Anda di halaman 1dari 2

MASKER MENJADI PELUANG USAHA DI MASA PANDEMI COVID-19

Akhmad Zaki Khoiri - 13.2020.1.00956


Tema : Covid 19 & Kegiatan Bisnis (Kelompok 6)

Kebutuhan masker menjadi peluang usaha di masa pandemi. Hal tersebut dibuktikan dengan
banyaknya permintaan produk kesehatan, khususnya masker, yang dibutuhkan untuk mencegah
penularan virus SARS-CoV-2. Sari W. Pramono selaku Ketua Bidang Ketenagakerjaan, Vokasi
dan Kesehatan HIPMI menyatakan bahwa sejak COVID-19 ini sudah naik hampir 77% potensi
bisnis masker yang naik. Terutama mungkin yang memiliki bisnis konveksi kini beralih menjadi
membuat masker.

Tentunya pemerintah juga harus mendukung dan menggerakkan UKM ini agar produksi lokal
terutama konveksi ini akhirnya dapat menggerakkan ekonomi karena mereka harus terus berjalan.
Selain itu, fashion designer lokal Indonesia juga mulai membuat masker yang lucu-lucu sesuai
dengan fashion yang sekarang. Menurut saya potensinya besar sih untuk mengembangkan bisnis
masker ini itu,” ujarnya melalui ruang digital di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-
19, Jakarta, Selasa (18/8).

HIPMI juga memiliki keinginan agar pemerintah bisa membeli barang yang diproduksi dalam
negeri. Saat ini COVID-19 justru jadi tantangan buat industri kesehatan Indonesia untuk mandiri di
dalam negeri sendiri karena sebenarnya Indonesia bisa melakukannya tanpa banyaknya transaksi
impor. “Saya rasa juga dengan adanya kreativitas teman-teman yang sudah mulai bagus untuk
belajar membuat masker dan lain-lain, nanti lama kelamaan angka impor akan bisa ditekan. Justru
bagaimana pemerintah juga mensosialisasikan ini supaya kita membeli produk dalam negeri
sendiri dan melalui UKM yang ada agar ekonomi ini bisa terus berjalan,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Saifudin HS selaku Direktur Utama Mitra Sarana Indo juga
menyatakan bahwa permintaan karena kebutuhan COVID-19 yang sampai saat ini cukup tinggi
dan masih sangat dibutuhkan salah satunya adalah masker. “Sesuai dengan arahan dari Pak
Jokowi, bahwa kalau memang ada keberpihakan dari pemerintah untuk memakai produk lokal,
maka produk lokal harus dibeli agar naiknya daya beli masyarakat serta ekonomi kita juga
tumbuh,” ungkapnya. Saifudin HS juga menambahkan bahwa PT Mitra Sarana Indo sebelum
adanya COVID-19 itu tidak bergerak di bidang alat kesehatan sama sekali. Baru 4 sampai 5 bulan
selama masa pandemik membuat masker. 

“Karena kami melihat semua dana anggaran pemerintah refocusing sejak masa darurat ini,
kemudian anggaran untuk alat kesehatan pada saat itu ada 75 triliun atau sekarang naik menjadi
84 triliun. Mulai dari pusat sampai ke tingkat Dinkes daerah yang dibeli itu hanya APD SET, APD
masker dan lain sebagainya. Kemudian seperti kata Pak Presiden ada dana 170 trilliun juga belum
digunakan. Di sini kami melihat peluang bisnis, kalau tidak menyesuaikan kami sudah tidak punya
proyek lagi,” tambahnya.

Tetapi saat ini, sayangnya bisnis masker dan alat pelindung diri (APD), khususnya N95 di dalam
negeri mungkin terhitung baru di bawah 10 perusahaan yang memproduksinya. Saifudin HS juga
menyatakan bahwa dalam berbisnis harus bisa rasional dan realistis sesuai dengan keadaan yang
ada. Segera pivoting apa yang harus segera dilakukan dengan kondisi saat ini dan tidak bisa
sendirian. Pada kesempatan yang sama, Ayi Hani Susanti selaku Direktur Utama CV. Brilliant
1
melalui aplikasi via Zoom juga menyampaikan bahwa seiring waktu COVID-19 menghantam
Indonesia khususnya dunia, CV. Brilliant yang sebelumnya konsen dalam produksi seragam
sekarang memproduksi berbagai jenis masker.

“Jadi kami beralih karena demand terlalu tinggi untuk masker. Yang tadinya kita tidak tahu apa-apa
tentang masker, tidak pernah memproduksi masker-masker sebelumnya, akhirnya kita mencoba
untuk bikin kreasi desain masker dari desain yang sederhana seperti masker kain yang dipakai
atau sampai masker scuba,” ungkapnya. Santi menambahkan bahwa penjualan yang
dilakukannya tidak dilakukan secara retail, melainkan dengan sistem korporat. 

“Jadi ketika klien butuh yang motif batik, kita siapkan batik. Ketika klien butuh yang scuba
bermerek kita juga siapkan itu. Jadi kita lebih konsen ke custom. Sedangkan untuk berkreasi
sendiri dan secara retail kita belum melakukannya,” ujarnya. Santi berpesan, khususnya untuk
para pengusaha yang masuk kategori UKM, bahwa harus menyesuaikan kondisi pangsa pasar
yang sedang ada, harus kreatif atau berkreasi sesuai dengan permintaan dari pasar sehingga
karyawan tetap ada pekerjaan dan pemasukan.

. Contohnya seperti bisnis masker berbahan kain yang menjadi alternatif di tengah kelangkaan
masker macam Sensi atau N95 ini cukup menjanjikan. Di banyak akun media sosial dan
marketplace sudah banyak yang sudah menjual masker kain baik yang terbuat dari kain Oxford
atau katun minyak dan bahan kain lainnya.

Di beberapa sentra konveksi pun sudah banyak produsen beralih memproduksi masker kain
karena permintaan yang cukup besar. Seorang kawan, produsen konveksi dari Majalaya
Kabupaten Bandung kini telah banyak memproduksi masker kain untuk dipasarkan ke beberapa
daerah

Erlina Burhan, Dokter Pakar dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RSUP
Persahabatan seperti dilaporkan Kompas.com mengatakan bahwa masker kain kurang efektif
dalam mencegah penularan virus. Pasalnya, masker kain gak mampu menahan ketika seseorang
batuk atau bersin dan percikannya terkena wajah seseorang. Masker kain juga tidak mampu mem-
filter partikel yang masuk sebagaimana halnya masker medis yang mengandung filter tertentu.
Dengan kata lain, jika dipresentasikan masker kain hanya bisa mem-filter sekitar 10 sampai 60
persen partikel yang masuk.

Peluang ini bukan hanya milik produsen, tetapi cukup prospektif juga bagi supplier, pengecer
hingga dropshipper. Nah, buat kamu yang tertarik terjun di bisnis masker kain, kamu bisa coba cari
produsen atau supplier yang bisa diajak nego untuk urusan harga. Kuy buruan jangan ketinggalan.

Bisnis ini juga cocok buat kamu yang selama ini bekerja di sektor informal dan cukup terpukul
karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan imbauan #dirumahaja dalam
rangka menekan angka penyebaran virus corona (Covid-19).

Sumber :
https://covid19.go.id/p/berita/masker-menjadi-peluang-usaha-di-masa-pandemi-covid-19
(08/08/20)
https://www.cekaja.com/info/ada-peluang-usaha-masker-bahan-kain-di-tengah-pandemi-corona/
(02/04/20)

Anda mungkin juga menyukai