Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMIAH

PERBANDINGAN EFISIENSI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN


SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIS DAN SISTEM RANGKA
BRESING KONSENTRIS KHUSUS

Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh:

Hardiani
FIA 012 052

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM

2017
ARTIKEL ILMIAH

PERBANDINGAN EFISIENSI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN


SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIS DAN SISTEM RANGKA
BRESING KONSENTRIS KHUSUS

Oleh:
Hardiani
F1A 012 052

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing

1. Pembimbing Utama

Suparjo, ST., MT. Tanggal:


NIP. 1967 0814 199412 1 001

2. Pembimbing Pendamping

I Wayan Sugiartha, ST.,MT. Tanggal:


NIP. 1969 0620 199702 1 001

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., Ph.D.


NIP. 1974 0607 199802 1 001

ii
PERBANDINGAN EFISIENSI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN
SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIS DAN SISTEM RANGKA
BRESING KONSENTRIS KHUSUS

Hardiani1, Suparjo2, I Wayan Sugiartha2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara rawan gempa, khusunya di NTB berada di
zona gempa 4. Upaya mengurangi kerusakan akibat gempa, diperlukan struktur yang
memiliki kekuatan dan kekakuan yang tinggi serta daktalitas yang cukup besar. Dalam hal
ini struktur baja menjadi pilihan dalam perencanaan struktur tahan gempa. Agar struktur
baja menjadi lebih kaku, maka dipasangkan bresing pada beberapa bagian bangunan.
Bresing yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem rangka bresing konsentris
khusus (SRBKK) dan sistem bresing eksentris (SRBE). Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan efesiensi struktur baja dengan SRBKK dan SRBE sebagai penahan gaya
lateral. Perbandingan ini ditinjau dari simpangan dan gaya geser gempa yang mampu
dipikul oleh masing-masing struktur serta berat struktur.
Dalam penelitian ini, bresing dipasang arah Y dan dibuat lima model struktur 3D
yang dianalisa menggunakan shofware SAP 2000 v.15. Kelima model tersebut terdiri atas
tiga struktur dengan dimensi yang sama yaitu struktur tanpa bresing, SRBKK, dan SRBE,
untuk mengetahui simpangan dan gaya geser gempa. Dua struktur dengan dimensi yang
berbeda yaitu SRBKK dan SRBE, untuk mengetahuai struktur yang ekonomis. Struktur
didesain untuk memenuhi beban-beban yang bekerja mengikuti standar yang berlaku pada
SNI 03-1729-2015 (Baja) dan SNI 1726:2012 (beban Gempa). Bangunan yang ditinjau
berada pada wilayah dengan kategori desain seismik D dengan fungsi sebagai hotel.
Dari hasil analisa, struktur SRBKK dan SRBE dapat mengurangi simpangan arah Y
berkisar 43% dan 60% dari simpangan struktur tanpa bresing. Gaya geser dasar (V) gempa
terbesar pada struktur SRBKK sebesar 4749,573 kN dan SRBE dengan nilai 2377,280 kN.
Ditinjau dari berat struktur, SRBE lebih ekonomis jika dibandingkan dengan SRBKK dan
tanpa bresing. SRBE dan SRBKK mengurangi berat struktur sebesar 6% dan 3% dari
struktur tanpa bresing.

Kata kunci: SRBKK, SRBE, simpangan, gaya geser dasar, berat struktur.

