Anda di halaman 1dari 16

MATERI

PRINSIP KERJA MOTOR BAKAR


4 TAK DAN FUNGSI KOMPONEN
&
PERAWATAN DAN PERBAIKAN TERHADAP MOTOR 4 TAK
DAN PROSES TATA CARA PEMBONGKARAN KOMPONEN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

RICO HERLAMBANG
EDI DARNADI
A.MUH. SOFYAN

UPT BLK BONE


DINAS KETENAGAKERJAAN KABUPATEN BONE
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Motor bakar adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengubah energi kimia (bahan
bakar) menjadi energi gerak mekanik yang dilakukan melalui proses pembakaran.  Motor bakar
menggunakan silinder yang didalamnya terdapat piston atau torak yang bergerak secara bolak-
balik (translasi). Di dalam silinder tersebut terjadi proses pembakaran campuran bahan bakar
dengan oksigen. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut kemudian akan
menggerakkan piston yang dihubungkan ke poros engkol (Crank Shaft) dengan menggunakan
batang penghubung (Connecting Rod). Gerak translasi yang dihasilkan pada proses pembakaran
akan diubah menjadi gerak rotasi pada poros engkol yang kemudian akan dihubungkan ke sistem
transmisi.
Motor bakar terbagi menjadi beberapa jenis yaitu berdasarkan jenis bahan bakar yang
digunakan dan berdasrakan siklus kerjanya. Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan
dalam proses pembakaran, motor bakar terdiri atas dua jenis yaitu motor diesel dan motor bensin.
Perbedaan dari kedua jenis motor bakar tersebut yaitu berdasarkan jenis bahan bakar dan pada
sistem pengapian.
Pada motor bensin proses pembakaran menggunakan pemantik berupa percikan api yang
dihasilkan oleh busi. Oleh karena itu pada motor bensin sering juga dinamai dengan istilah spark
ignition engine (SIE). Sedangkan pada motor bakar dengan bahan bakar diesel proses pengapian
dapat terjadi dengan sendirinya, dimana bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar
yang berisi udara dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu maka bahan bakar
akan terbakar sendiri oleh udara setelah temperatur dari  campuran bahan bakar tersebut sudah
melampaui temperatur nyala dari bahan bakar. Karena itu motor diesel sering juga dikenal
dengan istilah compression ignition engine (CIE).
Berdasarkan siklus kerjanya motor bakar terdiri atas motor 4 langkah (4 tak) dan motor 2
langkah (2 tak). Motor 4 langkah adalah motor yang mendapatkan satu kali proses pembakaran
dengan membutuhkan 4 kali gerakan piston yaitu, 2 kali langkah ke atas dan 2 kali langkah
kebawah dengan 2 putaran poros engkol . Sedangkan motor 2 langkah adalah yang mendapatkan
satu kali proses pembakaran dengan membutuhkan 2 kali gerakan piston yaitu, 1 kali langkah ke
atas & 1 kali langkah kebawah dengan 1 putaran poros engkol
PRINSIP KERJA MOTOR BAKAR 4 TAK
DAN FUNGSI KOMPONENNYA
PERAWATAN DAN PERBAIKAN TERHADAP MOTOR 4 TAK
DAN TATA CARA PEMBONGKARAN
A.    PEMELIHARAAN MESIN
1)      Perawatan Berkala Sistem Pelumasan
a.      Fungsi Sistem Pelumasan
Pelumasan berfungsi untuk: 
1.      Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
2.      Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
3.      Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
4.      Sebagai pembersih dari keausan bidang  lumas 
b.      Macam-Macam Sistem Pelumasan
1.      Pelumasan Campur 
Digunakan pada kebanyakan mesin stasioner 2 Tak yang kecil dan kendaraan
ringan seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.
Sifat-sifat yang menonjol  Selalu menggunakan oli baru, karena oli yang tercampur bensin ikut
terbakar dan habis. Timbul polusi dari gas buang,  Pemakaian oli boros, Kandungan oli 2 ÷ 4 %
dari bensin ( menurut spesifikasi pabrik ),  Pelumasan campur digunakan hanya untuk motor 2
Tak.

2.      Pelumasan Tekan


Sifat yang menonjol Pelumasan kontinyu, teratur dan merata  Digunakan pada motor Otto
(bensin) dan Diesel 4 tak  dan Diesel 2 Tak.  Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu. Pada
umumnya: Motor Otto (bensin), oli diganti setiap 10.000 Km  Motor Diesel , oli diganti setiap
5.000 Km  

3.      Oli Mesin/Motor  


Di pasaran banyak oli motor yang ditawarkan pabrik. Bagaimana menentukan oli yang sesuai
untuk kebutuhan  motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui spesifikasi oli yang dapat
dibaca pada tulisan yang menempel pada kaleng oli.
  Spesifikasi Kekentalan (viskositas)
Spesifikasi ini mengikuti standar SAE (Society of Automotive Engineering) SAE 20  tingkat
kekentalannya encer SAE 30 tingkat kekentalannya sedang  SAE 50 tingkat kekentalannya
kental Motor (engine) biasanya menggunakan oli SAE 40
1)      Oli “multigrade”
Oli “multigrade” adalah oli yang telah diberi bahan aditif yang dapat
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan tidak cepat beku
pada temperatur rendah. Contoh : Mesran super SAE 20W-50
Pada temperatur dingin ( W = Winter), kekentalan seperti oli biasa SAE 20  Pada temperatur
tinggi, kekentalan sama seperti oli biasa SAE 50 
Penggunaan oli “multigrade” tidak lebih menguntungkan pada hawa yang  perubahannya tidak
banyak / merata seperti di Indonesia.
  Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).
1)      Motor bensin : SA, SB  digunakan untuk tugas ringan SF         digunakan untuk tugas berat
2)      Motor Diesel : CA, CB  digunakan untuk tugas ringan CF          digunakan untuk tugas berat

  Oli yang biasa digunakan pada motor (engine) :


Motor Otto (bensin) menggunakan oli dengan kualitas SC,SE Motor Diesel menggunakan oli
dengan kualitas CC, CD Contoh : oli Pertamina yang dapat memenuhi semua kebutuhan normal
untuk motor bensin dan motor Diesel adalah Mesran B40 (SAE 40, API SE/ CC)
  Interval penggantian oli motor
Motor bensin, oli diganti  setiap 10’000 km
Motor Diesel, oli diganti  setiap 5’000 km (lebih cepat kotor)
  Penggantian Elemen Saringan Oli 
Kadang-kadang mesin atau motor kendaraan menggunakan unit saringan oli dengan elemen
saringan yang dapat diganti sendiri. Cara mengganti elemen saringan : Lepas baut pada pusat
rumah saringan. Jika rumah saringan melekat/lengket,- pukul sedikit dengan palu plastik untuk
melepasnya  Cuci rumah saringan dan perlengkapannya. Elemen saringan dan seal nya- 20’000
km. 
c.       Penggantian Oli Motor Dan Saringan
1.      Peralatan yang diperlukan  
 Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan
harus dipersiapkan sebelumnya adalah : 
1)      Bak Oli
2)      Alat pelepas
3)      Saringan oli
4)      Kain lap
5)      Corong
6)      Kan pengisi oli 
2.      Bahan untuk praktik  
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah : 
1)      Kendaraan/ motor hidup
2)      Macam- macam saringan oli
3)      Oli motor  
3.      Langkah Kerja   
Letakkan bak penampung oli bekas di bawah motor- 
Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter- 
Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan- sampai paking
karetnya tertinggal pada dudukan saringan oli.
Pemilihan saringan / filter oli :  
Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking- karet.  Kontrol apakah
saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau- tidak.
Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat-  posisi pengikatan
saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan saringan oli horisontal atau sambungan
saringan di bawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup anti balik.  Pasang kembali
baut pembuang oli. Jangan lupa gunakan paking baru.- Periksa dan bersihkan tempat dudukan
saringan oli. Beri oli atau vet pada-  paking saringan oli baru Pasang saringan oli baru dan
keraskan dengan kekuatan tangan saja. Isi oli pada motor. Gunakan corong supaya oli tidak
tumpah. Perhatikan- jumlah oli yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/tanpa
mengganti saringan oli.
4.      Kegunaan Katup-Katup Pada Saringan Oli
1)      Katup “ by-pass “
Di dalam setiap sirkuit pelumasan sistem pompa terdapat katup “by-pass”. Katup ini terbuka
pada saat oli masih dingin ( kental ) atau apabila saringan oli tersumbat. Tempat katup terletak di
dalam saringan atau di rumah sambungannya.
2)      Katup anti balik
Kebutuhan katup anti-balik tergantung pada posisi pengikatan saringan oli
terhadap motor. Kalau pada saringan tidak ada katup anti- balik dan posisi
saringan horisontal atau sambungan sarinan ke motor terletak di bawah, maka paa saat motor
mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila motor dihidupakan, beberapa saat
masih belum ada tekanan dalam sistem pelumasan, karena oli yang mengalir harus mengisi
sarigan terlebih dahulu. Pada posisi pemasangan seperti di atas, diperlukan katup anti balik yang
mencegah oli kembali ke saringan karter. Katup anti balik biasanya terdiri dari ring karet
bersama ring baja berbentuk piring. Ring tersebut berfungsi sebagai pegas.
2)      Perawatan Kopling Motor
a)      Rajin mengganti oli motor.
Secara umum banyak sekali orang yang mengabaikan betapa pentingnya
mengganti oli pada waktu yang tepat. Maksud dari waktu yang tepat bukan bukan
melihat bulan ganti olinya, tapi melihat sudah berapa jauhkah speedo meter
menunjukan kilometernya. Jika sudah menunjukan waktu ganti oli maka segeralah
ganti oli anda, karena jika moytor terus bergesek karena oli sudah tidak berfungsi
dengan baik akan menimbulkan kurangnya responsifitas pada si motor ketika di
kendarai bermanufer di jalan raya.
b)      Periksa kanvas kopling.
Periksalah kanvas kopling secara berkala agar meminimalisir ketidak maksimalan
motor bekerja. Jika setelah anda periksa ternyata tidak ada masalah pada bagian
kanvas, maka cek yang lainya yaitu per kopling. Mengapa pir kopling? Yap, karena
jika ada masalah pada pir kopling, maka kinerja kanvas akan ikut tergangu. Saya
sarankan bila anda memiliki budget yang cukup, maka segeralah ganti bagian tersebut
dengan yang baru.
c)      Selalu bersihkan kabel tali kopling.
Kasarnya tarikan tali kopling dari dalam mesin yang melewati bagian dalam kabel
adalah salah satu hal yang membuat motor kopling bermasalah. Tapi tenang! Cara
mengatasinya cukup mudah, yaitu bersihkanlah tali kopling dan juga saluranya
dengan cara memumasi pelumas atau mengunakan cairan pembersih karat khusus
untuk motor. Hal ini berguna untuk menghilangkan kotoran pada kabel, yang dapat
menghambat proses transmisi gigi motor.
d)     Menambahkan tul.
Tul adalah alat yang di letakan di sebelah kanan bawah, tepatnya pada daerah
gearboks. Alat ini membut tuas yang berada di bagian bawah menjadi lebih panjang
dan fungsinya agar ketika menarik kopling akan menjadi lebih enteng dan nyaman
tentunya.
e)      Sesuaikan gigi.
Ketika anda sedang memulai berkendara atau start awal berkendara, maka
usahakan untuk selalu mengunakan gigi satu terlebih dahulu, karena jika kita
langsung naik di atasnya maka akan ada resiko nantinya, seperti terbebaninya kopling
sehingga kan mempercepat proses keausan pada si motor dan ujung-ujungnya kita
harus menservis agar keausan pada motor dapat di perbaiki. Selain itu bagi riders
motor kopling harus rajin menetralkan tuas transmisi ketika berhenti. Misalkan ketika
berhenti di lampu merah. Hal in di lakukan agar motor anda tidak cepat rusak.
Memang banyak sekali perawatan yang harus kita lakukan pada sebuah
kendaraan, terutama pada bagian sistem karena memiliki peranan yang sangat penting
untuk proses melajunya si motor nanti. Selain itu, perawatan perlu dan sangat harus di
lakukan secara berkala agar si motor tetap dalam kondisi prima dan bagus
performanya.
Satu kata yang tepat adalah mencegah lebih baik dari pada membenahi. Karena
jika sudah terlanjur terjadi kerusakan pada si motor al hasil akan repot juga akhirnya.
Maka selalu rawat dan jaga mesin motor anda, agar selalu awet dan prima. Semoga
artikel ini bermanfaat bagi anda. Sekian dan terima kasih atas kunjunganya.
3)      Perawatan Berkala Mekanisme Katup
a.      Bagian-Bagian Mekanisme Katup 
Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan
gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder
dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.  
b.      Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di Bawah
1)         Katup di Samping (Side Valve atau SV)
Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta poros kam
terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek/tidak memakan
tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang menguntungkan bagi proses
pembakaran yang ideal dan penyetelan celah katup sulit.
2)         Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Katupnya menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di blok silinder
bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya
adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa besar
sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi. 

c.       Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di Atas


1.      Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan  tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit
komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk
putaran tinggi. Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas
ayun
2.      Dua Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camshaft atau DOHC)
Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau unjuk kerja
mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor putaran tinggi. Kerugiannya
konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah katup lebih sulit.
d.      Celah Katup Dan Penyetelannya
1.      Fungsi celah katup 
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua keadaan temperature
mesin. 
2.      Mengapa celah katup harus distel ?
Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak bergesekan dan
mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka semakin lama komponen semakin aus
pada sistem penekan katup dan pada daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat
menjadi kendor, sehingga celah katup menjadi berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut
tidak merata, celah katup berubah dan perlu distel, sekitar setiap  20.000 km
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
a.      Celah terlalu besar 
  Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan logam)
  Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan)
  Waktu pembukaan katup lebih sedikit dari waktu semestinya
  Tenaga mesin berkurang. 
b.      Celah terlalu kecil
  Waktu pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya
  Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas     buang besar.
Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
c.       Tidak ada celah katup 
  Katup tidak menutup dengan sempurna
  Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor  berkurang
  Pembakaran dapat merambat ke karburator
  Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup  tidak sempurna.
e.       Macam-Macam Konstruksi Penyetel Katup
1.      Konstruksi umum
Penyetelan celah katup dengan mengendorkan  mur pengunci dan memutar
skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus pada lingkaran
dasar 
2.      Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes, Ford, Nissan ) 
Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan antara ujung tuas ayun dan ujung
batang katup.
3.      Dengan plat penyetel ( mis. Volvo, Fiat, VW ) 
Pada sistem ini, penyetelan dilaksanakan dengan penggantian plat penyetel
yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu
set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup
4.      Tuas Katup Dengan Eksenter Penyetel (mis. BMW)
5.      Penyetel Celah Katup Pada Motor Neptune (Colt  T-120) 
                1. Fuler
                2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
                3. Tuas katup dari pelat yang di pres 
f.       Penyetelan Celah Katup
1.      Peralatan  
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah :  Peralatan servis dalam kotak alat- 
Kunci sok- 
Kunci momen- 
2.      Bahan  
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah : 
Kendaraan atau stan motor/mesin hidup- 
Paking tutup kepala silinder-
Kain lap- 
3.      Langkah kerja 
Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup- pada mesin panas /
dingin biasanya tidak sama.  Lepas tutup kepala silinder.-  Kencangkan baut-baut kepala silinder
dengan kunci momen sesuai dengan- urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data
kekuatan pengencangan baut lihat di Modul manual.
Kencangkan baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen sesuai dengan urutan
pengencangan yang benar seperti gambar Pengencangan jangan terlalu keras. Data kekuatan
pengencangan baut lihat-  di buku manual. Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda
TMA tepat. Tanda TMA terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya.
Tentukan posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder
1.Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh  dari roda gaya)
pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir
langkah kompresi atau akhir langkah buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah
kompresi dapat diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup
tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen penekan katup. Sementara untuk akhir
langkah buang/awal langkah isap dapat diketahui dari adanya penekanan pada komponen
penekan katup isap dan buang atau adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika
puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA. 
1)      Penyetelan Katup Motor 4 dan 6 Silinder
a.      Motor 4 Silinder Sebaris
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat disetel ( X )
adalah :
M Katup masuk
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut 
b.      Motor 6 silinder 
Jika silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat disetel ( X )
adalah :
Kemudian penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan  dengan cara yang
sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi / tanda TMA tepat.   Pasang tutup kepala
silinder.- Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder-  serta
sambungan-sambungan ventilasi karter.
2)      Cara Menyetel Katup Yang Benar 
Fuler harus dapat didorong dan ditarik dengan agak rapat/seret. Fuler yang tidak rata / berombak
dan tidak halus.
3)      Tempat Mengukur Celah Katup
Pengukuran celah katup pada penggerak katup yang menggunakan tuas ayun harus antara tuas
dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang katup. 
4)      Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel
Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat penyetel dengan
bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel,
mikrometer dan alat khusus untuk menekan mangkok penumbuk katup. 
a)      Cara menyetel
Untuk mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada, stel katup satu
persatu, seperti berikut : Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat.- Catatlah kesalahan
celah (C), yaitu perbedaan ukuran celah antara  besar-  celah yang seharusnya (B) dan besar
celah yang telah diukur. Kesalahan celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat
penyetel dengan tebal yang tepat (D). Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus.-Keluarkan
plat penyetel dengan tang khusus atau obeng. -
Ukurlah tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian masukkan ke kotak set
yang sesuai dengan ketebalannya.
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup- yang benar, yaitu D
= E + C. Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.- Pasang plat penyetel yang baru pada
mangkok.- Kontrol celah katup kembali.- 
B. TATA CARA PEMBONGKARAN KOMPONEN
Langkah Kerja:

 siapkan 1 unit sepeda motor 4 tak


 panasi sepeda motor kurang lebih 2 menit agar oli dapat bersirkulasi dengan baik
 tunggu beberapa saat, lalu buka baut penutup oli. tap (kuras) oli samapi tidak bersisa
dengan cara memiringkan kendaraan. catatan: jangan gunakan kompresor udara
 serapatkan tanda (a) pada magnet dengan tanda (b) pada deck (cover) crankcase. lihat
gambar dibawah ini

 Putar poros engkol berlawanan dengan putaran arah jarum jam sampai pada tanda “I” (c)
bertemu dengan tanda (d) pada kepala silinder. Pada saat itu Piston berada pada titik mati
atas (TMA) langjkah Kompresi. lihat gambar dibawah ini

  kendurkan baut nomor satu,


 lepaskan tensioner rantai kamprat (cam)
 lepaskan gasket tensioner rantai kamprat (cam)
 lepaskan gear kamprat (sprocket cam)
 lepaskan rantai kamprat (c)
 jaga agar tali tidak bergeser masuk ke dalam crankcase
 lepaskan baut (1) sambil tahan baut pengunci magnet

 buka baut pengunci kepala silinder, buka baut secara menyilang, contoh: membuka baut
dengan urutan  no 3, 4, 5, 6, 1, 2

berikut gambar kepala silinder setelah dilakukan pembongkaran. 

Anda mungkin juga menyukai