Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SYSTEM HOMEOSTASIS

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisilogi

Dosen Pengampu

Leny Yulia Widia Sari, S.Tr.Kes

Di susun Oleh :

1. Alisa alfiya Makki (20070001)


2. Alisyah Pratiwi (20070002)
3. Cahyaning Dewi (20070003)
4. Diana Nadhifah (20070004)
5. Dias Retno Sasmita (20070005)
6. Dini Athira (20070006)
7. Eka Rela Pradana (20070007)
8. Fajar Dwi Susanto (20070008)
9. Fany Eka Romdany (20070009)
10. Fista April Liatin (20070010)
11. Hanna Shafrina Rohma (20070011)

STIKES dr. SOEBANDI JEMBER


PROGRAM STUDY D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem
Homeostasis ini tepat pada waktunya. Adapaun tujuan dari penulisan makalah imi
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Patofisiologi. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Hemostasis bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Leny Yulia Widia Sari, S.Tr.Kes
mata kuliah Patofisiologi yang memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan sarann yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jember, 26 Februari 2021

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Amerika Serikat konsep konstansi lingkungan (milieu) internal menarik


perhatian Lawnrence J. Henderson (1878-1942). Kemudian Walter Bradford Cannon
(1871-1945) dengan tulisan-tulisannya membantu menyeba luaskan gagasam mengenai
mekanisme pengaturan fisiologis. Cannon memperkenalkan istilah homeostasis yaitu
suatu kondisi yang mempertahankan konstansi lingkungan internal tubuh yang tetap
dan tidak berubah, melainkan suatu kondisi yang relatif konstan, terkoordinasi dengan
baik dan stabil.

Homeostasis menjadi prinsip yang mengarahkan riset dibidang fisiologi.


Fisiologi sendiri berasal dari 2 kata yaitu fisio artinya fungsi dan logos berarti ilmu,
yaitu ilmu yang mempelajari fungsi struktur anatomi serta proses-proses biologi yang
memungkinkan kehidupan itu ada dan berfungsi.

Homeostasis berasal dari bahasa yunani yaitu, homeo yang berarti sama dan
stasis yang berarti mempertahankan keadaan. Homeostasis merupakan keadaan relatif
konstan di dalam lingkungan internal tubuh. Semua proses yang terjadi dalam
organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan internal, dalam kondisi tertentu
agar tercipta kondisi optimal bagi kehidupan organisme yang bersangkutan.

Homeostasis dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis.


Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau adanya
perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang
sesuaisehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Komunikasi antar sel ini
merupakan media yang menopang pengendalian fungsi sel atau organ tubuh.
Pengendalian sederhana terjadi secara lokal, yaitu yang dilakukan dengan komunikasi
antar sel yang berdekatan.Untuk itu sel-sel tubuh harus mampu berkomunikasi satu
dengan yang lainnya. Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang
mengontrol fungsi tubuh, sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan
endokrin.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sistem Homeostatis?
1.2.2 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi homeostasis?
1.2.3 Bagaimana sistem mekanisme homeostasis?
1.2.4 Apa saja macam-macam sistem kontrol homeostatis?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui drfinisi sistem Homeostasis.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi homeostasis.
1.3.3 Untuk mengetahui mekanisme homeostasis..
1.3.4 Untuk mengetahui macam-macam sistem kontrol homeostasis.

1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui definisi sistem Homeostasis.
1.4.2 Dapat mengetauhi faktor-faktor yang mempengaruhi homeostasis.
1.4.3 Dapat mengetahui mekanisme homeostasis.
1.4.4 Dapat mengetahui macam-macam sistem kontrol homeostasis.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Hemostasis

Sistem Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk
hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal,
meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini
meliputi berbagai variabel, seperti suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga
dalam batas yang telah ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya
yaitu pH cairan ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta kadar gula
darah. Hal-hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan aktivitas tubuh terus berubah.
Setiap variabel ini dikendalikan oleh satu atau beberapa mekanisme yang bersama-sama
mempertahankan kehidupan.

Ketika suatu hal sudah dalam kondisi optimal, homeostasis muncul sebagai
resistansi alami untuk berubah. Kondisi seimbang dipertahankan dan diatur oleh
banyak mekanisme. Semua mekanisme yang mengendalikan homeostasis memiliki
setidaknya tiga komponen yang saling bergantung, yaitu reseptor, pusat kendali, dan
efektor, yang masing-masing dimiliki untuk setiap variabel yang diatur. Reseptor
adalah komponen penginderaan yang memantau dan merespons perubahan lingkungan,
baik eksternal maupun internal. Reseptor mencakup reseptor suhu dan reseptor
mekanik. Pusat kontrol misalnya pusat pernapasan dan sistem renin–angiotensin.
Efektor adalah target yang ditindaklanjuti sehingga perubahan dikembalikan ke
keadaan normal.

2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Homeostatis

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi sistem homeostatis antara lain adalah
sebagai berikut :

1. Konsentrasi molekul-molekul nutrien. Sel-sel memerlukan pasokan


molekul nutrien secara terus menerus untuk menghasilkan energi. Energi,
sebaliknya diperlukan untuk mennjang berbagai aktivitas sel baik yang
bersifat khusus maupun yang untuk mempertahankan kehidupa.
2. Konsentrasi O2 dan CO2. Sel-sel memerlukan O2 untuk melakukan reaksi
kimiapembentuuk energi. CO2 yang dibentuk selama reaksi-reaksi ini harus
dikeluarkan sehingga tidak terbentuk asam yang meningkat keasaman
lingkungan internal.
3. Konsentrasi zat sia. Sebagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk
akhir yang menimulkan efek toksik pada sel tubuh jika dibiarkan
berakumulasi.
4. pH. Perubahan pada pH (jumlah relative asam) berpengaruh buruk pada
fungsi sel saraf dan merusak aktivitas enzim semua sel.
5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolit lain. Karena konsentrasi relatif garam
(NaCl) dan air di cairan ekstrasel mempengaruhi seberapa banyak air yang
masuk atau keluar sel, maka konsentrasi keduanya diatur secara cermat
untuk mempertahankan volume sel. Sel tidak berfungsi normal jika
membengkak atau menciut. Elektrolit-elektrolit lain berperan dalam
berbagai fungsi vital lain. Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur
bergantung pada konsentrasi kalium (K+) yang relatif konstan di cairan
ekstrasel.
6. Volume dan tekana. Komponen lingkungan internal yang beredar , yaitu
plasma, harus dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang adekuat
untuk menjamin distribusi penghubung antara lingkungan eksternal dan sel
yang penting ini ke seluruh tubuh.
7. Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang sempit. Jika
sel terlalu dingin makan fungsi sel akan terlalu melambat dan yang lebih
buruk lagi, jika sel terlalu panas maka protein-protein structural dan
enzimatik akan terganggu dan rusak.

2.3 Mekanisme Sistem Homeostatis

Proses metabolik pada semua organisme hanya dapat terjadi di lingkungan fisik dan
kimia yang sangat spesifik. Kondisinya bervariasi pada masing-masing organisme dan
tergantung apakah proses kimia berlangsung di dalam sel atau di dalam cairan interstisial yang
menggenangi sel. Mekanisme homeostasis yang paling dikenal pada mamalia adalah regulator
(pengatur) yang menjaga agar komposisi cairan ekstraseluler (atau "lingkungan internal") tetap
konstan, terutama yang berkaitan dengan suhu, pH, osmolalitas, serta konsentrasi natrium,
kalium, glukosa, karbon dioksida, dan oksigen. Ada banyak sekali mekanisme homeostasis lain
yang mengatur beragam aspek fisiologi dalam tubuh. Ketika tingkat suatu variabel lebih tinggi
atau lebih rendah dari yang dibutuhkan, masing-masing kondisi ini sering diawali dengan hiper-
dan hipo-, seperti hipertermia dan hipotermia atau hipertensi dan hipotensi.
Jika suatu entitas dikendalikan melalui homeostasis, hal itu tidak menyiratkan bahwa
nilainya harus benar-benar stabil untuk menjaga kesehatan. Suhu inti tubuh, misalnya,
diatur oleh mekanisme homeostasis oleh sensor suhu, di antaranya hipotalamus pada
otak. Namun, titik setel suatu regulator diatur ulang secara teratur. Sebagai contoh, suhu
inti tubuh pada manusia bervariasi sepanjang hari (dipengaruhi oleh ritme sirkadian),
dengan suhu terendah terjadi pada malam hari dan tertinggi pada sore hari. Suhu normal
juga bervariasi akibat siklus menstruasi. Titik setel regulator suhu diatur ulang ketika
infeksi untuk menghasilkan demam. Organisme mampu menyesuaikan diri pada
berbagai kondisi seperti perubahan suhu atau kadar oksigen pada ketinggian tertentu,
dengan proses aklimatisasi. Proses hemeostasis yang terjadi di dalam tubuh
kemungkinan adalah sebagai berikut :

1. Apabila banyak garam dalam badan dan kurang air


2. Apabila kurang garam dalam badan dan banyak air

Apabila kadar garam lebih dari jumlah normal dan kurang air dalam badan, tekanan
osmosis darah akan meningkat, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang
kemudian kelenjar hipofisis akan dirangsang lebih aktif untuk mensekresikan hormon
ADH yang bersifat antidiuretik untuk meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal
terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan kurang dirangsang, maka lebih
banyak air diserap dan kurang ion natrium dan ion kalsium diserap kembali masuk
dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan turun, proses ini akan berulang sehingga
tekanan osmosis darah pada jumlah normal.

Apabila kadar garam lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh dan lebih banyak
air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan menurun, osmoreseptor pada hipotalamus
akan terangsang kemudian kelenjar pituitariakan kurang dirangsang untuk
mensekresikan hormon ADH (antidiuresis) untuk mengurangi permeabilitas tubulus
ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan dirangsang dengan lebih
aktif, maka lebih sedikit air diserap dan lebih sedikit juga natrium dan kalsium diserap
kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan naik, proses ini akan berulang
sehingga tekanan osmosis darah berada pada jumlah normal.
Fungsi hormon antidiuresis ialah:

 Merangsang penyerapan kembali air pada tubulus ginjal - Menambah permeabilitas


tubulus ginjal terhadap air.

Fungsi hormon aldosteron ialah:

 Agar ion natrium dan ion kalsium dalam darah tetap seimbang - Penyerapan ion
kalsium dan ion natrium pada tubulus ginjal.
 Memelihara keseimbangan air dan garam dalam darah

Air yang tidak diserap masuk kembali dalam tubuh dan akan keluar sebagai air kencing.

2.4 Macam-Macam Sistem Kontrol pada Homeostasis

Sistem kontrol homeostatik adalah suatu jalinan komponen-komponen tubuh


yang saling berhubungan secara fungsional dan bekerja untuk mempertahankan suatu
faktor dalam lingkungan internal agar relatif konstan di sekitar suatu tingkat optimal.

Ada beberapa syarat dalam sistem kontrol homeostasis yaitu:


1. Mendeteksi penyimpangan dari nilai normal faktor internal yang perlu dijaga dalam
batas-batas yang sempit.
2. Mengintegrasikan informasi ini dengan informasi lain yang relevan.
3. Melakukan penyesuaian yang tepat dalam aktivitas bagian-bagian tubuh yang
bertanggung jawab memulihkan faktor tersebut ke nilai yang diinginkan.

Sistem kontrol homeostatik dapat dikelompokkan menjadi dua kelas-kontrol


intrinsik dan ekstrinsik. Kontrol intrinsik (lokal) terdapat di dalam dan inheren bagi
suatu organ (intrinsik berarti “di dalam”). Sebagai contoh, karena otot rangka yang
sedang berolahraga menggunakan O2 dengan cepat untuk menghasilkan energi untuk
menunjang aktivitas kontraktilnya maka konsentrasi O2 di dalam otot turun. Kontrol
ekstrinsik : mekanisme regulasi yang dimulai di luar organ untuk mengubah aktivitas
organ tersebut. Dilakukan oleh sistem saraf dan endoktrin.
Sebagai contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai jika tekanan
tersebut turun terlalu rendah, sistem saraf secara simultan bekerja pada jantung dan
pembuluh darah di seluruh tubuh untuk meningkatkan tekanan darah ke normal.

Sistem kontrol homeostatik yang paling utama adalah berdasarkan prinsip


umpan balik (feedback). Umpan balik dibagi menjadi dua yaitu:
Umpan balik negatif adalah suatu perubahan sebuah variabel yang dilawan oleh suatu
respon yang cenderung berkebalikan dengan perubahan tersebut.
Umpan balik positif adalah suatu perubahan yang berlawanan dengan peristiwa pada
sistem umpan balik negatif.

Adapun komponen penyusun sistem umpan balik antara lain:


1. Stimulus
2. Reseptor
3. Pusat integrasi
4. Efektor
5. Respon
Namun ada 3 komponen prinsip yaitu sebuah reseptor, pusat integrasi, dan efektor.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Sistem Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup
untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan
normal,meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi sistem homeostasis antara lain yaitu Konsentrasi
molekul molekul nutrien,Konsentrasi O2 dan CO2,Konsentrasi zat sisa,pH,Konsentrasi
garam,air dan elektrolit lain,Volume dan tekanan,Suhu.Proses homeostasis yang terjadi di
dalam tubuh kemungkinan yaitu apabila banyak garam dalam badan dan kurang air dan apabila
kurang garam dalam badan dan banyak air.
Syarat dalam sistem kontrol homeostasis yaitu Mendeteksi penyimpangan dari nilai normal
faktor internal yang perlu dijaga dalam batas batas yang sempit,Mengintegrasikan informasi
ini dengan informasi lain yang relevan,mlakukan penyesuaian yang tepat dalam aktivitas
bagian bagian tubuh yang bertanggung jawab memulihkan faktor tersebut ke nilai yang
diinginkan.Komponen sitem penyusun sistem umpan balik antara lain yaitu
Stimulus,Reseptor,Pusat integrasi,Efektor,dan Reseptor.
2.Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun mengharapkan khususnya semua
mahasiswa dan mahasiswi pendidikan biologi dan para pembaca sekalian dapat mengetahui
serta memahami apa itu homeostatis, fungsi homeostatis, faktor homeostatis dan mekanisme
homeostatis.
Agar teman-teman / para pembaca dapat lebih mengerti mengenai homeostatis dan
homeodinamik serta diharapkan dapat dijadikan bahan referensi sebagai bahan pelajaran yang
bermanfaat tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
https://lielyepink.wordpress.com/2017/06/15/sistem-kontrol-homeostasis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Homeostasis
https://www.scribd.com/doc/224269479/Faktor-Yang-Mempengaruhi-Homeostasis
https://www.scribd.com/doc/212540258/MAKALAH-Homeostasis

Anda mungkin juga menyukai