Bridstone - Chapter II
Bridstone - Chapter II
tambahan Aek Nabara dengan areal yang jauh lebih luas dari
3. Tahun1946 – 1949
menghasilkan Revenue.
Goodyear menerima kembali miliknya pada tahun 1949 dan pada tahun
6. Tahun 1967
tersebut adalah :
1. Naga Raja.
2. Dolok Merangir.
3. Dolok Ulu.
Untuk ini banyak diusahakan orang menanam karet. Pemilihan lokasi didasarkan
atas keadaan tumbuh tanaman karet yang baik dan kemampuan pendirinya.
Bridgestone Tire and Rubber Company yang berpusat di Akron, Ohio, Amerika
Serikat. Bridgestone Tire and Rubber Company berawal di Amerika Serikat pada
1. Mr. Siecberling.
2. Mr. Lifchfield.
3. Mr. Firestone.
dibeli oleh perusahaan Bridgestone pada tahun 1916 dari Vrenide Indische
Usaha penanaman pohon karet pertama kalinya di Dolok Merangir pada tahun
1917. Usaha ini didasarkan atas Agrarische Wet 1870 yang diberikan oleh
pemberian tanah dan hak Erfpacht untuk jangka waktu 75 tahun (pasal 51
Estate memperoleh konsensi tambahan di Aek Nabara dengan areal yang jauh
lebih luas dari pada yang dimiliki di Dolok Merangir. Lebih dari 10 juta dolar
dari seluruh investasi yang ditanam oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate
dipakai di Aek Nabara. Menurut catatan pada masa itu, inilah kebun karet yang
terbesar diseluruh dunia yaitu pada tahun 1930-1936 yang mana PT. Bridgestone
perkebunan ini dikuasai oleh Jepang. Setelah Jepang kalah perang dan angkat
kaki dari Indonesia, perkebunan ini diusahakan oleh suatu badan yang diorganisir
dan dibawahi oleh pemerintah Militer Belanda yaitu sekitar tahun 1946-1949,
Rubber Estate menerima miliknya pada tahun 1949 dan tahun 1953 berganti
pemerintah Indonesia berdasarkan Pempres No. 6/ 1964 sebagai akibat dari politik
Pada tahun 1967 oleh Pemerintah Orde Baru, manajemen perusahaan ini
10 Oktober 1967. Kebun Aek Nabara diserahkan kepada Negara dan sebagai
gantinya kebun Dolok Ulu dan Naga Raja yang sebelumnya milik Negara
1. Dolok Merangir.
2. Dolok Ulu.
3. Naga Raja.
Ketiganya dijadikan satu unit dan dibagi 4 divisi yang luasnya masing-
masing sama. Pada tahun ini juga kebun Naga Raja dan Dolok Ulu beralih dari
PPN menjadi milik perusahaan Bridgestone. Perkebunan PT. Haboko Tea Coy
Aek Tarum diurus Bridgestone dari PT. Lonsum pada tanggal 1 Oktober 1982.
Merangir
Berjarak 20 km dari Pematang Siantar dan 108 km dari Medan. Saat ini PT.
dibagi menjadi 5 divisi. Adapun luas tiap divisi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
2.892,85
4.430,00
Sumber : Kantor HRD PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.
Kabupaten Asahan. Tiap divisi dikepalai oleh seorang manager. PT. Bridgestone
yakni :
1. DX Factory.
2. DM Factory.
3. FM Factory.
Adapun Crumb Rubber yang dihasilkan sesuai ketentuan mutu karet Indonesia
a. SIR 5.
b. SIR 10.
c. SIR 20.
d. SIR 3 CV 50.
e. SIR 3 CV 60.
f. SIR 3 CV 70.
g. SIR 3 L.
Sumatera Utara dan dibangun diatas areal tanah seluas 106.537,58 m2.
Dalam areal ini terdapat bangunan seperti Head Office, kantor Human
Areal pabrik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir ini
Jenis Crumb Rubber yang dihasilkan merupakan jenis produk untuk tujuan
ekspor, dimana PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir adalah
tempat untuk proses pengolahan Crumb Rubber dan negara tujuan ekspor yang
utama adalah Jepang, tepatnya di kota Yokohama, Yokoichi, Hakata, dan Moji.
Tujuan ekspor ditentukan oleh kantor Bidgestone Tire and Rubber Company yang
ada di Singapura, dan umumnya setiap pemesanan akan dilakukan disini. Untuk
memproduksi karet yang berdasarkan pesanan dari kantor cabang Bridgestone Tire
Manajemen ISO seri 9002 : 2000 dan telah memperoleh sertifikasi tertanggal 15
Mutu ISO 9002 :2000 di perusahaan ini adalah 18 bulan melibatkan semua unsur
Arti dari sertifikasi yang didapat oleh perusahaan merupakan suatu sistem
mutu, model jaminan mutu dalam produksi dan pemasaran. Standar ini digunakan
bila telah tersedia suatu sistem desain yang sudah mapan bagi produknya.
Sumatera Rubber Estate ada beberapa kriteria mutu bahan baku yang diperlukan.
Kriteria dari mutu bahan baku dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut
Tabel 2.2. Kriteria Mutu Bahan Baku yang Digunakan PT. Bridgestone
(terkontaminasi) :
perbongkah.
pada karet).
plastic dll.
Tabel 2.2. Kriteria Mutu Bahan Baku yang Digunakan PT. Bridgestone
2. Mutu :
maximum 0,1 %. 3
(terkontaminasi) :
perbongkah.
plastic dll.
2. Mutu :
Sumber : Kantor Adm. Processing PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.
Adapun DRC yang ideal untuk mendapatkan hasil yang baik adalah antara
Lipat 2 = 2 – 3 pass.
Lembaran = 2 pass.
5. Sampel :
Timbang blanket (Wt), potong sample 10 × 15 cm dari masing-masing blanket dan timbang dengan
□ □ □
Gambar 2.1 lembaran Blangket
jam.
Wt. Dry 10 × 15 cm
%K = ——————————
Sample 10 × 15 cm
% K × Wt. Blanket
% DRC = ——————————
Wt. Sample
dimana :
K = kadar blanket.
pembungkus plastik. Pada While Spot prosedurnya hanya dilihat secara visual saja
oleh operator pada bagian ini, bila ada White Spot dibuang dengan pisau kecil.
berikut :
sehingga melewati pendeteksi, jika ada unsur logam maka Metal Detector
akan berbunyi.
4. Bagian yang dibelah tadi dilewatkan lagi pada Metal Detector untuk
b) Dirt Content.
Pada proses ini dilakukan pengamatan kadar kotoran yang terdapat dalam
karet. Sampel yang diambil dari DX Factory lalu dibawa ke bagian pengendalian
mutu. Selanjutnya sampel dilarutkan dalam larutan mineral Terpentine dan larutan
disaring untuk memisahkannya dari kotoran yang terkandung dalam karet alam
tersebut. Setelah kering, kotoran ditimbang sebagai persentase kadar kotoran dari
karet.
Persiapan Peralatan :
1. Saringan 325 Mesh setelah dicuci bersih, dimasukan ke dalam Oven 100
2. Labu ukur 500 mL isis dengan Mineral Terpentine sebanyak 230 mL dan
Prosedur Analisa :
2. Tipiskan sebanyak 2 pass dengan celah rol 0,5 ± 0,1 mm lipat dua.
bagian dan masukan sampel ke dalam labu yang telah berisi Terpentine
4. Panaskan labu beserta isinya di infrad red dengan suhu 120 – 130 ºC
dalam keadaan panas ke saringan 325 Mesh secara perlahan. Dan pastikan
mg.
6. Siram labu dengan Washing Bottle untuk meluruhkan kotoran yang masih
7. Cuci bagian luar saringan lalu masukan ke dalam Oven dengan suhu 100
ºC selama 30 menit.
9. Penentuan analisa :
M2 – M1
M0
c) Ash Content.
didalam karet. Sampel yang telah diambil dari DX Factory lalu dibawa ke Quality
dalam Crucible dipanaskan diatas Hot Plate. Setelah zat-zat yang tidak
sehingga karbon didalamnya benar-benar terbakar habis dan yang tersisa hanya
abu.
Persiapan Peralatan :
suhu 550 ºC ± 25 ºC. Biarkan dingin didalam Desiccator hingga mencapai suhu
ruangan.
Prosedur Analisa :
kosong.
3. Panaskan Crucible berisi sampel diatas Hot Plate didalm Fume cupboard.
8. Penetuan Analisa :
M2 – M1
M0
dan sampel yang diusangkan dengan memasukannya ke dalam oven pada suhu
140 ºC. PRI adalah nilai tengah elastisitas setelah dan sebelum pengusangan
Persiapan contoh :
3. Potong dengan Wallace Punch sebanyak 6 butir dengan tebal 3,2 -3,6 mm.
Persiapan Peralatan :
Pengusangan :
Prosedur Analisa :
diantara 2 lembar kertas TST dan letakan diantara 2 Plate Wallace yang
2. Ketika Plate ditutup, jarum pengukur ketebalan harus berada pada posisi
nol.
6. Penetuan Analisa :
7.
Pa
P0
a. Bahan baku.
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk,ikut
dalam proses produksi dan memiliki presentasi terbesar dibanding bahan-bahan lainnya.
Bahan baku yang digunakan adalah Cump Lump (getah mangkuk). Cump Lump
didapat dari kebun sendiri yang dikelola oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber
Estate. Khusus untuk SIR 10 bahan baku yang digunakan oleh PT. Bridgestone
Sumatera Rubber Estate adalah kriteria getah Cump Lump mutu C1 dan C2.
b. Bahan penolong.
ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana bukan bagian dari produk
akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah Air, untuk penggunaan Air
dilakukan dalam proses produksi yang bersih yang tidak banyak mengandung zat-
- Mencuci bahan baku dari kotoran yang melekat seperti pasir, batu dan
kayu.
produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana bahan ini bagian akhir
1. Plastik.
2. Pallet.
Sumatera Rubber Estate dan ada yang dipesan langsung dari Singapura.
Penggunaan Pallet (peti yang terbuat dari kayu) adalah untuk bandela yang telah
Untuk spesifikasi karet SIR 10 yang harus dipenuhi dalam produksi dapat
Rubber (SIR) 10
(% Max)
(% Max)
penyimpanan) (Min).
Sumber : Kantor Adm. Processing PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir
Penerimaan
Penyortiran
Pencincangan
Pemotongan
Pengeringan
Penimbangan
Packing
Penggudangan
Untuk lebih jelas uraian diatas akan diterangkan pada bagian berikut ini:
1. Penerimaan.
Data-data mengenai bahan baku yang dibawa ole truk harus diperiksa terlebih
dahulu oleh bagian penerimaan dengan menyesuaikannya dengan data yang ada
penimbangan
2. Penyortiran.
baku dicincang agar bisa masuk ke mesin Pre Breaker. Lalu oleh operator
Pre Breaker, disini bahan baku dicincang menjadi ukuran yang kecil. Hasil
keluaran jatuh di bak pencucian, lalu dengan arus air aakan dialirkan
minggu, selama maturasi di setiap BIN diambil sampel untuk di uji DRC
4. Pemotongan.
bahan baku mengalami proses penekanan oleh Screw Press untuk melewati
pisau yang berputar sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan keluaran
bantuan air. Didalamnya, bahan baku disiram air dengan proses rotasi agar
bagian Rotary Screen. Dengan bantuan aliran air bahan baku dibawa ke
bak penampungan, disini bahan baku disirkulasi oleh 2 unit pompa yang
pencucian bahan baku. Lalu bahan baku dibawa dengan Bucket Conveyor
II yang ada di Cyclone Tank I menuju mesin Pre Breaker II. Di mesin ini
bahan baku mengalami proses penekanan oleh Screw Press untuk melewati
keluar dari lubang-lubang Die Plate segera dipotong oleh pisau yang
berputar sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan keluaran dari mesin
baku ke mesin Hammer Mill. Pada mesin Hammer Mill, terjadi proses
Hammer Mill dengan bantuan air akan di tampung di Settling Tank II dan
proses yang sama pada Pre Breaker I hanya saja diameter lubang Die Plate
yang digunakan berdiameter 4 – 4,5 mm. Lalu dengan bantuan air, bahan
keluar dari mesin Extruder I dibawa dan ditampung di Cyclone Tank II.
sama terjadi di mesin Extruder I tetapi diameter lubang Die Plate adalah
2,4 – 3 mm. Pencucian bahan baku yang banyak dilakukan diantara mesin
Pre Breaker I sampai mesin Extruder II bertujuan agar bahan baku benar-
5. Pengeringan.
menit.
menyemburkan api dari pembakaran bahan bakar minyak. Untuk proses ini
panas telah cukup maka Burner II ini akan berhenti. Setelah 190 menit
dalam mesin Dyer, maka Trolley akan keluar secara otomatis. Selanjutnya
6. Penimbangan.
3,5 kg. Lalu bandela yang telah ditimbang dipindahkan ke mesin Press.
7. Pengepresan.
× 20 cm.
8. Pembungkusan.
bandela.
pengepresan, dimana Forming Box akan ditimpa oleh besi Pres seberat 1-2
Setelah 1 hari, Besi Pres diangkat dari atas, dari Forming Box dan
bandela dikeluarkan lalu diletakan pada peti kayu yang disebut Pallet.
Dimana satu Pallet berisikan 36 bandela dan ini beratnya adalah 1260 kg.
Sumber : Kantor Adm. Processing PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir.
dengan menggunakan katrol secara manual. Lalu Pallet yang ada didalam
Metal Box disusun bertingkat dengan Forklift dan setelah selesai maka
Untuk lebih jelas tentang uraian proses, dilihat pada blok diagram
Pemotongan I
Penyaringan
Pencucian I Air
Pencucian II Air
Pemotongan II Air
Pencincangan
Pencucian I V Air
Pencucian V Air
Pemotongan III
Pencucian VI Air
Pemotongan IV
(pembutiran)
Pengeringan
Pendinginan
Penimbangan
Pengepresan
Pengujian Sampel
Pembungkusan Plastik
Packing Pallet
sistem otomisasi dari segi mekanik maupun listrik, walaupun masih ada beberapa
bagian yang dilakukan secara manual. Dalam hal ini mesin merupakan sarana
utama pada proses pengolahan mulai dari bahan baku sampai produk jadi.
a. Bagian pemotongan.
1. Pre Breaker I
Merk : Reinevelt
Jumlah : 1 unit
38 mm
2. Pre Breaker II
Merk : Reinevelt
Jumlah : 1 unit
mm
3. Hammer Mill
Screen Hole : 35 mm
Jumlah : 1 unit
4. Extruder I
Merk : TECO
Jumlah : 1 unit
5. Extruder II
Merk : TECO
Jumlah : 1 unit
butiran karet.
6. Dryer
Merk : KGSB
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 35 kg
Jumlah : 1 unit
c. Bagian Pengepresan
Merk : KGSB
Jumlah : 1 unit
Bale
2.7.2. Peralatan
a. Bagian Penerimaan
ke Belt Conveyor.
2. Belt Conveyor
Daya : 5 HP
Voltase : 380 V
b. Bagian Pemecahan
1. Rotary Screen
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
Jumlah : 1 unit
karet.
2. Bucket Conveyor
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
3. Cyclone Tank I
4. Bucket Conveyor II
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
II.
5. Settling Tank I
Berfungsi mencuci bahan baku karet dari mesin Pre Breaker II.
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
7. Settling Tank II
8. Bucket Conveyor IV
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
9. Ventury Tank
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
Daya : 2 HP
Voltase : 380 V
2. Peralatan Laboratorium.
a. Analitycal Balance.
b. Penjepit.
c. Lab Mill.
d. Gunting.
e. Labu Ukur.
f. Washing Bottle.
h. Ultrasonic Cleaner.
j. Slide Projector.
a. Analitycal Balance.
b. Oven.
c. Porcelain Crucible.
d. Hot Plate.
e. Desicator.
f. Gunting.
g. Muffle Furnace.
h. Penjepit.
i. Fume Cupboard.
j. Talam.
a. Plastimeter.
b. Kertas TST.
c. Oven.
d. Talam.
e. Lab Mill.
f. Thickness Gauge.
h. Gunting.
2.7.3. Utilitas
1. Sumber Listrik.
Negara (PLN) dan generator. Sumber Listrik dari PLN digunakan dalam kegiatan
Selain itu listrik PLN digunakan juga sebagai sumber penerangan pada :
a. Area kerja.
b. Kantor-kantor.
2. Air.
Hal inilah yang menyebabkan dalam pendirian pabrik selalu dicari tempat yang
setiap bahan baku yang keluar dari mesin baik ke Pre Breaker,
menghilangkan kotoran-kotoran.
dan mesin-mesin.
Selain untuk keperluan pabrik, air juga digunakan untuk kebutuhan air
karyawan perusahaan terutama pada kamar mandi. Sumber air di PT. Bridgestone
• Sungai.
- Dump Truck.
- Forklift.
- Host Crane.
fasilitas produksi atau kantor. Untuk itu maka perusahaan dilengkapi beberapa
bengkel dengan tujuan perawatan korektif peralatan dan fasilitas produksi, dimana
a. Bengkel mesin.
b. Bengkel listrik.
c. Bengkel umum.
Dalam bengkel ini terdapat alat-alat dan mesin-mesin seperti mesin frais,
mesin bubut, mesin ketam, mesin gerinda, las listrik dan berbagai mesin perkakas
lainnya. Dengan adanya bengkel ini, perusahaan dapat menekan biaya perbaikan
seminimal mungkin dan waktu perbaikan alat yang lebih singkat bila dikerjakan
4. Laboaratorium
peranan yang sangat penting dalam menunjang mutu produk yang dihasilkan oleh
pabrik. Dengan adanya Laboratorium, maka dapat diadakan analisa yang teliti
apakah mutu produk yang dihasilkan makin buruk atau makin baik. Dengan
tindakan yang diperlukan agar mutu produk tetap baik sehingga kerugian-kerugian
pabrik sebelum dialirkan ke sungai. Pada kolam air limbah ini, air dari pabrik
yang dicemari oleh unsur-unsur pencemar akan dinetralisir pada setiap kolam
yang berjumlah 6 unit. Pada kolam air limbah ini proses penyulingannya dengan
menggunakan proses Anaerob, yaitu proses sisa limbah tidak dapat di reduksi /
diurai oleh bakteri. Dimana setiap kolam akan mengurangi kadar-kadar unsur
pencemar tersebut. Sehingga pada kolam terakhir akan didapat air yang telah
sarana utama untuk mencegah kecelakaan, cacat dan kematian yang diakibatkan
yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan
mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi beberapa saat dan hal ini
mesin yang dilengkapi alat pelindung guna memperkecil akibat yang ditimbulkan
diperhatikan pada saat perancangan dan bukan baru difikirkan kemudian setelah
pabrik didirikan.
• Kaca mata biasa dan kaca mata khusus bagi pekerja yang ada di
kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat, paku atau benda tajam,
sayatan, terkena benda panas, bahan kimia, aliran listirk dan sebagainya.
pada tempat-tempat yang rawan kebakaran. Untuk pengamanan arus listrik maka
saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup,
sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus dipasang yang bagus agar
tidak terjadi korslet antar kabel dan putuskan listrik bila terjadi hal-hal yang
yang bersangkutan.
dilimpahkan kepadanya.
dalam bidang atau area pekerjaan yang sesuai dengan fungsinya dan garis instruksi
berasal dari garis yang sama. Pegawai hanya mengenal satu atasan. Bawahan tersebut
hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta haknya besdasarkan fungsi.
1. Managing Director
Jepang.
Tugas :
di dalam perusahaan.
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
3. Estate Administrator
Tugas :
Tanaman.
Tugas :
pendanaan.
Wewenang :
bagian.
5. Medical Superintendent
pasien.
Wewenang :
6. Production Manager
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
kebun.
Wewenang :
Tanaman.
8. Processing Manager
Tugas :
Wewenang :
mutu.
9. Engineering Manager
Tugas :
pabrik.
Wewenang :
Tugas :
bagian produksi.
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
Processing Department.
Tugas :
Wewenang :
perusaahaan.
diterima.
Tugas :
Wewenang :
Mengatur tata cara tanam karet di kebun tiap divisi sesuai dengan
Tugas :
penyadapan getah.
Wewenang :
Tugas :
perusahaan.
karyawan.
Tugas :
pengauditan.
Wewenang :
Tugas :
barang.
Wewenang :
18. Hospital
Tugas :
membutuhkan perawatan.
Wewenang :
Tugas :
perusahaan.
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
vendor).
Wewenang :
24. DX Assistant
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
27. Utility
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
Freezer.
Wewenang :
Tugas :
rekrutmen ini diharapkan dapat memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan, baik
Sumatera Rubber Estate diatur sendiri oleh perusahaaan dengan terlebih dahulu
melihat situasi kegiatan yang ada apakah perusahaan memerlukan karyawan atau
tidak.
Sumatera Rubber Estate terdiri atas tenaga kerja asing dan lokal.
Tenaga kerja asing pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate adalah
tenaga kerja yang berasal dari luar negeri yang ditunjuk oleh kantor pusat
Bridgestone yang bermarkas di Akron, Ohio, Amerika Serikat. Tenaga kerja asing
ditempatkan pada posisi yang strategis dan umumnya mereka ini didudukan pada
Tempat kerja lokal adalah tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan dan skill masing-masing tenaga kerja, seperti Mandor, Analis,
Jumlah tenaga kerja pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate sampai
saat ini berjumlah 4.659 orang dengan rincian 3.487 orang tenaga kerja harian
Tenaga kerja kelompok staf dan pimpinan. Perincian tenaga kerja dapat dilihat
QCD 42 -
3. Engineering 91 224
Taansport 40 92
4. Hospital 20 75
5. C. Godown 6 35
Estate Guard 34 80
6. Yard Gang 92 3
7.
8.
9.
Sumber : Kantor HRD PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok merangir
Tabel 2.6. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Staf dan Pimpinan
2. Indonesian Staff 92
Contact Staff 3
3. Conductor 1
Graduate Trainee 11
4. Apprentice 24
5.
6.
Total 134
Sumber : Kantor HRD PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok merangir
menurut aturan Shift. Jumlah jam kerja adalah 40 jam 1 minggu, dimana hari
kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari kecuali hari libur dan hari besar.
1. Non Shift, ini berlaku untuk karayawan bagian umum dan administrasi.
pembagian kelompok dan giliran shift akan ditetapkan oleh kepala bagian masing-
Untuk istirahat diatur secara bergiliran oleh mandor dari masing-masing shift.
Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja
normal maka perusahaan mengadakan waktu kerja lembur. Ini dilakukan bila
terjadi order yang belum dipenuhi dan memenuhi target produksi. Untuk itu
perusahaan akan memberikan upah lembur kepada karyawan yang bekerja lembur.
jaminan sosial kepada semua pekerja yang berdasarkan status karyawan dalam
perusahaan yaitu :
diberikan sesuai dengan hasil kerjanya dan dibayar setiap 2 (dua) minggu.
Estate
Adalah :
karyawan.
dari Astek.