Anda di halaman 1dari 4

TITLE : DIVIDEND POLICY, CORPORATE GOVERNANCE AND THE MANAGERIAL

ENTRENCHMENT HYPOTHESIS: AN EMPIRICAL ANALYSIS

AUTHOR’S : Jorge Farinha

JOURNAL : Journal of Business Finance & Accounting, 30(9) & (10), Nov./Dec. 2003, 0306-
686X

AREA OF INTEREST

Penelitian ini memberikan pengujian empiris mengenai penjelasan teori keagenan untuk
distribusi cross-sectional kebijakan dividen di Inggris. Perhatian utama dalam penelitian ini
adalah membedakan perspektif keagenan mengenai kebijakan dividen dari penjelasan lainnya
dengan memfokuskan pada hubungan antara insider ownership dan pembayaran dividen.

PHENOMENA

Tampaknya manajer yang mengendalikan kepemilikan besar di perusahaan dapat secara


signifikan melindungi diri mereka dari mekanisme pendisiplinan lainnya. Jika kebijakan dividen
dan kepemilikan orang dalam sama-sama menjalankan peran pemantauan, orang mungkin
berharap bahwa sebelum tingkat kepentingan yang kritis, kebijakan dividen dan kepemilikan
orang dalam dapat menjadi mekanisme pemantauan pengganti. Dengan demikian, peningkatan
kepemilikan orang dalam akan dibarengi dengan penurunan pembayaran dividen. Namun,
setelah tingkat kepemilikan kritis, pembayaran dividen yang lebih besar mungkin diperlukan
untuk mengkompensasi biaya agensi terkait pengukuhan yang timbul dari kepemilikan orang
dalam yang lebih besar (di atas tingkat kritis).

RESEARCH GAP

1. Jensen dan Meckling (1976) Ketika kepemilikan manajerial rendah dan pemegang saham
tersebar untuk mengambil tindakan yang mencegah perilaku maksimisasi yang tidak
bernilai tambah, insiders mungkin menyebarkan aset perusahaan untuk memperoleh
manfaat personal
2. Rozeff (1982) Suatu kebijakan dividen yang optimal merupakan outcome dari trade-off
antara biaya keagenan ekuitas dan biaya transaksi.
3. Easterbrook (1984) Dividen memegang dan memainkan peranan penting dalam
mengendalikan masalah modal keagenan dengan memfasilitasi pengawasan pasar modal
primer terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan.
4. Jensen (1986) Pembayaran dividen yang berkelanjutan membantu untuk mengurangi kas
yang mungkin dihamburkan dalam proyek yang tidak bernilai tambah, dan mengurangi
kemungkinan manajer melakukan investasi yang berlebihan.
5. Morck et al (1988) serta McConnel dan Servaes (1990) Menemukan hubungan bentuk U
yang terbalik antara insider ownership dan kinerja perusahaan ketika managerial
entrenchment melebihi a critical level of ownership.

THEORETICAL FOUNDATION

1. Teori Agensi (Grand Theory) :

Teori agensi yakni teori mengenai hubungan antara pemberi tugas, yang disebut prinsipal, dan
penerima tugas, yang disebut agen, dimana konflik kepentingan dan asimetri informasi
menyebabkan timbulnya masalah-masalah keagenan, yang terdiri atas moral hazard dan adverse
selection. Studi lainnya yang dilakukan oleh Fluck (1998) dan Myers (2000) juga menunjukkan
model dividend behavior berdasarkan teori agensi dimana manajer membayarkan dividen dengan
tujuan untuk menghindari tindakan pendisiplinan oleh pemegang saham.

2. Managerial Entrenchment Hypothesis :

Berdasarkan Jensen dan Meckling (1976), ketika para manajer memegang sedikit ekuitas dan
pemegang saham terlalu tersebar untuk mengambil tindakan-tidakan yang tidak memaksimalkan
nilai, mungkin insider menggunakan aset perusahaan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi. Seiring dengan peningkatan insider ownership, biaya agensi dapat dikurangi karena
manajer menanggung bagian yang lebih besar dari biaya-biaya. Stulz (1988) menyajikan sebuah
model dimana rasa kepemilikan yang tinggi oleh para manajer secara efektif dapat mencegah
kemungkinan pengambilalihan.

HYPOTESIS
H1: Distribusi cross-sectional dari pembayaran dividen berhubungan negatif dengan beneficial
insider ownership di bawah tinggat kepemilikan entrenchment dan berhubungan positif dengan
beneficial insider ownership di atas tingkat tersebut (dengan asumsi variabel lainnya konstan).

H2: Pada tingkat beneficial insider ownership yang lebih rendah (di bawah titik kritis
entrenchment), pembayaran dividen memiliki hubungan u-shaped dengan total insider ownership
(beneficial dan nonbeneficial), dengan titik balik di atas tingkat beneficial holdings (dengan
asumsi variabel lainnya konstan).

H3: Sesuai dengan Cadbury (1992), Code of Best Practice tidak mempunyai dampak terhadap
pembayaran dividen (dengan asumsi variabel lainnya konstan).

METHODOLOGY

Penelitian ini menganalisis penjelasan keagenan menganai variasi cross-sectioanal kebijakan


dividen perusahaan di Inggris dengan melihat hipotesis managerial entrenchment yang diperoleh
dari literatur keagenan.

DATA AND METHOD

Dalam penelitian ini menggunakan Analisis statistik deskriptif dan analisis OLS.

FINDINGS

Hipotesis 1 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bentuk U antara pembayaran
dividen dan insider ownership, setelah tingkat kritis kepemilikan oleh manajer, perusahaan
merasa perlu untuk mengkompensasi potensi managerial entrenchment dengan peningkatan
pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Hitotesis 2 diterima bahwa hubungan bentuk U antara pembayaran dividen dan insider
ownership dapat dijelaskan dengan hipotesis entrenchment yang diestimasi menunjukkan bahwa
hubungan u-shaped masih muncul.

Hipotesis 3 ditotak menunjukkan bahwa kepatuhan penuh terhadap the Cadbury (1992) Code of
Best Practice memiliki pengaruh positif pada pembayaran dividen.

CONCLUSION
Sejalan dengan prediksi dan faktor-faktor lain, ditemukan bukti kuat bahwa setelah critical
entrenchent level pada insider ownership diestimasikan sekitar 30%, koefisien pada insider
ownership berubah dari negatif ke positif. Liquidity explanation ditolak mengingat bahwa
hubungan yang sama juga diamati ketika insiders memegang nonbeneficial ownership dalam
keadaan beneficial ownership itu saja yang berada di bawah critical turning point. Poin ini juga
diperkuat bila tidak ada hubungan positif yang diamati antara dividend payout dan nilai pasar
beneficial ownership insider. Konsisten dengan adanya hubungan antara corporate governance
dan kebijakan dividen, kesesuaian pada Cadbury (1992) Code of Best Practice yang diamati
memiliki dampak statistik dan ekonomis yang signifikan pada dividend payout. Sesuai dengan
perspektif agen, telah didapatkan bukti yang kuat diproduksi bahwa shareholder dispersion
memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil utama yang disajikan
dalam penelitian ini membenarkan penjelasan agen untuk kebijakan dividen cross sectional.

FUTHER RESEARCH

Kebijakan pembagian dividen merupakan salah satu sinyal yang mengungkapkan kinerja
perusahaan. Sinyal tersebut akan menjadi salah satu dasar informasi bagi investor untuk menilai
kinerja perusahaan dan untuk keputusan investasi.

Anda mungkin juga menyukai