1. PENDAHULUAN Dalam hal ini, struktur baja merupakan


Indonesia adalah salah satu negara pilihan yang tepat untuk merencanakan
yang berada di pusat pertemuan lempeng bangunan tahan gempa. Material baja
bumi, Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki kekuatan yang tinggi, relatif
menjadi wilayah atau negara yang rawan kaku dan daktail. Agar bangunan struktur
gempa. Oleh karena itu, prencanaan baja menjadi lebih kaku, maka pasangkan
struktur gedung di Indonesia harus pengaku berupa bresing pada beberapa
memiliki ketahanan tehadap gaya gempa. bagian bangunan.
Terdapat beberapa sistem struktur 1.1 Tujuan
baja yang digunakan sabagai penahan Dari rumusan masalah di atas,
beban lateral yang diakibatkan oleh tujuan yang ingin dicapai dalam
gempa di antaranya Sistem Rangka penyelesaian tugas akhir ini adalah:
Pemikul Momen (SRPM) dan sistem a. Merencanakan struktur baja tanpa
rangka berpengaku atau braced frame. bresing yang dilanjutkan dengan
SRPM memiliki daktilitas yang cukup perencanaan struktur baja
besar, tetapi memiliki kekakuan yang menggunakan sistem bresing
rendah dibandingkan dengan sistem eksentris dan sistem bresing
portal baja tahan gempa lainnya. konsentris khusus.
Berbeda dengan SRPM, sistem b. Menghitung perbedaan simpangan
struktur braced freme memiliki elemen dan gaya geser dasar seismic yang
pengaku atau bresing yang meningkatkan mampu dipikul oleh masing-masing
kekakunnya. Sistem struktur ini terbagi struktur dalam bentuk angka dan
menjadi dua macam, yaitu Sistem grafik.
Rangka Bresing Konsentris (SRBK) dan c. Menghitung dimensi aktual
Sistem Rangka Bresing Eksentris komponen struktur baja yang
(SRBE). SRBK memiliki kekakuan yang menggunakan sistem bresing
lebih tinggi jika dibandingkan dengan eksentris dan sistem bresing
SRPM, khususnya Sistem Rangka konsentris khusus
Bresing Konsentris Khusus (SRBKK). B. Batasan Masalah
Sedangkan SRBE merupakan kombinasi Ruang lingkup analisa pada
dari dari keunggulan SRPM dan SRBK tugas akhir ini dibatasi pada:
dalam menahan gaya lateral. a. Bangunan yang menjadi studi kasus
Oleh karena itu, dalam tugas akhir dalam tugas akhir ini adalah gedung
ini akan dilakukan analasis perbandingan Amarsvati Resort.
efisiensi struktur baja menggunakan b. Profil baja yang akan digunakan
sistem rangka bresing eksentris dan dalam perencanaan kolom, balok,
sistem rangka bresing konsentris khusus. link dan bresing adalah profil Wide
A. Rumusan Masalah Flange Shapes (WF)
Berdasarkan latar belakang yang c. Bresing yang digunakan dalam studi
telah dikemukakan di atas, dapat dibuat ini adalah bresing konsentris khusus
beberapa rumusan masalah antara lain: tipe Inverted V-Brace dan bresing
a. Bagaiman merencanakan struktur eksentris tipe dengan type Split-K-
baja menggunakan sistem rangka Braced
bresing eksentris dan sistem rangka d. Perencanaan gaya gempa
bresing konsentris khusus ? menggunkan respon spectrum yang
b. Bagaimana perbandingan simpangan terdapat dalam Standar Perencanaan
dan gaya geser seismic yang mampu Ketahanan Gempa Untuk Struktur
dipikul oleh masing-masing Gedung (SNI 1726 2012).
struktur ? e. Perencanaan elemen struktur
c. Bagaimana pengaruh penggunaan berdasarkan SNI 03-1729-2015
struktur baja yang menggunakan tentang Tata Cara Perencanaan
sistem bresing eksentris dan sistem Struktur Baja Untuk Bangunan
bresing konsentris khusus terhadap Gedung.
dimensi komponen struktur gedung ? f. Pembebanan struktur berdasarkan
SNI 1727-2013 tentang Beban
Minimum Untuk Perancangan
Gedung Dan Struktur Lain.

2
g. Elemen struktur yang direncanakan b. Sistem rangka bresing konsentris
hanya meliputi link, bresing, balok (SRBK)
dan kolom. SRBK dikembangkan sebagai sistem
h. Sambungan dianggap kuat dalam penahan gaya lateral dan memiliki tingkat
menahan gaya-gaya yang bekereja. kekuan yang cukup baik tetapi memiliki
i. Analisa dan perhitungan gaya-gaya datilitas kurang begitu baik sehingga
dalam menggunakan bantuan kegagalan dilakukan oleh tekuk bresing.
program computer SAP 2000 v.15 Bentuk-bentuk sistem portal SRBK dapat
j. Perilaku yang dibandingkan meliputi dilihat pada Gambar 2.
gaya-gaya dalam, berat struktur,
simpangan dan gaya geser yang
mampu dipikul oleh masing-masing
struktur.
k. Tidak memasukkan perhitungan
bangunan bawah yaitu pondasi

C. Manfaat
Secara umum manfaat yang
diharapkan dari tugas akhir ini adalah
sebagai bahan pertimbangan dalam Gambar 2 Konfigurasi sistem rangka
merencanakan dan memilih jenis bresing bresing konsentris (SRBK)
yang akan digunakan dalam merencankan
struktur baja oleh perencana struktur. Struktur dengan sistem rangka bresing
Secara khusus manfaat yang bisa konstris khusus (SBKK) harus memenuhi
didapatkan antara lain: persyaratan kelangsingan yaitu:
Kl E
a. Sebagai referensi bangunan tahan
gempa yang menggunakan bresing
b. Sebagai referensi pengembangan
r
≤4
√ Fy
c. Sistem rangka bresing eksentris
konsep atau desain bresing eksentris (SRBE)
dan bresing konsentris khusus di SRBE mempunyai nilai daktilitas
Indonesia khususnya di Pulau yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Lombok. SRBK yang lebih mengutamakan pada
kekuatan strukturnya. Tingginya nilai
2. TINJAUAN PUSTAKA daktilitas pada SRBE akibat adanya
A. Struktur fortal baja tahan gempa elemen link (e) yang berfungsi sebagai
a. Sistem rangka pemikul momen (SRM) pendisipasi energy ketika struktur
Sistem rangka pemikul momen menerima beban gempa. Bentuk-bentuk
mempunyai kemampuan menyerap energi SRBE dapat dilihat pada gambar 3.
yang baik, tetapi menyebabkan terjadinya
simpangan antar lantai yang cukup besar.

Gambar 3 Konfigurasi sistem bresing


eksentria (SRBE)
Kapasitas kekuatan link (e) harus
memenuhi syarat berikut:
Gambar 1 Sistem rangka pemikul momen M n=M p

3
ϕM n > M u Mu
Rasio momen ( R ) = <1
ϕV n >V u ϕb × M n
Kuat geser nominal Vn pelat badan
dari profil simetri tunggal atau ganda
ditentukan dari kondisi batas akibat leleh
dan tekuk akibat geser sebagai berikut:
Vn = 0,6 Fy Aw Cv
Dengan nilai reduksi geser ɸs = 0,9 maka
Gambar 4 Panjang elemen link (e) dan rasio kapasitas geser balok:
elemen balok (L) Vu
R= <1
ϕ s ×V n
B. Simpangan antar Lantai Tingkat b. Desain batang tekan
dan Deformasi Tekuk lentur yang dimaksud adalah
penomena tekuk global pada penampang
a. Simpangan tingkat (displacement) dengan klasifikasi elemen tidak langsing.
Berdasarkan SNI-1726-2012 Pn = Fcr ∙ Ag
simpangan tingkat ditentukan sesuai Fcr = 0,877 × Fe
dengan persamaan: π2 E
C δ F e=
❑i= d xe KL 2
Ie
b. Simpangan Antar Lantai
( ) r
Tegangan tekuk elastis Fe untuk tekuk
Digunakan persamaan dibawah ini torsi dan tekuk lentur torsi dihitung
∆ n=δ i+1−δ i
dengan memasukkan pengaruh kekakuan
c. Simpangan Ijin Antar Lantai Metode torsi batangnya sebagai berikut.
Statik dan Dinamik Profil dengan sumbu semitri ganda,
Simpangan antar lantai tingkat desain maka:
() tidak boleh melebihi simpangan antar
π2 E C w
lantai tingkat ijin (a) (SNI-1726-2012)

C. Perencanaan komponen struktur


F e=
[ ( K z L)
2
]
+GJ
1
I x+ I y
c. Komponen Struktur yang Mengalami
a. Desain balok Gaya Kombinasi
Jika Lb adalah jarak pertambatan Komponen struktur yang mengalami
lateral yang dipasang pada balok, maka gaya kombinasi adalah penampang
untuk Lb ≤ Lp maka: simetris yang mengalami momen lentur
Mn = Mp = Fx × Zx dan aksial. Komponen struktur yang
Bila Lb > Lp, tetapi ingin tetap efisien, mengalami momen lentur dan gaya aksial
maka ditetapkan batasan Lr. harus direncanakan memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
Lr =1,95r ts
E
√ √(
Jc
0,7 F y S x ho
Jika Lb = Lr maka
+
Jc 2
S x ho )
+6,76 ( 0,7 F y 2
E )Untuk
Pr
Pc
≥0,2 maka:

Pr 8 M rx M ry
Mn = 0,7 Sx Fy
Jika Lp < Lb < Lr, maka kapasitas lentur
(
+ +
P c 9 M cx M cy ) ≤ 0,1

Pr
penampang nominanal Untuk ≤0,2 maka:
Pc
L −L p
[ (
M n=C b M p−( M p−0,7 F y S x ) ∙ b
Lr −L p )] Pr
( +
M rx M ry
+
2 Pc M cx M cy) ≤0,1
Rasio kapasitas lentur balok:

4
3. METODELOGI

Penelitian ini menganalisa struktur


baja untuk gedung Amarsvati Resort 14
lantai dengan bentang 34,9 m arah X, 23
m arah Y dengan sistem bresing
konsentris khusus (SRBKK) dan sistem
bresing eksentris (SRBE) menggunakan
SAP 2000 v.15.

Gambar 6 Portal SRBKK pot.6-6

Gambar 5 Denah model struktur

Gambar 8 Portal SRBE pot.6-6

Data perencanaan sebagai berikut


Jenis baja = BJ37
Komponen struktur = IWF
Gambar 6 Portal tanpa bresing pot.6-6 Tegangan leleh baja, Fy = 340 Mpa
Tegangan ultimate baja, Fu = 370 Mpa
Berat jenis baja = 7850 Kg/m3
Fungsi struktur = Perhotelan
Zona gempa = wilayah gempa 4
Kondisi tanah = Tanah lunak

Penelitian ini menggunakan lima


model Struktur baja, petama portal
terbuka tanpa bresing yang dijadikan
acuan awal. Struktur pertama
dipasangkan bresing konsentris khusus
dan bresing eksentris tanpa merubah

5
dimensi, selanjutnya dianalisis sebagai
model kedua dan ketiga. Struktur Tabel 1 Dimensi elemen balok dan kolom
keempat dan kelima adalah struktur
SRBKK dan SRBE dengan dimensi tiap
struktur berbeda. Analisa beban gempa
dilakukan dengan metode dinamis respon
spektrum sesuai dengan SNI 1726:2012
tentang gempa. Perhitungan spektrum
respons desain menggunakan situs yang
telah disediakan oleh Dinas Pekerjaan
Umum (PU) melalui
http://puskim.pu.go.id. Sedangkan beban
mati dan beban hidup mengacu pada SNI
Tabel 2 Dimensi elemen bresing
1727:2013.

4. ANALISA DAN PERENCANAAN


A. Denah dan model struktur
Spesifikasi dari bangunan yang
dianalisa sebagai berikut:
1. Panjang (arah y) : 23 m
2. Lebar (arah x) : 34.9 m
3. Tinggi antar lantai
- lantai dasar dengan tinggi 7 m,
- lantai 1-10 dengan tinggi 3.25 m, B. Dimensi struktur berdasarkan
- lantai 11-12 dengan tinggi 4 m kebutuhan gaya-gaya dalam
- lantai 13 dengan tinggi 2.6 m Dimensi elemen struktur dipilih
a. Dimensi struktur berdasarkan dengan cara coba-coba (trial and error).
kebutuhan penelitian Dimensi tersebut dipilih dengan
mempertimbangkan kemampuannya
dalam menahan beban, yang dibuktikan
dengan rasio tegangan ≤ 1.

Gambar 5 Denah komponen struktur

Gambar 6 Denah berdasarkan kebutuhan


gaya-gaya dalam

6
Tabel 3 Komponen balok dan bresing
SRBKK Bersarkan Gambar 7, gaya geser
dasar gempa (V) untuk tiap struktur
berbeda. Gaya geser dasar (V) gempa
paling besar terjadi pada struktur yang
menggunakan bresing konsentris khusus
(SRBKK) sebesar 4749,573 kN. Disusul
oleh struktur yang menggunakan bresing
eksentris (SRBE) dengan nilai 2377,280
kN atau sekitar 50% dari struktur yang
menggunakan bresing konsentris.
b. Base Share berdasarkan kebutuhan
Tabel 4 Komponen kolom SRBKK gaya-gaya dalam

Tabel 7 Gaya geser dasar struktur tanpa


bresing, SRBKK dan SRBE
Gaya geser tanpabresing SRBKK SRBE
V RS-X (kN) 1965,749 4571,969 2218,075
V RS-Y (kN) 1965,437 4571,969 2218,074

Tabel 5 Komponen struktur SRBE


Gambar 8 Grafik base share struktur tanpa
bresing, SRBKK dan SRBE

Dari Gambar 8 menunjukkan gaya


geser dasar gempa yang paling besar dari
ketiga model struktur terjadi pada sistem
rangka bresing konsentris khusus
(SRBKK) yaitu 4571,969 kN.

C. Gaya geser dasar nominal V (Base D. Simpangan struktur


Share) a. Simpangan berdasarkan kebutuhan
a. Base Share berdasarkan kebutuhan penelitian
penelitian Simpangan ijin antar lantai 1 (∆a)
∆a = 0,02 × hx = 0,02 × 700 = 140 mm
Tabel 6 Gaya geser dasar struktur tanpa Simpang tingkat (δ)
bresing, SRBKK dan SRBE δ = 8,300 mm (SAP 2000 v.15)
Simpang tingkat diperbesar (δi)
δ ×C d 8,300 ×5,5
δi = = =45,65 mm
I 1
Simpang antar lantai (∆)
∆ = δi – δn
= 45,65 – 0 = 45,65 mm ˂ 140 mm OK
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat
pada tabel di bawah.
Gambar 7 Grafik base share struktur tanpa
bresing, SRBKK dan SRBE

7
Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar
Tabel 8 Perbandingan simpangan (δ) arah X 10, struktur rangka tanpa bresing
Lanta Simpangan (δ), mm mengalami simpang tingkat yang paling
i SRBE SRBKK Tanpa Bresing
besar pada arah Y yaitu 151,2 mm.
14 94,880 180,630 79,700
13 91,500 174,900 76,600 Kemudian pada arah Y, dipasangkan
12 85,260 165,000 70,400 bresing konsentris khusus (SRBKK) dan
11 80,000 155,700 64,700 bresing eksentris (SRBE) tanpa merubah
10 74,800 145,700 59,800 dimensi elemen struktur sebelumnya.
9 68,600 133,800 54,600
8 61,700 120,400 48,800
Setelah itu, simpang tingkat pada arah Y
7 54,200 105,800 42,800 mengalami penuruanan sebesar 43%
6 46,800 91,300 36,800 untuk struktur SRBKK atau 86,900 mm,
5 39,500 77,000 30,900 dan 60% untuk struktur SRBE atau
4 32,400 63,000 25,200
60,700 mm. Sedangkan arah X, struktur
3 25,400 49,500 19,700
2 18,300 35,700 14,000
tanpa bresing mengalami deformasi
1 11,200 21,900 8,300 sebesar 79,700 mm. Setelah dipasangkan
0 0,000 0,000 0,000 bresing, struktur SRBKK dan SRBE
tejadi kenaikan nilai simpangan secara
berturut-turut adalah 180,630 mm dan
94,880 mm.

Tabel 10 perbandingan simpang antar tingkat


arah X
Simpangan (mm)
Lanta
i Tanpa Diizinka
SRBE SRBKK
Gambar 9 Grafik perbandingan simpangan Bresing n (∆a)
(δ) arah x 14 13,520 28,650 17,050 52 Ok
13 24,960 49,500 34,100 80 Ok
Tabel 9 Perbandingan simpangan (δ) arah Y
12 21,040 46,500 31,350 80 Ok
Simpangan (δ), mm
Lantai 11 20,800 50,000 26,950 65 Ok
SRBE SRBKK Tanpa Bresing
10 24,800 59,500 28,600 65 Ok
14 60,700 86,900 151,200
9 27,600 67,000 31,900 65 Ok
13 56,800 81,500 145,700
8 30,000 73,000 33,000 65 Ok
12 52,300 75,100 136,000
7 29,600 72,500 33,000 65 Ok
11 47,800 68,900 126,600
6 29,200 71,500 32,450 65 Ok
10 43,830 63,000 117,000
5 28,400 70,000 31,350 65 Ok
9 39,700 56,700 106,800
4 28,000 67,500 30,250 65 Ok
8 35,200 50,100 95,800
3 28,400 69,000 31,350 65 Ok
7 30,800 43,600 84,200
2 28,400 69,000 31,350 65 Ok
6 26,500 37,200 73,300
1 44,800 109,500 45,650 140 Ok
5 22,400 30,800 62,800
0 0,000 0,000 0,000
4 18,400 24,600 52,700
3 14,500 18,700 43,100
2 10,700 12,800 33,100
1 6,800 7,400 22,220
0 0,000 0,000 0,000

Gambar 11 Grafik perbandingan simpang


antar lantai arah X

Gambar 10 Grafik perbandingan simpangan


(δ) arah Y

8
Tabel 11 Perbandingan simpang antar tingkat Lanta Simpangan (mm)
arah Y i SRBE SRBKK Tanpa Bresing
Simpangan (mm) 11 100,400 136,100 64,700
Lantai Tanpa Diizink 10 93,900 124,800 59,800
SRBE SRBKK
Bresing an (∆a) 9 86,600 112,800 54,600
14 15,600 27,000 30,250 52 Ok 8 79,000 101,100 48,800
13 18,000 32,000 53,350 80 Ok 7 70,900 89,700 42,800
12 18,000 31,000 51,700 80 Ok 6 62,100 78,800 36,800
11 15,880 29,500 52,800 65 Ok 5 52,700 67,400 30,900
10 16,520 31,500 56,100 65 Ok 4 43,300 56,000 25,200
9 18,000 33,000 60,500 65 Ok 3 33,500 44,800 19,700
8 17,600 32,500 63,800 65 Ok 2 23,700 33,300 14,000
7 17,200 32,000 59,950 65 Ok 1 14,100 21,400 8,300
6 16,400 32,000 57,750 65 Ok 0 0,000 0,000 0,000
5 16,000 31,000 55,550 65 Ok
4 15,600 29,500 52,800 65 Ok
3 15,200 29,500 55,000 65 Ok
2 15,600 27,000 59,840 65 Ok
1 27,200 37,000 122,210 140 Ok
0 0,000 0,000 0,000

Gambar 13 Grafik perbandingan


simpangan arah X

Tabel 13 Perbandingan simpangan arah Y


Lanta Simpangan (mm)
i SRBE SRBKK Tanpa Bresing
Gambar 12 Grafik perbandingan simpang 14 112,900 113,500 151,200
antar lantai arah Y 13 104,900 104,200 145,700
12 95,200 93,900 136,000
Berdasarkan Gambar 11 dan Gambar 11 84,800 83,700 126,600
12 dapat dilihat bahwa simpang antar 10 76,300 74,700 117,000
lantai arah X untuk struktur rangka 9 67,900 65,500 106,800
bresing konsentris khusus (SRBKK), 8 60,100 56,600 95,800
7 52,500 48,600 84,200
mulai tingkat 2 sampai tingkat 9 tidak
6 45,300 41,000 73,300
masuk dalam interval simpangan izin. 5 38,100 33,300 62,800
Sedangkan untuk struktur rangka bresing 4 31,200 26,100 52,700
eksentris (SRBE) dan struktur tanpa 3 24,400 19,500 43,100
bresing memenuhi simpangan izin baik 2 18,100 13,200 33,100
1 12,000 7,690 22,220
arah X maupun arah Y. Dengan profil
0 0,000 0,000 0,000
yang sama untuk ketiga model struktur,
SRBE menghasilkan simpangan paling
kecil diantara ketiga model struktur.

b. Simpangan berdasarkan kebutuhan


gaya-gaya dalam

Tabel 12 Perbandingan simpangan arah X


Lanta Simpangan (mm)
i SRBE SRBKK Tanpa Bresing Gambar 14 Grafik perbandingan
14 118,900 163,000 79,700 simpangan arah Y
13 116,100 159,500 76,600 Gambar 13 dan Gambar 14
12 107,500 147,500 70,400
memperlihatkan bahwa pemakaian
Lanjut Tabel 12 bresing berpengaruh terhadap simpangan
9
yang dialami oleh struktur. Struktur Struktur Struktur (kN)
rangka bresing eksentris (SRBE) dan Tanpa Bresing 72075,332
bresing konsentris khusus (SRBKK) SRBKK 69690,023
memberikan deformasi arah Y yang lebih
kecil dari struktur tanpa bresing. SRBE 67527,636
Sedangkan pada gambar 13
72075.33
memperlihatkan struktur yang 2
menggunakan bresing memiliki 69690.02
3
simpangan yang lebih besar dari pada 67527.63
6
tanpa bresing.

Tanpa Bresing SRBKK SRBE

Berat (kN)

Gambar 17 Grafik berat tiap struktur

Tabel 4.13 dan Gambar 17


Gambar 15 Grafik perbandingan simpang memperlihatkan berat total struktur yang
antar lantai arah X berbeda. Struktur yang paling berat
adalah struktur tanpa bresing yaitu
sebesar 72075,332 kN, kemudian struktur
SRBKK dengan berat 69690,023 kN
mengalami penurunan berat sebesar 3%
dari berat struktur tanpa bresing dan
struktur yang paling ringan adalah
struktur SRBE dengan berata 67527, 636
Gambar 16 Grafik perbandingan simpang kN dengan penurunan berat struktur
antar lantai arah Y sebesar 6% dari struktur tanpa bresing.
Simpangan antar tingkat yang
ditunjukkan oleh Gambar 15 dan 5. KESIMPULAN
Gambar 16 menyatakan bahwa Berdasarkan hasil analisa yang
simpangan antar lantai pada setiap model telah dilakukan pada gedung Amarsvati
struktur memenuhi persyaratan dengan program SAP 2000 v.15 dapat
simpangan izin. diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan sistem rangka bresing
E. Berat struktur konsentris khusus (SRBKK) dan
Berat bangunan yang dibahas disini sistem rangka bresing eksentris
adalah berat bangunan pada struktur yang (SRBE) sangat berpengaruh terhadap
dimensinya direncanakan sesuai dengan simpangan dan dimensi struktur jika
kebutuhan gaya-gaya dalam. Berat dibandingkan dengan struktur tanpa
bangunan dapat digunakan sebagai bresing.
pertimbangan memilih tipe struktur dan 2. Struktur dengan sistem rangka bresing
mengetahui struktur tipe mana yang lebih konsentris khusus (SRBKK) dapat
ekonomis. mengurangi simpangan arah Y sebesar
43% dari simpangan struktur tanpa
bresing. Semintara struktur dengan
sistem rangka bresing eksentris
Tabel 13 Berat tiap struktur (SRBE) dapat mengurangi simpangan
Jenis Berat Total arah Y sebesar 60% dari simpangan

10
struktur tanpa bresing. Kemudian, Imam Satyarni, Dkk. 2012. Belajar SAP
Gaya geser dasar (V) gempa paling 2000 Analisa Gempa. Yogyakarta: Zamil
besar terjadi pada struktur bresing Publishing
konsentris khusus (SRBKK) sebesar
4749,573 kN. Disusul oleh struktur Jaya M, Aditya. 2011. Perbandingan
dengan bresing eksentris (SRBE) Simpangan Horizontal pada Struktur
dengan nilai 2377,280 kN. Gedung Tahan Gempa dengan
3. Ditinjau dari berat struktur, SRBE Menggunakan Bresing V dan Inverted V.
lebih ekonomis jika dibandingkan Surakarta: Universitas Sebelas Maret
dengan SRBKK dan tanpa bresing.
SRBE dan SRBKK mengurangi berat Rengganis, Aini. 2012. Studi Prilaku
struktur sebesar 6% dan 3% dari Struktur Eccentrically Braced Frames
struktur tanpa bresing. (D-EBF) dengan Link Pendek. Depok:
Universitas Indonesia
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih Schodek, D L. 1999. Struktur Edisi ke-2.
kepada bapak Suparjo, ST., MT. selaku Jakarta: Erlangga.
pembimbing utama dan bapak I Wayan
Sugiartha, ST., MT. selaku pembimbing Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan
pendamping, beserta pihak-pihak yang Struktur Baja dengan Metode LRFD
telah membantu dan memberikan (Sesuai SNI 03 1729 2002. Jakarta:
masukan dalam proses penelitian dan Erlangga
penulisan karya ilmiah ini.

7. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
2012. SNI 03-1726-2012 : Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung Non Gedung.
Jakarta : BSN

Badan Standarisasi Nasional (BSN).


2015. SNI 03-1729-2015 : Spesifikasi
untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

Budiono, Bambang., Yurisman.,


Nidiasari, 2011, Perilaku Link Panjang
dengan Pengaku Diagonal Badan pada
Sistem Struktur Rangka Baja Tahan
Gempa, Seminar dan Pameran HAKI,
Hotel Borobudur Jakarta Pusat, 26-27
Juli 2011.

Dewabroto, Wiryanto. 2016. Struktur


Baja Edisi ke-2. Tangerang: Jurusan
Teknik Sipil UPH

11

Anda mungkin juga menyukai