Anda di halaman 1dari 33

PAPER PRAKTIKUM

KLOMATOLOGI PERTANIAN
ACARA 1
PENGENALAN STATIUN METROROLOGI PERTANIAN KHUSUS &
PERALATAN PENGAMATAN CUACA

Disusun oleh :

Nama : Jenny Kurnia Putri


NIM : 19/442687/PN/16093
Kelompok/Golongan : 2/B.3
Asisten Koreksi : Stella

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
DEPARTEMEN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
ACARA 1
PENGENALAM STASIUN METEOROLOGI PERTANIAN KHUSUS &
PERLALATAN PENGAMATAN CUACA

1.

Gambar 1. Ombrometer

Nama alat : Ombrometer tipe Observatorium


Deskripsi alat :
• Fungsi : Untuk mengukur dan mencatat jumlah curah hujan pada satuan waktu
tertentu secara manual.
• Bagian-bagian utama : mulut penangkar seluas 100 cm2, corong sempit, tabung
penampung dengan kapasitas setara 300-500 mm, dan keran
• Prinsip kerja : penampung curah hujan
• Cara kerja :
Saat terjadi hujan, air hujan akan masuk ke dalam mulut penangkar. Kemudian air
akan masuk ke corong sempit dan menuju ke tabung penampungan yang memiliki
diameter corong. Air yang ditampung kemudian di ambil melalui keran dan dihitung
volumenya.
• Cara pemasangan :
a) Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau
bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau
bangunan tersebut.
b) Permukaan mulut corong harus horizontal dan dipasang pada ketinggian 120
cm di atas permukaan tanah.
• Cara pengamatan :
a) Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07:00.
b) Data curah hujan harian didapatkan dengan cara membuka kran, kemudian
airnya ditampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi ait.
c) Volume air ditentukan dengan mengalikan luas lingkaran tabung dan tinggi
air.
d) Ketelitian pengamatan sampai dengan 0,2 mm.
e) Ketika hujan kurang dari 0,5 mm maka dianggap tidak ada hujan meskipun
dicatat.
f) Jika gelas pecah, pengukuran dilakukan dengan mengukur voume air yang
tertamppung pada gelas ukur biasa.
• Kelebihan :
a) Alat murah (Kurniawan, 2020)
b) Perawatan mudah (Kurniawan, 2020)
c) Ketelitiannya cukup tinggi yaitu 0,5 mm sehingga data yang diperoleh lebih
akurat
• Kekurangan :
a) Resolusi data harian (Kurniawan, 2020)
b) Harus dipasang dengan ketinggian 120 cm di atas permukaan tannah,
sehingga memerlukan peralatan khusus untuk menjangkau ketinggian
tersebut.
2.

Gambar 2. Ombograf

Nama alat : Ombograf


Deskripsi alat :
• Fungsi : Untuk mengukur dan mencatat jumlah curah hujan
• Bagian-bagian utama : corong, tabung, kertas gulung berskala, pena pencatat,
pelampung
• Prinsip kerja : Sistem pelampung
• Cara kerja :
Saat terjadi hujan, air hujan akan ditampung di dalam silinder yang didalamnya
terdapat pelampung yang sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Pelampung akan
bergerak bergerak ke atas karena terdorong oleh air hujan yang tertampung. Curah
hujan akan tercatat oleh pena pencatat yang digerakkan oleh pelampung. Ketika
pelampung naik, tangkai pena bertinta juga akan naik dan memberi bekas garis atau
grafik pada kertas berskala yang bergerak searah putaran jarum jam. Curah hujan
tersebut akan tercatat pada pias.
• Cara pemasangan :
a) Menempatkan alat di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau
bangunan terdekatnya yaitu sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut
b) Dipasang di atas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong 40
cm dari permukaan tanah
• Cara pengamatan :
a) Kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara otomatis.
b) Kertas grafik diganti setiap seminggu sekali.
c) Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif sengan kapasitas maksimum
penampung 60 mm.
d) Banyaknya curah hujan dan terjadinya curah hujan akan tercatat dan dapat
dibaca pada kertas grafik.
• Kelebihan :
a) Data curah hujan akan tersimpan secara otomasis di dalam kertas grafik tanpa
harus pengamat mengukur secara manual.
b) Menggunakan bejana berhubungan sehingga apabila terdapat kelebihan air
maka air akan terbuang secara otomatis.
c) Penempatan alat hanya bberada pada ketinggian 40cm sehingga tidak
memerlukan alat khusus untuk menjangkau ketinggian tersebut.
• Kekurangan :
a) Dibutuhkan keahlian dalam memcara grafik yang tercatat.
b) Kertas grafik harus diganti secara rutin.
c) Memiliki tingkat ketelitian yang rendah dibandingkan dengan ombrometer.

