Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh:
Hardiani
FIA 012 052
2017
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
Hardiani
F1A 012 052
1. Pembimbing Utama
2. Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
ii
PERBANDINGAN EFISIENSI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN
SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIS DAN SISTEM RANGKA
BRESING KONSENTRIS KHUSUS
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara rawan gempa, khusunya di NTB berada di
zona gempa 4. Upaya mengurangi kerusakan akibat gempa, diperlukan struktur yang
memiliki kekuatan dan kekakuan yang tinggi serta daktalitas yang cukup besar. Dalam hal
ini struktur baja menjadi pilihan dalam perencanaan struktur tahan gempa. Agar struktur
baja menjadi lebih kaku, maka dipasangkan bresing pada beberapa bagian bangunan.
Bresing yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem rangka bresing konsentris
khusus (SRBKK) dan sistem bresing eksentris (SRBE). Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan efesiensi struktur baja dengan SRBKK dan SRBE sebagai penahan gaya
lateral. Perbandingan ini ditinjau dari simpangan dan gaya geser gempa yang mampu
dipikul oleh masing-masing struktur serta berat struktur.
Dalam penelitian ini, bresing dipasang arah Y dan dibuat lima model struktur 3D
yang dianalisa menggunakan shofware SAP 2000 v.15. Kelima model tersebut terdiri atas
tiga struktur dengan dimensi yang sama yaitu struktur tanpa bresing, SRBKK, dan SRBE,
untuk mengetahui simpangan dan gaya geser gempa. Dua struktur dengan dimensi yang
berbeda yaitu SRBKK dan SRBE, untuk mengetahuai struktur yang ekonomis. Struktur
didesain untuk memenuhi beban-beban yang bekerja mengikuti standar yang berlaku pada
SNI 03-1729-2015 (Baja) dan SNI 1726:2012 (beban Gempa). Bangunan yang ditinjau
berada pada wilayah dengan kategori desain seismik D dengan fungsi sebagai hotel.
Dari hasil analisa, struktur SRBKK dan SRBE dapat mengurangi simpangan arah Y
berkisar 43% dan 60% dari simpangan struktur tanpa bresing. Gaya geser dasar (V) gempa
terbesar pada struktur SRBKK sebesar 4749,573 kN dan SRBE dengan nilai 2377,280 kN.
Ditinjau dari berat struktur, SRBE lebih ekonomis jika dibandingkan dengan SRBKK dan
tanpa bresing. SRBE dan SRBKK mengurangi berat struktur sebesar 6% dan 3% dari
struktur tanpa bresing.
Kata kunci: SRBKK, SRBE, simpangan, gaya geser dasar, berat struktur.
2
g. Elemen struktur yang direncanakan b. Sistem rangka bresing konsentris
hanya meliputi link, bresing, balok (SRBK)
dan kolom. SRBK dikembangkan sebagai sistem
h. Sambungan dianggap kuat dalam penahan gaya lateral dan memiliki tingkat
menahan gaya-gaya yang bekereja. kekuan yang cukup baik tetapi memiliki
i. Analisa dan perhitungan gaya-gaya datilitas kurang begitu baik sehingga
dalam menggunakan bantuan kegagalan dilakukan oleh tekuk bresing.
program computer SAP 2000 v.15 Bentuk-bentuk sistem portal SRBK dapat
j. Perilaku yang dibandingkan meliputi dilihat pada Gambar 2.
gaya-gaya dalam, berat struktur,
simpangan dan gaya geser yang
mampu dipikul oleh masing-masing
struktur.
k. Tidak memasukkan perhitungan
bangunan bawah yaitu pondasi
C. Manfaat
Secara umum manfaat yang
diharapkan dari tugas akhir ini adalah
sebagai bahan pertimbangan dalam Gambar 2 Konfigurasi sistem rangka
merencanakan dan memilih jenis bresing bresing konsentris (SRBK)
yang akan digunakan dalam merencankan
struktur baja oleh perencana struktur. Struktur dengan sistem rangka bresing
Secara khusus manfaat yang bisa konstris khusus (SBKK) harus memenuhi
didapatkan antara lain: persyaratan kelangsingan yaitu:
Kl E
a. Sebagai referensi bangunan tahan
gempa yang menggunakan bresing
b. Sebagai referensi pengembangan
r
≤4
√ Fy
c. Sistem rangka bresing eksentris
konsep atau desain bresing eksentris (SRBE)
dan bresing konsentris khusus di SRBE mempunyai nilai daktilitas
Indonesia khususnya di Pulau yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Lombok. SRBK yang lebih mengutamakan pada
kekuatan strukturnya. Tingginya nilai
2. TINJAUAN PUSTAKA daktilitas pada SRBE akibat adanya
A. Struktur fortal baja tahan gempa elemen link (e) yang berfungsi sebagai
a. Sistem rangka pemikul momen (SRM) pendisipasi energy ketika struktur
Sistem rangka pemikul momen menerima beban gempa. Bentuk-bentuk
mempunyai kemampuan menyerap energi SRBE dapat dilihat pada gambar 3.
yang baik, tetapi menyebabkan terjadinya
simpangan antar lantai yang cukup besar.
3
ϕM n > M u Mu
Rasio momen ( R ) = <1
ϕV n >V u ϕb × M n
Kuat geser nominal Vn pelat badan
dari profil simetri tunggal atau ganda
ditentukan dari kondisi batas akibat leleh
dan tekuk akibat geser sebagai berikut:
Vn = 0,6 Fy Aw Cv
Dengan nilai reduksi geser ɸs = 0,9 maka
Gambar 4 Panjang elemen link (e) dan rasio kapasitas geser balok:
elemen balok (L) Vu
R= <1
ϕ s ×V n
B. Simpangan antar Lantai Tingkat b. Desain batang tekan
dan Deformasi Tekuk lentur yang dimaksud adalah
penomena tekuk global pada penampang
a. Simpangan tingkat (displacement) dengan klasifikasi elemen tidak langsing.
Berdasarkan SNI-1726-2012 Pn = Fcr ∙ Ag
simpangan tingkat ditentukan sesuai Fcr = 0,877 × Fe
dengan persamaan: π2 E
C δ F e=
❑i= d xe KL 2
Ie
b. Simpangan Antar Lantai
( ) r
Tegangan tekuk elastis Fe untuk tekuk
Digunakan persamaan dibawah ini torsi dan tekuk lentur torsi dihitung
∆ n=δ i+1−δ i
dengan memasukkan pengaruh kekakuan
c. Simpangan Ijin Antar Lantai Metode torsi batangnya sebagai berikut.
Statik dan Dinamik Profil dengan sumbu semitri ganda,
Simpangan antar lantai tingkat desain maka:
() tidak boleh melebihi simpangan antar
π2 E C w
lantai tingkat ijin (a) (SNI-1726-2012)
Pr 8 M rx M ry
Mn = 0,7 Sx Fy
Jika Lp < Lb < Lr, maka kapasitas lentur
(
+ +
P c 9 M cx M cy ) ≤ 0,1
Pr
penampang nominanal Untuk ≤0,2 maka:
Pc
L −L p
[ (
M n=C b M p−( M p−0,7 F y S x ) ∙ b
Lr −L p )] Pr
( +
M rx M ry
+
2 Pc M cx M cy) ≤0,1
Rasio kapasitas lentur balok:
4
3. METODELOGI
5
dimensi, selanjutnya dianalisis sebagai
model kedua dan ketiga. Struktur Tabel 1 Dimensi elemen balok dan kolom
keempat dan kelima adalah struktur
SRBKK dan SRBE dengan dimensi tiap
struktur berbeda. Analisa beban gempa
dilakukan dengan metode dinamis respon
spektrum sesuai dengan SNI 1726:2012
tentang gempa. Perhitungan spektrum
respons desain menggunakan situs yang
telah disediakan oleh Dinas Pekerjaan
Umum (PU) melalui
http://puskim.pu.go.id. Sedangkan beban
mati dan beban hidup mengacu pada SNI
Tabel 2 Dimensi elemen bresing
1727:2013.
6
Tabel 3 Komponen balok dan bresing
SRBKK Bersarkan Gambar 7, gaya geser
dasar gempa (V) untuk tiap struktur
berbeda. Gaya geser dasar (V) gempa
paling besar terjadi pada struktur yang
menggunakan bresing konsentris khusus
(SRBKK) sebesar 4749,573 kN. Disusul
oleh struktur yang menggunakan bresing
eksentris (SRBE) dengan nilai 2377,280
kN atau sekitar 50% dari struktur yang
menggunakan bresing konsentris.
b. Base Share berdasarkan kebutuhan
Tabel 4 Komponen kolom SRBKK gaya-gaya dalam
7
Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar
Tabel 8 Perbandingan simpangan (δ) arah X 10, struktur rangka tanpa bresing
Lanta Simpangan (δ), mm mengalami simpang tingkat yang paling
i SRBE SRBKK Tanpa Bresing
besar pada arah Y yaitu 151,2 mm.
14 94,880 180,630 79,700
13 91,500 174,900 76,600 Kemudian pada arah Y, dipasangkan
12 85,260 165,000 70,400 bresing konsentris khusus (SRBKK) dan
11 80,000 155,700 64,700 bresing eksentris (SRBE) tanpa merubah
10 74,800 145,700 59,800 dimensi elemen struktur sebelumnya.
9 68,600 133,800 54,600
8 61,700 120,400 48,800
Setelah itu, simpang tingkat pada arah Y
7 54,200 105,800 42,800 mengalami penuruanan sebesar 43%
6 46,800 91,300 36,800 untuk struktur SRBKK atau 86,900 mm,
5 39,500 77,000 30,900 dan 60% untuk struktur SRBE atau
4 32,400 63,000 25,200
60,700 mm. Sedangkan arah X, struktur
3 25,400 49,500 19,700
2 18,300 35,700 14,000
tanpa bresing mengalami deformasi
1 11,200 21,900 8,300 sebesar 79,700 mm. Setelah dipasangkan
0 0,000 0,000 0,000 bresing, struktur SRBKK dan SRBE
tejadi kenaikan nilai simpangan secara
berturut-turut adalah 180,630 mm dan
94,880 mm.
8
Tabel 11 Perbandingan simpang antar tingkat Lanta Simpangan (mm)
arah Y i SRBE SRBKK Tanpa Bresing
Simpangan (mm) 11 100,400 136,100 64,700
Lantai Tanpa Diizink 10 93,900 124,800 59,800
SRBE SRBKK
Bresing an (∆a) 9 86,600 112,800 54,600
14 15,600 27,000 30,250 52 Ok 8 79,000 101,100 48,800
13 18,000 32,000 53,350 80 Ok 7 70,900 89,700 42,800
12 18,000 31,000 51,700 80 Ok 6 62,100 78,800 36,800
11 15,880 29,500 52,800 65 Ok 5 52,700 67,400 30,900
10 16,520 31,500 56,100 65 Ok 4 43,300 56,000 25,200
9 18,000 33,000 60,500 65 Ok 3 33,500 44,800 19,700
8 17,600 32,500 63,800 65 Ok 2 23,700 33,300 14,000
7 17,200 32,000 59,950 65 Ok 1 14,100 21,400 8,300
6 16,400 32,000 57,750 65 Ok 0 0,000 0,000 0,000
5 16,000 31,000 55,550 65 Ok
4 15,600 29,500 52,800 65 Ok
3 15,200 29,500 55,000 65 Ok
2 15,600 27,000 59,840 65 Ok
1 27,200 37,000 122,210 140 Ok
0 0,000 0,000 0,000
Berat (kN)
10
struktur tanpa bresing. Kemudian, Imam Satyarni, Dkk. 2012. Belajar SAP
Gaya geser dasar (V) gempa paling 2000 Analisa Gempa. Yogyakarta: Zamil
besar terjadi pada struktur bresing Publishing
konsentris khusus (SRBKK) sebesar
4749,573 kN. Disusul oleh struktur Jaya M, Aditya. 2011. Perbandingan
dengan bresing eksentris (SRBE) Simpangan Horizontal pada Struktur
dengan nilai 2377,280 kN. Gedung Tahan Gempa dengan
3. Ditinjau dari berat struktur, SRBE Menggunakan Bresing V dan Inverted V.
lebih ekonomis jika dibandingkan Surakarta: Universitas Sebelas Maret
dengan SRBKK dan tanpa bresing.
SRBE dan SRBKK mengurangi berat Rengganis, Aini. 2012. Studi Prilaku
struktur sebesar 6% dan 3% dari Struktur Eccentrically Braced Frames
struktur tanpa bresing. (D-EBF) dengan Link Pendek. Depok:
Universitas Indonesia
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih Schodek, D L. 1999. Struktur Edisi ke-2.
kepada bapak Suparjo, ST., MT. selaku Jakarta: Erlangga.
pembimbing utama dan bapak I Wayan
Sugiartha, ST., MT. selaku pembimbing Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan
pendamping, beserta pihak-pihak yang Struktur Baja dengan Metode LRFD
telah membantu dan memberikan (Sesuai SNI 03 1729 2002. Jakarta:
masukan dalam proses penelitian dan Erlangga
penulisan karya ilmiah ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
2012. SNI 03-1726-2012 : Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung Non Gedung.
Jakarta : BSN
11