OLEH:
KELOMPOK 1
BAIHAQI, S.Kep.
HERI YULIAWAN, S.Kep
JUMIATUL FITRI, S.Kep
RINAWATI, S.Kep
RUDI SUGIAN, S.Kep
SARI PURWATI, S.Kep
A. DESKRIPSI
Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi
sesama manusia. Kebutuhan sosial manusia meliputi rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan
dari orang lain, penghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak
selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga
mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan
orang (Stuart & Sundeen, 2005).
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktifitas kelompok sering
diperlukan dalam praktik keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan
terapeutik. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya
meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan (Keliat,
2004).
(Keliat, 2004) menyatakan ada dua tujuan umum dari terapi aktifitas kelompok ini yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif.
Tujuan terapeutik meliputi:
1. Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi
2. Mendorog sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien)
3. Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu
4. Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif
5. Meningkatkan rasa yang dimiliki
6. Meningkatkan rasa percaya diri
7. Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah
Menurut Stuart & Sundeen, (2005).Beberapa aspek dari klien yang haru diperhatikan dalam
penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan,
merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri,
menghindar dari orang lain
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan
bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain
ke satu klien lain
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang
bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa.Terapi ini diharapkan dapat memacu klien
untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar
stimulus persepsi eksternal (Keliat, 2004).
C. TUJUAN
Stuart & Sundeen, (2005), menyatakan bahwa tujuan dilakukannya terapi aktifitas kelompok
sosialisasi adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok dan memotivasi
proses pikir dan afektif
2. Tujuan Khusus
D. PERSIAPAN
Menurut Keliat, (2004), hal-hal yang harus disiapkan dalam melakukan terapi aktitas
kelompok adalah sebagai berikut:
a. Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi
dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok,
menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan.
Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya,
memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak
secara dinamis
b. Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
c. Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta
yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan
sampai selesai)
3. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan
dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
c. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang bersifat
darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan therapi
aktivitas kelompok.
5. Setting Tempat
4
Keterangan :
= Pasien
= CI dan CT
1 = Leader
2 = Co-Leader
3 = Fasilitator
4 = Observer
E. KEGIATAN
Azizah (2011), mengemukakan bahwa tahapan kegiatan TAK sebagai berikut:
1. Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh
leader.Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.
2. Kegiatan
3. Evaluasi
4. Terminasi/Penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan kembali tujuan
dan manfaat kegiatan.
1. Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK di Ruang Jati RSJD Sambang Lihum
Banjarmasin
- Klien menarik diri yang sudah mulai berinteraksi dengan beberapa klien lain
- Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
- Klien dengan isolasi sosial yang sudah dapat berinteraksi dengan klien lain
2. Masalah Keperawatan
- Isolasi Sosial
- Harga diri rendah
- Halusinasi
3. Persiapan
45 Setting :
Keterangan :
= Pasien
= CI dan CT
1 = Leader
2 = Co-Leader
3 = Fasilitator
4 = Observer
SESI I
1. Kemampuan Verbal
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
Tn. Sy Tn. Sp Tn. F Tn. As Tn. Jl Tn. As
1 Menyebutkan nama Lengkap √ √ √ √ √ √
2 Menyebutkan nama panggilan √ √ √ √ √ √
3 Menyebutkan Asal √ √ √ √ √ √
4 Menyebutkan Hobi - √ √ √ √ √
Jumlah 3 4 4 4 4 4
Azizah Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Herawaty, Netty. 2003. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : FIK
Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
Stuart and Sundeen. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta : EGC