individu yang dapat diandalkan, bertanggung
pada anak dinamakan being in the moment jawab, patuh terhadap aturan dan berorientasi
with the child. Dimensi ini merefleksikan prestasi. BFI terdiri atas 28 aitem dengan lima
atensi yang terpusat pada anak, pemahaman pilihan respon jawaban, yaitu tidak
empatik dan penerimaan anak. MIPQ terdiri menggambarkan (1), kurang menggambarkan
atas 28 aitem yang terbagi menjadi 2 dimensi (2), kadang menggambarkan kadang tidak (3),
yaitu mindful discipline dan being in the cukup menggambarkan (4), sangat
moment with the child dengan 4 pilihan menggambarkan (5). Adapun contoh aitem
respon jawaban, yaitu jarang (1), kadang- adalah „saya adalah seseorang yang berdaya
kadang (2), seringkali (3) dan hampir selalu cipta‟, „saya adalah seseorang yang suka
(4). Adapun contoh aitem dalam dimensi merenung‟ dsb. Dari 28 aitem tersebut,
mindful discipline adalah „Dalam dua minggu didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0.681
terakhir, seberapa sering Anda Mengambil untuk dimensi agreeableness, 0.581 untuk
waktu sejenak untuk berpikir sebelum dimensi conscientiousness, 0.711 untuk
menghukum anak Anda‟. Sementara contoh dimensi extraversion, 0.546 untuk dimensi

161
openness to experience dan 0.703 untuk data yang terdistribusi normal atau tidak. Uji
dimensi 0.703. Adapun koefisien analisis normalitas tersebut menggunakan
aitem yang didapatkan adalah sebesar 0.220- Kolomogorov-Smirnov. Data yang
0.581. terdistribusi normal memiliki nilai yang
Populasi dalam penelitian ini adalah signifikan sebesar >0,05 (Sugiono, 2013).
orang tua yang memiliki anak berusia 3-12 Apabila data terdistribusi normal maka
tahun. Adapun teknik sampling yang menggunakan uji statistik parametris yaitu
digunakan adalah sampling incidental. Lokasi korelasi pearson product moment. Korelasi
penelitian adalah Jakarta dan Bekasi, dengan pearson product moment dilakukan untuk
mempertimbangkan tingkat kekerasan pada mencari hubungan dan membuktikan
anak yang tinggi di dua kota tersebut. Adapun hubungan antara dua variabel dari variabel
responden yang terlibat dalam penelitian ini yang sama (Sugiono, 2013). Namun, apabila
adalah 100 orang. Mayoritas responden dalam hasil yang dilakukan tidak terdistibusi normal
penelitian ini berasal dari suku Jawa (43%) maka yang digunakan untuk menghitung uji
dan memiliki latar belakang pendidikan SMA korelasi adalah teknik statistik non-parametris
(52%). yaitu korelasi spearman rank. Korelasi
Untuk dapat menjawab hipotesis spearman rank yaitu sumber data untuk kedua
penelitian yang diajukan, metode analisis data variabel yang akan dikonversikan dapat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari sumber data yang tidak sama,
uji korelasi. Sebelum melakukan uji korelasi, jenis data yang dikorelasikan adalah data
dilakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk ordinal, serta dari kedua veriabel tidak harus
memastikan bahwa teknik pengujian korelasi berdistribusi normal (Sugiyono,2013).
yang akan digunakan. Uji asumsi yang
dilakukan mencakup uji normalitas. Uji HASIL DAN PEMBAHASAN
normalitas dilakukan untuk mengetahui Berikut adalah data deskriptif yang
apakah data sampel yang didapat merupakan didapatkan dari setiap variabel

Tabel 1.
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Min Max Mean SD
Mindful Parenting 51 112 81.07 12.89
Kepribadian
Openness to Experience 11 30 20.97 3.8
Conscientiousness 14 30 23.64 3.42
Extraversion 10 25 19.38 2.96
Agreeableness 20 35 28.9 3.40
Neuroticism 4 20 11.16 3.12

Untuk dapat menentukan teknik statistic yang Kolomogorov-Smirnov. Data yang


digunakan dalam pengujian hipotesis, terdistribusi normal memiliki nilai yang
dilakukan uji normalitas untuk melihat signifikan sebesar >0,05 (Sugiyono,2013).
distribusi data yang didapatkan. Uji Berikut hasil uji normalitas variabel mindful
normalitas tersebut menggunakan parenting dan kepribadian big five.

162
Tabel 2.
Uji Normalitas Data
Variabel Sig.
Kolomigorov-smirnov Z
Mindful Parenting 0,187
Openness to experience 0,033
Conscientiousness 0,066
Extraversion 0,011
Agreeableness 0,022
Neuroticism 0,065

Berdasarkan hasil pada tabel 1tampak Selanjutnya, pengujian hipotesis


bahwa data yang didapatkan pada alat ukur dilakukan melalui uji korelasi dengan
MIPQ, dimensi conscientiousness dan menghitung mindful parenting dengan
neuroticism terdistribusi normal. Sementara masing-masing dimensi kepribadian big five
itu, data yang didapatkan pada dimensi yaitu openness to experience,
openness to experience, extraversion dan conscientiousness, extraversion,
agreeablenesstidak terdistribusi normal. agreeableness dan neuroticism dengan skor
Dengan demikian, uji statistic parametric mindful parenting. Dilakukan uji korelasi
hanya dapat digunakan dalam menguji perdimensi untuk melihat seberapa besar
korelasi MIPQ dengan conscientiousness dan hubungan antara mindful parenting dengan
neuroticism. Sementara itu, ketiga dimensi setiap dimensi kepribadian big five. Uji
kepribadian yang lain digunakan uji statistic korelasi dihitung dengan menggunakan
non parametric. perhitungan korelasi person product moment
dan spearman rank correlation.

Tabel 3.
Uji Korelasi Mindful Parenting dengan Dimensi Kepribadian Big Five
Variabel Mindful Parenting Sig. (2-Tailed)
R
Kepribadian
Agreeableness 0,315** 0,001
Conscientiousness 0,91 0,366
Extraversion 0,209* 0,037
Openness to experience 0,301** 0,002
Neuroticism 0,174 0,83

Berdasarkan data pada tabel 2 peneliti to experience dan extraversion. Dari hasil
menggunakan uji korelasi pearson product. pengukuran korelasi didapatkan bahwa
Dimensi conscientiousness dan neuroticism dimensi agreeableness mempunyai korelasi
tidak memiliki korelasi terhadap mindful yang signifikan dan mempunyai arah
parenting dimana hasil signifikansi dua hubungan yang positif dengan kekuatan
dimensi tersebut sebesar 0.366 pada hubungan rendah (rs=315;p> 0.005) pada
conscientiousness dan 0.83 pada neuroticism. mindful parenting. Artinya, semakin tinggi
Sedangkan pada koefisien korelasi didapatkan ciri kepribadian agreeableness maka semakin
hasil sebesar 0,91conscientiousness dan 0,174 tinggi pula kemampuan dalam menerapkan
pada dimensi neuroticism. Selanjutnya mindful parenting. Dari hasil pengukuran
peneliti menggunakan uji korelasi spearman korelasi didapatkan bahwa dimensi opennes to
rank untuk dimensi agreeableness, opennes experience mempunyai korelasi yang

163
signifikan dan mempunyai arah hubungan lebih cenderung menikmati saat-saat bersama
yang positif dengan kekuatan hubungan anak dan dapat menerima pengalaman yang
rendah (rs=0,037; p> 0.005) pada mindful dialami. Hal ini berkaitan dengan
parenting. Artinya, semakin tinggi ciri keterampilan mindful parenting pada dimensi
kepribadian opennes to experience maka Being in the Moment with the Child yaitu
semakin tinggi pula kemampuan dalam pengasuhan yang berfokus pada anak,
menerapkan mindful parenting. Dari hasil perhatian yang berpusat pada saat ini, dapat
pengukuran korelasi didapatkan bahwa menerima anak dan memahami anak. Dengan
dimensi extraversion mempunyai korelasi demikian individu dengan ciri-ciri kepribadian
yang signifikan dan mempunyai arah openness to experience berhubungan dengan
hubungan yang positif dengan kekuatan mindful parenting.
hubungan rendah (rs=0,301; p> 0.005) pada Dimensi kepribadian agreeableness
mindful parenting. Artinya, semakin tinggi mempunyai hubungan yang signifikan
ciri kepribadian extraversion maka semakin terhadap mindful parenting. Pada parenting
tinggi pula kemampuan dalam menerapkan individu yang memiliki kepribadian
mindful parenting. agreeableness memiliki atribusi yang positif
Berdasarkan hasil penelitian yang mengenai perilaku anak (Prinzie et al, 2009).
telah dilakukan, ditemukan bahwa adanya Dalam mindfulness individu yang memiliki
hubungan yang signifikan antara mindful kepribadian agreeableness cenderung
parenting dengan tiga dimensi kepribadian memiliki perasaan empati dan kasih sayang
big five, yaitu dimensi opeeness to experience, (Giluk, 2009). Individu yang memiliki
agreeableness, danextraversion. Sementara kepribadian agreeableness dapat menerima
itu, dimensi conscientiousness dan setiap perilaku anak mereka dan cenderung
neuroticism tidak memiliki hubungan dengan memiliki perasaan empati dan kasih sayang.
mindful parenting. Dengan demikian, tampak bahwa kepribadian
Pada penelitian ini, terdapat hubungan agreeableness dapat berkaitan dengan dimensi
signifikan antara dimensi kepribadian openess mindful parenting yaitu Being in the Moment
to experience dengan mindful parenting. with the Child. Sehingga dimensi kepribadian
Dalam pengasuhan, individu yang mempunyai agreeableness dapat berhubungan dengan
kepribadian openness to experience cenderung mindful parenting.
menikmati dan lebih banyak terlibat dengan Pada penelitian ini terdapat hubungan
anak (Prinzie et al, 2009). Dalam kaitannya yang signifikan antara dimensi kepribadian
dengan mindfulness, ciri kepribadian yang extraversion dengan mindful parenting. Pada
memiliki kepribadian openess to experience pengasuhan, kepribadian extraversion
akan membuat individu dapat menerima berkaitan dengan interaksi interpersonal,
pengalaman yang dialami, termasuk perasaan- tingkat aktivitas, sosiabilitas dan mempunyai
perasaan mereka dan emosi mereka (Giluk, pengaruh poitif yang tercermin dalam perilaku
2009). Orangtua yang memiliki ciri orangtua selama interaksi dengan anak
kepribadian openess to experience cendrung (Prinzie et al, 2009). Sedangkan pada
menikmati dan lebih banyak terlibat dengan mindulness individu di cirikan suka berteman,
anak serta dapat menerima pengalaman yang banyak bicara, dan kegembiraan (Giluk,
dialami. Dengan demikian tampak bahwa 2009). Individu dengan kepribadian
openness to experience terkait dengan dimensi extraversion berkaitan dengan interaksi
Being in the Moment with the Child dalam interpersonal, yang mana orangtua lebih
konsep mindful parenting, karena individu banyak berinteraksi dengan anak dan di
dengan kepribadian openness to experience cirikan suka berteman, banyak bicara, dan

164
kegembiraan. Dengan demikian kepribadian Pada penelitian ini, dimensi
extraversion berkaitan dengan dimensi kepribadian consciestiousness tidak memiliki
mindful discipline dalam konsep mindful korelasi dengan mindful parenting. Pada
parenting. Mindful discipline adalah mindfulness individu dengan kepribadian
pengasuhan anak yang berfokus pada conscientiousness di cirikan dengan sikap
orangtua, orangtua mencerminkan sikap non- disiplin (Giluk, 2009). Dalam parenting
reactivity dalam mengasuh anak, kesadaran individu dengan counsciestiousness
mengasuh anak dan pengasuhan yang mencerminkan seseorang yang terorganisasi
berfokus pada tujuan. Pada dimensi dengan baik, dan berorientasi pada tujuan.
kepribadian extraversion lebih menekankan (Prinzie et al, 2009). karena individu yang
pada interaksi interpersonal dan mempunyai memiliki dimensi consciestiousness
pengaruh positif dalam perilaku orangtua. Hal cenderung bertanggung jawab, memiliki sikap
ini berkaitan bahwa dimensi extraversion disiplin dan individu dengan
lebih berfokus pada orangtua, bagaimana counsciestiousness mencerminkan seseorang
orangtua mengasuh anak dan berinteraksi yang terorganisasi dengan baik. Dengan
dengan anak. Dengan demikian tampak demikian tampak bahwa ciri kepribadian
bahwa kepribadian extraversion dapat conscientiousness tidak berkolerasi dengan
berhubungan dengan mindful parenting. mindful parenting. Duncan, Coatsworth dan
Pada dimensi neuroticism tidak Greenberg (2009) mengatakan bahwa
memiliki korelasi signifikan terhadap mindful pengasuhan sangat berkaitan dengan
parenting, karena Individu dengan fleksibilitas. Individu yang memiliki dimensi
kepribadian neuroticism cenderung conscientiousness cenderung lebih terstruktur
pencemas, takut, khawatir, tegang, gugup, sehingga sulit melakukan kegiatan yang
mudah tersinggung dan tidak sabar. Dalam menuntut fleksibilitas tinggi. Oleh karena itu,
pengasuhan kepribadian neuroticism adalah tugas-tugas pengasuhan tidak terkait dengan
individu yang cenderung memilki atribusi ciri-ciri kepribadian pada dimensi
yang negatif untuk anak, yang mungkin dapat conscientiousness yang terstruktur sehingga
mngakibatkan pengasuhan yang kasar (Prinzie tidak ada korelasi antara kepribadian pada
et al., 2009). Sedangkan pada mindfulness dimensi conscientiousness dengan mindful
kepribadian neuroticism adalah individu yang parenting. Hal ini tidak berkaitan dengan
rentan terhadap psycological distress dan mindful parenting, karena tugas-tugas dalam
umumnya tidak bisa mengatasi stress secara pengasuhan lebih membutuhkan fleksibilitas
baik (Giluk, 2009). Individu yang neuroticism daripada keteraturan, sehingga kedua hal ini
cenderung memilki atribusi yang negatif tidak berkaitan. Untuk mengembangkan
untuk anak dan individu rentan terhadap penelitian ini, pada penelitian selanjutnya
psycological distress serta tidak bisa dapat dieksplorasi seberapa besar kontribusi
mengatasi stress secara baik. Dengan setiap trait kepribadian terhadap mindful
demikian tampak bahwa kepribadian parenting.
neuroticism tidak berkolerasi dengan mindful
parenting karena pengasuhan dengan mindful SIMPULAN
parenting berfokus pada pengasuhan yang Hasil penelitian yang telah dilakukan
memberikan perhatian penuh terhadap anak peneliti adalah adanya hubungan yang
dan merespon kebutuhan anak tanpa signifikan antara dimensi kepribadian
menghakimi atau memberikan penilaian extraversion, agreeableness dan openness to
negatif terhadap anak. experience dengan mindful parenting.
Sedangkan pada dimensi conscientiousness

165
dan neuroticsm tidak berhubungan dengan Rakhmad, W.N. (2016). Kekerasan pada anak
mindful parenting. dalam konstruksi koran TEMPO.
Jurnal Ilmu Sosial, 15(1), 53-62.
DAFTAR PUSTAKA Ramadhani, N. (2012). Adaptasi bahasa dan
Duncan, L.G., Coatsworth, J.D., & Greenberg, budaya inventori big five. Jurnal
M.T. (2009). A model of mindful Psikologi, 20(39), 189-207.
parenting: Implications for parent-child Sugiyono. (2013). Metode penelitian
relationship and prevention research. kuantitatif kualitatif dan R&D.
Clin Child Fam Psychol Rev, 12,255– Alfabeta, CV.
270. Tolan, P., Gorman-Smith, D., & Henry, D.
Giluk, T.L. (2009). Mindfulness, big five (2006). Family violence. Annual
personality, and affect: A meta- Review of Psychology, 57, 557-583.
analysis. Personality and Individual Townshend, K., Jordan, Z., Stephenson, M.,
Differences, 47, 805–811. & Tsey, K. (2016). The effectiveness of
Kartasasmita S. (2013). Relationship between mindful parenting programs in
mindfulness and personality. Jakarta: promoting parents and children‟s well-
Universitas Tarumanagara. being: A systematic review. The Joana
Knerr,W. (2013). Improving positive Briggs Institute.
parenting skills and reducing harsh and Van der Oord, S., Bögels, S.M. &
abusive parenting in low- and middle- Peijnenburg, D. (2012) The
incom countries: A systematic review. effectiveness of mindfulness training
Prev Sci, 14, 352–363. for children with ADHD and mindful
McCaffrey, S., Reitman, D., & Black, R. parenting for their parents. Journal of
(2016). Mindfulness in parenting Child and Family Studies, 21, 139.
questionnaire (mipq): Development KPAI: Kasus kekerasan terhadap anak
and validation of a measure of meningkat. (2014). Retrieved from
mindful parenting. Mindfulness, 8, http://www.kpai.go.id/berita/kpai-
232. kasus-kekerasan-terhadap-anak-
McCrae, R. R., & Costa, P. T., Jr. (2008). The meningkat.
five-factor theory of personality. In O. Sering ngompol, anak 5 tahun dianiaya ibu
P. John, R. W. Robins, & L. A. Pervin muda hingga tewas. (2017). Retrieved
(Eds.), Handbook of personality: from
Theory and research (pp. 159-181). https://metro.sindonews.com/read/1256
New York, NY, US: The Guilford 695/170/sering-ngompol-anak-5-tahun-
Press. dianiaya-ibu-muda-hingga-tewas-
Mubarok, P. (2016). Program pengasuhan 1510477405.
positif untuk meningkatkan KPAI dapuk Jakarta jadi "Juara" kekerasan
keterampilan mindful parenting anak di Indonesia. (2018). Retrieved
orangtua remaja. Jurnal Ilmiah from
Psikologi, 3(1), 35 – 50. https://news.okezone.com/read/2018/03
Prinzie, P., Dekovic, M., Reijntjes, A., Stams, /19/337/1874819/kpai-dapuk-jakarta-
G.J.J., & Belsky, J. (2009). The relation jadi-juara-kekerasan-anak-di-indonesia.
between parents big five personality Gara-gara sering rewel, balita tewas dianiaya
factors and parenting: A meta-analytic orang tuanya. (2016). Retrieved from
review. Journal of Personality and https://news.okezone.com/read/2016/11
Social Psychology, 97(2), 351-362. /26/338/1552096/gara-gara-sering-

166
rewel-balita-tewas-dianiaya- Kasus kekerasan anak di Kota Bekasi
orangtuanya. meningkat. (2017). Retrieved from
Terungkapnya penganiayaan ibu kepada http://nasional.republika.co.id/berita/na
anaknya hingga meninggal di Bekasi . sional/jabodetabek-
(2018). Retrieved from nasional/18/01/08/p287d2368-kasus-
https://megapolitan.kompas.com/read/2 kekerasan-anak-di-kota-bekasi-
018/02/08/07585801/terungkapnya meningkat.
penganiayaan-ibu-kepada-anaknya-
hingga-meninggal-di-bekasi.

167

Anda mungkin juga menyukai