Patofisiologi Kelompok 1 Baru
Patofisiologi Kelompok 1 Baru
SYSTEM HOMEOSTASIS
Dosen Pengampu
Di susun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem
Homeostasis ini tepat pada waktunya. Adapaun tujuan dari penulisan makalah imi
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Patofisiologi. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Hemostasis bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Leny Yulia Widia Sari, S.Tr.Kes
mata kuliah Patofisiologi yang memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan sarann yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Homeostasis berasal dari bahasa yunani yaitu, homeo yang berarti sama dan
stasis yang berarti mempertahankan keadaan. Homeostasis merupakan keadaan relatif
konstan di dalam lingkungan internal tubuh. Semua proses yang terjadi dalam
organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan internal, dalam kondisi tertentu
agar tercipta kondisi optimal bagi kehidupan organisme yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui drfinisi sistem Homeostasis.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi homeostasis.
1.3.3 Untuk mengetahui mekanisme homeostasis..
1.3.4 Untuk mengetahui macam-macam sistem kontrol homeostasis.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui definisi sistem Homeostasis.
1.4.2 Dapat mengetauhi faktor-faktor yang mempengaruhi homeostasis.
1.4.3 Dapat mengetahui mekanisme homeostasis.
1.4.4 Dapat mengetahui macam-macam sistem kontrol homeostasis.
BAB II PEMBAHASAN
Sistem Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk
hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal,
meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini
meliputi berbagai variabel, seperti suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga
dalam batas yang telah ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya
yaitu pH cairan ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta kadar gula
darah. Hal-hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan aktivitas tubuh terus berubah.
Setiap variabel ini dikendalikan oleh satu atau beberapa mekanisme yang bersama-sama
mempertahankan kehidupan.
Ketika suatu hal sudah dalam kondisi optimal, homeostasis muncul sebagai
resistansi alami untuk berubah. Kondisi seimbang dipertahankan dan diatur oleh
banyak mekanisme. Semua mekanisme yang mengendalikan homeostasis memiliki
setidaknya tiga komponen yang saling bergantung, yaitu reseptor, pusat kendali, dan
efektor, yang masing-masing dimiliki untuk setiap variabel yang diatur. Reseptor
adalah komponen penginderaan yang memantau dan merespons perubahan lingkungan,
baik eksternal maupun internal. Reseptor mencakup reseptor suhu dan reseptor
mekanik. Pusat kontrol misalnya pusat pernapasan dan sistem renin–angiotensin.
Efektor adalah target yang ditindaklanjuti sehingga perubahan dikembalikan ke
keadaan normal.
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi sistem homeostatis antara lain adalah
sebagai berikut :
Proses metabolik pada semua organisme hanya dapat terjadi di lingkungan fisik dan
kimia yang sangat spesifik. Kondisinya bervariasi pada masing-masing organisme dan
tergantung apakah proses kimia berlangsung di dalam sel atau di dalam cairan interstisial yang
menggenangi sel. Mekanisme homeostasis yang paling dikenal pada mamalia adalah regulator
(pengatur) yang menjaga agar komposisi cairan ekstraseluler (atau "lingkungan internal") tetap
konstan, terutama yang berkaitan dengan suhu, pH, osmolalitas, serta konsentrasi natrium,
kalium, glukosa, karbon dioksida, dan oksigen. Ada banyak sekali mekanisme homeostasis lain
yang mengatur beragam aspek fisiologi dalam tubuh. Ketika tingkat suatu variabel lebih tinggi
atau lebih rendah dari yang dibutuhkan, masing-masing kondisi ini sering diawali dengan hiper-
dan hipo-, seperti hipertermia dan hipotermia atau hipertensi dan hipotensi.
Jika suatu entitas dikendalikan melalui homeostasis, hal itu tidak menyiratkan bahwa
nilainya harus benar-benar stabil untuk menjaga kesehatan. Suhu inti tubuh, misalnya,
diatur oleh mekanisme homeostasis oleh sensor suhu, di antaranya hipotalamus pada
otak. Namun, titik setel suatu regulator diatur ulang secara teratur. Sebagai contoh, suhu
inti tubuh pada manusia bervariasi sepanjang hari (dipengaruhi oleh ritme sirkadian),
dengan suhu terendah terjadi pada malam hari dan tertinggi pada sore hari. Suhu normal
juga bervariasi akibat siklus menstruasi. Titik setel regulator suhu diatur ulang ketika
infeksi untuk menghasilkan demam. Organisme mampu menyesuaikan diri pada
berbagai kondisi seperti perubahan suhu atau kadar oksigen pada ketinggian tertentu,
dengan proses aklimatisasi. Proses hemeostasis yang terjadi di dalam tubuh
kemungkinan adalah sebagai berikut :
Apabila kadar garam lebih dari jumlah normal dan kurang air dalam badan, tekanan
osmosis darah akan meningkat, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang
kemudian kelenjar hipofisis akan dirangsang lebih aktif untuk mensekresikan hormon
ADH yang bersifat antidiuretik untuk meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal
terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan kurang dirangsang, maka lebih
banyak air diserap dan kurang ion natrium dan ion kalsium diserap kembali masuk
dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan turun, proses ini akan berulang sehingga
tekanan osmosis darah pada jumlah normal.
Apabila kadar garam lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh dan lebih banyak
air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan menurun, osmoreseptor pada hipotalamus
akan terangsang kemudian kelenjar pituitariakan kurang dirangsang untuk
mensekresikan hormon ADH (antidiuresis) untuk mengurangi permeabilitas tubulus
ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan dirangsang dengan lebih
aktif, maka lebih sedikit air diserap dan lebih sedikit juga natrium dan kalsium diserap
kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan naik, proses ini akan berulang
sehingga tekanan osmosis darah berada pada jumlah normal.
Fungsi hormon antidiuresis ialah:
Agar ion natrium dan ion kalsium dalam darah tetap seimbang - Penyerapan ion
kalsium dan ion natrium pada tubulus ginjal.
Memelihara keseimbangan air dan garam dalam darah
Air yang tidak diserap masuk kembali dalam tubuh dan akan keluar sebagai air kencing.