Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(PERBANDINGAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN


DAN DU PONT SYSTEM)
(Studi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013)

Azizah
Kertahadi
Fransisca Yaningwati
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
azizah.fiabisnis@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is known in PT. Unilever Indonesia, Tbk and subsidiaries listed in Indonesia
Stock Exchange by the company financial ratio and analysis of Du Pont System in time series and trend
analysis. Based on the analysis of financial ratio, covering calculation the ratio of liquidty, the activity,
profitability and leverage the company financial performance shows that although fluctuating in good
condition. The results of the performance of financial company that tended to increase as well above the
industry average there on the results of the ratio of profitability and he ratio of activity, while the ratio and
leverage liquidity and leverage show results that is not maximum. Based on the Du Pint System, the
development of the level of the performance of financial comapny seen from the achievement of ROE that
increases each that is largely influcenced by the level of ROI (the results or calculation NPM and TATO) and
the existence of leverage. It can be inferred that teh company financial performance in good condition.

Keyword: Comparative, financial ratio, Du Pont System, time series analysis, trend analysis.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
Perusahaan periode 2007-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan analisis rasio
keuangan dan Du Pont System secara time series dan trend analysis. Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan,
meliputi perhitungan rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan leverage menunjukkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan dalam kondisi baik meskipun berfluktuasi. Hasil kinerja keuangan perusahaan yang
cenderung meningkat serta diatas rata-rata industri ada pada hasil rasio profitabilitas dan rasio aktivitas,
sedangkan rasio likuditas dan leverage menunjukkan hasil yang belum maksimal. Berdasarkan hasil Du Pont
System, perkembangan tingkat kinerja perusahaan keuangan dilihat dari pencapaian ROE yang meningkat
setiap tahun yang sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat ROI (hasil dari perhitungan NPM dan TATO) serta
adanya unsur leverage. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi
baik.

Kata kunci: perbandingan, rasio keuangan, du pont system, analisis time series, analisis trend

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN perusahaan multinasional bergerak di bidang
Perkembangan dunia usaha sudah semakin industri penyediaan kebutuhan rumah tangga
pesat, hal ini ditunjukkan dengan munculnya (consumer good) dan salah satu perusahaan Fast
berbagai jenis usaha baru yang saling berkompetisi Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di
untuk menciptakan ide-ide baru dengan kualitas Indonesia. Rangkaian produk PT. Unilever
baik dan bervariasi. Manajemen perusahaan sadar Indonesia, Tbk mencakup produk Home and
akan munculnya berbagai tantangan yang harus Personal Care serta Food and Refresment. Saham
dihadapi. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan perusahaan pertama kali ditawarkan kepada
harus melalukan perubahan dan perbaikanterhadap masyarakat pada tahun1981 dan tercatat di Bursa
kegiatan usahanya untuk menghasilkan produk Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982
yang berkualitas, serta dapat mencapai dan (www.sahamok.com).
meningkatkan kemampuan usaha untuk Tahun 2013 merupakan tahun yang baik bagi
menghasilkan keuantungan. PT. Unilever Indonesia, Tbk, karena perusahaan
Kondisi usaha Indoenesia yang semakin berhasil mempertahankan momentum tahun-tahun
komplek menyebabkan banyak perkembangan sebelumnya dengan meraih pertumbuhan dihampir
pemikiran dan peran pada segala bidang usaha. semua kategori, meluncurkan berbagai inovasi
Berbagai macam bentuk kebijakan dan gemilang ke pasar dan menggunakan kekuatan
pengawasan telah dilakukan dalam rangka brand untuk menciptakan perubahan nyata di
mempermudah pencapaian tujuan perusahaan masyarakat melalui misi sosial perusahaan.
dengan sebuah bentuk informasi yang tepat dan Manajemen harus mempertahankan tingkat
akurat sebagai media dalam pengambilan kemajuan kinerja perusahaan dan meningkatkan
keputusan. Bentuk informasi tersebut yaitu kinerja keuangannya. Berdasarkan penjelasan
mengenai pengukuran kinerja perusahaan yang diatas, peneliti tertarik untuk menganalisa lebih
tercermin dalam laporan keuangan. detail bagaimana kinerja keuangan PT. Unilever
Cara umum yang biasanya digunakan untuk Indonesia, Tbk selama periode 2007-2013 dengan
menilai dan mengukur kinerja perusahaan adalah menggunakan analisis rasio keuangan dan metode
dengan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio Du Pont System serta melakukan perbandingan
likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan leverage. kinerja keuangan dengan dua analisis tersebut.
Menggunakan analisis rasio keuangan ini dapat
menilai baik buruknya keadaan atau posisi KAJIAN PUSTAKA
keuangan perusahaan. Namun manajemen juga A. Laporan Keuangan
perlu mengetahui sebab akibat dari hasil kinerja 1. Pengertian Laporan Keuangan
perusahaan secara detail dan terstruktur dengan “Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses
penggunaan analisis Du Pont System. akuntansi yang meliputi dua laporan utaa yaitu
Terdapat perbedaan antara menggunakan neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan
analisis rasio keuangan dan Du Pont System. disusun untuk menyediakan informasi keuangan
Penilaian kinerja dengan analisis rasio keuangan, suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
perhitungannya dilakukan secara terpisah-pisah berkepentingan sebagai acuan dalam mengambil
dan bukan satu kesatuan yang utuh sehingga keputusan” (Sutrisno, 2009:9).
metode ini dirancang untuk mengungkapkan baik 2. Tujuan Laporan Keuangan
atau buruknya suatu kinerja perusahaan. “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
Sedangkan menggunakan Du Pont System informasi yang menyangkut posisi keuangan,
perhitungannya lebih terperinci dengan kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
menggabungkan dari indikator analisis rasio yang perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
menggambarkan hasil kinerja keuangan pengguna dalam pengambilan keputusan” (SAK,
perusahaan secara menyeluruh. 2009:3).
Di Indonesia, saat ini dunia industri kosmetik 3. Unsur Laporan Keuangan
dan keperluan rumah tangga semakin “Laporan keuangan menggambarkan dampak
berkembangan pesat, hal tersebut pastinya keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
berpengaruh pada persaingan antara sektor industri diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar
kosmetik dan keperluan rumah tangga untuk menurut karakteristik ekonomi” (SAK, 2009:12).
menciptakan produk-produk yang berkualitas. Dari 4. Sifat Laporan Keuangan
beberapa sektor tersebut, satu industri yang “Laporan keuangan bersifat historis dan
menarik untuk dinilai kinerja keuangannya adalah menyeluruh. Historis dalam arti laporan keuangan
PT. Unilever Indonesia, Tbk yang merupakan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang sudah lewat dari masa sekarang, sedangkan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
menyeluruh berarti laporan keuangan dibuat hubungan relevan dan signifikan (berarti). Analisis
selengkap mungkin dan disusun sesuai dengan rasio keuangan merupakan salah satu cara untuk
standar yang telah di tetapkan” (Kasmir, 2011:11). menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa
5. Karakteristik Laporan Keuangan sekarang (Harahap, 2011:297).
Laporan keuangan yang berguna bagi pemakai 2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan
informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik Analisis rasio keuangan digunakan untuk melihat
kualitatif pokok, yaitu: prospek dan risiko perusahaan pada masa yang
a. Dapat dipahami mendatang. Faktir prospek dalam rasio tersebut
b. Relevan akan memperngaruhi harapan investor terhadap
c. Keandalan perusahaan pada masa-masa mendatang (Hanafi,
d. Dapat dibandingkan (SAK, 2009:5-7) 2013:75).
6. Jenis-jenis Laporan Keuangan 3. Metode Perbandingan Rasio Keuangan
Ada jenis laporan keuangan yang disususn yaitu a. Cross sectional approach, suatu cara
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan mengevaluasi dengan jalan membandingkan
modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan rasio-rasio antara perusahaan yang satu
keuangan (Kasmir, 2012:28). dengan jalan membandingkan rasio antara
7. Keterbatasan Laporan Keuangan perusahaan satu dengan lainnya yang sejenis
a. Laporan keuangan yang dibuat secara pada saat bersamaan
periodik pada dasarnya merupakan interim b. Time Series analysis,dilakukan dengan
report. membandingkan rasio-rasio finansial
b. Laporan keuangan menunjukkan angka perusahaan darisatu periode ke periode lainnya
dalam rupiah yang bersifat pasti tetapi (Syamsuddin, 2011:39).
kemungkinan berbeda atau berubah-ubah c. Trend analysis, perbandingan menggunakan
dengan standar nilai. tahun dasar yang bertujuan untuk
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil menunjukkan kecenderungan keadaan
pencacatan transaksi keuangan. keuangan suatu perusahaan di masa yang akan
d. Laporan keuangan tidak dapat datang baik kecenderungan naik, turun,
mencerminkan berbagai faktor posisi maupun tetap (Harahap, 2011:244).
keuangan. ( Munawir, 2010:9) 4. Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap
8. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan Rasio Keuangan
Laporan Keuangan a. Para pemegang saham dan calon pemegang
a. Pemilik saham
b. Manajemen b. Kreditur dan calon kreditur
c. Kreditor c. Manajemen perusahaan sendiri
d. Pemerintah (Syamsuddin, 2011:38)
e. Investor ( Kasmir, 2012:19-23) 5. Jenis-jenis Rasio Keuangan
B. Kinerja Keuangan Perusahaan Terdapat empat komponen rasio keuangan yang
1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sering digunakan untuk analisia keuangan, yaitu:
Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu a) Rasio Likuiditas
diantara dasar penilaian mengenai kondisi 1) Current Ratio (Kasmir, 2011:135)
keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan 2) Quick Ratio (Syamsuddin, 2011:45)
analisa terhdapa rasio keuangan perusahaan b) Rasio Aktivitas
(Munawir, 2010:30). 1) Inventory Turn Over (Weston dalam
2. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Kasmir, 2012:180)
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas 2) Total Assets Turn Over (Harahap,
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas 2011:309)
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas 3) Fixed Assets Turn Over (Harahap,
d. Untuk mengetahui tingkat leverage 2011:309)
(Munawir, 2010:31) c) Rasio Profitabilitas
1) Gross Profit Margin (Syamsuddin,
C. Analisis Rasio Keuangan 2011:61)
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan 2) Operating Profit Margin (Syamsuddin,
Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh 2011:62)
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan 3) Net Profit Margin (Syamsuddin, 2011:62)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4) Return On Invesment (Syamsuddin, seberapa baik efektifitas dan efesiensi
2011:63) perusahaan.
5) Return On Equity (Syamsuddin, 2011:64) 2. Rasio dapat digunakan untuk
d) Rasio Leverage membandingkan antara dua perusahaan,
1) Debt Ratio (Syamsuddin, 2011:54) sedangkan Du Pont sulit mengadakan
2) Debt to Equity Ratio (Syamsuddin, perbandingan karena kesimpulan yang
2011:54). didapat kurang sempurna.
D. Du Pont System 3. Dalam analisis rasio keuangan
1. Pengertian Du Pont System perhitungannya dilakukan secara terpisah
Du Pont System menjelaskan keterkaitan Return (tidak terstruktur), sedangkan pada analisis
On Investment dan Return On Equity dengan Du Pont System ini dugunakan oleh
berbagai rasio keuangan lainnya (Martono, manajer keuangan untuk membedah secara
2005:60). Du Pont memiliki cara sendiri dalam terstruktur laporan keuangan dan menilai
menganalisis laporan keuangan, hampir sama kondisi perusahaan.
dengan analisi laporan keuangan biasa namun 4. Analisis Du Pont ini merupaka pendekatan
pendekatannya lebih integratif dan menggunakan yang terpadu terhadap analisis rasio
komposisi laporan keuangan sebagai analisisnya keuangan dengan menunjukkanbagan yang
dan mengurai hubungan pos-pos laporan keuangan fungsinya untuk pengendalian divisi, yang
sampai detail (Harahap, 2011:333) prosesmya disebut dengan pengendalian
2. Manfaat Du Pont System terhadap ROI. Jika ROI untuk devisi
a. Sebagai salah satu fungsi prinsipil tertentu berada dibawah angka yang
b. Digunakan untuk mengukur profitabilitas ditargetkan, melalui Du Pont System akan
c. Digunakan untuk keperluan kontrol dan dapat ditelusuri sebab terjadinya penurunan
perencanaan (Munawir, 2010:90). ROI. Begitupula dengan perhitungan ROE
3. Perhitungan Du Pont System dalam Du Pont System akan
a. Net Profit Margin memperlihatkan secara langsung faktor-
b. Total Assets Turn Over faktor apa saja yang mempengaruhi ROE
c. Return On Investment perusahaan.
d. Return On Equity (Syamsuddin, 2011:
62-65). METODE PENELITIAN
Menggunakan Du Pont System akan dapat dilihat Jenis penelitian yang dilakukan jenis
Return On Investment yang dihasilkan melalui penelitian deskriptif dengan pendekatan
perkalian antara keuantungan dari komponen kuantitatif. Alasannya karena penelitian ini
penjualan serta efesiensi penggunaan total aktiva di ditujukan untuk maemberikan gambaran
dalam menghasilkan keuntungan. Analisis Du Pont kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan
System dapat juga dikembangkan dengan melalui perhitungan kuantitatif beberapa rasio
memasukkan unsur penggunaan financial keuangan dan Du Pont System dengan obyek
leverage, yaitu denga mengubah ROI menjadi penelitian di PT. Unilever Indonesia, Tbk dan
ROE. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan Anak Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
manajer keuangan untuk menaikkan ROE, antara Indonesia. Sumber data penelitian diperoleh
lain: dari data yang dipublikasikan oleh Galeri
1) Menaikkan ROI dengan menaikkan NPM Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
atau TATO, atau keduanya dapat Universitas Brawijaya Malang. Fokus dari
mempertahankan tingkat hutang penelitian ini terdiri dari:
2) Menaikkan utang (financial leverage) 1. Laporan keuangan yang digunakan pada
dengan mempertahankan ROI. periode 2007-2013
3) Menaikkan ROI dan utang bersamaan 2. Rasio keuangan yang digunakan meliputi
(Hanafi, 2013:53). rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan
E. Perbandingan Antara Rasio Keuangan dan leverage dari PT. Unilever Indonesia, Tbk
Du Pont System dan Anak Perusahaan
1. Penggunaan rasio keuangan digunakan 3. Analisis Du Pont System yang meliputi
sebagai penunjang dalam proses NPM, TATO, ROI, dan ROE
pengambilan keputusan, sedangkan Du 4. Perbandingan kinerja keuangan PT.
Pont System digunakan untuk mengetahui Unilever Indonesia, Tbk dan Anak

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Perusahaan jika diukur dengan analisis TAT
O 2,35 2,39 2,43 2,26 2,23 2,27 2,30
rasio keuangan dan Du Pont System (kali)
Adapun langkah-langkah analisis data sebagai FAT
O 5,70 6,08 6,01 4,74 4,41 4,34 4,47
berikut: (kali)
1. Perhitungan rasio keuangan dengan metode Rasio Profitabilitas
GPM 48,9 51,8 51,1 50,8 51,2
time series analysis dan trend analysis (%)
50,20
8
49,57
2 5 6 9
periode 2007-2013 untuk mengetahui OPM
22,13
22,0
23,09
23,0 23,7 23,7 23,2
(%) 2 7 2 9 9
kinerja keuangan perusahaan dan NPM 15,4 17,2 17,7 17,7 17,4
15,66 16,68
kecenderungan hasil dari kinerja keuangan (%) 5 0 4 2 0
ROI 37,0 38,9 39,7 40,3 40,1
dari tahun ke tahun meliputi: (%)
36,83
0
40,66
2 2 7 0
a) Rasio Likuiditas ROE
72,97 77,6 82,21 83,7
113, 121, 125,
(%) 2 9 8
b) Rasio Aktivitas Rasio Leverage
c) Rasio Profitabilitas DR
49,48
52,2
50,45
53,4 64,8 66,8 68,1
4 6 8 8 2
d) Rasio Leverage (%)
DER 12,1 15,8
2. Melakukan analisis Du Pont System (%)
4,60 4,65 5,05 6,16 8,15
1 4
meliputi: Sumber: Data Diolah, 2015
a) Net Profit Margin
b) Total Assets Turn Over Tabel 2 Rasio Keuangan dengan Trend
c) Return On Investment Analysis PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
