Anda di halaman 1dari 4

Nama : Abdul Malik

NIM : 042114277

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Assalamu’alaikum wr.wb

Yth.Tutor,

Izinkan saya menjawab pertanyaan yang terdapat pada tugas 1 yang sudah diberikan

PELANGGARAN PENCEMARAN LAUT DI PERAIRAN INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah laut negara Indonesia terdiri dari sebagian besar laut, laut memiliki
potensi sumber daya yang sangat melimpah, nilai strategis dari berbagai aspek
kehidupan yang mencakup politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan
keamanan merupakan modal dasar pembangunan nasional. Selain tempat berbagai
macam kekayaan alam, jalur pelayaran, perdagangan, laut juga berfungsi sebagai
tempat mata pencarian nelayan dan masih sangat banyak sekali fungsi laut, apabila
laut tercemari sangat banyak kerugian yang ditimbulkan diantaranya ikan-ikan akan
mati, makhluk hidup yang ada dilaut juga akan mati yang akan menyebabkan
kerugian bagi nelayan. Selain itu, juga terdapat Masalah-masalah lingkungan hidup
seperti, Pengundulan hutan, lahan krisis, menipisnya lapisan ozon, pemanasan global,
tumpahan minyak dilaut, ikan mati dianak sungai karena zat-zat kimia, dan punahnya
species tertentu, dari masalah-masalah tersebut maka perlulah pengaturan mengenai
lingkungan hidup.

Kurangnya perhatian masyarakat terhadap laut wilayah teritorial disebabkan


sebagian besar rakyat Indonesia belum memahami potensi yang ada di laut wilayah
teritorial. Nelayan yang sehari-hari hidup dari penangkapan ikan pada umumnya
belum mempergunakan teknik moderen. Penelitian-penelitian terhadap potensi-
potensi yang ada di laut wilayah teritorial masih sangat minimum. Nakhoda-nakhoda
kapal penumpang maupun pengangkut barang antar pulau serta kapal-kapal layar
maupun para nelayan dan perusahaan-perusahaan pelayaran bahkan setiap warga
negara perlu memahami peraturan-peraturan perundang-undangan tentang taut
wilayah teritorial agar dengan demikian diharapkan untuk ikut berperan serta
menegakkan peraturan perundang-undangan di laut wilayah teritorial. Penegakan
hukum, keamanan dan ketertiban merupakan suatu kondisi yang wajib di lakukan
untuk menciptakan situasi yang memungkinkan terselenggaranya pembangunan
nasional.

Upaya yang efektif untuk mencegah/mengelakkan hambatan-hambatan,


tantangan-tantangan, ancaman-ancaman dan gangguan-gangguan dalam rangka
penegakan hukum, keamanan dan ketertiban wajib dilakukan sebagaimana
dirumuskan dalam Pola Dasar Pembangunan Nasional yang tercantum dalam Garis-
Garis Besar Haluan Negara. Penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, tidak
mungkin dicapai tanpa kemampuan penegakan kedaulatan di darat, but dan udara.
Dengan tercapainya kedaulatan di darat dan di laut maka sumber-sumber kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya (di darat maupun di laut) berupa kekayaan alam,
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan/kehidupan bangsa di segala
bidang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINDAK PIDANA ZONE EKONOMI EKSKLUSIF

1. Kegiatan Pengelolaan

Yang utama dalam zone Ekonomi Ekslusif Indonesia adalah tujuan yang
hendak dicapai sebagaimana dirumuskan pada salah satu pertimbangan Undang-
Undang, (U U) Nomor 5 tahun 1983, yang menyatakan bahwa sumber daya alam
yang terdapat di dasar laut dan tanah di bawahnya serta ruang air di atasnya harus
dilindungi dan dikelolah dengan cara yang tepat, terarah dan bijaksana. Rumusan
di atas sejalan dengan "Konvensi Dataran Kontinental". Dengan menunjuk pada
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa, maka negara yang berminat
memanfaatkan daya alam hayati tersebut terlebih dahulu meminta izin dari
pemerintah Republik Indonesia.

2. Hukuman Pidana

Sebagaimana yang tercantum di atas tidak bersifat alternatif dengan


pembayaran ganti rugi, melainkan masing-masing berdiri sendiri artinya meskipun
si perusak/pencemar telah membayar ganti rugi, ia tetap dituntut ganti hukuman
pidana. Guna mencegah terjadinya pelanggaran terhadap pencemaran perairan laut
di indonesia, Pemerintah membuat peraturan perundang-undangan dan
menerapkan Undang-undang nomor 23 Tahun 1997 (ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup) dalam Zona Ekonomi eksklusif Indonesia maka
Pasal 16 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 tahun 1983. Di samping itu juga ada
peraturan perundang-undangan lain yang mengatur tentang pelanggaran
pencemaran laut di indonesia antara lain :

A). Politik Hukum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut (P5L) Berkaitan Pengendalian
Pencemaran Bahan Berbahaya dan Beracun di Wilayah Laut yang Berada
dibawah Kedaulatan Indonesia. Aspek hukum administrasi dalam pembahasan ini
mencakup pencegahan pencemaran, penanggulangan pencemaran dan
pengawasan pencemaran B3 di wilayah laut yang berada dibawah kedaulatan
Indonesia.

B). Politik Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia Berkaitan Pengendalian Pencemaran Bahan Berbahaya dan Beracun di
Wilayah Laut yang Berada dibawah Kedaulatan Indonesia. Instrumen-instrumen
hukum internasional berkaitan pengendalian pencemaran bahan berbahaya dan
beracun di laut yang telah diratifikasi Indonesia sebagaimana diuraikan di atas
antara lain: Konvensi Internasional Tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal
Tahun 1973, Konvensi Internasional tentang Keselamatan Kehidupan Laut 1974,
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut Internasional 1982.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Bahwa pencemaran lingkungan adalah suatu tindakan yang tidak bertanggung


jawab dan kita dapat melihat beberapa dampak yang ditimbulkan akbibat
pencemaran limbah yang sangat merugikan bagi manusia. Serta temua tindak pidana
di perairan (laut) wilayah Indonesia tersebut dianggap sebagai suatu kejahatan yang
karenanya mempunyai sanksi pidananya sesuai dengan perundang-undangan yang
mengaturnya.

2. Saran

Agar inkonsistensi dan disharmonisasi antar peraturan perundang-undangan


yang mengatur pengendalian pencemaran B3 di wilayah laut segera dihilangkan
dengan merevisi peraturan perundang-undangan tersebut. Serta dalam upaya
penegakan hukum di perairan Indonesia, untuk mencegah segala tindak pidana di
perairan ini, maka diperlukan kesamaan persepsi di antara para aparat penegak
hukum, apakah Kepolisian (Polair), Bea Cukai, Intigrasi, Kejaksaan, Pengadilan
dalam menangani tindak pidana ini. Di samping itu juga lebih memperketat
penetapan sanksi bagi para pelaku tindak pidana di perairan Indonesia.

Sekian tanggapan dan jawaban saya mengenai soal yang diberikan pada tugas 1 kali ini,

Terima Kasih,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sumber Rujukan :

1. http://repo.bunghatta.ac.id/434/3/1%20YOZI%20HAMTIADI
%20%281510012111229%29%20BAB%20I.pdf
2. http://scholar.unand.ac.id/16193/2/BAB%20I.pdf
3. http://repo.unsrat.ac.id/103/1/SUATU_TINJAUAN_TENTANG_TINDAK_PIDANA_DI_WI
LAYAH_PERAIRAN_(LAUT)_INDONESIA.pdf
4. https://media.neliti.com/media/publications/110084-ID-politik-hukum-dalam-upaya-
pengendalian-p.pdf
5. https://media.neliti.com/media/publications/110084-ID-politik-hukum-dalam-upaya-
pengendalian-p.pdf

Anda mungkin juga menyukai