Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan karena adanya mikroorganisme


pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, prostat, ginjal dan saluran
pengumpulan. Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri, meskipun kadang-
kadang jamur dan virus dapat merupakan agen etiologi ISK.1

ISK secara umum diklasifikasikan sebagai infeksi yang melibatkan saluran


kemih bagian atas atau bawah dan lebih lanjut diklasifikasikan sebagai ISK
dengan atau tanpa komplikasi bergantung pada apakah ISK tersebut berulang dan
durasi infeksi. ISK bawah termasuk sistitis, prostatitis dan urethritis, Yang
termasuk ISK bagian atas adalah pielonefritis, nefritis interstisial dan abses.
Bakteri penyebab infeksi saluran kemih ialah bakteri Escherichia coli dengan
persentase sebesar 39,4%, diikuti dengan Klebsiella pneumonia di urutan kedua
dengan persentase sebesar 26,3% penemuan bakteriuri yang bermakna, adalah
diagnosis pasti ISK, walaupun tidak selalu disertai dengan gejala klinis, untuk
menetapkan proses infeksi di saluran kemih. Dikatakan bakteriuri bermakna bila
ditemukan bakteri patogen ≥10 5/mL urin pancaran tengah.3

Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian di seluruh dunia pada tahun


2011, Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis
menderita infeksi saluran kemih. Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia jumlah penderita ISK di Indonesia masih cukup banyak, mencapai 90-
100 kasus per 100.000 pendud uk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru
pertahun.4,6
BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Novita Runtuwene
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 18 Juni 1998
Tanggal Pemeriksaan : 3 Maret 2020
Nama RS : RS Bhayangkara Manado
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam dan nyeri saat buang air kecil
Seorang perempuan, 22 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dengan
suhu tertinggi 37,8° C. selain demam pasien juga mengeluhkan nyeri saat
buang air kecil. Nyeri saat BAK dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul saat pasien sedang BAK. Nyeri dirasakan
seperti terasa perih dan panas saat BAK. Pasein juga mengeluhkan nyeri
pinggang kiri sejak 2 hari yang lalu, keluhan nyeri pinggang juga disertai mual
dan muntah sebanyak 3 kali. Keluhan BAK berwarna merah disangkal dan
BAK keluar batu juga disangkal. Keluhan BAB tidak ada. Riwayat batuk pilek
sebelumnya juga disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat kencing batu,


hipertensi, diabetes mellitus juga disangkal pasien.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Sakit Sedang/Gizi Cukup/ Compos mentis
BB= 55 kg; TB= 160 cm
b. Tanda Vital
Tensi : 110/60 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 37°C

c. Kepala
Ekspresi : Normal
Simetris Muka : Simetris kiri dan kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sulit dicabut

d. Mata

Eksoptalmus : (-)
Gerakan : Kesegala arah
Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan Kelopak
Mata : Edema palpebra (-), ptosis (-)
Konjungtiva : Anemis (+)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : Jernih, reflex kornea (+)
Pupil : Bulat, isokor,

e. Mulut

Bibir : Kering (-), stomatitis (-)


Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)

f. Dada
 Paru :
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan saat statis maupun
dinamis
- Palpasi :
o Fremitus Raba : Kiri = Kanan
o Nyeri Tekan : (-)
- Perkusi :
o Paru Kiri : Sonor
o Paru Kanan : Sonor
o Batas Paru Hepar : ICS V-VI anteriordextra
o Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal X dextra
o Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal XI sinistra
- Auskultasi :

o Bunyi Pernapasan :Vesikuler

o Bunyi Tambahan :
Ronkhi – – Wheezing – –
– – – –
– – – –
 Jantung
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
BJ I/II : Murni reguler
Bunyi Tambahan : Bising (-)

g. Perut
 Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
 Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan epigastrik (-), nyeri tekan
suprapubic (+)
- Hati : Tidak teraba
- Limpa: Tidak teraba
- Ginjal Ballotement (-), Nyeri ketok CVA (- / +)
 Perkusi : Timpani (+) , Shifting dullness (-)
 Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
h. Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 “

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
Darah rutin :
Leukosit : 21.790 (N: 4500-11.000)
Eritrosit : 4,62x106 (N: 4,2-5,4x106)
Hemoglobin : 11,4 (N: 12-16)
Hematokrit : 32,3 (N: 38-47)
MCV : 69,9 (N: 79-99)
MCH : 24,7 (N: 33-37)
MCHC : 35,3 (N: 33-37)
Trombosit : 216.000 (N: 150.000-440.000)
Urin rutin :
Warna : kuning
Kekeruhan : keruh (N: jernih)
pH : 5,0 (N: 4,8-7,4)
BJ : 1,05 (N: 1,016-1,022)
Protein : +1 (N: negatif)
Reduksi : - (N: negatif)
Bilirubin : - (N: negatif)
Keton : - (N: negatif)
Nitrit : - (N: negatif)
Urobilinogen : - (N: negatif)
Leukosit : +1 (N: 1-15)
Eritrosit : +2 (N: 0-3)
Epitel : squamous kompleks (N: negatif)
Silinder : - (N: negatif)
Kristal : - (N: negatif)

E. DIAGNOSIS SEMENTARA
Infeksi Saluran Kemih

F. PENATALAKSANAAN AWAL
- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
- Inj ceftriaxone 1 gr 2x1
- Inj Omperazol 40 mg 2x1
- Inj Ranitidin 150 mg 2x1
- Parasetamol 500mg 3x1

G. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia et bonam
Ad Functionem : Dubia et bonam
Ad Sanationem : Dubia et bonam
BAB III
DISKUSI

Seorang perempuan, 22 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2 hari


sebelum masuk rumah sakit. Selain demam pasien juga mengeluhkan nyeri saat
buang air kecil. Nyeri saat BAK dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan seperti terasa perih dan panas saat BAK. Pasein juga
mengeluhkan nyeri pinggang kiri sejak 2 hari yang lalu, keluhan nyeri pinggang
juga disertai mual dan muntah sebanyak 3 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan suprapubik (+), dan nyeri ketok CVA (-/+) Pemeriksaan darah rutin
pasien hasil leukosit : 21.790. keluhan seperti ini sebelumnya disangkal oleh
pasien.1
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin. Adanya bakteri dalam urin disebut
bakteriuria. Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria) : bakteriuria bermakna
menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari sama dengan 105
colony forming units pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa
disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (covert
bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK
dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Pada beberapa keadaan pasien
dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna.3,4
Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.1
Pada perempuan, terdapat dua jenis ISK bawah pada perempuan yaitu :1
- Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna.
- Sindrom Uretra Akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian
terkini SUA disebabkan mikroorganisme anaerob.
Pada pria, presentasi klinis ISK bawah mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis,
dan uretritis.1
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas1
a. Pielonefritis akut (PNA). Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim
ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.
b. Pielonefritis kronik (PNK). Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi
saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik
sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai
pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria asimtomatik kronik pada orang
dewasa tanpa faktor predisposisi tidak pernah menyebabkan pembentukan
jaringan ikat parenkim ginjal
Penatalaksanaan Infeksi saluran kemih bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak,
antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi asimtomatik untuk alkalinisasi
urin:5
 Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan
antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprim 200mg.
 Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisi (lekositoria) diperlukan terapi
konvensional selama 5-10 hari.
Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa lekositoria.5
DAFTAR PUSTAKA

1. Sukandar E. Infeksi saluran kemih pada pasien dewasa dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;
2007.
2. Lumbanbatu, S.M., 2003; Bakteriuria Asimptomatik pada Anak Sekolah
Dasar Usia 9-12 tahun. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara; 1-17.
3. Schmiemann G, Kniehl E, Gebhardt K, Matejczyk MM, Hummers-Pradier
E. The diagnosis of urinary tract infection: a systematic review. Dtsch
Arztebl Int. 2010;107(21):361-7.
4. Grabe M, Bjerklund-Johansen TE, Botto H, Wullt B, Cek M, Naber KG, et
al. Guidelines on urological infections. EAU Guidelines. Arnhem. The
Netherlands: European Association of Urology (EAU); 2015.
5. Noor, Nur Narsy, 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular.
Jakarta : Rineka Cipta; 39-40,82-83.
6. Schoenstadt, Arthur, 2008. Urinary Tract Infection Prevention. Available
from : http://www.honafrica.org.

Anda mungkin juga menyukai