Kelompok : 2/J
Penyusun :
2. Mimanara 24185504A
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2021
A. TUJUAN
Standarisasi Bahan Alam : Makroskopis, Mikroskopis, dan Histokimia
Kelompok 2
Mengetahui standarisasi bahan baku obat bahan alam berdasarkan mikroskopis dan
makroskopis simplisia yang baik.
B. DASAR TEORI
Standarisasi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan dan merevisi standar (dilakukan oleh pihak terkait). Bahan alam
seringkali diperoleh dari berbagai sumber dan lokasi tempat tumbuh, varietas berbeda,
umur tanaman berbeda, dan masa panen yang berbeda, sehingga akan terdapat variasi
kandungan kimia dan efek yang dihasilkan. Tumbuhan sebagai sumber bahan baku obat
bahan alam dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tumbuhan liar dan tumbuhan
budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh secara alami, tanpa sengaja
ditanam, contohnya tempuyung (Sonchus arvensis) dan ki rinyuh (Eupatorium inufolium
Kunth). Sedangkan tumbuhan budidaya adalah yang sengaja ditanam oleh manusia, baik
dalam skala kecil maupun besar, contoh buah naga (Hylocereus sp) dan pisang (Musa sp).
Sehubungan dengan kompleksnya hal-hal yang melekat pada tumbuhan yang digunakan
sebagai bahan baku obat bahan alam maka perlu dilakukan standarisasi terhadap bahan
baku untuk menjamin konsistensi mutu, keamanan, dan efek obat bahan alam tersebut.
Bahan alam sapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tumbuhan, hewan dan mineral. Dalam
bidang farmasi, 90-96% bahan alam yang digunakan berasal dari tumbuhan.
Makroskopis bertujuan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna
simplisia yang diuji. Pelaksanaannya dapat tanpa alat atau dengan kaca pembesar. Daun
tebal dapat diamati dengan menggunakan simplisia yang telah dikeringkan, sedangkan
daun tipis sebaiknya menggunakan simplisia yang telah direndam. Data makroskopis
daun antara lain: helai daun, tangkai daun, bau, dan rasa.
Mikroskopis bertujuan mencari unsur dalam jaringan yang khas dan mengetahui jenis
simplisia berdasarkan fragmen yang spesifik. Berdasarkan ketentuan umum FHI, pada
pengujian mikroskopis, kecuali dinyatakan lain dalam morfologi, perbesaran mikroskop
yang dimaksud adalah 40x10. Pada pengujian mikroskopis digunakan pereaksi air,
fluroglusin LP atau kloral hidrat LP.
Memiliki nama ilmiah atau nama latin yang biasa kita kenal juga yaitu Cinnamon,
tanaman kayu manis memiliki klasifikasi tersendiri yang membedakannya dengan
tanaman lain, yaitu sebagai berikut:
Kingdom (Kerajaan) : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tanaman berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tanaman berbiji)
Division (Divisi) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class (Kelas) : Magnoliopsida (Tanaman berkeping 2 / Dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii, Cinnamomum zeylanicum
Kunyit ( Curcuma longa L.) memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Standarisasi Bahan Alam : Makroskopis, Mikroskopis, dan Histokimia
Kelompok 2
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma longa, L.
Kelor (Moringa oliefera L.) mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera, L.
Alat Bahan
Mikroskop Serbuk kunyit
Cawan HCL
Erlenmayer Quersetin
Piper Etanol 96
D. CARA KERJA
1. Uji Makroskopis
Standarisasi Bahan Alam : Makroskopis, Mikroskopis, dan Histokimia
Kelompok 2
2. Uji Mikroskopis
E. HASIL/DATA
Penyajian data sebagai berikut
1. Simplisia Kunyit
Amilum
Deskripsi: Butir pati kunyit banyak di
dalam dan inti luar, berbentuk segitiga.
Jumlah bervariasi dari 12sampai 20 per
sel.
Rambut penutup
Periderm
Pustaka:
http://facta.junis.ni.ac.yu/facta/mab/mab
98/mab98-09.pdf
Pustaka:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/han
dle/123456789/56456/Appendix.pdf;jse
ssionid=E5D259786217070A09DDA43
CC250D6CB?sequence=1
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu standarisasi bahan alam makroskopis dan mikroskopis
kami melakukan uji makroskopis dan mikroskopis menggunakan simplisia kunyit, daun
kelor, dan kayu manis. Pertama yang kita lakukan yaitu uji makroskopis dengan cara
mengambil satu helai daun, rimpang, kulit kayu dari masing-masing sampel lalu
mengamati ciri-ciri bagian dari helaian daun, rimpang, dan kulit kayu dan dilanjutkan
dengan mencocokkan dengan buku morfologi tumbuhan.
Uji makroskopis bertujuan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna
simplisia yang diuji. Pelaksanaannya dapat tanpa alat atau dengan kaca pembesar.
Didapatkan makroskopis hasil dari simplisia kunyit yaitu kunyit merupakan jenis rumput-
rumputan, tingginya sekitar 1 meter, dan bunganya muncul dari puncuk batang semu
dengan panjang sekitar 10-15 cm serta berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning
tua, berbau wangi aromatis, dan rasanya sedikit manis. Makroskopis literatur FHI dari
simplisia kunyit adalah berupa irisan melintang rimpang, ringan rapuh bentuk hampir
bulat sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang, umumnya melengkung tidak
beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar, permukaan luar
kasar, terdapat bekas ruas-ruas, permukaan dalam batang korteks dan silinder pusat yang
Standarisasi Bahan Alam : Makroskopis, Mikroskopis, dan Histokimia
Kelompok 2
jelas, bekas patahan agak rata, berdebu; warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan
sampai kuning jingga kecoklatan, bekas patahan kuning jingga sampai coklat kemerahan;
bau khas; rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal.
