DOSEN PENGAMPU :
Rospala Hanisah Yusti Sari, M.Pd
DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 5 )
Nama Anggota :
Melani Dewita sari ( 20.11.022549 )
Nor Azizah ( 20.11.022550 )
Resty Amalia Purwandini ( 20.11.022753 )
Trisiani Tiara ( 20.11.022566)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................... ..2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Permasalahan......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................... .4
1.4 Manfaat penulisan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1. Pengertian Istilah & Tata Istilah…………………………………………………….5
2.2 Proses Pembentukan Istilah…………………………………………………………6-8
2.3 Pengertian Unsur Serapan…………………………………………………………9-11
2.4 Macam & Bentuk Unsur Serapan…………………………………………………….11
2.5 Pengertian Tanda Baca.................................................................................................12
2.6 Pemakaian Tanda Baca.................................................................................................12
2.7 Macam-macam Tanda Baca..........................................................................................12
2.8 Jenis-jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaan.....................................................13-15
BAB III PENUTUP.........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Kata yang paling singkat daripada kata lain yang berujukan sama
a. gulma => tumbuhan pengganggu
b. suaka => perlindungan
c. kosa => perbendaharaan
Istilah asing yang dipilih lebih singkat bila dibandingkan dengan terjemahannya
a. dokumen => surat-surat penting yang menjadi bukti
b. akulturasi => perbaduan unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan kebudayaan yang baru.
Kadang-kadang terdapat istilah yang diizinkan dipakai dalam bahasa asing dan bahasa
Indonesia.
a. menejer = pengelola
b. manajemen = pengelolaan
c. temperature = suhu
d. sektor = bidang
e. realisasi = pelaksanaan
f. sirkulasi = peredaran
Cara pemasukan istilah asing dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Melalui penerimaan secara utuh
2. Melalui terjemahan
3. Melalui adaptasi : penyesuaian ejaan / system bunyi bahasa Indonesia
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah
yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan
kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun
penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan kata-kata serapan. Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap
kata-kata dari bahasa lainnya.
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi,
yaitu :
Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
a. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
b. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya
Kata serapan masuk ke dalam bahasa indonesia dengan 4 cara yaitu :
Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan. Contoh : supermarket, plaza, mall
Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau
penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia,Contoh :
Pluralization > pluralisasi & Acceptability > akseptabilitas
Cara Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia,Contohnya :
Overlap > tumpang tindih & Try out > uji coba
Cara Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara
kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada
dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu
kata saja.Contoh : Effective > berhasil guna & Spare parts > suku cadang .
Penulisan Unsur Serapan
Penulisan Unsur Serapan,Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari
berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta,
Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata
serapan, yaitu:
Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia,
misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah,
dan ember.
Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan
dan pengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out,
time out, check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web,
linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai
dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation),
matematika (mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis
(bussines),
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock, dan long march. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2. Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia dan diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang
utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata
standar, implemen, dan objek.
Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa
kaidah yang berlaku misalnya seperti: c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic menjadi
kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium menjadi akuarium, frequency
menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f
(phase menjadi fase, physiology menjadi fisiologi). Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap
dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist
menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapantersebut, kesalahan penyerapan masih
sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih
banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan kata aktifitas
dibandingkan dengan kata aktivitas. Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes
dalam menerima dan menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini
hendaknya tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan mengabaikan
khazanah bahasa kita.
Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan istilah
asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah
satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.:
a. Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia trlalu banyak sinonimnya.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar.
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih menbikuti cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesia nya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah
ejaannya contoh : otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
Berikut ini contoh unsur serapan yaitu :
Baku Tidak Baku
o apotek : apotik
o atlet : atlit
o atmosfer : atmosfir
o aktivitas : aktifitas
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik
dari bahasa daerah (lokal) maupun bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, dan
Belanda.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Pedoman_Umum%20Pe
mbentukan_Istilah_PBN_0.pdf
http://abdulkadirusman87.blogspot.com/2011/06/makalah-penulisan-unsur-serapan-
menurut.html
http://masagengprastiyo.blogspot.com/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-bacadalam.html
http://pendisetiyo.blogspot.com/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-dalam.html