Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 06/II/Puslit/Maret/2018

TANTANGAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG


PENYANDANG DOWN SYNDROME (DS)
DI INDONESIA
13
Sulis Winurini

Abstrak
Tanggal 21 Maret merupakan Hari Down Syndrome (DS) sedunia, ini bisa menjadi
momen untuk mengevaluasi peran Pemerintah Indonesia terhadap penyandang
DS. Tulisan ini membahas tentang tantangan pemerintah dalam mendukung
penyandang DS di Indonesia. UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
merupakan bentuk dukungan Pemerintah Indonesia terhadap penyandang DS
terkait pemenuhan hak asasi, pengembangan diri untuk bisa berpartisipasi secara
optimal di tengah masyarakat. Namun demikian, masih banyak pekerjaan rumah
yang harus diselesaikan pemerintah. Peluang yang masih terbatas dan dukungan
lingkungan luar yang kurang optimal merupakan tantangan bagi pemerintah.
Dalam hal ini, DPR bisa mendorong Kemendikbud dan Kemenaker untuk bisa
memaksimalkan perannya.

Pendahuluan
Tanggal 21 Maret diperingati kesadaran masyarakat terhadap
sebagai Hari Down Syndrome penyandang Down Syndrome (DS)
Sedunia (HDSD). Penetapan 21 (Down Syndrome International, 2011).
Maret sebagai HDSD merupakan Peringatan HDSD sejalan
hasil putusan Majelis Umum dengan harapan Konvensi Hak
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Penyandang Cacat yang ditetapkan
pada tanggal 19 Desember 2011. PBB pada tahun 2006. Melalui
Dalam putusan tersebut, PBB konvensi tersebut, diharapkan
mengajak semua negara anggota, terjadi pergeseran paradigma,
organisasi yang relevan dengan PBB di mana penyandang disabilitas
dan organisasi internasional lainnya, tidak lagi dianggap sebagai objek
PUSLIT BKD serta masyarakat sipil, termasuk amal dan kesejahteraan, namun
organisasi non pemerintah dan sebagai individu dengan hak dan
sektor swasta, untuk memperingati martabat yang setara, yang dapat
HDSD dengan cara yang tepat, memberikan kontribusi besar
sekaligus untuk meningkatkan bagi masyarakat (United Nation,
2012). Indonesia merupakan salah anak DS di Indonesia mencapai
satu negara anggota PBB yang 300.000 jiwa dengan perbandingan
ikut meratifikasi Konvensi Hak 1:1000 kelahiran bayi (dalam Zahro,
Penyandang Cacat, yaitu melalui UU Mustikasari, 2004).
No. 19 Tahun 2011 tentang Konvensi Meski mengalami
Hak-Hak Penyandang Disabilitas. keterbatasan, banyak penyandang
Tulisan ini mengkaji komitmen dan DS mampu membuktikan diri. Sebut
berbagai tantangan yang dihadapi saja, Samuel Santoso mendapatkan
Pemerintah Indonesia dalam penghargaan dari MURI sebagai
mendukung penyandang DS. pelukis dengan DS pertama yang
menggelar pameran lukisan tunggal.
Penyandang Down Syndrome Michael Rosihan Yacub berhasil
dan Aktualisasi Diri meraih rekor MURI sebagai pemain
DS adalah kelainan genetik golf termuda dengan DS yang
yang mengakibatkan keterbelakangan bertanding melawan para pegolf
pada umumnya. Stephanie Handojo
14
perkembangan fisik dan mental
bagi para penyandangnya. Para DS berhasil memecahkan rekor MURI
mudah dikenali dari penampilan fisik sebagai pemain piano yang mampu
yang khas, misalnya tinggi badan membawakan 23 lagu berturut-
relatif pendek, kepala mengecil, turut dalam sebuah acara musik
hidung datar menyerupai orang di Semarang. Ia juga mendapat
Mongoloid (JurnalPediatri.com, 2016). penghargaan juara I renang gaya
Derajat keterbelakangan intelegensi dada 50 meter di Pekan Olahraga
penyandang DS bervariasi, mulai dari Nasional Special Olympic Indonesia
keterbelakangan intelegensi ringan 2010, dan gaya dada 50 meter Special
hingga sedang, dan jarang ditemukan Olympics World Summer Games 2011
keterbelakangan intelegensi berat Athena (MerahPutih.com, 2017).
(Kawanto, Soedjatmiko, 2007). Secara Angela Bachiller menjadi
umum, keterbelakangan mental individu pertama dengan DS
menunjukkan adanya keterbatasan yang terpilih sebagai dewan pada
yang signifikan dalam berfungsi, baik 2013 lalu di Valladolid, Spanyol.
secara intelektual maupun perilaku Sebelumnya ia pernah bekerja
adaptif yang terwujud melalui adaptif sebagai asisten administratif untuk
konseptual, sosial, maupun praktikal Social Welfare and Family selama 3
(AAMR dalam Mangunsong, 2014). tahun. Megan McCormick, orang
World Health Organization dengan DS yang lulus dengan
(WHO) memperkirakan terdapat gelar kehormatan dari Bluegrass
8 juta penyandang DS di dunia. Community Technical College.
Spesifiknya, ada 3.000-5.000 anak Madeline Stuart menjadi model yang
lahir dengan kelainan kromosom berhasil masuk di New York Fashion
per tahunnya. Riset Kesehatan Dasar Week. Tim Harris, pemilik restoran
(Riskesdas) Kementerian Kesehatan Tim’s Place dan pendiri Yayasan
menyebutkan, di Indonesia, terdapat Tim’s Big Heart, yaitu yayasan yang
0,12% penyandang DS pada membantu penyandang disabilitas
tahun 2010. Angka itu meningkat untuk berwirausaha. Pablo Pinada
hingga 0,13% di tahun 2013 (Msn. berhasil meraih gelar Sarjana
com, 2017). Sumber yang sama Psikologi Pendidikan dan berprofesi
menyebutkan bahwa prevelensi sebagai penulis, pembicara, serta
aktor. Melissa Reilly meraih tidak manusiawi, menjamin hak
penghargaan emas dalam olahraga penyandang disabilitas dalam
ski dan menjadi intern untuk senator segala aspek kehidupan dan hak
negara bagian AS. Selain itu, ia juga untuk mendapatkan penghormatan
pesepeda dan perenang unggul. Ia atas integritas mental dan fisiknya
menjadi pembicara inspirasional, berdasarkan kesamaan dengan
aktif mengajar membaca dan orang lain.
berhitung untuk anak dengan DS Undang-Undang Penyandang
prasekolah (Health.liputan6.com). Disabilitas menyebutkan bahwa
Banyak kasus di atas pemberi kerja wajib memberi
menggambarkan bahwa dengan upah kepada tenaga kerja
keterbatasannya, penyandang DS penyandang disabilitas yang sama
bisa memaksimalkan potensi diri dengan tenaga kerja yang bukan
setara dengan orang normal dan penyandang disabilitas dengan
15 bisa menunjukkan peran aktif
dalam kehidupan bermasyarakat.
jenis pekerjaan dan tanggung jawab
yang sama. Selain itu, Pemerintah,
Mangunsong (2014) menyebutkan pemerintah daerah, Badan Usaha
beberapa hal yang bisa menunjang Milik Negara (BUMN), Badan
keberhasilan aktualisasi diri Usaha Milik Daerah (BUMD) wajib
penyandang disabilitas intelektual, mempekerjakan paling sedikit 2%
yaitu: 1) dukungan positif yang penyandang disabilitas dari jumlah
berasal dari orang lain dan dunia pegawai atau pekerja. Perusahaan
sekitar; 2) peluang dan ruang seluas- swasta wajib mempekerjakan paling
luasnya untuk mengembangkan diri, sedikit 1% penyandang disabilitas
menggali segala kemampuan, bakat, dari jumlah pegawai atau pekerja.
dan minat untuk berperan dan Dalam rangka merealisasikan
berkontribusi secara optimal. Undang-Undang Penyandang
Disabilitas, Kementerian
Dukungan Pemerintah terhadap Ketenagakerjaan (Kemenaker)
Penyandang Down Syndrome menyebutkan telah melakukan
Melalui kebijakan yang pemberdayaan dan penempatan
ditetapkan, pemerintah memiliki tenaga kerja penyandang disabilitas
peran dalam menumbuhkan untuk 4.255 orang di ratusan
suasana yang menunjang perusahaan dan usaha mandiri.
aktualisasi diri penyandang DS. Dari jumlah ini, 2.555 orang
Tahun 2016 Pemerintah Indonesia berkebutuhan khusus telah bekerja
mengesahkan UU No. 8 Tahun 2016 di 262 perusahaan. Sementara itu,
tentang Penyandang Disabilitas, 2.000 penyandang disabilitas lainnya
menggantikan UU No. 4 Tahun 1997 diberdayakan untuk bekerja melalui
tentang Penyandang Cacat. Undang- wirausaha tenaga kerja mandiri
undang Penyandang Disabilitas (Industri.Bisnis.com, 2017). Selain
menekankan perluasan kesempatan itu, Kemenaker juga berupaya
bagi penyandang disabilitas, mendorong BUMN untuk membuka
termasuk penyandang DS, untuk peluang kerja bagi penyandang
mengembangkan diri melalui disabilitas (Hukumonline.com,
kemandirian sebagai manusia yang 2015). Tampak bahwa pemerintah
bermartabat, bebas dari stigma berupaya memberikan peluang bagi
dan diskriminasi, perlakuan yang penyandang disabilitas, termasuk
DS, untuk mengembangkan diri tidak sesuai dengan keterampilan
sehingga bisa berperan optimal di vokasional yang diajarkan di sekolah.
tengah-tengah masyarakat. Tampaknya, dunia usaha dan
industri belum memiliki kepercayaan
Tantangan Pemerintah Indonesia untuk mempekerjakan penyandang
Berdasarkan data LPEM FEB disabilitas intelektual. Masyarakat
Universitas Indonesia (2016), hanya sendiri juga tidak memberikan
51.12% penyandang disabilitas kesempatan kepada penyandang
yang berpartisipasi di pasar kerja disabilitas intelektual untuk
Indonesia, dan hanya 20.27% mengembangkan kemampuannya
penyandang disabilitas kategori dalam bekerja. Masyarakat masih
berat yang bekerja. Jumlah ini bersikap diskriminatif dan kurang
sangat rendah apabila dibandingkan percaya terhadap hasil kerja mereka.
dengan pekerja non disabilitas Akibatnya, mereka menjadi kesulitan
yang mencapai 70.40%. Rendahnya mendapatkan peluang kerja yang
sesuai dengan bekal keterampilan
16
persentase penyandang disabilitas
yang tidak masuk ke pasar kerja vokasional yang diberikan pihak
dikarenakan banyak di antara sekolah.
mereka tidak cukup bersemangat Kusmaningsih dan Mahmudah
untuk masuk ke pasar kerja. Hasil (2017) juga menjelaskan terbatasnya
estimasi menunjukkan bahwa status peran lingkungan dalam
disabilitas menurunkan probabilitas pengembangan diri penyandang
untuk masuk menjadi angkatan disabilitas intelektual. Pertama,
kerja dan mendapatkan pekerjaan. pemerintah belum menunjukkan
Data LPEM FEB UI tersebut aksi yang konkrit untuk menjamin
adalah data penyandang disabilitas anak dengan disabilitas intelektual
secara umum, dan penyandang DS yang sudah lulus SMALB agar
termasuk di dalamnya. Meskipun mendapatkan pekerjaan tanpa
tidak menggambarkan data spesifik diskriminasi. Kedua, pihak sekolah
mengenai partisipasi penyandang melepas siswa yang sudah lulus
DS di pasar kerja, namun beberapa begitu saja, tanpa arahan kepada
sumber menyebutkan penyandang orang tua dan siswa. Pihak sekolah
DS bersama dengan penyandang juga tidak memiliki mitra untuk
disabilitas intelektual lainnya bekerja sama dalam menampung
paling sering menghadapi masalah pekerja anak dengan disabilitas
pengangguran dibandingkan intelektual. Ketiga, orang tua belum
penyandang disabilitas lainnya. banyak berperan dalam membantu
Penelitian yang dilakukan memberikan pekerjaan kepada
Kusmaningsih dan Mahmudah (2017) anaknya yang sudah lulus SMALB.
terhadap 3 SMALB di Kabupaten Selain mengalami keterbatasan dari
Sidoarjo memberikan gambaran yang segi keterampilan, orang tua dengan
jelas mengenai peluang kerja anak- penghasilan rendah kurang mampu
anak dengan disabilitas intelektual memberikan fasilitas dan modal
pasca SMALB. Hasil penelitian usaha kepada anaknya.
menyebutkan bahwa peluang kerja Hasil penelitian Kusmaningsih
penyandang disabilitas intelektual dan Mahmudah (2017) tersebut
pasca SMALB masih sangat terbatas. merupakan representasi permasalahan
Kalaupun ada, peluang kerja yang umumnya dihadapi anak-
anak dengan disabilitas intelektual, di tengah masyarakat. Informasi
termasuk anak-anak dengan DS, yang masif melalui iklan layanan
selepas sekolah. Stigma yang melekat masyarakat bisa menjadi cara yang
terhadap anak-anak dengan DS baik. Melalui fungsinya, DPR bisa
menunjukkan ketidakpahaman mendorong pemerintah, yaitu
masyarakat mengenai kondisi anak- Kemendikbud, untuk menyesuaikan
anak dengan DS. Sebenarnya peran kurikulum keterampilan vokasional
orang tua menjadi kunci keberhasilan pendidikan luar biasa dengan
perkembangan anak dengan DS. kebutuhan pasar, meningkatkan
Namun sayangnya, banyak orang tua kuantitas dan kualitas pelatihan
tidak paham bagaimana menstimulasi kerja yang tepat bagi anak-anak
anak dengan DS secara tepat, penyandang DS, mendorong sekolah-
memperlakukan mereka sesuai dengan sekolah supaya aktif membina
situasi dan kondisi yang dialami, kerjasama dengan mitra melalui
17 sehingga dukungan yang diberikan
tidak optimal. Di sisi lain, ada pula
program kerja lapangan, bekerjasama
dengan orang tua supaya bisa
keluarga yang justru tidak memberikan memberikan dukungan penuh
ruang bagi anggota keluarganya kepada anak dengan DS. Selain
yang mengalami disabilitas untuk itu, DPR juga perlu mendorong
berpartisipasi di tengah masyarakat Kemenaker untuk aktif melakukan
karena khawatir anggota keluarganya sosialisasi mengenai peraturan
tersebut akan mengalami perlakuan perundangan kepada pelaku industri.
diskriminasi. Dukungan yang masih Pendataan yang akurat mengenai
kurang dari dunia sekitar serta peluang situasi dan kondisi penyandang DS
untuk berkembang yang masih di pasar kerja juga diperlukan.
terbatas terhadap penyandang DS
menunjukkan masih banyak pekerjaan Referensi
rumah yang perlu diselesaikan “About WDSD”, https://
pemerintah untuk merealisasikan worlddownsyndromeday.org/
semangat pada Undang-Undang about-wdsd, diakses 13 Maret 2018.
Penyandang Disabilitas, khususnya “Down Syndrome: Deteksi Dini,
terhadap penyandang DS. Pencegahan dan Penatalaksanaan”.
https://jurnalpediatri.
Penutup com/2016/06/11/down-
Pemerintah berupaya memberi syndrome-deteksi-dini-pencegahan-
kesempatan pada anak-anak dengan dan-penatalaksanaan/, diakses 13
DS untuk memaksimalkan diri, salah Maret 2018.
satunya melalui pengesahan Undang- “Hebat Banget, Inilah 4 Anak Down
Undang Penyandang Disabilitas. Syndrome Indonesia yang
Namun, untuk implementasinya, ada Berprestasi”, https://merahputih.
banyak tantangan yang dihadapi. com/post/read/hebat-banget-
HDSD bisa menjadi momen inilah-4-anak-down-syndrome-
yang tepat untuk mengajak indonesia-yang-berprestasi,
masyarakat menghapus stigma diakses 13 Maret 2018.
negatif dan perilaku diskriminasi “Jejak Prestasi 12 Penyandang Down
terhadap penyandang DS, serta Syndrome”, http://health.
memberi kesempatan untuk berperan liputan6.com/read/2894032/jejak-
prestasi-12-penyandang-down- “Panduan Peliputan Disabilitas di
syndrome, diakses 13 Maret 2018. Indonesia, ”http://www.ilo.
Kawanto & Handayani, Frieda & org/wcmsp5/groups/public/-
Soedjatmiko. (2007). “Pemantauan --asia/---ro-bangkok/---ilo-
Tumbuh Kembang Anak Dengan jakarta/documents/publication/
Sindrom Down”. Sari Pediatri, Vol. wcms_329866.pdf, diakses 13
9 (3), 185-190. Maret 2018.
Kusmaningsih, Nindya Seva & “UN Secretary General Underlines
Mahmudah, Siti. (2017). “Studi Rights of Persons With Down
Deskriptif Peluang Kerja Anak Syndrom”, http://www.un.org/
Tunagrahita Pasca SMALB.” en/development/desa/news/
Jurnal Pendidikan Khusus, Vol. 9, social/world-down-syndrome-
No. 3, 2-12. day.html, diakses 13 Maret 2018.
Mangunsong, Frieda. (2014). Psikologi Zahro, Saadah Az, Mustikasari.
dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Depok: LPSP3 UI.
(2004). “Stres Orang Tua yang 18
Memiliki Anak Down Syndrome”,
“Menuju Inklusifitas Penyandang http://lontar.ui.ac.id/
Disabilitas di Pasar Kerja naskahringkas/2016-08//S56394-
Indonesia” http://www. Ari%20Saadah%20Az%20Zahro,
lpem.org/wp-content/ diakses 13 Maret 2018.
uploads/2016/12/Lembar-fakta-
rev5.pdf, diakses 13 Maret 2018.

Sulis Winurini
sulis.winurini@dpr.go.id
Sulis Winurini, S.Psi., M.Psi., menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia tahun 2004 dan pendidikan S2 Psikologi Industri dan Organisasi
Universitas Indonesia tahun 2007. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda Psikologi
pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah
dipublikasikan melalui jurnal dan buku antara lain: “Fenomena Kecemasan pada Siswa
saat Menghadapi Ujian Nasional” (2013), “Kontribusi Psychological First Aid (PFA)
dalam Penanganan Korban Bencana Alam” (2014), dan ”Praktik Bullying dalam Masa
Orientasi Peserta Didik Baru dan Upaya Pemerintah Mengatasinya” (2015).
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai