Anda di halaman 1dari 11

KEHAMILAN PADA HIPERTENSI PULMONAR BERAT

Starry H. Rampengan

Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: starry8888@yahoo.com

Abstract: Pregnancy is a very heavy burden on the cardiovascular system. Arterial-venous


relaxation and blood volume increase in the early phases of conception. In embryonic phase,
5-8 weeks of pregnancy, the systemic vascular resistance decreases and the cardiac output
increases until 20-30% compared to a non-pregnant state. A pregnant patient with pulmonary
hypertension has a poor prognosis and it has been strongly recommended to undergo early
abortion. We report a case of pregnancy with pulmonary hypertension with unknown cause.
There is a hypercoagulable state that leads to pulmonary embolism in this case. The
administration of anticoagulants (heparin or warfarin) and pulmonary vasculature vasodilator
drugs are early indicated. Albeit, the patients did not control regularly, therefore, she has
never received these drugs until her childbirth. Prevention of pregnancy and heart problems
are the main things that influnce maternal mortality. Patients who desire to continue their
pregnancy must be admitted to the hospital at the second trimester of gestation and handled by
multi-disciplinary specialists. Concerning the increase of maternal mortality rate termination
of pregnancy is still strongly recommended to pregnant women with primary pulmonary
hypertension.
Keywords: pregnancy, pulmonary hypertension, termination

Abstrak: Kehamilan merupakan kondisi yang sangat membebani sistem kardiovaskular.


Relaksasi arterial dan vena serta peningkatan volume darah dimulai pada fase-fase awal
konsepsi. Pada fase embrionik 5-8 minggu pertama kehamilan resistensi sistemik vaskular
menurun dan curah jantung meningkat sampai 20-30% dibanding sebelum hamil. Prognosis
buruk ditemukan pada pasien hamil dengan hipertensi pulmonal sehingga sangat
direkomendasikan untuk terminasi sedini mungkin. Kami melaporkan kasus kehamilan
dengan hipertensi pulmonal tanpa penyebab yang jelas. Pada kasus ini ditemukan
hypercoagulable state yang dapat mengakibatkan terjadinya emboli paru. Pemberian
antikoagulan (heparin atau warfarin) dan obat-obat vasodilator pembuluh darah paru
diindikasikan sedini mungkin. Namun, oleh karena tidak kontrol teratur ke dokter maka
sampai saat persalinanpun pasien belum pernah mendapat obat-obat jenis tersebut.
Pencegahan kehamilan dan masalah jantung yang ditimbulkan merupakan dua hal utama yang
memengaruhi angka kematian ibu. Pasien yang menginginkan kehamilannya diteruskan harus
dirawat di rumah sakit saat usia kehamilan trimester kedua dan ditangani oleh spesialis dari
multidisiplin. Terminasi kehamilan tetap merupakan pilihan utama pada pasien dengan
hipertensi pulmonal primer mengingat tingginya angka kematian ibu.
Kata kunci: kehamilan, hipertensi pulmonal, terminasi

Salah satu jenis penyakit vaskular paru proliferasi dan remodeling dinding vaskular
yaitu hipertensi pulmonar (pulmonary paru sehingga terjadi peningkatan resistensi
hypertension/PH) yang merupakan vaskular paru progresif yang selanjutnya
sekelompok penyakit yang ditandai mengakibatkan gagal jantung kanan dan

192
Rampengan, Kehamilan pada Hipertensi Pulmonar Berat... 193

kematian dini. Angka kejadian PH belum Riwayat penyakit dahulu: Abortus


diketahui secara pasti, diperkirakan 1-2 spontan pada usia kehamilan 2 bulan
kasus baru ditemukan setiap satu juta (penyebab tidak jelas), sedangkan faktor
populasi umum. Kekerapan insiden perem- risiko penyakit jantung koroner (PJK) tidak
puan lebih sering dibanding laki-laki ditemukan.
dengan perbandingan 1,7:1. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
Angka harapan hidup rata-rata saat pasien tampak sakit sedang dan kesadaran
ditegakkan diagnosis PH primer ialah 2,8 kompos mentis. Tekanan darah (TD) 96/72
tahun. Usia rata-rata saat terdiagnosis PH mm Hg; denyut jantung (HR) 84x/ menit;
yaitu 36 tahun dan umumnya fatal dalam 3 pernapasan (RR) 24x/menit; suhu (t)
0
tahun jika tidak diobati. Kemajuan pesat 36,5 C; Saturasi (Sat) O2:70-74%. Pada
dalam diagnosis dan pengobatan PH pemeriksaan leher didapatkan JVP 5+1 cm
beberapa dekade terakhir ini meningkatkan H2O. Pada pemeriksaan jantung S1 normal,
angka kualitas hidup, kapasitas aktivitas, S2 tunggal mengeras, gallop (-),
hemodinamik, dan angka kelangsungan pansystolic murmur grade 3/6 LSB.
hidup pasien PH.4,5 Pemeriksaan abdomen membuncit, serta
hati dan limpa sulit dievaluasi. Pada
ekstremitas ditemu-kan clubbing +/+ dan
LAPORAN KASUS
sianosis +/+.
Seorang wanita FD berusia 31 tahun, Gambaran foto toraks memperlihatkan
dirujuk dari Puskesmas TG ke RS Kirana CTR 52%, aorta normal, segmen pulmonal
dengan keluhan cepat lelah. dilatasi, pinggang jantung (+), apeks
Riwayat penyakit sekarang: Pasien jantung downward, infiltrat (-), kranialisasi
dirujuk dari Puskesmas dengan keluhan (+), prunning tree (+).
cepat lelah dan didiagnosis CHF ec MI- Gambaran EKG memperlihatkan irama
MS, hamil 33 minggu (G2P0A1). Terdapat Sinus, QRS rate 100x/menit, aksis RAD,
sesak nafas saat beraktivitas ringan, gelombang P normal, PR interval 0,16”,
ortopnea (OP), dan paroxysmal nocturnal QRS durasi 0,08”, dan RVH (+).
dyspnea (PND). Nyeri dada dan berdebar Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
disangkal sedangkan riwayat pingsan ada. Hb 14,0 g/dl, leukosit 7.100 103/mm3,
Pada usia kehamilan 5 bulan, pasien mulai hematokrit (Ht) 44%, SGOT 27 U/L, SGPT
mengeluh-kan cepat lelah dan sesak nafas, 12 U/L, ureum 24 mg/dL/BUN 11,21,
kemudian berobat ke dokter spesialis kreatinin 0,7mg/dL, asam urat 9,2 mg/dL,
jantung dan pembuluh darah, dilakukan GDS 68mg/dL, kolesterol total 188 mg/dL,
ekokardiografi, dan didiagnosis sebagai HDL 30mg/dL, LDL direk 123mg/dL,
hipertensi paru primer. Pasien disarankan trigliserida 193mg/dL, kolesterol rasio
untuk dilakukan penyadapan jantung kanan 6,27mg/dL, Na 136mEq/L, K 3,9 mEq/L.
dan tindakan terminasi kehamilan, tetapi Hasil analisis gas darah (AGDA) yaitu:
pasien tidak pernah kontrol kembali. Pasien Hb 14,3, pH 7,41, pCO2 28, pO2 41. HCO3
tidak menggunakan obat kontrasepsi atau 17,8, ABE -5,0, sat O2 70,2%.
obat penurun nafsu makan, dan tidak Hasil ekokardiografi menunjukkan PH
tinggal di tempat yang tinggi. Riwayat severe (over systemic), sistolik PAP ± 120
batuk lama, batuk darah, dan sering batuk mmHg, TR moderate. Tidak jelas terlihat
disertai panas disangkal oleh pasien. shunt/echo gap di IAS, ASD belum dapat
Kontrol kehamilan teratur dilakukan ke disimpulkan tetapi juga belum dapat
bidan dan diberikan terapi standar vitamin. disingkirkan. Kontraktilitas global LV
Pada usia kehamilan 33 minggu, pasien dalam batas normal.
masuk ke UGD RS Kirana dengan keluhan Diagnosis yang ditegakkan ialah
sesak yang makin berat dan makin lekas G2P0A1, hamil 33 minggu dengan
lelah, kemudian di rujuk ke Klinik Jantung hipertensi pulmonar berat ec suspek ASD
Jade untuk rawat bersama. sekundum dengan Eisenmenger syndrome
194 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 3, November 2014, hlm. 192-201

