AREA OF INTEREST
Bagi investor, laporan laba dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis saham yang
diterbitkan oleh emiten. Kualitas laba penting bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan
untuk tujuan kontrak dan pengambilan keputusan investasi. Perubahan harga saham akibat
perubahan laba seharusnya dipengaruhi pula oleh informasi yang dimiliki investor.
Pengungkapan dilaporan tahunan maupun laporan keuangan, mencerminkan proksi informasi
publik yang dimiliki investor, selain informasi lainnya. Peneliti termotivasi untuk mengetahui
pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan luas pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) terhadap kualitas laba.. Pengukuran pengungkapan sukarela
terbagi menjadi dua kelompok yaitu, menggunakan indeks pengungkapan tanpa pembobotan dan
menggunakan indeks pengungkapan dengan pembobotan, sedangkan kualitas laba diukur dengan
menggunakan ERC.
PHENOMENA
RESEARCH GAP
a. Gelb dan Zarowin (2000) Menemukan bahwa future ERC untuk perusahaan high
disclosurers secara signifikan lebih besar dari pada future ERC perusahaan low
disclosurers.
b. Harjanti (2002) Mengajukan hipotesis bahwa luas pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan berpengaruh negatif terhadap current ERC, dan hasil penelitiannya tidak
mendukung hipotesis ini
c. Desi (2004) Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa skor pengungkapan dengan
penbobotan dengan yang tanpa pembobotan ditemukan berbeda secara signifikan, dan
tingkat keluasan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan berhubungan positif
dengan current ERC.
THEORETICAL FOUNDATION
HIPOTESIS
a. H1 :Tingkat ketaatan pengungkapan wajib berpengaruh positif terhadap Earnings
Response Coefficients (ERC).
b. H2 :Luas pengungkapn sukarela berpengaruh positif terhadap Earnings Response
Coefficients (ERC).
c. H3 :Tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela berpengaruh
positif terhadap Earnings Response Coefficients (ERC).
METHODOLOGY
Penelitian ini termasuk explanatory research, karena penelitian ini bertujuan menjelaskan antar
variabel yang diuji. Berkaitan dengan formasi data, penelitian ini disusun dalam bentuk cross-
sectional . Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan statistika sebagai alat analisis yang utama.
Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui berbagai
sumber seperti Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), Jakarta Stock Exchange (JSX) Statistics, Pusat Data Pasar Modal (PDPM) IBII, PDPM
PPA UGM, serta publikasi lain yang mendukung penelitian ini.
FINDINGS
a. Hasil pengujian hipotesis 1 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol konsisten,
yaitu tingkat pengungkapan wajib tidak berhubungan terhadap ERC. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib berpengaruh
positif terhadap ERC.
b. Hasil pengujian hipotesis 2 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol konsisten,
yaitu tingkat pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC. Hasil penelitian
ini tidak mendukung hipotesis bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif
terhadap ERC.
c. Hasil pengujian hipotesis 3 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol, tingkat
pengungkapan wajib tidak berpengaruh terhadap ERC dan tingkat pengungkapan
sukarela tidak berpengaruh terhadap ERC, namun setelah dimasukkan variabel kontrol,
tingkat pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas
pengungkapan sukarela berpengaruh secara bersama-sama terhadap ERC.
CONCLUSION
a. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa tingkat ketaatan
pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara parsial berpengaruh positif
terhadap kualitas laba yang diukur dengan ERC. Peneliti juga tidak berhasil
membuktikan bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan
sukarela secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba yang diukur dengan
ERC. Hasil penelitian tersebut tetap konsisten sebelum dan setelah dimasukkan variabel
kontrol.
b. Dapat disimpulkan, ketika terjadi penurunan earnings per share (EPS), luas
pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, namun ketika terjadi kenaikan
earnings per share (EPS), luas pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap ERC.
FUTHER RESEARCH