Anda di halaman 1dari 6

Volume 2, Nomor 2, Juli 2019 |

Hasil Tiga Klon Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) terhadap Perbedaan
Dosis Pupuk Hayati

Hanny Hidayati Nafi’ah1*, Ai Yanti Rismayanti1, Agung Karuniawan2


1
Fakultas Pertanian Universitas Garut
2
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
* Penulis Korespondensi: hanny.hidayati@uniga.ac.id

Abstrak tersebut dikarenakan kandungan gizinya


Ubi kayu pada saat ini dibutuhkan bukan yang cukup kompleks. Kandungan gizi pada
hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, umbi ubi kayu berbeda-beda berdasarkan
tetapi juga untuk kebutuhan industri. Maka umur panennya, varietas dengan umur panen
dari itu dibutuhkan upaya untuk pendek (7 bulan) mengandung kadar air
mendapatkan klon ubi kayu unggul yang 66,20%, lemak kasar 0,83%, protein kasar
berkualitas dan berdaya hasil tinggi salah 2,45%, serat kasar 0,73%, kadar abu 0,66%,
satunya dengan penambahan pupuk hayati dan karbohidrat 29,17%, sedangkan varietas
pada teknologi budidayanya. Tujuan dari dengan umur panen panjang (12 bulan)
penelitian ini adalah mengevaluasi karakter mengandung kadar air 53,99%, lemak kasar
hasil klon ubi kayu yang telah diberi 1,00%, protein kasar 1,88%, serat kasar
perlakuan pupuk hayati. Metode yang 0,57%, kadar abu 0,69%, dan karbohidrat
digunakan adalah metode eksperimental 46,87% (Feliana et al., 2014). Dalam rangka
dengan Rancangan Split Plot dalam RAK memenuhi ketersediaan ubi kayu bagi
pola faktorial 3 x 3 yang diulang 3 kali. kebutuhan masyarakat, maka sampai saat ini
Faktor pertama sebagai main plot adalah terus di cari jalan keluar untuk menghasilkan
klon yang terdiri dari tiga taraf yaitu : s1, s2, ubi kayu dengan hasil produksi (panen) yang
dan s3. Faktor kedua sebagai subplot adalah optimum. Salah satu cara untuk
dosis pupuk hayati konsorsium yang terdiri mendapatkan tanaman ubi kayu dengan hasil
dari tiga taraf yaitu : p0 (0 l per ha), p1 (2 l produksi yang optimum adalah dengan
per ha) dan p2 (4 l per ha). Hasil penelitian menggunakan varietas ubi kayu yang
menunjukkan klon ubi kayu memberikan unggul.
respon terhadap aplikasi pupuk hayati untuk Pembentukan umbi dimulai pada saat
meningkatkan jumlah umbi ekonomis per tanaman berumur 30-40 hari setelah tanam
tanaman. dan translokasi fotosintat ke umbi dimulai
Kata kunci: Pupuk Hayati, Teknologi pada saat tanaman berumur 6-9 bulan
Budidaya, dan Ubi Kayu. setelah tanam (Saleh et al., 2016).
Pembentukan umbi sangat dipengaruhi oleh
Pendahuluan kondisi lingkungan atau media tanam,
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) kekurangan oksigen sebagai akibat aerasi
merupakan salah satu tanaman pangan yang tanah yang jelek seringkali dapat
berperan dalam sistem perekonomian menghambat pembelahan dan pembesaran
Indonesia khususnya sebagai bahan baku sel dalam akar-akar umbi serta
berbagai industri pangan dan nonpangan, hal perkembangan umbi yang baru.