dan didiagnosis banding hipertensi 49 mg/dL, BUN 22,9, kreatinin 1,2 mg/dL,
pulmonar primer. Pasien diberikan terapi dan GDS 99 mg/dL. Hasil AGDA: pH
pematangan paru untuk janin dengan 7,25, pCO2 55, pO2 36, HCO3 23,3, ABE -
kalmetason 1x12mg selama 2 hari, dan 3,8, Sat O2 55,2%,
direncanakan untuk terminasi kehamilan Pasien diberi terapi tambahan
dengan operasi seksio sesar. sildenafil 4x25 mg.
Keesokan hari pasien mengeluh perut
mulas. Oleh dokter ahli kebidanan dan
BAHASAN
kandungan disarankan untuk terminasi
kehamilan segera. Tanda vital normal PH didefinisikan sebagai suatu kondisi
dengan TD 110/75 mm Hg dan HR dimana rerata tekanan arteri pulmonar >25
93x/menit. Operasi seksio sesaria dilakukan mm Hg saat istirahat atau >35 mm Hg saat
dan bayi lahir dengan berat badan 1570 aktivitas, dengan tekanan ujung arteri
gram, panjang badan 42 cm, serta APGAR pulmonar yang normal <15 mmHg dan
Skor 5/8 pada 1 menit dan 5 menit. peningkatan indeks resistensi vaskular paru
Pasien kemudian di rawat di ICU >3 Um2. Awalnya PH diklasifikasikan atas
dengan terapi ceftriaxone 3x1g IV 2 kategori yaitu primer dan sekunder.4-6
(didahului skin test), koritrope 0,75 Dinyatakan PH primer bila penyebab
µg/kg/menit, start cedocard 1mg/jam penyakit tidak diketahui dan dinyatakan PH
(titrasi), dan Syntocinon 20 IU dalam sekunder bila disebabkan oleh beberapa
dextrosa 500 cc (tiap 12 jam). Kondisi penyakit antara lain penyakit jantung
hemodinamik belum stabil dengan TD bawaan dan penyakit paru, atau pengaruh
120/60 mmHg, MAP >80 mmHg, CVP 13 obat-obatan dan toksin.5,7,8
mmHg, HR 120-130 x/menit, Sat O2 65- Hingga saat ini belum diketahui pasti
72%. bagaimana inisiasi awal terjadinya
Hasil laboratorium lanjut ialah: Hb perubahan patologik vaskular pada
16,3gr/dl, leuko 15.900 103/mm3, Ht 51%. hipertensi pulmonar walaupun berbagai
trombosit 212.000 103/mm3, ureum 45 teori telah banyak dikemukakan. PH
mg/dL, BUN 21,03, kreatinin 0,7 mg/dL, mempunyai patobiologi multifaktor yang
GDS 99 mg/dL, Na 137 mEq/L, K 5,0 melibatkan berbagai jalur biokimia dan
mEq/L, Cl 107 mg/dL, Mg 2,0 mg/dL, Ca jenis sel. Peningkatan resistensi pembuluh
ion 0,86, dan asam laktat 1,8. Hasil AGDA darah paru (pulmonary vascular
yaitu: pH 7,1, pCO2 65, pO2 48, HCO3 resistance/PVR) berhubungan dengan
19,5, ABE -11,8, Sat O2 61,9%. terjadinya vasokonstriksi, remodeling
Keesokan harinya, pasien dilaporkan pembuluh darah paru, inflamasi, dan
dalam keadaan hemodinamik stabil, TD trombosis. Vasokonstriksi dipercaya
120/51-145/60 mmHg, MAP 70-85 mmHg, sebagai komponen penting dalam proses
CVP 10-12 mmHg, dan HR 120- terjadinya PH. Vasokonstriksi yang
130x/menit. Hasil AGDA yaitu: pH 7,27, berlebihan berhubungan dengan fungsi atau
pCO2 45, pO2 43, HCO3 20,1, ABE -6,0, ekspresi abnormal saluran K+ di dalam sel-
Sat O2 65,4%. Pasien diberikan terapi sel otot polos dan disfungsi endotel.7-9
tambahan Lynoral 3x1, Indocid supp, Disfungsi endotel merupakan proses
sildenafil 4x15 mg per oral, start ventavis awal yang menyebabkan berkurangnya
9x2,5 µg per inhalasi, syntocinon 40 IU/24 produksi nitrik oksida (NO) dan
jam, dan direncanakan untuk heparinisasi. prostasiklin serta overekspresi vaso-
Hasil laboratorium menunjukan: Hb konstriktor seperti tromboksan A2 (TxA2)
12,6 gr/dl, leukosit 19.500 103/mm3, Ht dan endotelin-1 (ET-1). Ketidak-
41%, trombosit 40.000 103/mm3, PT 13,8 seimbangan ini akan meningkatkan tonus
(9,8-12,7) kontrol (12,6), APTT 48,9 (26- vaskular dan menjadi promotor terjadinya
36) kontrol 32,8, TT 26,9 (14-21) kontrol remodeling vaskular.10
17,6, fibrinogen 300, D-Dimer 2700, ureum Proses remodeling vaskular melibatkan
Rampengan, Kehamilan pada Hipertensi Pulmonar Berat... 195

semua lapisan kompartemen dinding panduan algoritma diagnostik. Sebagian


pembuluh darah yang ditandai oleh besar PH nanti diketahui saat pasien datang
perubahan proliferatif dan obstruktif dengan keluhan yang nyata atau saat
beberapa jenis sel antara lain endotel, otot dilakukan penapisan pada populasi yang
polos, dan fibroblas. Produksi matriks berisiko. Kateterisasi jantung kanan harus
ekstrasel seperti kolagen, elastin, dilakukan pada pasien dengan dugaan PH
fibronektin, dan tenasin akan meningkat untuk menegakkan diagnosis dan
pada lapisan adventisia.5-7,9 dokumentasi kondisi hemodinamik
Terdapat 2 jalur mekanisme selular pembuluh darah paru. Pemeriksaan respons
sebagai promotor terjadinya PH yaitu jalur vasoreaktivitas akut sangat penting
serotoninergik dan jalur TGF-. Terjadinya dilakukan saat tindakan kateterisasi jantung
jalur serotonin diawali hipoksia yang kanan sehingga pengobatan yang sesuai
meningkatkan ekspresi reseptor serotonin dapat diberikan. Respons akut dikatakan
5-HT2B dan transporter serotonin 5-HTT. positif bila terjadi penurunan tekanan arteri
Peningkatan ekspresi transporter serotonin pulmoner >10 mm Hg pada tekanan arteri
5-HTT bersama dengan penguat kepekaan pulmoner <40 mm Hg dengan curah
(sensitizer) serotonin bertindak sebagai jantung yang normal.
stimulus terjadinya proliferasi sel-sel otot Setelah PH ditegakkan, kegawatan
polos dan remodeling vaskular.6,7,9 Launay penyakit harus dinilai untuk menentukan
et al.10 melaporkan bahwa anoreksigen risiko dan pengobatan yang akan diberikan.
seperti nor-dexfenfluramin merupakan Alat bantu yang penting untuk menilai
agonis yang kuat sebagai promotor kegawatan pasien PH ialah penentuan kelas
vascular-cell growth melalui jalur fungsional, kapasitas latihan, hemodinamik
serotonin akibat hipoksia. pulmoner, vasoreaktivitas akut, fungsi
Jalur reseptor transforming growth ventrikel kanan, BNP (brain natriuretic
factor  (TGF-) diawali oleh stimulus oeptide), endotelin-1, asam urat, dan kadar
yang masih belum diketahui meningkatkan troponin. Pemantauan yang ketat penting
ekspresi angiopoietin-1 yang kemudian dilakukan dalam tatalaksana PH.4,8
menyebabkan penekanan ekspresi bone Untuk memudahkah dalam menegak-
morphogenetic protein receptor type 1A kan diagnosis, terdapat 4 tahapan
(BMPR1A). Golongan reseptor TGF- pendekatan diagnosis PH, antara lain:
memerlukan reseptor BMPR type 2 1) Dugaan klinis PH; 2) Deteksi PH; 3)
(BMPR2) agar dapat bekerja optimal untuk Identifikasi kelas klinis PH; dan
memberikan respon selular. Bentuk mutan 4) Evaluasi PH (tipe, kapasitas fungsional
BMPR2 dan activin-receptor-like kinase dan hemodinamik).4,9
(mALK1) melalui growth-promoting
Smads akan memulai terjadinya prolifersi Dugaan klinis PH
sel otot vaskular dan remodeling Dugaan klinis PH harus dipikirkan
vaskular.7,9 pada semua kasus sesak napas tanpa
Mekanisme ketidakseimbangan antara penyakit paru atau jantung yang nyata atau
faktor-faktor trombogenik, mitogenik, pro- pada pasien dengan latar belakang penyakit
inflamasi, vasokonstriktor dengan faktor- jantung atau paru namun sesak napas yang
faktor antikoagulan, antimitotik, dan terjadi tak dapat dijelaskan berkaitan
vasodilator dianggap sebagai pencetus dengan penyakit tersebut.
berlangsungnya proses vasokontriksi, Gejala PH juga meliputi fatigue,
proliferasi, trombosis, dan inflamasi pada lemah, angina, sinkop, dan distensi
mikrosirkulasi paru.6,8
abdomen. Kelainan fisik yang didapati dari
Diagnosis pasien PH meliputi left parasternal lift,
Diagnosis PH ditegakkan berdasarkan aksentuasi komponen pulmoner bunyi
196 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 3, November 2014, hlm. 192-201

jantung II, murmur pansistolik akibat Evan”. Dengan makin berkembangnya


regurgitasi trikuspid, murmur diastolik pengetahuan tentang HHP, klasifikasi HHP
akibat insufisiensi pulmoner, dan bunyi mengalami perubahan pada kongres WHO
jantung III ventrikel kanan. Distensi vena 2003 di Venice Perancis, dan yang terakhir
jugular, hepatomegali, edema perifer, di Dana California yang sekarang dikenal
asites, dan ekstremitas yang dingin sebagai “Klasifikasi Dana Point”.9
menunjukkan keadaan lanjut dengan gagal
jantung kanan. Dugaan klinis PH juga Perubahan hemodinamik pada
semakin kuat bila tanda dan gejala tersebut kehamilan
disertai penyakit hipertensi portal, infeksi
HIV dan penyakit jantung bawaan pirau Kehamilan merupakan beban yang
sistemik pulmoner.4,6,7,9 sangat berat bagi sistem kardiovaskular,
tetapi hal ini dapat ditoleransi oleh ibu
hamil yang sehat. Relaksasi arterial dan
Deteksi PH
vena serta peningkatan volume darah
Setelah gejala dan tanda PH ditemukan dimulai pada fase-fase awal konsepsi.
pada pemeriksaan klinis, deteksi PH Aktivasi hormonal dan zat-zat vasoaktif
dilakukan dengan menggunakan pemerik- yang bersirkulasi menyebabkan penurunan
saan penunjang seperti EKG, foto toraks, resistensi vaskular sistemik.10 Pada fase
dan ekokardiografi. embrionik 5-8 minggu pertama kehamilan,
Pemeriksaan EKG pasien PH akan resistensi sistemik vaskular turun dan curah
memperlihatkan hipertrofi ventrikel kanan, jantung meningkat mencapai 20-30%
dilatasi atrium kanan, dan deviasi aksis ke dibanding saat sebelum hamil. Penurunan
kanan. tegangan vaskular dan peningkatan
Foto toraks menunjukkan hasil yang compliance arteri mengakomodasi
abnormal pada 90% kasus PH. Kelainan peningkatan volume darah dan
yang ditemukan pada foto toraks yaitu mempertahankan tekanan perfusi.11,12
dilatasi arteri pulmonar dengan hilangnya Frekuensi denyut jantung, venous
corakan vaskular di bagian tepi. Gambaran return, end-diastolic left ventricular
foto toraks yang normal tidak dapat volumen, dan isi sekuncup berperan dalam
menyingkirkan mild post pulmonary peningkatan curah jantung. Volume darah
hypertension, termasuk penyakit jantung pada usia kehamilan 8 minggu meningkat
kiri atau penyakit oklusi vena paru. 10% dan 20-30% pada usia kehamilan 20
Ekokardiografi dan doppler trans- minggu. Puncak peningkatan volume darah
torasik merupakan pemeriksaan yang tercapai pada usia kehamilan 32-36 minggu
sangat baik dalam skrining pasien dengan yaitu sekitar 40-50%, kemudian praktis
dugaan PH.4,6,7,9 tidak berubah sampai waktu persalinan
aterm.11-13 Curah jantung meningkat 50%
Identifikasi kelas klinis PH pada usia kehamilan 20-24 minggu. Pada
Terminologi Hipertensi Pulmonar trimester akhir, curah jantung dapat lebih
Primer (HPP) pertama kali dicetuskan pada jauh meningkat, menurun ringan, atau tidak
tahun 1951 setelah Dresdale et al. berubah.12-14
melaporkan data 39 pasien dengan Pembesaran ruang jantung, hipertrofi
hipertensi pulmonar yang tak dapat miokard, remodeling jantung, dan
dijelaskan. Pada tahun 1973 WHO regurgitasi katup multipel merupakan
mengusulkan skema klasifikasi untuk PH penemuan yang karakteristik pada fase
yang kemudian pada tahun 1998 akhir kehamilan.11,14,15
mengalami revisi menjadi “Klasifikasi
Rampengan, Kehamilan pada Hipertensi PulmonarBerat... 197

Tabel 1. Klasifikasi klinis hipertensi pulmonar yang diperbarui (Dana Point, 2008)9

1. PAH
1.1 Idiopatik
1.2 Keturunan
1.2.1 BMPR2 (bone morphogenetic protein receptor type 2)
1.2.2 ALK1 (activin receptor‐like kinase type 1), endoglin (dengan atau tanpa telangiektasis
hemoragik herediter)
1.2.3 Tak diketahui
1.3 Dipicu obat dan toksin
1.4 Berhubungan dengan
1.4.1 Penyakit jaringan ikat
1.4.2 Infeksi HIV
1.4.3 Hipertensi portal
1.4.4 Penyakit jantung kongenital
1.4.5 Skistosomiasis
1.4.6 Anemia hemolitik kronik
1.5 Hipertensi pulmonar menetap pada bayi

1’. Penyakit sumbatan veno‐pulmonal dan/atau hemangiomatosis kapiler pulmonal


2. Hipertensi pulmonar pada penyakit jantung kiri
2.1 Disfungsi sistolik
2.2 Disfungsi diastolik
2.3 Penyakit katup
3. Hipertensi pulmonar pada penyakit paru dan/atau hipoksia
3.1 Penyakit paru obstruktif kronik
3.2 Penyakit interstitial paru
3.3 Penyakit paru lain dengan pola kombinasi restriktif dan obstruktif
3.4 Gangguan nafas saat tidur
3.5 Gangguan hipoventilasi alveolar
3.6 Paparan kronik pada ketinggian
3.7 Kelainan perkembangan
4. Hipertensi pulmonar kronik tromboembolik (Chronic thromboembolic pulmonary
hypertension/CTEPH)
5. Hipertensi pulmonar dengan mekanisme multifaktor tak jelas
5.1 Gangguan hematologi: gangguan mieloproliferatif, splenektomi
5.2 Gangguan sistemik: sarkoidosis, pulmonary Langerhans cell histiocytosis,
Limfangioleiomyomatosis, neurofibromatosis, vaskulitis
5.3 Gangguan metabolik: glycogen storage disease, gaucher disease, gangguan tiroid
5.4 Lain‐lain: obstruksi tumor, fibrosing mediastinitis, gagal ginjal kronik pada dialisa

Kontraksi uterus meningkatkan curah Frekuensi jantung, resistensi vaskular


jantung sebesar 10-40% pada fase pre- sistemik, curah jantung, dan dimensi ruang
labour (sebelum persalinan), atau 60-80% jantung mulai berkurang dalam hitungan
dibanding wanita tidak hamil. Pada fase jam postpartum. Curah jantung, isi
labour (persalinan) akan terjadi sekuncup, kontraktilitas miokard, dan
peningkatan venous return, volume hemodinamik pulmonal mengalami
ventrikular dan curah jantung sementara.14- perubahan kembali dalam 2 minggu
15
Persalinan pervaginam atau operasi postpartum.2,13,15
dengan variasi jumlah kehilangan darah, Saat kehamilan terjadi perubahan nyata
memengaruhi perubahan-perubahan pada pada faktor homeostasis. Protrombin time
frekuensi jantung, tekanan arteri sistemik, dan aPTT keduanya menurun karena
dan jumlah volume darah. peningkatan kadar faktor-faktor pembekuan
198 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 3, November 2014, hlm. 192-201

pada jalur instrinsik dan ekstrinsik untuk keberhasilan penggunaannya pada saat
pembentukan trombin. Terjadi peningkatan persalinan dan periode peripartum.
fibrinogen, faktor von Willebrands, dan Epoprosterenol iv secara kontinyu terbukti
faktor II,VII-X. Fungsi fibrinolisis juga menurunkan resistensi vaskular paru dan
menurun yang diakibatkan oleh menurun- memperbaiki fungsi ventrikel kanan pada
nya tP. Kadar protein S juga menurun beberapa kasus serial dengan hipertensi
sedangkan kadar protein C dan antitrombin pulmonal primer maupun sekunder. Efek
tetap. Penekanan aliran darah balik oleh menguntungkan lainnya berupa vasodilatasi
uterus dan juga lambatnya aliran darah selektif vaskular paru, inhibisi agregasi
vena mendukung terjadinya kejadian platelet, dan atau vaskular remodelling.
trombo-emboli pada ibu hamil.2,11,13,15 PGI2 aerosol dan iloprost aerosol dikatakan
lebih efektif dalam menurunkan tekanan
arteri pulmonal jika dibandingkan
Kehamilan dengan hipertensi pulmonar
epoprosterenol iv dan inhalasi NO pada
Hipertensi pulmonar primer merupa- pasien dengan hipertensi pulmonar primer
kan kelainan yang jarang ditemukan ataupun sekunder.11,20
menyertai kehamilan. Pengenalan awal dari Pemberian obat antitrombotik pada ibu
keluhan-keluhan ini cukup sulit mengingat hamil terus mengundang kontroversi, tetapi
keluhan yang sama dapat timbul pada pencegahan terhadap kejadian trombo-
kehamilan. Prognosis yang buruk pada emboli secara umum direkomendasikan
pasien hamil dengan hipertensi pulmonar pada pasien hipertensi pulmonar. Strategi
dan kuatnya rekomendasi untuk tindakan tatalaksana ini berdasarkan hasil observasi
aborsi sedini mungkin menunjukkan betapa terjadinya peningkatan trombogenesis pada
pentingnya bagi para medis untuk semua tipe penyakit vaskular paru.
mengenali penyakit ini. Angka kematian Mekanismenya dipostulasikan berupa
pada kehamilan ibu dengan hipertensi inflamasi vaskular, proliferasi sel, disfungsi
pulmonar bervariasi antara 30-50%.6,15,16 endotel dengan abnormalitas faktor von
Kemajuan dalam bidang pengobatan medis, Willebrand, peningkatan aktivasi leukosit
anestesi, obstetri, dan kegawatdaruratan dan platelet, serta berkurangnya fibrino-
belum dapat menurunkan angka kematian lisis.11,20
ibu hamil dengan hipertensi pulmonal Pada saat kehamilan, penentuan cara
secara bermakna.8,9,17,18 persalinan apakah per vaginam atau seksio
Salah satu masalah penting yang sesaria secara restrospektif juga menentu-
dihadapi oleh para medis ialah tidak semua kan prognosis dari ibu. Dikatakan bahwa
ibu hamil bersedia untuk dilakukan angka kematian pada persalinan per
terminasi kehamilan. Kasus demikian vaginam mencapai 30% sedangkan pada
memerlukan beberapa pendekatan pada seksio sesaria mencapai 50%. Hal ini
semua fase kehamilan dan kondisi ibu perlu mungkin disebabkan karena seksio sesaria
dimonitor dan ditatalaksana dengan baik. dilakukan pada ibu hamil yang mengalami
Aktivitas fisik harus diminimalisasi untuk ketidakstabilan hemodinamik.
mencegah meningkatnya beban sirkulasi. Pemberian epoprosterenol iv selama
Untuk optimalisasi monitoring, pasien persalinan pernah dilaporkan pada kasus
harus dirawat di rumah sakit setelah usia penurunan curah jantung dengan hasil
kehamilan 20 minggu atau lebih awal bila tercapainya kestabilan hemodinamik pada
timbul keluhan.17,19,20 ibu. NO intra-operatif juga dapat digunakan
Pada masa kehamilan, perlu dipertim- untuk menurunkan tekanan arteri pulmonar.
bangkan pemberian obat-obat vasodilator Pemilihan anestesi juga menentukan
pembuluh darah paru. NO inhalasi outcome ibu; dapat diberikan lumbal
termasuk vasodilator pulmonar yang poten. epidural block, atau intrathecal opiate
Terdapat beberapa laporan mengenai dengan pudendal block pada persalinan per
Rampengan, Kehamilan pada Hipertensi Pulmonar Berat... 199

vaginam. Pada seksio sesaria, regional trombosit yang normal pre-labour.2,15,16


block sangat berpotensi membahayakan Penyakit jantung kongenital yang
karena dapat menurunkan preload ventrikel dapat meningkatkan aliran darah ke paru
kanan. Anestesia umum lebih baik seperti PAPVD dan VSD telah dapat
digunakan untuk mengefektifkan preload disingirkan, tetapi ASD belum sepenuhnya
ventrikel kanan.11,20 dapat ditiadakan. Selama ini pasien jarang
Akibat terjadinya stres dan perubahan mengalami batuk dan panas. Selain itu,
hemodinamik yang berhubungan dengan pemeriksaan laboratorium tidak menunjuk-
persalinan dan masa postpartum, kan peningkatan jumlah leukosit, dan
monitoring hemodinamik dan EKG pemeriksaan foto toraks tidak memper-
diindikasikan pada semua pasien. Curah lihatkan infiltrat dan pelebaran ruang
jantung, tekanan arteri pulmonar, dan interkostal sehingga penyakit paru kronik
tekanan darah sistemik harus dikontrol obstruktif dapat disingkirkan. Pasien juga
secara teratur saat persalinan. Obat tidak tinggal pada daerah ketinggian.
antikoagulan dapat diberikan dalam waktu Hipertensi portal telah disingkirkan dengan
48 jam postpartum. Saat postpartum, hasil pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
pemberian obat vasodilator dapat diterus- yang normal, dan tidak terdapatnya sklera
kan. Pernah dilaporkan penggunaan yang ikterik.2,15,16
iloprost nebuliser dan infus prostasiklin. Perlu juga dilakukan pemeriksaan
11,20
lanjut, yaitu: pemeriksaan laboratorium
Pemberian oksitosin infus dapat ANA dan CD4 untuk menyingkirkan HIV;
menurunkan resistensi vaskular sistemik ventilation-perfusion lung scan untuk
tetapi dapat juga meningkatkan resistensi mendeteksi adanya trombus pada arteri
vaskular paru, yang mengakibatkan pulmonar; dan pemeriksaan feses untuk
penurunan curah jantung. 21-23 menyingkirkan adanya obstruksi parasit.
Karena angka mortalitas ibu yang Pada kehamilan terdapat suatu
tinggi pada kehamilan dengan hipertensi perubahan keadaan yaitu hypercoagulable
pulmonar primer, maka terminasi state yang dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan atau pencegahan terjadinya emboli paru yang sangat mungkin
konsepsi menjadi hal yang sangat penting. ditemukan pada pasien ini. Walaupun
Pemilihan penggunaan kontrasepsi sangat pemberian antikoagulan berupa heparin
penting yaitu dengan cara pemasangan alat atau warfarin pada trimester ke-2
kontrasepsi dalam rahim atau tubektomi. diindikasikan pada kasus ini,2,15-16,21,22
Penggunaan kontrasepsi jenis lain sangat pasien ini belum pernah mendapatkan
tidak dianjurkan mengingat masih adanya terapi tersebut.
kemungkinan terjadinya kehamilan.21-23 Pemberian obat-obat vasodilator
Masalah yang timbul pada fetus in pembuluh darah paru juga diindikasikan
utero yaitu persalinan prematur yang sedini mungkin dalam masa kehamilan.11,20
berdampak peningkatan angka kematian Oleh karena tidak kontrol teratur maka
bayi. Juga pernah dilaporkan kematian sampai saat persalinan pasien ini belum
neonatus akibat malformasi jantung. 21-23 pernah mendapat obat jenis tersebut.
Telah dilaporkan sebuah kasus
kehamilan dengan hipertensi pulmonal
SIMPULAN
yang tak jelas penyebabnya apakah primer
ataupun sekunder. Kelainan katup telah Pencegahan kehamilan dan masalah
disingkirkan dengan pemeriksaan eko- jantung yang ditimbulkan tetap merupakan
kardiografi. Penyakit gangguan jaringan hal utama yang menentukan angka
ikat disingkirkan melalui anamnesis tidak kematian ibu. Pasien yang menginginkan
terdapatnya riwayat ruam pada ibu, nyeri kehamilannya dilanjutkan harus dirawat di
sendi, fungsi ginjal dan hepar yang normal, rumah sakit saat usia kehamilan trimester
dan nilai Hb serta jumlah leukosit dan kedua dan ditangani oleh multidisiplin
200 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 3, November 2014, hlm. 192-201

spesialis. JA, et al. The Task Force for the


Walaupun perkembangan ilmu kedok- Diagnosis and Treatment of Pulmonary
teran telah mengalami kemajuan pesat, Hypertension of the European Society
tetapi mengingat tetap tingginya angka of Cardiology (ESC) and the European
kematian ibu terminasi tetap merupakan Respiratory Society (ERS), endorsed by
the International Society of Heart and
terapi utama pada kasus kehamilan dengan Lung Transplantation (ISHLT).
hipertensi pulmonar primer. Guidelines for the diagnosis and
treatment of pulmonary hypertension.
DAFTAR PUSTAKA Eur Heart J. 2009;30:2493-537.
1. Ray P, Murphy GJ, Shutt LE. Recognition 10. Launay JM, Herve´ P, Callebert J,
and management of maternal cardiac Mallat IZ, Collet C, Doly S. Serotonin
disease in pregnancy. British Journal of 5-HT2B receptors are required for
Anaesthesia. 2004;93(3):428-39. bone-marrow contribution to
2. Weiss BM, Hess OM. Pulmonary vascular pulmonary arterial hypertension.Blood.
disease and pregnancy: current 2012;119(7):1772-80.
controversies, management strategies, 11. Leuchte HH, Schwaiblmair M, Baum-
and perspectives. European Heart gartner RA, Neurohr CF, Kolbe T,
Journal. 2000;21:104-15. Behr J. Hemodynamic response to
3. Stewart R, Tuazon D, Olson G, Duarte sildenafil, nitric oxide, and iloprost in
AG. Pregnancy and primary pulmonary primary pulmonary hypertension.
hypertension. Chest. 2001;119:973-5. Chest. 2004:125:580-6. [PubMed:
4. Levine DJ. Diagnosis and management of 14769741]
pulmonary arterial hypertension: 12. Monnery L, Nanson J, Charlton G.
implications for respiratory care. Primary pulmonary hypertension in
Respiratory Care. 2006;51(4):368-81. pregnancy; a role for novel
5. Armstrong AC, Bandeira ÂMP, Correia vasodilators. British Journal of
LCL, Melo HCO, Silveira CAM, Anaesthesia. 2001;87(2):295-8.
Albuquerque E, et al. Pulmonary 13. Roth A, Elkayam U. Acute Myocardial
artery pressure, gender, menopause, and Infarction Associated With Pregnancy.J
pregnancy in schistosomiasis- Am Coll Cardiol. 2008;52;171-180.
associated pulmonary hypertension. 14. Frost AM. The pregnant patient with
Arq Bras Cardiol. 2013;101(2):154-9. pulmonary artery hypertension. MEJ
6. Montani D, Günther S, Dorfmüller Anesth. 2011;21(2):99-108.
P, Perros F, Girerd B, Garcia G, et 15. Rosengarten D, Kramer MR. Pulmonary
al. Pulmonary arterial hypertension. hypertension and pregnancy:
Orphanet J Rare Dis. 2013;8(97):1-28. management and outcome. J Pulmon
7. Galie`N, Hoeper MM, Humbert M, Resp Med. 2013;S4(4):1-5.
Torbicki A, Vachiery JL, Barbera 16. Bassily-Marcus M, Yuan C, Oropello J,
JA, et al.The task force for the Manasia A, Kohli-Seth R, Benjamin
diagnosis and treatment of pulmonary E. Review article pulmonary
hypertension of the European Society hypertension in pregnancy: critical care
of Cardiology (ESC) and the European management. Pulmonary Medicine.
Respiratory Society (ERS), endorsed by 2012;2012:709407.doi. Available from:
the International Society of Heart and http://dx.doi.org/10.1155/2012/7094071
Lung Transplantation (ISHLT). -10.
Guidelines for the diagnosis and 17. Thorne S, Nelson-Piercy C, MacGregor
treatment of pulmonary hypertension. A, Gibbs S, Crowhurst J, Panay N, et
Eur Heart J. 2004;25:2243-78. al. Pregnancy and contraception in
8. Kneussl MP, Lang IM, Brenot FP. Medical heart disease and pulmonary arterial
management of primary pulmonary hypertension. J Fam Plann Reprod
hypertension. Eur Respir J. Health Care. 2006;32(2):75-81.
1996;9:2401–9. 18. Elwing JM, Panos RJ. Pregnancy and
9. Galie` N, Hoeper MM, Humbert M, pulmonary arterial hypertension. Intech.
Torbicki A, Vachiery JL, Barbera 2011;16:289-304.
Rampengan, Kehamilan pada Hipertensi Pulmonar Berat... 201

19. Demerouti E, Manginas A, Rammos S, during pregnancy. Mode of delivery


Athanassopoulos G, Karatasakis G, and anesthetic management of 15
Pavlides G. Postpartum pulmonary consecutive cases. Anesthesiology.
arterial hypertension: two cases 2005;102:1133-7.
covering a wide spectrum of 22. Matshela MR. Pulmonary hypertension in
presentations. Hellenic J Cardiol. pregnancy and its prognostic
2012;53:472-5. implications. PVRI Chronicle. July-
20. Elliot CA, Stewart P, Webster VJ, Mills December 2014;1(2):1-5.
GH, Hutchinson SP, Howarth ES et 23. Jackson GM, Dildy GA, Varner MW,
al.The use of iloprost in early Clark SL. Severe pulmonary
pregnancy in patients with pulmonary hypertension in pregnancy following
arterial hypertension. Eur Respir J. successful repair of ventricular septal
2005;26:168-73. defect in childhood. Obstetic Gynecol.
21. Bonnin M. Severe pulmonary hypertension 1993;82:680-2.
Rampengan, Kehamilan pada Hipertensi PulmonarBerat... 202

Anda mungkin juga menyukai