Anda di halaman 1dari 3

Nama : Noryance Bulu

NIM : 12190438
Grup : B
Akuntansi Keuangan Menengah 1

Ringkasan Chapter 8
CHAPTER 8
VALUATION OF INVENTORIES
A COST – BASIS APPROACH
A. Inventories Issues
1. Classification
Inventori adalah aset yang ditahan untuk dijual kembali dalam operasi utama
perusahaan atau barang yang digunakan untuk memproduksi barang lain yang
diperuntukan untuk dijual. Terdapat dua jenis perusahaan yang memiliki
inventories, yaitu perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, dimana
terdapat tiga jenis inventories yaitu, raw material, Work In proces dan Finished
goods.
2. Inventory Cosh flow
CHAPTER 8
VALUATION OF INVENTORIES
A. Inventories Issues
1. Classification
Inventori adalah aset yang ditahan untuk dijual kembali dalam operasi utama perusahaan atau
barang yang digunakan untuk memproduksi barang lain yang diperuntukan untuk dijual. Terdapat
dua jenis perusahaan yang memiliki inventories, yaitu perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur, dimana terdapat tiga jenis inventories yaitu, raw material, Work In proces dan
Finished goods.
2. Inventory Cosh flow

a. Prepertual system
Karakteristik utama dari prepertual system adalah :
 Pembelian barang dagangan dicatat sebagai inventories
 Beban angkut diakui dengan mendebet inventories. Purchases discount diakui dengan
mengkredit inventories.
 Cogs didebit dan inventori dikredit untuk setiap kali terjadi penjualan
 Subsidiary record menampilkan informasi yang berkenaan mengenai kuantitas dan
harga/unit untuk setiap jenis barang.
Dalam prepertual system, selalu menampilkan pencatatan yang berkelanjutan mengenai
COGS dan persediaan.
b. Periodik system
Dalam metode periodik, perusahaan menghitung kuantitas produk hanya pada akhir periode
saja. beberapa karakteristik dari periodik system adalah :
 Pembelian barang dagangan diakui dengan mendebit pembelian
 Ending inventorie dihitung dengan stock of name.
3. Inventory Control
Untuk berbagai alasan, perusahaan membutuhkan cara yang berkaitan dengan control dan
perencanaan inventory. Secara konsep, prepertual sistem selalu mencatat mengenai persediaan
barang dagangan dan COGS. Namun, bagaimanapun juga perusahaan tetap membutuhkan
perhitungan secara fisik terhadap persediaan barang dagangan, dan informasi yang update
mengenai level inventory untuk menghindari kehabisan stock atau kelebihan pembelian dan
untk persiapan informasi keuangan bulanan atau tahunan.
B. Physical goods included in inventory
Perusahaan mencatat inventories saat telah terjadi perpindahan hak dari penjual
kepada perusahaan. Terdapat beberapa general rule, diantaranya :
 Fob shipping point => diakui saat telah dilakukan jual beli,
 Fob destination point => diakui saat telah sampai kegudang pembeli
 Barang konsinyasi => saat barang telah terjual kepada pihak ke 3
 Sales with repurchases => saat diterima oleh penjual.
1. Goods in transit
Pengakuan inventori in transit sangat tergantung terhadap perjanjian pengiriman. Jika
perjanjian pengirimanya adalah FOB Shipping point, maka begitu telah terjadi transaksi,
barang harus diakui. Biaya angkut, resiko dan berbagai macam elemen lainya guna membawa
barang dari gudang penjual ke gudang pembeli menjadi tanggung jawab dan resiko pembeli.
Jika perjajian penyerahanya adalah FOB destination point, maka barang akan diakui setelah
sampai ke gudang penjual. Biaya angkut, resiko dan berbagai macam elemen lainya guna
membawa barang dari gudang penjual ke gudang pembeli menjadi tanggung jawab dan resiko
penjual.
2. Barang konsinyasi
Barang konsinyasi tidak dapat diakui sebagai inventory, karena perusahaan yang menerima
barang konsinyasi tidak memiliki kontrol terhadap barang yang bersangkutan, mengingat
belum adanya perpindahan hak dari penjual kepada pembeli. Bagi pemilik barang konsinyasi,
barang konsinyasi yang keluar jika jumlahnya cukup significant akan diakui sebagai bagian
yang terpisah dari inventory dan dicantumkan dalam CALK.
3. Special agreement
Terdapat dua situasi utama, yaitu :
 Penjualan dengan perjanjian dapat dibeli kembali
 Penjualan yang berhak diretur kembali
C. Cost Include In Inventory
1. Period cost
Biaya period adalah biaya – biaya yang berkaitan dengan penerimaan atau produksi sebuah
barang. Contoh dari period cost adalah selling expense, administrative and general expense
serta beban – beban yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai inventoriable cost.
2. Product cost
Product cost adalah biaya yang secara langsung berkaitan dengan pengangkutan barang ke
gudang dan biaya – biaya yang dibutuhkan untuk mengubah raw material menjadi barang jadi.
Cost of purchases diantaranya adalah :
 Harga pembelian barang
 Tarif impor dan pajak lainya
 Biaya transportasi
 Biaya – biaya yang secara langsung berkaitan untuk memperoleh barang dagangan
3. Perlakuan diskon pembelian
a. Gross method
Gross method adalah metode pencatatan pembelian sebesar nilai grossnya, sebelum
dikurangi nilai diskon pembelian. Diskon pembelian baru dilaporkan sebagai akun
pengurang didalam laporan keuangan, ketika pembayaran utang pembelian berada didalam
periode diskon.
b. Net method
Net method adalah metode pencatatan pembelian sebesar nilai netonya, yaitu nilai
pembelian dikurangi dengan diskon pembelian. Jika ada diskon pembelian yang hilang
(diskon pembelian yang tidak dimanfaatkan karena membayar diluar periode diskon) harus
dipandang sebagai beban keuangan dan dilaporkan pada sesi other income and expense.

Anda mungkin juga menyukai