Ridho Mandala Septama Komba - 01011381823157 - TUGAS 3 KEPEMIMPINAN
Ridho Mandala Septama Komba - 01011381823157 - TUGAS 3 KEPEMIMPINAN
Nim : 01011381823157
Mata Kuliah : Kepemimpinan (A)
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat
dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua
orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan
yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi
tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi
tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik.
Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan
dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai
kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi
berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat
yang tepat atau tidak.
Setiap pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Untuk itu,
seorang pemimpin harus melaksanakan peran-peran kepemimpinan sebagai berikut :
1. Peran sebagai Katalisator
Seorang pemimpin harus menumbuhkan pemahaman dan kesadaran orangorang yang
dipimpinnya agar yakin, bahwa tindakan yang dia lakukan adalah untuk kepentingan
semua anggota organisasi. Para anggota organisasi agar merasa, bahwa hasil kerja
kepemimpinannya bukan semata-mata menguntungkan dirinya, tetapi menguntungkan
semua anggota organisasi secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pemimpin memiliki tugas
seperti di bawah ini :
a. Melakukan identifikasi masalah yang dihadapi oleh organisasi, baik masalah intern
maupun masalah ekstern
b. Merumuskan masalah yang paling penting dan masalah yang sangat sering terjadi
atau dihadapi oleh anggota organisasi.
c. Merumuskan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dan mencari
berbagai alternatif pemecahannya.
2. Peran sebagai Fasilitator
Seorang pemimpin harus berusaha untuk mendorong dan menumbuhkan kesadaran para
anggota organisasi yang dipimpinnya supaya melakukan perubahan yang diharapkan
untuk meningkatkan organisasi. Pemimpin tidak hanya berperan sebagai pemrakarsa saja,
melainkan aktif memberikan berbagai kemudahan bagi para anggotanya, yaitu :
a. Menunjukan cara-cara memperoleh bantuan dari pihak-pihak yang terkait dengan
program yang sedang atau akan dilaksanakan
b. Mengorganisasikan kegiatan para anggota untuk memudahkan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
c. Membuat keputusan yang mengacu kepada penyusunan skala prioritas tugas-tugas
yang hendak dikerjakan oleh organisasi dan para anggotanya.
Seorang pemimpin harus menerima tanggung jawab. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang dipunyai dan mengetahui
setiap resiko dari setiap pekerjaan. Belajarlah menjadi pemimpin dengan tidak mengulang
kesalahan yang sama, dan mulai sekarang belajar menerima tanggung jawa
Seorang pemimpin dalam menetapkan tujuan harus wajar dan dapat dilaksanakan.
Pengertian wajar dan dapat dilaksanakan adalah keinginan tersebut masih dalam
kemampuan untuk dilaksanakan. Kita harus membuat tujuan yang realistis, dapat dicapai
dan terus ditingkatkan. Mulailah belajar memimpin dengn membuat tujuan yang realistis
sesuai dengan kemampuan dan keinginan Anda.
Seorang pemimpin harus bekerja keras dan rajin. Pemimpin pasti menjadi contoh, apabila
dia malas, sering terlambat, maka anak buahnya akan mengikuti. Bagi pemimpin, bekerja
keras tidak cukup. Seorang pemimpin juga harus bekerja dengan cerdas, yaitu bekerja
dengan strategi dan otak, bukan dengan otot saja.
4. Bersikap obyektif
Seorang pemimpin harus bersikap obyektif yaitu mengambil keputusan berdasarkan fakta,
dan data serta rasioanl, dan bukan emosional serta bias. Seorang pemimpin tidak boleh
gampang marah dan pilih kasih, memihak salah satu dan lain-lain. Pemimpin harus
mengayomi seluruh anak buahnya, dan harus menempatkan setiap anak buahnya dalam
kedudukan yang sama. Pemimpin harus mempunyai alat ukur yang sama untuk
menentukan keberhasilan dan kegagalan setiap anak buahnya dan tidak menggunakan
standar ganda.
Kita mengetahui bahwa apa yang kita miliki sangat terbatas, dan keinginan kita tidak
terbatas. Oleh sebab itu kita harus menentukan prioritas. Dalam kehidupan sehari-hari,
tidak semua keinginan dapat dilaksanakan. Yang terpenting dari seorang pemimpin
adalah dapat membuat keputusan yang dapat diterima semua pihak. Bagaimana membuat
skala prioritas, yaitu yang terpenting bagi organisasi dalam jangka panjang.
Seorang pemimpin mencapai tujuan melaui orang lain. Oleh sebab itu, setiap pemberian
informasi, perintah atau permintaan harus dapat dimengerti dengan baik oleh orang lain.
Seorang pemimpin harus dapat menyampaikan gagasannya kepada orang lain dengan
jelas baik lewat tulisan, ucapan atau perbuatan.. Mulailah menjadi pemimpin dengan
belajar berkomunikasi dengan orang lain. Jangan takut berbicara, tetapi berbicaralah
dengan baik dan benar, sehingga orang suka kepada Anda.
Seorang pemimpin tidak boleh hanya berorientasi jangka pendek. Seorang pemimpin
harus berpikir jangka panjang, berpikir bagaimana kondisi untuk 5 – 10 tahun mendatang.
Seorang pemimpin dengan menggunakan data dan fakta dapat memprediksi keadaan
masa mendatang, dan untuk menang, seorang pemimpin mempersiapkan dari sekarang.
8. Mampu membimbing
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat untuk membimbing dan mengarahkan anak
buah. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan karena kemampuan anak buah dan masalah yang
dihadapi berbeda-beda. Kemampuan membimbing dan mengarahkan perlu dikembangkan
dan ditingkatkan sehingga setiap anak buah mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang
memadai. Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan motivasi kepada anak
buahnya sehingga anak buahnya ingin bekerja keras setiap hari.
9. Berlaku secara bijak dengan kekuasaan
Banyak pemimpin besar yang akhirnya jatuh karena tidak bijak menggunakan kekuasaan.
Kekuasaan yang besar cenderung sewenang-wenang dan korup. Inilah awal keruntuhan
dari kepemimpinan. Apabila kita ingin menjadi orang sukses, sudah sepantasnya kita
mengendalikan nafsu untuk tidak sewenang-wenang dan korup. Mulailah belajar dengan
bijak terhadap kekuasaan pada diri sendiri dan organisasi.