Uji makroskopis simplisia kedua menggunakan simplisia daun kelor makroskopis
hasil dari daun kelor yaitu berbentuk oval dengan semua bagian sama lebar, bagian atas
berwarna hijau muda, bagian bawah berwarna hijau lebih muda, panjang 1,4 – 3,2 cm,
lebar 1 – 2,4 cm, bagian tepi terbelah, bagian bawah daun membulat, tepi daun rata,
permukaan daun kesat serta pertulangan daun yang menyirip. Makroskopis literatur FHI
daun kelor berupa helaian daun, bentuk bulat, bulat telur sampai bulat telur memanjang,
pangkal helaian daun runcing, tepi rata, ujung tumpul atau membulat, pertulangan daun
menyirip, ibu tulang daun tampak jelas menonjol ke permukaan bawah; warna hijau, hijau
kekuningan sampai hijau kecokelatan; tidak berbau; tidak berasa.
Simplisia selanjutnya kita menggunakan simplisia kayu manis dengan makroskopis
hasil serabut sklerenkim berbanding tipis tidak berlumen, sel batu dengan noktah
bercabang, sel batu berlumen dan berbanding tebal, parenkim dengan hablur kristal
kalsium oksalat jarum dan sel secret, butir pati. Hasil makroskopis literatur FHInya
adalah berupa kulit batang, menggulung, membujur, tebal, pipih atau berupa berkas yang
terdiri atas tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur, permukaan luar
yang tidak bergabus berwarna cokelat kekuningan atau cokelat sampai cokelat
kemerahan, bergaris-garis pucat bergelombang memanjang dan garis-garis pendek
melintang yang menonjol atau agak berlekuk, yang bergabus berwarna hijau kehitaman
atau cokelat kehijauan, permukaan dalam berwarna cokelat kemerahan tua sampai cokelat
kehitaman, bekas patahan tidak rata; warna cokelat kekuningan; bau khas; rasa sedikit
manis.
Tahap selanjutnya melakukan praktikum yang kedua yaitu uji mikroskopis. Uji ini
bertujuan untuk mencari unsur dalam jaringan yang khas dan mengetahui jenis simplisia
berdasarkan fragmen yang spesifik. Berdasarkan ketentuan umum FHI, pada pengujian
Mikroskopis. Uji mikroskopis dilakukan dengan cara menyiapkan kaca preparat benda
datar dan kaca penutupnya yang bersih lalu diambil dan diletakkan sampel, selanjutnya
sampel diiris dengan posisi melintang menggunakan pinset, ambil potongan melintang
tersebut dan letakkan sayatan tersebut pada preparat glass kemudian teteskan akuades
secukupnya lalu tutup dengan gelas penutup. Air berlebih yang berada di luar kaca
penutup diserap atau di lap menggunakan tisu setelah siap lalu kita mengamati sampel
menggunakan mikroskop.
Hasil mikroskopis literatur FHI kunyit yaitu fragmen pengenal adalah amilum,
parenkim, korteks berisi bahan berwarna kuning, berkas pengangkut dengan penebalan
tipe tangga, rambut penutup, periderm, dan parenkim stele. Mikroskopis hasil dari daun
kelor yaitu sel penyusun epidermis, jaringan palisade, jaringan bunga karang, jaringan
parenkim, kolenkim, xilem, floem, dan stomata tipe anomositik. Hasil mikroskopis
literatur FHI daun kelor fragmen pengenal adalah kristal kalsium oksalat bentuk roset,
berkas pengangkut penebalan tipe tangga, mesofil dengan sel-sel sekresi, epidermis
bawah dengan stomata, dan mesofil, berkas pengangkut penebalan tipe tangga dan kristal
kalsium oksalat bentuk roset. Lalu dilanjutkan dengan mikroskopis hasil dari serbuk kayu
manis serabut sklerenkim berbanding tipis tidak berlumen, sel batu dengan noktah
Standarisasi Bahan Alam : Makroskopis, Mikroskopis, dan Histokimia
Kelompok 2
bercabang, sel batu berlumen dan berbanding tebal, parenkim dengan hablur kristal
kalsium oksalat jarum dan sel secret, dan butir pati. Terakhir adalah mikroskopis literatur
FHI kayu manis fragmen pengenal adalah idioblas berupa sel minyak dan sklerenkim,
sklereida, dan sklerenkim.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas disimpulkan, bahwa hasil dari pemeriksaan makroskopis
simplisia kunyit, daun kelor dan kayu manis baik makroskopis hasil dan makroskopis
literatur FHI tidak memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Namun pada pemeriksaan
mikroskopis hasil dan mikroskopis literatur FHI terdapat beberapa perbedaan.
Standarisasi Bahan Alam : Makroskopis, Mikroskopis, dan Histokimia
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
[FMIPA IPB] Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
1996. Katalog Program sarjana FMIPA IPB. FMIPA IPB. Bogor.
Gilman AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P, editor. 1990. The Pharmacological Basis of
Therapeutics. Ed ke-8. Pergamon. New York. (60-65).
Gunawan AW. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Muliyah, E. 2017. Analisis Struktur Sekretori, Histokimia, Fitokimia, Dan Potensi
Antibakteri Tumbuhan Obat Antiinfeksi Di Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor