Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PEMAKAIAN TANDA BACA”

DOSEN PENGAMPU :
Rospala Hanisah Yusti Sari, M.Pd

DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 5 )
Nama Anggota :
Melani Dewita sari ( 20.11.022549 )
Nor Azizah ( 20.11.022550 )
Resty Amalia Purwandini ( 20.11.022753 )
Trisiani Tiara ( 20.11.022566)

PROGRAM S-1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, Sehingga kami dapat menulis makalah yang berjudul
“Pemakaian Tanda Baca”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
sangat menerima segala saran dann kritik dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................... ..2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Permasalahan......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................... .4
1.4 Manfaat penulisan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1. Pengertian Istilah & Tata Istilah…………………………………………………….5
2.2 Proses Pembentukan Istilah…………………………………………………………6-8
2.3 Pengertian Unsur Serapan…………………………………………………………9-11
2.4 Macam & Bentuk Unsur Serapan…………………………………………………….11
2.5 Pengertian Tanda Baca.................................................................................................12
2.6 Pemakaian Tanda Baca.................................................................................................12
2.7 Macam-macam Tanda Baca..........................................................................................12
2.8 Jenis-jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaan.....................................................13-15
BAB III PENUTUP.........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bahasa merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan informasi kepada seseorang, baik
secara lisan maupun tulisan. Bahasa sangat berkaitan erat dengan menulis. Bahasa tulis
memiliki karakteristik berbeda dengan karakteristik Bahasa lisan. Dalam bahasa lisan orang
akan lebih mudah untuk memahami maksud penutur melalui pengucapanya. Hal ini
dikarenakan adanya intonasi pada pengucapan kalimat-kalimat yang dituturkan. Sedangkan
dalam bahasa tulis, penulis hendaknya menguasai tata cara penulisan termasuk di dalamnya
tanda baca sebagai intonasi atau jeda dalam tulisan agar mudah dipahami. Ucapan lisan agak
sulit untuk dituangkan ke dalam bahasa tulis karena segala intonasi yang terdapat dalam bahasa
lisan akan sukar untuk diungkapkan dalam bahasa tulis. Untuk menutupi kesukaran itulah tanda
baca sangat dibutuhkan sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca.
Seperti kita ketahui, bahasa Indonesia tidak hanya terdiri dari bahasa murni asli Indonesia
saja. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia juga menyerap unsur dari pelbagai bahasa
lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda,
ataupun Inggris. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Beberapa diantaranya
adalah tentang morfologi, fonologi, ejaan, penulisan kata, dan penulisan unsur serapan. Unsur
serapan itu ada karena imigran pertama ke tanah air kita adalah bangsa asing.menurut data
sejarah, adalah orang Hindu, etnik yang berdomisili di sepanjang S.Gangga dan S.
Brahmaputra di daratan India. Mereka berdatangan ke Nusantaradengan maksud berdagang,
secara sambilan mereka mentransfer produk budaya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
ejaan, penulisan kata, dan penulisan kata, dan penulisanunsur serapan.
Bahasa merupakan suatu peranan yang amat sangat penting dalam kehidupan, karena
selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan
sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi saat ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi, menguasai dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan
pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi
secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan
masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan indonesia, yang memilik
peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis, sehingga informasi
yang diharapkan dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam
prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat sehingga
proses penggunaan tata bahasa indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.Setiap karya
tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas (laporan kegiatan,
laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu cara penggunaan
tanda baca yang baik dan benar. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting,
karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca
Bahasa tulisan merupakan salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya
penggunaan EYD yang baik dan benar. Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD,
dapat dipastikan pesan atau informasi yang disampaikan dalam tulisan dapat dengan mudah
dipahami oleh pembacanya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam menyusun makalah ini ada beberapa permasalahan yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan istilah dan tata istilah ?
2. Bagaimana proses pembentukan istilah ?
3. Apa yang dimaksud dengan kata serapan ?
4. Bagaimana bentuk dan macam macam unsur serapan ?
5. Apa yang dimaksud dengan tanda baca?
6. Apa saja jenis-jenis tanda baca?
7. Apa saja contoh-contoh penggunaan dari tanda baca?
1.3 Tujuan penulisan :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah dan tata istilah
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan istilah
3. Mendeskripskan secara jelas tentang pengertian unsur serapan
4. Dapat membantu memahami bagaimana tata cara pembaca menuliskan unsur
serapan
5. Mendeskripsikan pengertian tanda baca.
6. Mendeskripsikan tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, dan tanda
pisah.
7. Menjelaskan pemakaian tanda baca serta memberi contoh.
8. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada.
9. Dapat memahami tata cara dan letak dalam pemakaian tanda baca.
10. Dapat membuat karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar.
1.4 Manfaat Penulisan :
1. Dapat memperdalam pemahan mengenai istilah-istilah dalam bahasa Indonesia
2. Mengerti cara pembentukan istilah yang melewati beberapa proses
3. Dapat Mengembangkan bagaimana gambaran proses penulisan unsur terapan
4. Agar memahami bagaimana menuliskan tata cara unsur terapan
5. Dapat mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar.
6. Dapat menulis karya ilmiah dengan ejaan tanda baca yang benar.
7. Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada.
8. Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya ilmiah yang
baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAAN

A.PEMBENTUKAN ISTILAH DAN PENULISAN UNSUR SERAPAN

2.1 PEMBENTUKAN ISTILAH


 Pengertian Istilah dan Tata Istilah
Definisi istilah : kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu..Istilah adalah kata atau frasa dipakai
sebagai nama atau lambing dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, keadaan,
atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah
(terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah
yang dihasilkannya. Misalnya:
 Anabolisme pasar modal
 Demokrasi pemerataan
 Laik terbang perangkap electron

 Istilah Umum dan Istilah Khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas,
menjadi unsur kosakata umum. Misalnya :
Anggaran belanja penilaian
 Daya radio
 Nikah takwa
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja. Misalnya:
 Apendektomi kurtosis
 Bipatride pleistosen

 Persyaratan Istilah yang Baik


Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata
bahasa Indinesia yang berikut.
a. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep
termaksud dan tidak meyimpang dari makna itu,
b. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang
tersedia yang mempunyai rujukan sama.
c. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
d. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
e. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah Bahasa
Indonesia.

2.2 Proses Pembentukan Istilah

 Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahan


Upaya kecendikiaan keilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan
konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Konsep
ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai
istilah yang mapan. Akan tetapi sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang
dipelajari, digunakan dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing.
Disamping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan keilmuan dan pandit Indonesia akan
menetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sama sekali baru sehingga akan
diperlukan peciptaan istilah baru.
 Bahan Baku Istilah Indonesia
Tidak ada satu bahasa yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan
ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipnya yang baru. Bahan istilah Indonesia diambil
dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa
Indoesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu, (2) bahasa Nusantara yang
sempurna, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahasa asing, seperti Inggris dan bahasa Arab.
 Pemantapan Istilah Nusantara
Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia, seperti
bhinneka tunggal ika, batik, sawer, gunungan, dan pamor. Telah lama diterima secara luas
sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.
Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu bahasa
serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan
penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang
pemakaiannya bersifat internaisonal karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan
kaidah fonotaktik, yaitu hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.
 Penerjemahan Langsung
Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan kesesuaian makna tetapi
bentuknya tidak sepadan. Misalnya:
 Supermarket pasar swalayan
 Skyscraper pencakar langit Penerjemahan bahasa asing memiliki beberapa
keuntungan. Selain memperkaya kosakata Indonesia dengan sinonim, istilah
terjemahan juga meningkatkan daya ungkap Bahasa
Indoensia. Jika timbul kesulitan dalam penyerapan istilah asing yang bercorak Anglo-Sakson
ka-rena perbedaan antara lafaal dan ejaannya, penerjemahan merupakan jalan keluar yang baik.
Beberapa sumber bahasa yang dapat dijadikan sumber istilah :
1. Bahasa Indoensia / Melayu
 Kata yang paling tepat mengungkapkan makna konsep, proses, dan keadaan.
a. bea => pajak barang masuk dan barang keluar
b. cukai => pajak hasil perusahaan atau industry
c. pajak => iuran wajib dari rakyat sebagai sumbangan kepala negara. Pajak kekayaan,
tontonan, PBB, dll.

 Kata yang paling singkat daripada kata lain yang berujukan sama
a. gulma => tumbuhan pengganggu
b. suaka => perlindungan
c. kosa => perbendaharaan

 Kata yang bernilai rasa baik dan sedap didengar


a. pramuniaga => pelayan took besar
b. pembantu => babu/jongos
c. karyawan => pekerja/buruh
d. pemandu/ pramuwisata => pennjuk jalan

2. Bahasa – bahasa daerah serumpun


Bahasa Indonesia masih kekurangan kata-kata yang bernilai rasa atas kata-kata efektif yang
melambangkan hati masyarakat.
a. sempoyongan => terhuyung-huyung seperi hendak jatuh
b. bertele-ttele => berbicara tidak jells ujung pangkalnya
c. bobrok => rusak sama sekali (bangunan/akhlak)
d. nyeri => sakit pada salah satu bagian tubuh
e. langka => susah didapat
f. lunas => selesai sepenuhnya
3. Bahasa Asing
Pemakaian istilah asing dapat dilakukan apabila memenuhi syarat sbb:
 Istilah asing yang dipilih lebih cocok karena konotasinya atau lebih bermakna tepat jika
dibandingkan dengan persediaan kata yang ada. Misalnya:
a. konfirmasi => penegasan atau pengesahan
b. amatir => tanpa bayaran
c. logis => masuk akal
d. spontan => tanpa diminta-minta/ dengan sendirinya.

 Istilah asing yang dipilih lebih singkat bila dibandingkan dengan terjemahannya
a. dokumen => surat-surat penting yang menjadi bukti
b. akulturasi => perbaduan unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan kebudayaan yang baru.
Kadang-kadang terdapat istilah yang diizinkan dipakai dalam bahasa asing dan bahasa
Indonesia.
a. menejer = pengelola
b. manajemen = pengelolaan
c. temperature = suhu
d. sektor = bidang
e. realisasi = pelaksanaan
f. sirkulasi = peredaran
Cara pemasukan istilah asing dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Melalui penerimaan secara utuh
2. Melalui terjemahan
3. Melalui adaptasi : penyesuaian ejaan / system bunyi bahasa Indonesia

2.3 PENULISAN UNSUR SERAPAN

 Pengertian kata serapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam
suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.Masyarakat Indonesia sekarang, telah
banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata –
kata serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang
terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya
menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak
disadari oleh masyarakat.
 Kata serapan dalam bahasa indonesia

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah
yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan
kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun
penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan kata-kata serapan. Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap
kata-kata dari bahasa lainnya.
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi,
yaitu :
Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
a. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
b. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya
Kata serapan masuk ke dalam bahasa indonesia dengan 4 cara yaitu :
 Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan. Contoh : supermarket, plaza, mall
 Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau
penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia,Contoh :
Pluralization > pluralisasi & Acceptability > akseptabilitas
 Cara Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia,Contohnya :
Overlap > tumpang tindih & Try out > uji coba
 Cara Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara
kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada
dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu
kata saja.Contoh : Effective > berhasil guna & Spare parts > suku cadang .
 Penulisan Unsur Serapan
Penulisan Unsur Serapan,Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari
berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta,
Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata
serapan, yaitu:
 Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia,
misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah,
dan ember.
 Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan
dan pengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out,
time out, check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web,
linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
 Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai
dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation),
matematika (mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis
(bussines),

Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock, dan long march. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2. Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia dan diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang
utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata
standar, implemen, dan objek.
Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa
kaidah yang berlaku misalnya seperti: c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic menjadi
kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium menjadi akuarium, frequency
menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f
(phase menjadi fase, physiology menjadi fisiologi). Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap
dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist
menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapantersebut, kesalahan penyerapan masih
sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih
banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan kata aktifitas
dibandingkan dengan kata aktivitas. Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes
dalam menerima dan menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini
hendaknya tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan mengabaikan
khazanah bahasa kita.
 Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan istilah
asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah
satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.:
a. Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia trlalu banyak sinonimnya.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar.
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih menbikuti cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesia nya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah
ejaannya contoh : otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
Berikut ini contoh unsur serapan yaitu :
 Baku Tidak Baku
o apotek : apotik
o atlet : atlit
o atmosfer : atmosfir
o aktivitas : aktifitas
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik
dari bahasa daerah (lokal) maupun bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, dan
Belanda.

2.4 Macam Dan Sumber Bentuk Serapan


Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar atau bentuk turunan. Pada
prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau konteksnya condong pada bentuk jamak
pemilihan bentuk tersebut dilakukan dengan pertimbangan :
a. Konteks situasi dan ikatan kalimat
b. Kemudahan belajar bahasa
c. Kepraktisan
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah inggris yang
pemakaiannya sudah internasional, yakni yang dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah itu sedapat-dapatnya dilakukan dengan mengutamakan ejaannya dalam
bahasa sumber tanpa mengabaikan segala lafal. Misalnya:
a. Bound morpheme - morfem terikat
b. Clay colloid - koloid lempung
c. Clearance - volume ruang bakar
d. Subdivision - subbagian

B. PEMAKAIAN TANDA BACA


2.5 Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan
frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca
berbeda antara bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah
suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
2.6 Pemakaian Tanda Baca
Dalam hal pembuatan karangan ilmiah, kesalahan huruf dan tanda baca sering muncul.
Dan di dalam penulisan tanda baca sering sekali kita lalai dan melakukan kesalahan dalam
penulisanya. Sehingga menjadikan karangan atau karya ilmiah kita menjadi sebuah karya yang
kurang baik karena ada kesalahan dalam penulisanya. Dari berbagai kesalahan itu, sebenarnya
para penulis karya ilmiah mampu untuk membuat tulaisanya, akan tetapi mereka sering lalai
dan ceroboh dalam penggunaan tanda baca. Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele
dalam penggunaanya sehingga kadang menjadikan kalimat itu menjadi rancu dan berbeda arti.
Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan tikus mati”. Dalam konteks kalimat ini jika
tidak kita beri pemisah tanda baca maka akan menjadikanya sulit untuk dipahamai. Dari
kalimat “kucing makan tikus mati” siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, akan tetapi
apabila kita ganti konteks kalimat ini dengan pemberian tanda baca seperti ini ”kucing makan,
tikus mati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, kemudian apabila kita gunakan
konteks kalimat ini ”kucing makan tikus, mati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat
ini?. Kucing makan tikus mati adalah salah satu contoh kalimat yang banyak persepsi apabila
kita salah menggunakan tanda bacanya. Oleh karena itu, pemakaian tanda baca dalam
penyusunan kalimat sangat perlu untuk diperhatikan.
2.7 Macam-macam Tanda Baca
Tanda baca yang dipakai dalam penulisan yaitu :
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (_)
7. Tanda elipis (…)
8. Tanda Tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ([…])
12. Tanda petik ganda (“…”)
13. Tanda petik tunggal (‘…’)
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat (‘)

2.8 Jenis-jenis Tanda Baca dan Contoh penggunaannya


a. Tanda Titik (.)
Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan,
gelar, dan angka-angka. Ada beberapa pemakaian tanda titik yang biasa digunakan, antara lain:
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contohnya :
 .Ayahku tinggal di Solo.
 .Biarlah mereka duduk di sana.
 .Dia menanyakan siapa yang akan datang.
 Hari ini tanggal 6 April 1973.
 Marilah kita mengheningkan cipta.
 Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contohnya :
 Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detikyang menunjukkan waktu.
Contohnya:
 pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
 0.0.30 jam (30 detik)
4. Tanda titik tidak dipakai di belakang
a) alamat pengirim dan tanggal surat atau
b) nama dan alamat penerima surat.
Contohnya:
 Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
 Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) atau
 Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
 Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
 Palembang (tanpa titik)
 Jakarta (tanpa titik)
 1 April 1985 (tanpa titik)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan.
Contohnya:
 Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

b. Tanda Koma (,)


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh : Saya menjual baju, celana, dan topi.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
berikutnya. Yang didahului kata seperti, tetapi, dan melainkan. Contoh : Saya
bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contohnya : Saya tidak akan datang
kalau hari hujan.
d. Tanda koma dipakai dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat. Contohnya : Wah, bukan main.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Contohnya : Kata adik, “saya sedih sekali”.
c. Tanda Titik Koma
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara. Contohnya : Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contohnya : Adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran
pilihan pendengar.

d. Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap nila diikuti rangkaian atau
pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua :Borgx
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan. Contoh: Borgx :” Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
d. Tanda baca dua dipakaii (i) diantara jilid atau nomor dan halaman, (ii) diantara bab dan
ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) diantara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: (i)Tempo, I (1971), 34:7, (ii) Surah Yasin:9, (iii) Karangan Ahli Hakim,
Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding). Contoh: Nisbah
siswa laki-laki yang terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan perlengkapan
yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
e. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-
ulang, kemerah-merahan. Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan
pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: -p-e-n-g-u-r-u-s , -8-4-1973.
c. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan.
Contoh : Ber-evolusi dengan ber-revolusi
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing. Contoh: di-charter, pen-tackle-an.
f. Tanda Pisah (-)
a. Tanda pisah em (-) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus diluar bangun kalimat yang memberikan penjelalsan khusus diluar
bangun kalimat. Contoh: Wikipediaa Indonesia-saya harapan-akan menjadi Wikipedia
terbesar.
b. Tanda pisah em (-) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat ini menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian penemuan ini ---evolusi, teori
kenisbian, dan kini juga pembelahan atom --- telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
c. Tanda pisah en (-) dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang bearti sampai dengan
atau diantara dua nama kota yang bearti “ke’, atau ‘sampai’. Contoh: 1919-1921,
Medan-Jakarta, 10-13 Desember 1999
d. Tanda pisah en (-) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (-). Contoh: dari halaman 45 sampai65, bukan dari halaman 45-65
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

 Kesimpulan materi pembentukan istilah


kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu..Istilah adalah kata atau frasa dipakai sebagai
nama atau lambing dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, keadaan, atau
sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Yang melewati proses :
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahan ; Bahan Baku Istilah Indonesia ; Pemantapan Istilah
Nusantara ; Pemadanan Istilah dan penerjemahan langsung.

 Kesimpulan materi penulisan unsur terapan


Dari penjelasan isi dan pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa ada sebagian
kecil dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa asing maupun bahasa daerah yang sudah
dijadikan bahasa baku yang sesuai dengan EYD yang disebut dengan unsur
serapan.Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
atas, unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan unsur
serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

 Kesimpulan materi pemakain tanda baca


Berdasarkan pembahasan dimuka, dapat ditarik 4 butir kesimpulan berikut.
Tanda baca adalah symbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu
pada bahasa, melainkan berperan untuk menunjukan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Tanda baca dalam
penggunannya dapat dilihat pada bahasan diatas, bukan soal tahu saja tapi harus dipahami lebih
dalam tentang permasalahannya yang sering muncul setelah (salah penggunan tanda baca)
dalam karya tulis ilmiah, Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan
yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun seelumnya belum mengetahui hal tersebut.
Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang timbul
akibat salah dalam penulisan tanda baca.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, diajukan saran-saran konstruktif kepada pihak-pihak sebagai
berikut.
 Setiap warga negara Indonesia seharusnya lebih memperdalam pemahaman
mengenai istilah-istilah dalam bahasa Indonesia dan proses pembentukkannya.
 Pertama, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan tanda
baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media
internet atau buku, agar kesalahn-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda
baca dapat dicegah sedini mungkin.Kasus dilapangan yang sering muncul yaitu
kurangnya perhatian para penulis karya ilmiah yang kurang tau mengenai seluk beluk
membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar. Contohny dalam membuat makalah,
sebagian besar mungkin berpendapat bahwa makalah harus menyertakannya.
DAFTAR PUSAKA

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Pedoman_Umum%20Pe
mbentukan_Istilah_PBN_0.pdf
http://abdulkadirusman87.blogspot.com/2011/06/makalah-penulisan-unsur-serapan-
menurut.html
http://masagengprastiyo.blogspot.com/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-bacadalam.html

http://pendisetiyo.blogspot.com/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai