Anda di halaman 1dari 4

TITLE : Pengaruh Tingkat Ketaatan Pengungkapan Wajib Dan Luas Pengungkapan Sukarela

Terhadap Kualitas Laba ( Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)

AUTHOR’S : Sovi Ismawati Rahayu

JOURNAL : SNA XI Pontianak

AREA OF INTEREST

Bagi investor, laporan laba dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis saham yang
diterbitkan oleh emiten. Kualitas laba penting bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan
untuk tujuan kontrak dan pengambilan keputusan investasi. Perubahan harga saham akibat
perubahan laba seharusnya dipengaruhi pula oleh informasi yang dimiliki investor.
Pengungkapan dilaporan tahunan maupun laporan keuangan, mencerminkan proksi informasi
publik yang dimiliki investor, selain informasi lainnya. Peneliti termotivasi untuk mengetahui
pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan luas pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) terhadap kualitas laba.. Pengukuran pengungkapan sukarela
terbagi menjadi dua kelompok yaitu, menggunakan indeks pengungkapan tanpa pembobotan dan
menggunakan indeks pengungkapan dengan pembobotan, sedangkan kualitas laba diukur dengan
menggunakan ERC.

PHENOMENA

Kegagalan dalam memahami laporan keuangan mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami


kesalahan penilaian (misvalued), baik undervalued maupun overvalued, seperti kasus Enron,
Worldcom, dan Kimia Farma. Sehingga muncul pertanyaan mengenai transparansi,
pengungkapan informasi, dan peran akuntansi dalam menghasilkan informasi keuangan yang
relevan dan dapat dipercaya, sehingga pemakai informasi akuntansi menerima sinyal tentang
kondisi perusahaan yang sebenarnya.

RESEARCH GAP

a. Gelb dan Zarowin (2000) Menemukan bahwa future ERC untuk perusahaan high
disclosurers secara signifikan lebih besar dari pada future ERC perusahaan low
disclosurers.
b. Harjanti (2002) Mengajukan hipotesis bahwa luas pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan berpengaruh negatif terhadap current ERC, dan hasil penelitiannya tidak
mendukung hipotesis ini
c. Desi (2004) Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa skor pengungkapan dengan
penbobotan dengan yang tanpa pembobotan ditemukan berbeda secara signifikan, dan
tingkat keluasan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan berhubungan positif
dengan current ERC.

THEORETICAL FOUNDATION

a. Pengungkapan Informasi (Disclosure) merupakan bagian integral dari pelaporan


keuangan dan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam
bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Ada dua jenis pengungkapan dalam
hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi yaitu
pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela.
b. Pengukuran Tingkat Pengungkapan, pengungkapan wajib menggunakan indeks
pengungkapan tanpa pembobotan, sedangkan penelitian tentang pengungkapan sukarela
terbagi menjadi dua kelompok yaitu, menggunakan indeks pengungkapan tanpa
pembobotan dan menggunakan indeks pengungkapan dengan pembobotan.
c. Kualitas Laba, laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai
sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsi (perceived noise) didalamnya dan
dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Chandrarin,2003)
dalam Sekar (2004).
d. Pengukuran ERC, Scott (2000) menyatakan bahwa ERC mengukur besarnya abnormal
returns saham (CAR) dalam merespon komponen kejutan dari earnings yang dilaporkan
perusahaan (UE). CAR adalah total penjumlahan dari abnormal returns untuk periode
tertentu disekitar pengumuman suatu informasi.
e. Pengungkapan Informasi Dan Kualitas Laba, kualitas disclosure merupakan dimensi
yang sangat penting dari kualitas akuntansi perusahaan. Dan kualitas informasi akuntansi
yang tinggi akan menggambarkan seberapa bagus kualitas laba yang dihasilkan dari
proses akuntansi.

HIPOTESIS
a. H1 :Tingkat ketaatan pengungkapan wajib berpengaruh positif terhadap Earnings
Response Coefficients (ERC).
b. H2 :Luas pengungkapn sukarela berpengaruh positif terhadap Earnings Response
Coefficients (ERC).
c. H3 :Tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela berpengaruh
positif terhadap Earnings Response Coefficients (ERC).

METHODOLOGY

Penelitian ini termasuk explanatory research, karena penelitian ini bertujuan menjelaskan antar
variabel yang diuji. Berkaitan dengan formasi data, penelitian ini disusun dalam bentuk cross-
sectional . Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan statistika sebagai alat analisis yang utama.

DATA AND METHOD

Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui berbagai
sumber seperti Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), Jakarta Stock Exchange (JSX) Statistics, Pusat Data Pasar Modal (PDPM) IBII, PDPM
PPA UGM, serta publikasi lain yang mendukung penelitian ini.

FINDINGS

a. Hasil pengujian hipotesis 1 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol konsisten,
yaitu tingkat pengungkapan wajib tidak berhubungan terhadap ERC. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib berpengaruh
positif terhadap ERC.
b. Hasil pengujian hipotesis 2 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol konsisten,
yaitu tingkat pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC. Hasil penelitian
ini tidak mendukung hipotesis bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif
terhadap ERC.
c. Hasil pengujian hipotesis 3 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol, tingkat
pengungkapan wajib tidak berpengaruh terhadap ERC dan tingkat pengungkapan
sukarela tidak berpengaruh terhadap ERC, namun setelah dimasukkan variabel kontrol,
tingkat pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas
pengungkapan sukarela berpengaruh secara bersama-sama terhadap ERC.

CONCLUSION

a. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa tingkat ketaatan
pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara parsial berpengaruh positif
terhadap kualitas laba yang diukur dengan ERC. Peneliti juga tidak berhasil
membuktikan bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan
sukarela secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba yang diukur dengan
ERC. Hasil penelitian tersebut tetap konsisten sebelum dan setelah dimasukkan variabel
kontrol.
b. Dapat disimpulkan, ketika terjadi penurunan earnings per share (EPS), luas
pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, namun ketika terjadi kenaikan
earnings per share (EPS), luas pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap ERC.

FUTHER RESEARCH

Penelitian berikutnya diharapkan mempertimbangkan dalam penilaian luas ungkapan sukarela


dengan current issue dan dengan memberi bobot pada tingkat kerincian suatu butir informasi
yang diungkapkan, sehingga indeks pengungkapan menjadi up to date dan lebih teliti. Penelitian
berikutnya juga diharapkan menggunakan metode pengukur kualitas laba selain Earnings
Response Coefficient (ERC), dan metode pengukur return ekspektasi dalam menentukan
abnormal return selain market adjusted model.

Anda mungkin juga menyukai