Jurnal Agrowiralodra | 67
Volume 2, Nomor 2, Juli 2019 |

Pembentukan umbi dipengaruhi juga oleh Metode Penelitian


ketersediaan unsur P dan K yang dapat Percobaan dilakukan di Ciparanje Kebun
meningkatkan bobot umbi serta Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD yang
meningkatkan kadar pati dan penurunan ditanami 3 klon ubi kayu unggul dan telah
kandungan HCN dalam umbi (Tumewu et berumur 4 bulan. Ubi kayu yang telah
al., 2015). Ketersediaan unsur hara tersebut berumur 4 bulan diletakkan sebagai main
dapat dipacu dengan menambahkan pupuk plot, sehingga pertanaman dibagi menjadi 3
hayati pada media tanam. plot, setiap plot terdiri dari 10 tanaman.
Pupuk hayati merupakan pupuk yang Percobaan dilakukan selama 5 bulan. Dalam
mengandung sejumlah konsorsium mikroba penelitian ini juga menggunakan Pupuk
dan bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman Hayati dan air. Alat yang digunakan adalah
serta mengingkatkan kualitas tanah. Hal ini gelas Beaker 50 ml, gelas Beaker 1000 ml,
dikarenakan pupuk hayati bisa menyediakan plastik, gayung, timbangan digital,
unsur hara bagi tanaman, menghasilkan timbangan gantung, cangkul, meteran,
fitohormon, juga dapat berperan sebagai jangka sorong, dan tali raffia.
agens biokontrol tanaman. Pemberian pupuk Metode yang digunakan adalah metode
hayati dapat meningkatkan produksi ubi eksperimental dengan Rancangan Split Plot
kayu sebesar 30,66% - 52,87% (Pratama et dalam RAK pola faktorial 3 x 3 yang
al., 2014). diulang 3 kali. Faktor pertama sebagai main
Pupuk hayati yang digunakan plot adalah klon yang terdiri dari tiga taraf
mengandung mikroba Azotobacter yaitu : s1 (12/75/557), s2 (19/160/523), dan
chroococcum, A. vinelandii, Azosprilium sp, s3 (33/130/541). Faktor kedua sebagai
Acinetobacter sp, Pseudomonas cepacia, dan subplot adalah dosis pupuk hayati
Penicillium sp. (Kalay et al., 2016). konsorsium yang terdiri dari tiga taraf yaitu :
Azotobacter adalah bakteri non simbiosis p0 (0 L per Ha), p1 (2 L per Ha) dan p2 (4 L
yang berperan penting dalam penambatan per Ha).
nitrogen dan menyediakannya sebagai Aplikasi pupuk hayati dilakukan
senyawa yang dapat digunakan langsung dengan cara membuat larutan Bion- UP
oleh tanaman (Dehury et al., 2018) dan dengan konsentrasi 0.5 %. Larutan diambil
menghasilkan fitohormon yang dapat sesuai perlakuan kemudian diencerkan
meningkatkan pertumbuhan akar tanaman dengan 2500 mL air. Larutan encer tersebut
(Arora et al., 2018). Azosprilium sp (Naher disiramkan pada tanaman. Aplikasi
et al., 2018), Acinetobacter sp. (Das dan dilakukan pada saat tanaman ubi kayu
Sarkar, 2018), Pseudomonas sp. (Vimal et berumur 16 MST dan 24 MST.
al., 2018), dan Penicillium sp.(Phuwiwat Pemeliharaan terdiri dari penyiangan,
dan Seytong, 2001) berperan dalam proteksi pemupukan, pengairan, dan aplikasi
tanaman terhadap stress biotik dan abiotik. pestisida. Penyiangan dilakukan
Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan cangkul jika gulma sudah
mengevaluasi hasil klon ubi kayu yang telah menutupi 70% lahan. Pengairan dilakukan
diberi perlakuan pupuk hayati. jika tidak turun hujan, dilakukan satu
minggu dua kali. Pestisida digunakan jika
serangan hama dan penyakit telah melebihi

Jurnal Agrowiralodra | 68
Volume 2, Nomor 2, Juli 2019 |

ambang kendali. Pemanenan dilakukan yang diujikan menunjukkan tidak berbeda


dengan pencabutan dengan bantuan cangkul. nyata. Hasil analisis (Tabel 1.)
Panen dilakukan pada saat tanaman telah Klon ubi kayu memiliki respon yang
berumur 36 MST. sama terhadap lingkungan tumbuhnya,
Karakter yang diamati adalah panjang dilihat dari bobot umbi ekonomis, bobot
umbi, diameter umbi, jumlah umbi total, dan diameter umbi. Namun pada
ekonomis, bobot umbi ekonomis, dan hasil panjang umbi, klon s3 (33/130/541) lebih
per plot. Data pengamatan dianalisis panjang dari klon s1 dan s2. Setiap varietas
menggunakan Analisis Ragam Split Plot tanaman pada kondisi lingkungan yang
dalam Rancangan Acak Kelompok. berbeda mendapatkan respon yang berbeda
Pengaruh perlakuan diuji dengan uji F pada pula pada pertumbuhannya (Yusuf, 2014;
taraf 5%. Jika hasil keputusan berpengaruh Jedeng, 2011) sehingga berhubungan
nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Uji dengan hasil yang didapatkan. Dalam hal ini
Jarak Berganda Duncan taraf 5%. terjadi pada panjang umbi ubi kayu.
Aplikasi pupuk hayati menunjukkan
Hasil dan Pembahasan tidak ada perbedaan antara dosis 2 L per Ha
Tidak terjadi interaksi antara klon dan dan 4 L per Ha, namun kedua dosis ini
dosis pupuk hayati terhadap bobot berbeda nyata dengan perlakuan tanpa
ekonomis, bobot total, panjang umbi, dan pupuk hayati. Hal ini terjadi pada karakter
diameter umbi. Secara mandiri klon ubi bobot umbi ekonomis, bobot total, panjang
kayu dan pupuk hayati berpengaruh pada umbi, dan diameter umbi. Aplikasi pupuk
hasil dan komponen hasil ubi kayu. Klon ubi hayati mengakibatkan adanya peningkatan
kayu menunjukkan tidak berbeda nyata pada populasi mikroba rizosfer dan mendorong
bobot umbi ekonomis, bobot total, dan terjadinya peningkatan hara tersedia dalam
diameter umbi, namun pada panjang umbi tanah (Widawati dkk. 2010). Aplikasi pupuk
klon s3 menunjukkan berbeda nyata dengan hayati juga dapat digunakan sebagai
klon s1 dan s2, antara s1 dan s2 tidak berbeda substitusi pupuk anorganik (Firmansyah,
nyata. Dosis pupuk hayati yang 2015). Pemberian pupuk hayati dapat
diaplikasikan berbeda nyata dengan kontrol meningkatkan hasil ubi kayu dibandingkan
(tanpa pupuk hayati), namun antara dosis tanpa pupuk hayati.

Tabel 1. Bobot Umbi Ekonomis, Bobot Total, Panjang Umbi, dan Diameter Umbi
Perlakuan Bobot Umbi Bobot total (kg) Panjang Umbi Diameter Umbi
Ekonomis (kg) (cm) (cm)
s1 (12/75/557) 5,15 a 73,70 a 36,94 a 4,54 a
s2 (19/160/523) 6,16 a 108,98 a 39,03 a 4,78 a
s3 (33/130/541) 8,27 a 134,40 a 53,92 b 4,82 a
p0 (0 L per Ha) 3,67 a 62,60 a 37,60 a 4,21 a
p1 (2 L per Ha) 7,40 b 109,05 ab 44,63 b 5,09 b
p2 (4 L per Ha) 8,52 b 145,44 b 47,67 b 4,84 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada tiap kolom tidak berbeda nyata
menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Jurnal Agrowiralodra | 69
Volume 2, Nomor 2, Juli 2019 |

Terjadi interaksi antara klon ubi kayu antara klon ubi kayu dan dosis pupuk hayati.
dan dosis pupuk hayati terhadap jumlah Pada pengaruh mandiri, kedua dosis
umbi ekonomis per tanaman. Kombinasi menunjukkan tidak berbeda nyata. Pada
s2p1 dan s3p2 menunjukkan kombinasi pengaruh interaksi ini dibuktikan bahwa
perlakuan terbaik dalam meningkatkan kedua dosis ini memang tidak berbeda nyata
jumlah umbi ekonomis per tanaman, ini juga namun dapat berinteraksi tetapi dengan klon
dapat disimpulkan bahwa dalam yang berbeda, klon s2 berinteraksi dengan
meningkatkan jumlah umbi ekonomis per dosis pupuk hayati 2 L per Ha, sedangkan
tanaman klon s2 memberikan respon klon s3 berinteraksi dengan dosis pupuk
terhadap dosis pupuk 2 L per Ha, sedangkan hayati 4 L per Ha.
klon s3 memberikan respon terhadap dosis Pupuk hayati yang diaplikasikan pada
tertinggi yang diujikan yaitu 4 L per Ha. tanah menyebabkan tersedianya unsur hara
Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2. yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk
fotosintat. Hal ini dikarenakan
Tabel 2. Jumlah Umbi Ekonomis per mokroorganisme pada pupuk hayati dapat
Tanaman menyediakan unsur hara yang tidak dapat
Jumlah umbi ekonomis per terserap menjadi dapat terserap oleh
Perlakuan tanaman tanaman melalui proses biologis (Singh, et.,
s1p0 3,00 A al., 2017). Ketersediaan unsur hara tersebut
s1p1 2,87 A dapat digunakan tanaman untuk membentuk
s1p2 4,67 bc umbi yang layak untuk dijual dan
s2p0 3,27 ab dikonsumsi.
s2p1 7,73 D
Kesimpulan
s2p2 5,76 C Terjadi interaksi antara klon dan pupuk
s3p0 4,20 abc hayati terhadap jumlah umbi ekonomis per
s3p1 4,73 Bc tanaman. Secara mandiri, setiap klon
s3p2 7,40 D memiliki respon panjang umbi yang
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf berbeda, sedangkan pupuk hayati
yang sama tidak berbeda nyata berpengaruh pada bobot umbi ekonomis,
menurut Uji Jarak Berganda bobot total, panjang umbi, dan diameter
Duncan taraf 5%.
umbi.
Klon ubi kayu memiliki respon genetik
Ucapan Terima Kasih
dan interaksi yang berbeda terhadap aplikasi
Tim penelitian mengucapkan terima kasih
pupuk hayati. Perbedaan respon ini
kepada KEMENRISTEKDIKTI melalui
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil ubi
pendanaan HIBAH PENELITIAN DOSEN
kayu sehingga ada beberapa karakter yang
PEMULA yang didanai Tahun 2019.
berinteraksi dan beberapa hanya
menunjukkan pengaruh mandiri. Jumlah
umbi ekonomis per tanaman merupakan
karakter yang menunjukkan adanya interaksi

Jurnal Agrowiralodra | 70
Volume 2, Nomor 2, Juli 2019 |

Daftar Pustaka dan hasil ubi jalar (Ipomea batatas (.L)


Lamb) varietas lokal ungu. Tesis.
Arora M, Saxena P, Abdin MZ, Varma A. Program Pasca Sarjana Universitas
2018. Interaction between Udayana, Denpasar.
Piriformospora indica and Azotobacter Kalay AM, Uluputty MR, Leklioy JMA,
chroococcum governs better plant Hindersah R. 2016. Aplikasi Pupuk
physiological and biochemical Hayati Konsorsium Dan Inokulan
parameters in Artemisia Interaction Padat Trichoderma harzianum
between Piriformospora indica and Terhadap Produktivitas Tanaman Sawi
Azotobacter chroococcum governs Pada Lahan Terkontaminasi
better plant physiological and b. Rhizoctonia solani Application Of
Symbiosi., 75(2): 103–112. Trichoderma harzianum Solid
Das J, Sarkar P. 2018. Remediation of Inokulan And Biofertilizer Consortium
arsenic in mung bean ( Vigna radiata ) On Choy Sum Product. Agrologia.
with growth enhancement by unique 5(2) : 78–86.
arsenic-resistant bacterium Naher K, Miwa H, Okazaki S, Yasuda M.
Acinetobacter lwoffii Science of the 2018. Effects os Different Sources of
Total Environment Remediation of Nitrogen on Endophytic Colonization
arsenic in mung bean ( Vigna radiata ) on Rice Plants by Azospirillum sp.
with growth enhancement by uni. Sci. B510. Mincrobes Environ. 33(2).
Total Environ. 624(15): 1106–1118. Pratama D, Kartika, Khodijah N. 2014.
Dehury SR, Das R, Seth P. 2018. Effect of Optimalisasi Pertumbuhan dan
Azotobacter vinelandii strain SRIAz3 Produksi 1 Varietas dan 3 Aksesi Ubi
and Nsource on Microbiological Kayu pada Lahan Ultisol dengan
Properties of Rice Grown Soil. Int. J. Penambahan Cendawan Pelarut Fosfat
Curr. Microbiol. Appl. Sci. 7(03): (CPF). Enviagro, J. Pertan. dan
2170–2178. Lingkung. 7(2): 13–22.
Feliana F, Laenggeng AH, Dhafir F. 2014. Phuwiwat W, Seytong K. 2001. The effect
Kandungan Gizi Dua Jenis Varietas of Penicillium notatum on plant
Singkong (Manihot esculenta) growth. Fungal Divers.. 8 : 143–148.
Berdasarkan Umur Panen Di Desa Saleh N, Taufiq A, Widodo Y, Sundari T,
Siney Kecamatan Tinombo Selatan Gusyana D, Rajagukguk RP, Suseno
Kabupaten Parigi Moutong. J. e- SA. 2016. Pedoman Budidaya Ubi
Jipbiol. 2(3): 1–14. Kayu di Indonesia. J: IAARD Press..
Firmansyah, I, Liferdi, Khaririyatun N, Singh AB, C Deo, S Kumar, SP Shrivastav,
Yufdy MP. 2015. Pertumbuhan dan Sriom. 2017. Growth and Yield
Hasil Bawang Merah dengan Aplikasi Response of Sweet Potato (Ipomoea
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati pada batatas L.) cv. NDSP-65 to Different
Tanah Alluvial. Jurnal Hortikultura. Integrated Organik Sources. Journal of
25(2):133-141. Pharmacognosy and Phytochemistry. 6
Jedeng, I. W. 2011. Pengaruh jenis dan dosis (6) : 738-741.
pupuk organik terhadap pertumbuhan

Jurnal Agrowiralodra | 71
Volume 2, Nomor 2, Juli 2019 |

Tumewu P, Paruntu CP, Sondakh TD. 2015. Pseudomonas sp. on wheat (Triticum
Hasil Ubi Kayu (Mannihot esculenta aestivum L.) growth under soil
Crantz.) terhadap Perbedaan Jenis salinity: A comparative study.
Pupuk. J. LPPM Bid. Sains dan Microbiol. Res. (Pavia). 9(1).
Teknol. 2(2) : 16–27. Widawati, S, Suliasih & Muharam, A 2010,
Yusuf, T. M. 2014. Karakter agronomi ‘Pengaruh kompos yang diperkaya
beberapa varietas dan dosis pupuk KCl bakteri penambat nitrogen dan pelarut
terhadap pertumbuhan dan hasil fosfat terhadap pertumbuhan tanaman
kacang tanah (Arachis hypogaea L.). kapri dan aktivitas enzim fosfatase
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas dalam tanah’, J. Hort., vol. 20, no. 3,
Teuku Umar, Meulaboh. hlm. 207-15.
Vimal SR, Gupta J, Singh JS. 2018. Effect
of salt tolerant Bacillus sp. and

Jurnal Agrowiralodra | 72

Anda mungkin juga menyukai