3.

Gambar 3. Higrograf

Nama alat : Higrograf


Deskripsi :
• Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
• Bagian-bagian utama : sistem tuas, rambut, pena/penera grafik, silinder kertas
grafik.
• Prinsip kerja : Berdasarkan perubahan panjang behan higroskopis ketika menyerap
atau menguap air.
• Cara kerja : Dengan cara menggerakan tuas sehingga rambut akan meregang.
Rambut berperan sebagai sensor dan piasnya dapat dibuat harian atau mingguan.
• Cara pemasangan : dipasang dalam sangkat meteo.
• Cara pengamatan :
a) kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat berputar otomatis.
b) Penggantian kertas grafik dilakukan sekali dalam seliminggu.
c) Kelembaban nisbi udara dalam datuann persen (%) dapat dibaca pada kertas
grafik.
d) Higrograf dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi udara
selama satu minggu.
• Kelebihan :
a) Data yang dihasilkan berupa data matang sehingga tidak perlu diolah lagi.
b) Pengamatan mudah dilakukan karena hanya melihat grafik yang dibuat oleh
silinder otomatis.
c) Dapat merekam kelambaban nisbi udara secara terus menerus.
• Kekurangan :
a) Kertas grafik harus diganti secara rutin.
b) Dibutuhkan rambut kuda agar kinerjanya lebih baik.
c) Kurang teliti dalam pengukuran (tingkat kesalahan 5%) sehingga diperlukan
data psikrometer sebagai pengontrol data.
4.

Gambar 4. Aktinograf Dwi Logam


(sumber : Ariastuti & Wida, 2018)

Nama alat : Aktinograf Dwi Logam


Deskripsi :
• Fungsi : mengukur intensitas radiasi matahari
• Bagian-bagian utama : lempeng logam warna putih dan hitam, lembar kaca pyrex,
pena/penera grafik, dan silinder kertas grafik
• Prinsip kerja : perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur (Ariastuti &
Wida, 2018)
• Cara kerja :
Bimetal diatur sehingga ketika kedua lampengan logam berada pada
temperature yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol. Ketika terdapat
radiasi matahari yang mengenai lempengan–lempengan tersebut, lempengan yang
berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut
lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang kurang menyerap
cahaya matahari. Lempengan tersebut sudah terhubung dengan pena yang jika terjadi
perubahan temperature, maka akan menyebabkan perubahan panjang sehingga
potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena naik turun pada pias.
Semakin besar intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka
semakin besar perbedaan temperatur kedua logam, dan semakin besar pula perbedaan
panjang yang menyebabkan pena bergerak semakin tinggi (Ariastuti & Wida, 2018).
• Cara pemasangan :
Dipasang di tempat terbuka di atas tiang beton yang kuat dan pada bagian atas dibuat
sedemikian rupa sehingga sinar berada 15̊ di atas horizon bumi karena sinar harus
bebas mencapai sensor.
• Cara pengamatan :
a) Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore pukul 18:00.
b) Grafik akan tergambar pada kertas grafik, kemudian luasan di bawah grafik
tersebut diukur menggunakan planimeter, selanjutnya luasan yang terukur
disetarakan terhadap satuan kalori/cm2/hari.
• Kelebihan :
a) Data tercatat secara otomatis pada kertas grafik.
b) Alatnya bersifat portable.
c) Dapat digunakan untuk keperluan pencatatan yang rutin.
d) Hanya mengukur radiasi gelombang pendak dan kedap terhadap radiasi
gelombang panjang.
• Kekurangan :
a) Terdapat keterlambatan pencatatan alat yaitu sekitar 5 menit dengan nilai
kesalahan sekitar 10-15%.
b) Perlu dilakukan kalibrasi secara periodik setiao 6 bulan sekali menggunakan
pyranometer.

5.

Gambar 5. Termohigrometer
Nama alat : termohigrometer
Deskripsi :
• Fungsi : Pengukur suhu sekaligus kelembaban nisbi udara.
• Bagian-bagian utama : spiral dwi logam / bimetal, spiral benda higroskopis, jarum
penunjuk skala suku, jarum penunjuk skala kelembaban, dan ventilasi.
• Prinsip kerja : - Thermometer : muai dwi logam
- Higrometer : muai panjang rambut dimana rambut akan
memanjang ketika kelembaban udara bertambah (Putera &
Toruan, 2016)
• Cara kerja ;
Cara kerja alat ini yaitu mengetahui setiap perubahan suhu yang terjadi. Alat ini
digantung dan dibiarkan dengan interval tertentu. Jarum yang menunjukkan skala
kelembaban merupakan kelembaban dan jarum yang menunjukkan suhu merupakan
suhu.
• Cara pemasangan :
Dijinjing (portable) atau dipasang pada sangkat meteo.
• Cara penggunaan :
a) Pada saat dilakukan pengamatan, alat harus terhindar dari sinar matahari
secara langsung dan tidak boleh terkena tetesan air.
b) Suhu udara ( ᵒC ) dan kelembaban udara (%) dapat dibaca secara langsung
pada alat tersebut.
• Kelebihan :
a) Cukup peka untuk menangkap atau memantulkan radiasi panas karena
menggunakan sensor dwi logam untuk pengukuran suhunya.
b) Praktis karena dapat melihat kelembaban udara dan suhu secara bersamaan
pada alat tersebut.
• Kekurangan :
a) Tidak boleh terkena tetesan air hujan dan sinar matahari langsung sehingga
tidak bisa diletakkan di ruang terbuka (Ariastuti & Wida, 2018).
b) Data yang diperoleh pada hari itu hanya bisa dilihat hari itu juga.
6.

Gambar 6. Termometer Bengkok

Nama alat : Termometer tipe bengkok


Deskripsi :
• Fungsi : Mengukur suhu tanah pada keddalaman 20 cm.
• Bagian-bagian utama : Pipa kapiler berisi dair raksa dan reservoir untuk jeluk tanah
20 cm
• Prinsip kerja : Muai zat cair
• Cara kerja :
Ketika suhu naik, maka reservoir yang berisi raksa akan terpengaruh sehingga air
raksa akan mengembang dan melewati celah sempit. Ketika suhu rendah, maka air
rakssa akan menyusut, tetapi penyempitan tidak melewati air raksa di tabung menuju
reservoir.
• Cara pemasangan :
a) Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu (20 cm) dengan bor.
b) Bagian reservoir termometer dimasukkan ke dalam lubang, kemudian
ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
• Cara pengamatan :
Setelah dianggap stabil, suhu tanah yang diukur dapat diamati dengan membaca
skala yang ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.
• Kelebihan :
Skala mudah dilihat karena alat ini berbentuk bengkok.
• Kekurangan
a) Hanya dapat mengukur pada kedalaman 20 cm.
b) Harus menggunakan bor untuk melubangi tanah hingga kedalaman 20 cm,
karena alat dapat rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah secara langsung.

7.

Gambar 7. Termometer Biasa

Nama alat : Termometer biasa


Deskripsi :
• Fungsi : Mengukur suhu udara
• Bagian-bagian utama : reservoir dan pipa kapiler berisi raksa atau alcohol
• Satuan alat : ᵒC
• Satuan pengukuran : ᵒC
• Ketelitian alat : 0,5 ᵒC
• Prinsip kerja : Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan suhu.
• Cara kerja :
Ketika suhu naik maka air raksa akan mengembang dan panjanng kolom air raksa
dalam tabung bertambah, sebaliknya ketika suhu mengalami penurunan maka air
raksa akan mengerut dan kolom air raksa akan memendek
• Cara pemasangan :
Dipasang sekaligus sebagai TBK pada peikrometer sangkar.
• Cara pengamatan :
a) Suhu udara dapat dibaca pada skala thermometer dengan ketelitian 0,1ᵒC.
b) Mata pengamat harus tegak lurus dengan kolom air raksa.
c) Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yaitu pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan
18.00.
• Kelebihan :
Perubahan suhu mudah dilihat kerena warna dari air raksa kontras dengan yang lain
• Kekurangan :
a) Harga air raksa mahal.
b) Jika pecah dan air raksa terkana permukaan kulit maka akan berbahaya bagi
kesehatan.

8.

Gambar 8. Termometer Maksimum Minimum Six Bellani

Nama alat : Termometer maksimum minimum six bellani


Deskripsi :
• Fungsi : Mengukur suhu udara
• Bagian-bagian utama : reservoir, pipa kapiler berisi air raksa, pipa kapiler berisi
alkohol, indek penunjuk suhu maksumum, indeks penunjuk suhu minimum, dan
tombol pengembali indeks.
• Satuan alat : ᵒC
• Satuan pengukuran : ᵒC
• Ketelitian alat : 0,25ᵒC
• Prinsip kerja :
Muai zat cair (alkohol dan air raksa)
• Cara kerja :
Ketika suhu udara turun maka alkohol di ruang A akan menyusut sehingga raksa di
ruang B naik dan mendorong baja untuk menunjukkan angka minimum. Sebaliknya,
ketika suhu udara naik alkohol di ruang A akan memuai dan mendesak raksa di ruang
B turun dan ralsa di ruang C naik untuk mendorong paku baja untuk menunjukkan
angka maksimum. Kedua keeping baja tersebut dapat turun karena ditahan oleh spiral
magnet.
• Cara pemasangan :
Dipasang pada meteo dengan posisi tegak
• Cara pengamatan :
a) Suhu maksimum dan minimum dapat dilihat melalui ujung bawah indeks.
b) Indeks bagian kiri menunjukkan suhu minimum, sedangkan bagian kanan
menunjukkan suhu maksimum.
c) Pengamatan dilakukan pada pukuk 16.00.
d) Setelah pengamatan selesai, untuk pengamatan hari selanjutnya maka tombol
ditekan sedemikian sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan
permukaan kolom air raksa.
• Kelebihan :
a) Ukurannya kecil dan ringan.
b) Praktis, karena dapat digunakan untuk mengetahui suhu maksimum dan
minimum di suatu tempat secara bersamaan.
• Kekurangan
a) Kurang teliti karena terdapat beda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol.
b) Sering terjadi penguapan alkohol yang kemudian berkondensasi sehingga
menempel pada dinding kapiler.
9.

Gambar 9. Solarimeter tipe Jordan

Nama alat : Solarimeter tipe jordan


Deskripsi :
• Fungsi : Mengukur panjang penyinaran matahari
• Bagian-bagian utama : silinder setengan lingkaran dengan sudut 60̊, celah sempit
tempat masuknya sinar, pelindunng celah sempit, dan sekrup pengatur kemiringan
• Satuan alat : jam
• Satuan pengukuran : %
• Ketelitian alat : 0,5 jam
• Prinsip kerja : Reaksi fotokhemis
• Cara kerja :
Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan Kalium ferro sianida atau Ferro
ammonium sitrat yang telah dioleskan pada kertas pias. Kemudian garam fero akan
beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias dicuci dengan aquades.
Dari panjang noda yang dibentuk, maka dapat diukur panjang penyinaran aktual.
• Cara pemasangan :
a) Alat dipasang di tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak tinggi,
sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam
keadaan normal pada ketinggian 3 meter di atas horizon.
b) Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga :
- Arah U-S dari alat sama dengan U-S dari tempat pemasangan.
- Tutup kotak menghadap ke arah khatulistiwa.
- Alat diiringkan kea rah khatulistiwa terhadap sumbu horizontal, sebesar
derajat lintang tempat pemasangan.
• Cara pengamatan :
a) Persiapan kertas pias
- Kertas pias dilapisi dengan garam ferro dengan kepekatan baku dan
disesuaikan dengan kepekaan kertas pias terhadap intensitas sinar
matahari.
- Sebelum digunakan, kertas pias disimpan rapat dan tidak boleh terkena
sinar.
b) Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan diganti setiap
sore pukuk 18.00.
c) Noda yang terdapat pada kertas pias dicelupkan ke dalam akuades setelah
digunakan, kemudian diukur panjangnya dalam satuan jam. Nilai pengukuran
yang didapatkan ini merupakan nilai PP aktual, sedangkan PP potensialnya
merupakan panjang penyinaran yang seharusnya dapat terjadi bila udara cerah
selama satu periode.
• Kelebihan :
Dapat menunjukkan panjang penyinaran yang aktual secara jelas melalui berkas
noda yang terbentuk pada kertas pias.
• Kekurangan :
a) Saat intepretasi, hasil pengukuran oleh orang yang berbeda dapat
menunjukkan perbedaan hingga 5% lama penyinaran bulan.
b) Tidak dapat mengukur panjang penyinaran pada pukul 12 siang atau tepat
siang hari, hal ini dikarenakan bentuknya tidak bulat penuh sehingga
membuat radiasi tidak dapat terukur pada saat tepat siang hari.
c) Pencatatan data yang diperoleh tidak boleh ditunda.

10.

Gambar 10. Solarimeter tipe Compbell-Stokes

Nama alat : Solarimeter tipe Compbell-Stokes


Deskripsi :
• Fungsi : Mengukur panjang penyinaran
• Bagian-bagian utama : lensa bola kaca pejal dengan jari-jari 7,3 cm, busus
pemegang bola kaca pegal, sekrup pengunci kedudukan lensa, sekrup pengatur
kemiringan, dan mangkuk tempat kertas pias.
• Satuan alat : jam
• Satuan pengukuran : %
• Ketelitian alat : 0,5 jam
• Prinsip kerja : pemfokusan sinar matahari
• Cara kerja :
Bola kaca akan mengumpulkan cahaya matahari pada titik fokusnyaa, pada titik fokus
tersebut juga terdapat sebuah lempengan baja dengan ukuran lebar sekitar 10 cm yang
digunakan sebagai tempat untuk meletakkan kertas pias. Kemudian, jika sinar
matahari yang terkumpulkan memiliki kekuatan lebuh dari 120 W/m2 maka kertas
pias akan terbakar sehingga terbentuk jejak-jejak (Hamdi, 2014).
• Cara pemasangan :
a) Alat ini dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak
tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari
dalam keadaan normal pada ketinggian 3 meter di atas horizon.
b) Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga :
- Mangkuk tempat kertas pias harus menunjuk atah timur-barat.
- Bagian bawah solarimeter harus benar-benar datar.
- Lensa bola dan tempat kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak lintang
tempat pengamatan.
• Cara pengamatan :
a) Kertas pias dipasang dan diganti setiap sore pada pukul 18.00.
b) Kertas pias yang dugunakan terdiridari 3 macam yaitu : bentuk lurus, bengkok
panjang, dan bengkok pendek.
c) Masing-masing kertas pias digunakan pada jadwal tertentu berdasarkan pada
letak pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.
d) PP actual diukur dengen ketelitian 0,1 jam dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pada noda langsung berbentuk bundar, dihitung 0,5 panjang garis tengah
noda.
- Pada noda yang berbentuk titik, setiap 2 atau titik dihitung 0,1 jam.
- Pada noda yang berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam
setiap pemutusan.
- Pada noda berbentuk garis tidak berlubang, tidak perlu dikoreksi
• Kelebihan :
Lebih teliti dan mudah digunakan (Yuliatama, 2009).
• Kekurangan :
a) Kertas pias harus diganti setiap hari (Sari dkk., 2015).
b) Hasil pengukuran masih dalam bentuk analod dan harus diolah secara menual
(Sari dkk., 2015).
c) Data pengukuran yang didapatkan hanya durasi penyinaran, sedangkan
intensitas cahaya matahari tidak terukur (Sari dkk., 2015).

11.

Gambar 11. Automatic Weather Station (AWS)

Nama alat : Automatic Weather Station (AWS)


Deskripsi :
• Fungsi : mengamati semua unsur meteorologi seperti kelembaban, udara, suhu, curah
hujan, dan kecepatan angin yang didesain untuk pengumpulan data cuaca otomatis
agar pengamatan menjadi lebih mudah (Faisal & Iqbal, 2017).
• Cara kerja :
Data pengamatan parameter cuaca akan dikumpulkan secara otomatis melalui sensor-
sensor secara berkara berkala, kemudian data akan dikirim melalui jaringan GPRS
(General Packet Radio Service) menggunakan layanan GSM (Global System for
Mobile) ke seluruh stasiun meteorologi.
• Bagian-bagian utama : peralatan pengukuran, peralatan perekam dan pengolahan
data, peralatan penunjang lainnya.
• Cara pemasangan :
a) Memasng tripod atau kaki penyangga AWS, kemudian mengatur ketinggian
tripod serta mengarahkan solar panel ke arah Selatan.
b) Memasang sensor-sensor dan kabelnya.
c) Memasang baterai atau power supply dan menghubungkannya dengan solar
panel.
d) Menghubungkan AWS dengan computer untuk mengkalibrasi sensor angin.
• Kelebihan :
a) Pengamatan lebih mudah karena sudah otomastis.
b) Dapat menyediakan data dalam segala cuaca dan segala waktu dalam 365 hari
per tahun.
c) Relibilitas tinggi.
d) Pengukurannya konsisten dan data yang tersedia yang lebih signifikan.
• Kekurangan
a) Bila salah satu komponen rusak maka dapat mengganggu kinerja komponen
lainnya.
b) Memerlukan sistem komunikasi yang kontinyu.
c) Harga relatif mahal.
DAFTAR PUSTAKA

Ariastuti, N. L. P. S. dan D. A. K. Wida. 2018. Taman Alat Meteorologi. Badan Meteorologi


Klimatologi dan Geofisika. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, Denpasar.
Faisal, Z., dan M.T. Iqbal. 2017. Penyajian data hidrologi tersebar di Sulawesi Selatan
dengan menggunakan sisitem informasi geografis (SIG). Jurnal Intek 4 (2) : 122- 128.
Hamdi, S. 2014. Mengenal lama penyinaran matahari sebagai salah satu parameter
klimatologi. Berita Dirgantara 15 (1) : 7-16.
Kurniawan, A. 2020. Evaluasi pengukuran curah hujan antara hasil pengukuran permukaan
(AWS, HELLMAN, OBS) dan hasil estimasi (Citra Satelit=GSMaP) di Stasiun
Klimatologi Mlati tahun 2018. Jurnal Geografi, Edukasi, dan Lingkungan 4 (1) : 1-7.
Putera, A. P. dan K. L. Toruan. 2016. Rancang bangun alat pengukur suhu, kelembaban dan
tekanan udara portable berbasis mikrokontroler Atmega16. Jurnal Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika 3 (2) : 42-50.
Sari, M. N., Yulkifli, dan Z. Kamus. 2015. Sistem pengukuran intensitas dan durasi
penyinaran matahari realtime PC berbasis LDR dan motor stepper. J.Oto.Ktrl.Inst 7
(1) : 37-52.
Yuliatmaja, M. R. 2009. Kajian Lama Penyinaran Sinar Matahari dan Intensitas Radiasi
Matahari terhadap Pergerakan Semu Matahari saat Solstice di Semarang (Studi Kasus
Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang pada Bulan Juni
dan September Rahun 2005 sampai dengan 2007). Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai