ID Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Per
ID Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Per
Azizah
Kertahadi
Fransisca Yaningwati
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
azizah.fiabisnis@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research is known in PT. Unilever Indonesia, Tbk and subsidiaries listed in Indonesia
Stock Exchange by the company financial ratio and analysis of Du Pont System in time series and trend
analysis. Based on the analysis of financial ratio, covering calculation the ratio of liquidty, the activity,
profitability and leverage the company financial performance shows that although fluctuating in good
condition. The results of the performance of financial company that tended to increase as well above the
industry average there on the results of the ratio of profitability and he ratio of activity, while the ratio and
leverage liquidity and leverage show results that is not maximum. Based on the Du Pint System, the
development of the level of the performance of financial comapny seen from the achievement of ROE that
increases each that is largely influcenced by the level of ROI (the results or calculation NPM and TATO) and
the existence of leverage. It can be inferred that teh company financial performance in good condition.
Keyword: Comparative, financial ratio, Du Pont System, time series analysis, trend analysis.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
Perusahaan periode 2007-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan analisis rasio
keuangan dan Du Pont System secara time series dan trend analysis. Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan,
meliputi perhitungan rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan leverage menunjukkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan dalam kondisi baik meskipun berfluktuasi. Hasil kinerja keuangan perusahaan yang
cenderung meningkat serta diatas rata-rata industri ada pada hasil rasio profitabilitas dan rasio aktivitas,
sedangkan rasio likuditas dan leverage menunjukkan hasil yang belum maksimal. Berdasarkan hasil Du Pont
System, perkembangan tingkat kinerja perusahaan keuangan dilihat dari pencapaian ROE yang meningkat
setiap tahun yang sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat ROI (hasil dari perhitungan NPM dan TATO) serta
adanya unsur leverage. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi
baik.
Kata kunci: perbandingan, rasio keuangan, du pont system, analisis time series, analisis trend
155,21
100 167,11 172,4
76,47 86,09
67,45 112,66 114,73
55,33 53,91 61,3 100 106,4
100 88,98 93,54 148,04
79,34 68,73 62,28 64,9 110,4 105,67 109,61 108,88
100 100,46
100 106,51 109,83 113,28 113,15 111,11
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 98,65
100 99,5 104,37 104,25 107,18 107,5 105,24
Gambar 1. Grafik Rasio Likuiditas PT. 100 97,56 98,74 103,33 101,89 101,31 102,17
Unilever Indonesia, Tbk periode 2007-2013
berdasarkan trend analysis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: Data Diolah, 2015
Gambar 3. Grafik Rasio profitabilitas PT.
Berdasarkan tabel dan gambar grafik, kurva Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan
rasio likuiditas pada PT. Unilever Indonesia, periode 2007-2013 berdasarkan trend analysis
Tbk dan Anak Perusahaan periode tahun 2007- Sumber: Data Diolah, 2015.
2013 mengalami kondisi berfluktuasi dengan
pembuktian adanya perubahan CR dan QR, Berdasarkan tabel dan gambar grafik ,
serta menunjukkan tren kecenderungan kurva rasio profitabilitas pada PT. Unilever
menurun yang artinya perusahaan dalam Indonesia, Tbk periode 2007-2013
kondisi kinerja yang kurang baik. hal tersebut menunjukkan tren yang cenderung mengalami
diketahui pada perhitungan rasio likuiditas peningkatan. Hal ini berarti kinerja keuangan
yang menunjukkan tingkat rasio yang perusahaan masih dikatakan cukup baik dalam
berfluktuasi, artinya adanya ketidakstabilan efektivitas manajemen memperoleh
perusahaan dalam kinerja keuangan. keuntungan dan mencapai target selama 7
periode. Penilaian kinerja tersebut diperoleh
dari hasil perhitungan GPM, OPM, NPM,
Rasio Aktivitas ROI, dan ROE.
Gambar 2. Grafik Rasio Aktivitas PT. Unilever 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia, Tbk periode 2007-2013 berdasarkan Gambar 4. Grafik Rasio Leverage PT. Unilever
trend analysis Indonesia dan Anak Perusahaan periode 2007-
Sumber: Data Diolah, 2015 2013 berdasarkan trend analysis
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasarkan tabel dan gambar grafik, rasio
aktivitas menunjukkan keadaan yang Berdasarkan tabel dan gambar grafik rasio
berfluktuasi selama 7 periode. Tren leverage pada PT. Unilever Indonesia, Tbk di
kecenderungan menunjukkan peningkatan ketahui bahwa nilai tren DR dan DER tahun
namun pergerakkannya tidak terlalu cepat 2007-2013 lebih cenderug mengalami
karena kurang efektifnya falam peningkatan. Meningkatnya rasio leverage ini
pendayagunaan aktiva yang dimiliki menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban
perusahaan. walaupun dalam keadaan yang dimiliki perusahaan semakin bertambah.
berfluktuasi, tetapi kinerja perusahaan masih Tahun 2013 nilai rasio yang diperoleh cukup
dikatakan dalam kondisi baik. tinggi terutama pada DR yang artinya resiko
hutang terhadap aktiva yang dimiliki
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan juga semakin tinggi. Pada DER
juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, 154,64% 166,70% 172,33%
112,28% 114,64%
100% 106,12%
hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
100% 100,32% 110,13% 105,62% 107,50% 109,29% 108,75%
lebih menggunakan pembiayaan dari modal
100% 94,53% 98,07% 92,12% 69,51% 65,56% 63,10%
sendiri dibandingkan dengan penggunaan 131,12% 135,16% 137,67%
100% 105,57% 101,96% 108,04%
biaya dari luar.
1 1,01 1,03 0,96 0,94 0,97 0,98
100% 98,65% 106,51% 109,83% 113,28% 113,15% 111,11%
2. Analisis Du Pont System
Analisis Du Pont System inik akan
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
mengekplorasikan berbagai rasio keuangan
NPM TATO DR
perusahaan yang meliputi Total Assets ME ROI ROE
Turnover, Net Profit Margin, dan unsur
leverage (Debt Ratio) untuk menilai kinerja Gambar 5. Grafik Kinerja Keuangan dengan
keuangan. analisis Du Pont System pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Du Pont System Sumber: Data Diolah, 2015
PT Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
Perusahaan periode 2007-2013 Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas,
diketahui bahwa ROE selama periode 2007-
Tahun NPM TATO DR ME ROI ROE
2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya
% (kali) % % %
meskipun pada ROI terjadi penurunan akibat
2007 15,66 2,35 49,48 52,52 36,80 72,84 nilai NPM dan TATO, tetapi tidak
2008 15,45 2,39 53,24 47,76 36,92 77,30 mempengaruhi hasil ROE. ROI perusahaan
tahun 2007 sampai dengan 2013 dikatakan
2009 16,68 2,43 50,45 49,55 40,53 81,79
cukup baik karena cenderung mengalami
2010 17,20 2,26 53,46 46,54 38,56 83,52 peningkatan walaupun terjadi penurunan ROI
2011 17,74 2,23 64,88 35,12 39,56 112,64
selama 2 periode yaitu tahun 2010 dan 2013.
Hal tersebut ditunjukkan pada tabel dan grafik,
2012 17,72 2,27 66,88 33,12 40,22 121,43 yang mencerminkan penurunan ROI karena
2013 17,40 2,30 68,18 31,88 40,02 125,53 pengaruh NPM dan TATO. PeningkatanNPM
dan TATO menunjukkan bahwa keberhasilan
Sumber: Data Diolah, 2015.
manajemen dalam menerapkan strategi yang
lebih unggul, serta turunnya NPM dan TATO
Tabel 4. Du Pont System dengan Trend disebabkan adanya pengaruh dari keuangan
Analysis PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak perusahaan yang bisa berupa krisis, inflasi,
Perusahaan periode 2007-2013 fluktuasi nilai mata uang asing, serta
meningkatnya beban pokok penjualan dan
Tahun NPM TATO DR ME ROI ROE
% (kali) % % %
beban usaha yang lebih tinggi dibandingkan
meningkatnya penjualan dan biaya operasional
2007 100 1,00 100 100 100 100 pada tahun tersebut sehingga berakibat
penurunan pada laba bersih perusahaan.
2008 98,65 1,01 105,5 94,53 100,3 106,1
Penurunan nilai NPM merupakan salah satu
2009 106,5 1.03 101,9 98,07 110,1 112,3 indikator kinerja keuangan perusahaan, yang
menunjukkan bahwa kondisi perusahaan
2010 109,8 0,96 108,0 92,12 105,6 114,6
kurang stabil dan memberikan penilaian
2011 113,8 0,94 131,1 69,51 107,5 154,6 bahwa perusahaan belum mampu menekan
beban yang ada untuk mencapai laba yang
2012 113,1 0,97 135,1 65,56 109,3 166,7
yang optimal, dengan kata lain efesiensi biaya
2013 111 0,98 137,6 63,10 108,7 172,3 dalam pencapaian laba optimal belum bisa
terlaksana dengan baik. Sehingga pemanfaatan
Sumber: Data Diolah, 2015.
laba bersih atas penjualan dan pengembalian
investasi belum maksimal.
Pencapaian ROE tertinggi yaitu pada
tahun 2013, apabila dikaitkan dengan DR yang
menurun setelah penggunaan perhitungan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Multiplier Equity. Semakin besar menurunnya dengan bagian produksi dan pemasaran dapat
Multiplier Equity, maka semakin besar bagian mempelajari cara mengurangi investasi di
aktiva yang didanai oleh pemegang saham. berbagai jenis aset. Bagian keuangan juga
Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat dapat menganalisis dampak dari berbagai
penghasilan bersih yang diperoleh pemilik alternatif strategi pendanaan, mencari cara
perusahaan atas modal yang diinvestasikan mengurangi beban bunga dan risiko yang
dalam perusahaan meningkat. Berarti terkait dengan hutang namun tetap
perusahaan mampu mendayagunakan hutang menggunakan leverage untuk meningkatkan
untuk meningkatkan ROE. Keseluruhan hasil pengembalian atas ekuitas.
analisis Du Pont System menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan selama periode KESIMPULAN DAN SARAN
2007-2013 dalam kondisi yang baik walaupun A.Kesimpulan
terjadi penurunan. 1. Perhitungan rasio keuangan pada PT.
Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan periode tahun 2007-2013
Perusahaan dengan Analisis Rasio dilakukan secara Time Series Analysis dan
Keuangan dan Du Pont System Trend Analysis meliputi empat rasio yaitu
Penggunaan analsis rasio keuanga dan du rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas,
pont system merupakan metode penilaian dan leverage. Ditinjau dari analisis rasio
kinerja keuangan perusahaan. kedua metode keuangan, hasil kinerja keuangan
tersebut sama-sama menganalisis ROI dan perusahaan yang dominan memperoleh
ROE yang difokuskan untuk menilai suatu diatas rata-rata industri adalah rasio
kinerja perusahaan agar mencapau hasil yang profitabilitas dan rasio aktivitas,
maksimal. Berdasarkan hasil perhitungan rasio sedangkan rasio likuiditas dan rasio
keuangan maupun Du Pont System, ROI yang leverage menunjukkan hasil yang belum
dicapai cenderung mengalami peningkatan dan maksimal. Hasil perhitungan dan nilai
ROE perusahaan meningkat setiap tahunnya. grafik beberapa rasio dapat disimpulkan
Penggunaan dengan analisis rasio keuangan bahwa kinerja keuangan PT. Unilever
saja tidak cukup, karena penilainnya sebatas Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan
menilai kondis baik buruk suatu perusahaan. periode 2007-2013 dalam kondisi cukup
manajemen dapat menggunakan analisis Du baik meskipun berfluktuasi (tidak stabil).
Pont System yang diperluas untuk 2. Berdasarkan hasil analisis Du Pont
menganalisis cara-cara memperbaiki kinerja System, perkembangan tingkat kinerja
perusahaan. Diketahui bahwa terjadi keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk
penurunan ROI di tahun 2010 dan 2012 yang dan Anak Perusahaan dilihat dari
disebabkan oleh hasil NPM yang menurun. Hal pencapaian ROE meningkat setiap
tersebut disebabkan terjadi akibat krisis tahunnya sebagian besar dipengaruhi oleh
keuangan perusahaan, penurunan laba bersih ( tingkat ROI (berdasarkan NPM dan
yang disebabkan oleh kenaikan jumlah dari TATO) yang dihasilkan. Penurunan
HPP, biaya operasional, beban bunga, serta tingkat leverage, memberikan dampak
pajak yang tinggi dibandingkan dengan positif bagi PT. Unilever Indonesia, Tbk
peningkatan penjualan pada tahun tersebut). dan Anak Perusahaan karena dengan
Hal tersebut manajemen harus memusatkan adanya penurunan tersebut akan
perhatian pada margin laba, bagian pemasaran meningkatkan ROE perusahaan secara
dapat mempelajari pengaruh peningkatan harga bertahap. Maka dapat disimpulkan bahwa
jual (atau menurunkannya untuk meningkatkan kondisi kinerja keuangan perusahaan
volume penjualan), pengaruh perpindahan ke dalam kondisi baik.
produk atau pasar baru dengan margin yang 3. Berdasarkan perolehan nilai ROI dan
lebih tinggi, dan seterusnya. Bagian akuntansi ROE, penggunaan analisis rasio keuangan
biaya dapat mempelajari berbagai pos beban menghasilkan nilai lebih besar jika
dan bekerja sama dengan bagian teknik, agen dibandingkan dengan analisis Du pont
pembelian, dan bagian operasional lainnya System. Namun dengan penggunaan Du
untuk mencari cara guna menurunkan biaya. Pont Sytem dapat diketahui cara perbaikan
Berkaitan dengan aktivitas perputaran, kerja yang seharusnya dilakukakan oleh
sama yang baik antara staf bagian keuangan manajemen perusahaan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 8
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
B. Saran Keown, A.J. 2004. Dasar-dasar Manajemen
1. PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Keuangan. Yogyakarta : Ekonosia Kampus
Perusahaan harus dapat menjaga tingkat Fakultas Ekonomi UI
likuiditas dan leveragenya, agar Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
perusahaan tidak mengalami kesulitan Edisi Empat. Yogyakarta: Liberty
dalam membayar hutang yang jatuh Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen
tempo. Dengan meningkatnya Konsep, Manfaat, Dan Rekayasa
kemampuan likuiditas, maka pihak Yogyakarta: BP STIE YKPN
kreditur tidak perlu khawatir dalam Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen
menanamkan dana, sedangkan pihak Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi
investor tidak perlu khawatir juga untuk Dalam :Perencanaan, Pengawasan, dan
berinvestasi pada perusahaan. Pengambilan Keputusan. Jakarta:
2. PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak PT.RajaGrafindo Persada.
Perusahaan perlu mempertahankan
tingkat profitabilitasnya dengan Laporan Tahunan Annual Report PT.
melakukan efesiensi dan efektivitas usaha Unilever Indonesia, Tbk tahun 2007-2013
yang lebih terkontrol yang nantinya akan diakses tanggal 27 Januari 2015 dari
mempengaruhi kemampuan perusahaan www.idx.co.id
untuk memperoleh laba dalam “Sub Sektor Industri Kosmetik dan
hubungannya dengan pengembalian Keperluan Rumah Tangga di Bursa Efek
investasi dan ekuitas. Indonesia, diakses pada tanggal 14 Maret
3. Adanya laporan keuangan ini, nantinya 2015 dari www.sahamok.com
dapat digunakan sebagai acuan
penelitiannya selanjutnya agar ruang
lingkup penelitian lebih luas dan
menyeluruh sehingga bukan hanya dapat
berguna untuk evaluasi kinerja
perusahaan tetapi berguna untuk pihak
investor dan pihak berkepentingan lainnya
yang memerlukan analisis laporan
keuangan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. EdisiRevisi 2010.Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Hanafi, Mamduh M. 2013. Manajemen
Keuangan. Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2009.
Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Keempat. Cetakan Pertama. Penerbit :
UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.
YKPN.Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis
Atas Laporan Keuangan.Jakarta:Raja
Grafindo Persada
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar
Akuntansi Keuangan, Penerbit
SalembaEmpat, Jakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta:Rajawali Pers.