d) Return On Equity Perusahaan Periode 2007-2013
3. Membandingkan kinerja keuangan PT.
Tahun
Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Ket. 200 200 200 2010 2011 2012 201
Perusahaan jika diukur dengan analisis 7 8 9 3
rasio keuangan dan Du Pont System Rasio likuiditas
CR 88,9 93,5 64,9
4. Menarik kesimpulan hasil dari perhitungan (%)
100
8 4
79,34 68,73 62,28
0
rasio keuangan dan Du Pont System untuk QR
100
76,4 86,0
67,45 55,33 53,91
61,3
(%) 7 9 0
mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Rasio Aktivitas
ITO
1,00 0,83 0,93 0,85 0,88 0,90 1,00
(kali)
HASIL DAN PEMBAHASAN TAT
A. Analisis dan Interprestasi Data O 1,00 1,01 1,03 0,96 0,94 0,97 0,98
(kali)
1. Perhitungan Rasio Keuangan
Perhitungan rasio keuangan ini meliputi FAT
O 1,00 1,07 1,05 0,83 0,77 0,76 0,78
rasio likuditas, aktivitas, profitabilitas, dan (kali)
leverage dengan menggunakan analisis time Rasio Profitabilitas
GPM 97,5 98,7 103,2 101,8 101,3 102,
series berdasarkan periode setiap tahunnya dan (%)
100
6 4 2 9 1 2
trend analysis untuk mengukur seberapa jauh OPM
100
99,5 104,
104,2
107,1
107,5
105,
(%) 0 4 8 2
(kecenderungan) kinerja keuangan perusahaan NPM 98,6 106, 109,8 113,2 113,1 111,
100
yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil (%) 5 5 3 8 5 1
perhitungan masing-masing rasio keuangan ROI
100
100,
5
110,
4
105,7
107,0
4
109,6
1
108,
8
(%)
serta mengetahui kecenderungan yang terjadi ROE 106, 112, 114,7 155,2 167,1 172,
100
pada analisis rasio dalam penilaian kinerja (%) 4 6 3 1 1 4
Rasio Leverage
keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dan DR 105, 101, 108,0 131,1 135,1 137,
100
Anak Perusahaan disajikan pada tabel 1. (%) 5 9 4 2 6 7
DER 101, 109, 133,9 177,1 263,2 336,
Tabel 1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (%)
100
1 8 1 7 6 5
PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Sumber: Data Diolah, 2015
Perusahaan Periode 2007-2013

Tahun Nilai yang diperoleh pada tabel 2


Ket. 2007 200 2009 201 201 201 201 merupakan perhitungan dari trend analysis
8 0 1 2 3
Rasio likuiditas
yaitu membandingkan nilai dari tahun yang
CR 107,2 95,4 100,3 85,1 68,3 66,8 69,6 ada dengan tahun dasar. Perhitungan secara
(%) 8 6 5 2 8 2 3
QR 55,9 49,3 40,5 39,4 44,8
trend analysis menggunakan tahun 2007
73,19 63,01
(%) 7 7 0 6 7 sebagai tahun dasar.
Rasio Aktivitas 95,46
ITO 12,1 12,5 12,9 13,2 14,7
Contoh:𝐶𝑅 2008 = 107,28 x 100% = 88,98%
14,63 13,61
(kali) 2 0 4 4 5

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Rasio Likuiditas Rasio Profitabilitas
CR QR GPM OPM NPM ROI ROE

155,21
100 167,11 172,4
76,47 86,09
67,45 112,66 114,73
55,33 53,91 61,3 100 106,4
100 88,98 93,54 148,04
79,34 68,73 62,28 64,9 110,4 105,67 109,61 108,88
100 100,46
100 106,51 109,83 113,28 113,15 111,11
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 98,65
100 99,5 104,37 104,25 107,18 107,5 105,24
Gambar 1. Grafik Rasio Likuiditas PT. 100 97,56 98,74 103,33 101,89 101,31 102,17
Unilever Indonesia, Tbk periode 2007-2013
berdasarkan trend analysis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: Data Diolah, 2015
Gambar 3. Grafik Rasio profitabilitas PT.
Berdasarkan tabel dan gambar grafik, kurva Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan
rasio likuiditas pada PT. Unilever Indonesia, periode 2007-2013 berdasarkan trend analysis
Tbk dan Anak Perusahaan periode tahun 2007- Sumber: Data Diolah, 2015.
2013 mengalami kondisi berfluktuasi dengan
pembuktian adanya perubahan CR dan QR, Berdasarkan tabel dan gambar grafik ,
serta menunjukkan tren kecenderungan kurva rasio profitabilitas pada PT. Unilever
menurun yang artinya perusahaan dalam Indonesia, Tbk periode 2007-2013
kondisi kinerja yang kurang baik. hal tersebut menunjukkan tren yang cenderung mengalami
diketahui pada perhitungan rasio likuiditas peningkatan. Hal ini berarti kinerja keuangan
yang menunjukkan tingkat rasio yang perusahaan masih dikatakan cukup baik dalam
berfluktuasi, artinya adanya ketidakstabilan efektivitas manajemen memperoleh
perusahaan dalam kinerja keuangan. keuntungan dan mencapai target selama 7
periode. Penilaian kinerja tersebut diperoleh
dari hasil perhitungan GPM, OPM, NPM,
Rasio Aktivitas ROI, dan ROE.

ITO TATO FATO


Rasio Leverage
1 1,07 1,05 DR DER
0,83 0,77 0,76 0,78
1 1,01 1,03 0,96 0,94 0,97 0,98
336,53
1 0,93 0,85 0,88 0,9 1 263,26
0,83
177,17
109,78 133,78
100 101,08
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 105,57 108,04 131,12 135,16 137,67
100 101,96

Gambar 2. Grafik Rasio Aktivitas PT. Unilever 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia, Tbk periode 2007-2013 berdasarkan Gambar 4. Grafik Rasio Leverage PT. Unilever
trend analysis Indonesia dan Anak Perusahaan periode 2007-
Sumber: Data Diolah, 2015 2013 berdasarkan trend analysis
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasarkan tabel dan gambar grafik, rasio
aktivitas menunjukkan keadaan yang Berdasarkan tabel dan gambar grafik rasio
berfluktuasi selama 7 periode. Tren leverage pada PT. Unilever Indonesia, Tbk di
kecenderungan menunjukkan peningkatan ketahui bahwa nilai tren DR dan DER tahun
namun pergerakkannya tidak terlalu cepat 2007-2013 lebih cenderug mengalami
karena kurang efektifnya falam peningkatan. Meningkatnya rasio leverage ini
pendayagunaan aktiva yang dimiliki menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban
perusahaan. walaupun dalam keadaan yang dimiliki perusahaan semakin bertambah.
berfluktuasi, tetapi kinerja perusahaan masih Tahun 2013 nilai rasio yang diperoleh cukup
dikatakan dalam kondisi baik. tinggi terutama pada DR yang artinya resiko
hutang terhadap aktiva yang dimiliki
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan juga semakin tinggi. Pada DER
juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, 154,64% 166,70% 172,33%
112,28% 114,64%
100% 106,12%
hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
100% 100,32% 110,13% 105,62% 107,50% 109,29% 108,75%
lebih menggunakan pembiayaan dari modal
100% 94,53% 98,07% 92,12% 69,51% 65,56% 63,10%
sendiri dibandingkan dengan penggunaan 131,12% 135,16% 137,67%
100% 105,57% 101,96% 108,04%
biaya dari luar.
1 1,01 1,03 0,96 0,94 0,97 0,98
100% 98,65% 106,51% 109,83% 113,28% 113,15% 111,11%
2. Analisis Du Pont System
Analisis Du Pont System inik akan
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
mengekplorasikan berbagai rasio keuangan
NPM TATO DR
perusahaan yang meliputi Total Assets ME ROI ROE
Turnover, Net Profit Margin, dan unsur
leverage (Debt Ratio) untuk menilai kinerja Gambar 5. Grafik Kinerja Keuangan dengan
keuangan. analisis Du Pont System pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Du Pont System Sumber: Data Diolah, 2015
PT Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
Perusahaan periode 2007-2013 Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas,
diketahui bahwa ROE selama periode 2007-
Tahun NPM TATO DR ME ROI ROE
2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya
% (kali) % % %
meskipun pada ROI terjadi penurunan akibat
2007 15,66 2,35 49,48 52,52 36,80 72,84 nilai NPM dan TATO, tetapi tidak
2008 15,45 2,39 53,24 47,76 36,92 77,30 mempengaruhi hasil ROE. ROI perusahaan
tahun 2007 sampai dengan 2013 dikatakan
2009 16,68 2,43 50,45 49,55 40,53 81,79
cukup baik karena cenderung mengalami
2010 17,20 2,26 53,46 46,54 38,56 83,52 peningkatan walaupun terjadi penurunan ROI
2011 17,74 2,23 64,88 35,12 39,56 112,64
selama 2 periode yaitu tahun 2010 dan 2013.
Hal tersebut ditunjukkan pada tabel dan grafik,
2012 17,72 2,27 66,88 33,12 40,22 121,43 yang mencerminkan penurunan ROI karena
2013 17,40 2,30 68,18 31,88 40,02 125,53 pengaruh NPM dan TATO. PeningkatanNPM
dan TATO menunjukkan bahwa keberhasilan
Sumber: Data Diolah, 2015.
manajemen dalam menerapkan strategi yang
lebih unggul, serta turunnya NPM dan TATO
Tabel 4. Du Pont System dengan Trend disebabkan adanya pengaruh dari keuangan
Analysis PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak perusahaan yang bisa berupa krisis, inflasi,
Perusahaan periode 2007-2013 fluktuasi nilai mata uang asing, serta
meningkatnya beban pokok penjualan dan
Tahun NPM TATO DR ME ROI ROE
% (kali) % % %
beban usaha yang lebih tinggi dibandingkan
meningkatnya penjualan dan biaya operasional
2007 100 1,00 100 100 100 100 pada tahun tersebut sehingga berakibat
penurunan pada laba bersih perusahaan.
2008 98,65 1,01 105,5 94,53 100,3 106,1
Penurunan nilai NPM merupakan salah satu
2009 106,5 1.03 101,9 98,07 110,1 112,3 indikator kinerja keuangan perusahaan, yang
menunjukkan bahwa kondisi perusahaan
2010 109,8 0,96 108,0 92,12 105,6 114,6
kurang stabil dan memberikan penilaian
2011 113,8 0,94 131,1 69,51 107,5 154,6 bahwa perusahaan belum mampu menekan
beban yang ada untuk mencapai laba yang
2012 113,1 0,97 135,1 65,56 109,3 166,7
yang optimal, dengan kata lain efesiensi biaya
2013 111 0,98 137,6 63,10 108,7 172,3 dalam pencapaian laba optimal belum bisa
terlaksana dengan baik. Sehingga pemanfaatan
Sumber: Data Diolah, 2015.
laba bersih atas penjualan dan pengembalian
investasi belum maksimal.
Pencapaian ROE tertinggi yaitu pada
tahun 2013, apabila dikaitkan dengan DR yang
menurun setelah penggunaan perhitungan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Multiplier Equity. Semakin besar menurunnya dengan bagian produksi dan pemasaran dapat
Multiplier Equity, maka semakin besar bagian mempelajari cara mengurangi investasi di
aktiva yang didanai oleh pemegang saham. berbagai jenis aset. Bagian keuangan juga
Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat dapat menganalisis dampak dari berbagai
penghasilan bersih yang diperoleh pemilik alternatif strategi pendanaan, mencari cara
perusahaan atas modal yang diinvestasikan mengurangi beban bunga dan risiko yang
dalam perusahaan meningkat. Berarti terkait dengan hutang namun tetap
perusahaan mampu mendayagunakan hutang menggunakan leverage untuk meningkatkan
untuk meningkatkan ROE. Keseluruhan hasil pengembalian atas ekuitas.
analisis Du Pont System menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan selama periode KESIMPULAN DAN SARAN
2007-2013 dalam kondisi yang baik walaupun A.Kesimpulan
terjadi penurunan. 1. Perhitungan rasio keuangan pada PT.
Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan periode tahun 2007-2013
Perusahaan dengan Analisis Rasio dilakukan secara Time Series Analysis dan
Keuangan dan Du Pont System Trend Analysis meliputi empat rasio yaitu
Penggunaan analsis rasio keuanga dan du rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas,
pont system merupakan metode penilaian dan leverage. Ditinjau dari analisis rasio
kinerja keuangan perusahaan. kedua metode keuangan, hasil kinerja keuangan
tersebut sama-sama menganalisis ROI dan perusahaan yang dominan memperoleh
ROE yang difokuskan untuk menilai suatu diatas rata-rata industri adalah rasio
kinerja perusahaan agar mencapau hasil yang profitabilitas dan rasio aktivitas,
maksimal. Berdasarkan hasil perhitungan rasio sedangkan rasio likuiditas dan rasio
keuangan maupun Du Pont System, ROI yang leverage menunjukkan hasil yang belum
dicapai cenderung mengalami peningkatan dan maksimal. Hasil perhitungan dan nilai
ROE perusahaan meningkat setiap tahunnya. grafik beberapa rasio dapat disimpulkan
Penggunaan dengan analisis rasio keuangan bahwa kinerja keuangan PT. Unilever
saja tidak cukup, karena penilainnya sebatas Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan
menilai kondis baik buruk suatu perusahaan. periode 2007-2013 dalam kondisi cukup
manajemen dapat menggunakan analisis Du baik meskipun berfluktuasi (tidak stabil).
Pont System yang diperluas untuk 2. Berdasarkan hasil analisis Du Pont
menganalisis cara-cara memperbaiki kinerja System, perkembangan tingkat kinerja
perusahaan. Diketahui bahwa terjadi keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk
penurunan ROI di tahun 2010 dan 2012 yang dan Anak Perusahaan dilihat dari
disebabkan oleh hasil NPM yang menurun. Hal pencapaian ROE meningkat setiap
tersebut disebabkan terjadi akibat krisis tahunnya sebagian besar dipengaruhi oleh
keuangan perusahaan, penurunan laba bersih ( tingkat ROI (berdasarkan NPM dan
yang disebabkan oleh kenaikan jumlah dari TATO) yang dihasilkan. Penurunan
HPP, biaya operasional, beban bunga, serta tingkat leverage, memberikan dampak
pajak yang tinggi dibandingkan dengan positif bagi PT. Unilever Indonesia, Tbk
peningkatan penjualan pada tahun tersebut). dan Anak Perusahaan karena dengan
Hal tersebut manajemen harus memusatkan adanya penurunan tersebut akan
perhatian pada margin laba, bagian pemasaran meningkatkan ROE perusahaan secara
dapat mempelajari pengaruh peningkatan harga bertahap. Maka dapat disimpulkan bahwa
jual (atau menurunkannya untuk meningkatkan kondisi kinerja keuangan perusahaan
volume penjualan), pengaruh perpindahan ke dalam kondisi baik.
produk atau pasar baru dengan margin yang 3. Berdasarkan perolehan nilai ROI dan
lebih tinggi, dan seterusnya. Bagian akuntansi ROE, penggunaan analisis rasio keuangan
biaya dapat mempelajari berbagai pos beban menghasilkan nilai lebih besar jika
dan bekerja sama dengan bagian teknik, agen dibandingkan dengan analisis Du pont
pembelian, dan bagian operasional lainnya System. Namun dengan penggunaan Du
untuk mencari cara guna menurunkan biaya. Pont Sytem dapat diketahui cara perbaikan
Berkaitan dengan aktivitas perputaran, kerja yang seharusnya dilakukakan oleh
sama yang baik antara staf bagian keuangan manajemen perusahaan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 8
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
B. Saran Keown, A.J. 2004. Dasar-dasar Manajemen
1. PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Keuangan. Yogyakarta : Ekonosia Kampus
Perusahaan harus dapat menjaga tingkat Fakultas Ekonomi UI
likuiditas dan leveragenya, agar Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
perusahaan tidak mengalami kesulitan Edisi Empat. Yogyakarta: Liberty
dalam membayar hutang yang jatuh Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen
tempo. Dengan meningkatnya Konsep, Manfaat, Dan Rekayasa
kemampuan likuiditas, maka pihak Yogyakarta: BP STIE YKPN
kreditur tidak perlu khawatir dalam Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen
menanamkan dana, sedangkan pihak Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi
investor tidak perlu khawatir juga untuk Dalam :Perencanaan, Pengawasan, dan
berinvestasi pada perusahaan. Pengambilan Keputusan. Jakarta:
2. PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak PT.RajaGrafindo Persada.
Perusahaan perlu mempertahankan
tingkat profitabilitasnya dengan Laporan Tahunan Annual Report PT.
melakukan efesiensi dan efektivitas usaha Unilever Indonesia, Tbk tahun 2007-2013
yang lebih terkontrol yang nantinya akan diakses tanggal 27 Januari 2015 dari
mempengaruhi kemampuan perusahaan www.idx.co.id
untuk memperoleh laba dalam “Sub Sektor Industri Kosmetik dan
hubungannya dengan pengembalian Keperluan Rumah Tangga di Bursa Efek
investasi dan ekuitas. Indonesia, diakses pada tanggal 14 Maret
3. Adanya laporan keuangan ini, nantinya 2015 dari www.sahamok.com
dapat digunakan sebagai acuan
penelitiannya selanjutnya agar ruang
lingkup penelitian lebih luas dan
menyeluruh sehingga bukan hanya dapat
berguna untuk evaluasi kinerja
perusahaan tetapi berguna untuk pihak
investor dan pihak berkepentingan lainnya
yang memerlukan analisis laporan
keuangan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. EdisiRevisi 2010.Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Hanafi, Mamduh M. 2013. Manajemen
Keuangan. Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2009.
Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Keempat. Cetakan Pertama. Penerbit :
UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.
YKPN.Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis
Atas Laporan Keuangan.Jakarta:Raja
Grafindo Persada
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar
Akuntansi Keuangan, Penerbit
SalembaEmpat, Jakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta:Rajawali Pers.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai