Anda di halaman 1dari 69

2.1. Sejarah Beralihnya PT. Goodyear Sumatera Plantations ke PT.

Bridgestone Sumatera Rubber Estate

Sejarah kronologis perusahaan perkebunan karet Goodyear Sumatera

Plantations adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1917 – 1923

Memulai usaha karet di Dolok Merangir, dan memperoleh konsesi

tambahan Aek Nabara dengan areal yang jauh lebih luas dari

pada yang dimiliki di Dolok Merangir lebih USD 10,000,000,-

dari seluruh dunia pada sekitar tahun 1930 – 1936 yang

menggunakan bahan okulasi.

2. Tahun 1942 – 1945

Penduduk Bala Tentara Jepang.

3. Tahun1946 – 1949

Kebun ini diusahakan oleh suatu badan yang diorganisir dan

dibawahi oleh Pemerintah Militer Belanda yang sama sekali tidak

menghasilkan Revenue.

4. Tahun 1950 – 1965

Goodyear menerima kembali miliknya pada tahun 1949 dan pada tahun

1953 kemudian NV. Goodyear Landbourw Maschpij ditukar

menjadi PT. Goodyaer Sumatera Plantations Coy. Ltd.

5. Tahun 1965 – 1967

Universitas Sumatera Utara


Akibat politik Dwikora yaitu pengganyangan terhadap Pemerintah RI

berdasarkan Panpres No. 6/ 1964 sehinnga lahirnya PD Ampera I

yang kemudian di lebur menjadi PPN Karet XVII.

6. Tahun 1967

Manajemen perusahaan ini diserahkan kepada pemiliknya dan

sebagaimana tercantum didalam perjanjian antara pemerintah RI

dengan pihak Goodyear Tire & Rubber Company tertanggal

10 Oktober 1967. Kebun Aek Nabara diserahkan kepada

negara dan sebagai gantinya kebun Dolok Ulu dan Naga

Raja yang sebelumnya milik negara diserahkan kepada

Goodyear. Mulai tahun 1971 ketiga perkebunan

tersebut adalah :

1. Naga Raja.

2. Dolok Merangir.

3. Dolok Ulu.

Dijadikan satu unit areal dan dibagi menjadi 4 division yang

luasnya masing-masing berukuran sama.

7. Tahun 9 Agustus 2005

Pemilikan saham PT. Goodyear Sumatera Plantations beralih

kepada PT. Bridgestone Coorporation, Jepang dengan nama PT.

Universitas Sumatera Utara


Bridgestone Sumatera Rubber Estate yang merupakan

bentuk badan hukum yang berkedudukan di Indonesia.

2.2. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate yang berada di Sumatera Utara

adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan

pengolahan karet. Perusahaan ini didirikan karena semakin meningkatnya

kebutuhan akan karet.

Untuk ini banyak diusahakan orang menanam karet. Pemilihan lokasi didasarkan

atas keadaan tumbuh tanaman karet yang baik dan kemampuan pendirinya.

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan anak perusahaan dari

Bridgestone Tire and Rubber Company yang berpusat di Akron, Ohio, Amerika

Serikat. Bridgestone Tire and Rubber Company berawal di Amerika Serikat pada

tahun 1898 dan didirikan oleh 3 orang yang masing-masing bernama :

1. Mr. Siecberling.

2. Mr. Lifchfield.

3. Mr. Firestone.

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate yang terletak di Dolok Merangir

dibeli oleh perusahaan Bridgestone pada tahun 1916 dari Vrenide Indische

Cohounderneeming (VICO) dan langsung dipimpin oleh Mr. J. J. Blandeing.

Usaha penanaman pohon karet pertama kalinya di Dolok Merangir pada tahun

1917. Usaha ini didasarkan atas Agrarische Wet 1870 yang diberikan oleh

Universitas Sumatera Utara


Pemerintah Hindia Belanda kepada perusahaan perkebunan swasta asing tentang

pemberian tanah dan hak Erfpacht untuk jangka waktu 75 tahun (pasal 51

Indische Staatsregeling). Pada tahun 1923 PT. Bridgestone Sumatera Rubber

Estate memperoleh konsensi tambahan di Aek Nabara dengan areal yang jauh

lebih luas dari pada yang dimiliki di Dolok Merangir. Lebih dari 10 juta dolar

dari seluruh investasi yang ditanam oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate

dipakai di Aek Nabara. Menurut catatan pada masa itu, inilah kebun karet yang

terbesar diseluruh dunia yaitu pada tahun 1930-1936 yang mana PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate mempergunakan tanaman okulasi.

Sekitar tahun 1942-1945 merupakan masa pendudukan Jepang dan

perkebunan ini dikuasai oleh Jepang. Setelah Jepang kalah perang dan angkat

kaki dari Indonesia, perkebunan ini diusahakan oleh suatu badan yang diorganisir

dan dibawahi oleh pemerintah Militer Belanda yaitu sekitar tahun 1946-1949,

tetapi perkebunan ini tidak menghasilkan keuntungan. Setelah penyerahan

kedaulatan dari Belanda kepada pemerintah Indonesia, PT. Bridgestone Sumatera

Rubber Estate menerima miliknya pada tahun 1949 dan tahun 1953 berganti

nama dari NV. Bridgestone Landbow Maatschapaij menjadi PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate.

Tahun 1965-1967 PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate diambil alih

pemerintah Indonesia berdasarkan Pempres No. 6/ 1964 sebagai akibat dari politik

Dwikora yaitu pengganyangan terhadap Malaysia. Penguasaan manajemen diambil

Universitas Sumatera Utara


alih dan namanya diganti dengan PP Ampera I yang kemudian dilebur menjadi

PPN Karet XVIII.

Pada tahun 1967 oleh Pemerintah Orde Baru, manajemen perusahaan ini

diserahkan kepada pemiliknya dan sebagaimana didalam perjanjian antara

Pemerintah RI dengan pihak Bridgestone Tire and Rubber Company tertanggal

10 Oktober 1967. Kebun Aek Nabara diserahkan kepada Negara dan sebagai

gantinya kebun Dolok Ulu dan Naga Raja yang sebelumnya milik Negara

diserahkan kepada Bridgestone. Tahun 1973 ketiga perkebunan tersebut adalah :

1. Dolok Merangir.

2. Dolok Ulu.

3. Naga Raja.

Ketiganya dijadikan satu unit dan dibagi 4 divisi yang luasnya masing-

masing sama. Pada tahun ini juga kebun Naga Raja dan Dolok Ulu beralih dari

PPN menjadi milik perusahaan Bridgestone. Perkebunan PT. Haboko Tea Coy

Aek Tarum diurus Bridgestone dari PT. Lonsum pada tanggal 1 Oktober 1982.

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate yang berkantor di Dolok

Merangir

Berjarak 20 km dari Pematang Siantar dan 108 km dari Medan. Saat ini PT.

Bridgestone Sumatera Rubber Estate menempati areal seluas 18.914,43 Ha yang

dibagi menjadi 5 divisi. Adapun luas tiap divisi dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1. Luas Tiap Divisi PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate

No. Divisi Luas (Ha)

1. Divisi I Naga Raja 3.643,14

2. Divisi II Dolok Merangir 3.679,42

3. Divisi III Dolok Ulu

4. Divisi IV Dolok Ulu 3.629,42

5. Divisi V Aek Tarum

2.892,85

4.430,00

Sumber : Kantor HRD PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.

Divisi I-IV terletak di Kabupaten Simangulun dan divisi V terletak di

Kabupaten Asahan. Tiap divisi dikepalai oleh seorang manager. PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate Division II Dolok Merangir mempunyai 3 (tiga) utama

yakni :

1. DX Factory.

2. DM Factory.

3. FM Factory.

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Perkebunan karet

Universitas Sumatera Utara


merupakan sumber bahan baku utama pabrik disamping perkebunan-perkebunan

karet rakyat yang menjualnya ke perusahaan ini. Kegiatan penanaman karet

memakai jenis Havea Brasiliensis dan mengolahnya menjadi Crumb Rubber.

Adapun Crumb Rubber yang dihasilkan sesuai ketentuan mutu karet Indonesia

atau Standard Indonesia Rubber (SIR), yaitu :

a. SIR 5.

b. SIR 10.

c. SIR 20.

d. SIR 3 CV 50.

e. SIR 3 CV 60.

f. SIR 3 CV 70.

g. SIR 3 L.

2.4. Lokasi Perusahaan

Pabrik pengolahan Crumb Rubber PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate

Dolok Merangir terletak di Pos Serbelawan, Kabupaten Simangulun, Propinsi

Sumatera Utara dan dibangun diatas areal tanah seluas 106.537,58 m2.

Dalam areal ini terdapat bangunan seperti Head Office, kantor Human

Resources Development (HRD), kantor Proccesing, kantor Quality Control

Departement (QCD), kantor Engineering Departement, kantor Safety Departement,

Universitas Sumatera Utara


kantor AWS (Auto Work Shop), DX factory, Pallete Storage, Toilet, Mushola,

Parkir, Pos Satpam dan Laboratorium.

Areal pabrik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir ini

mempunyai batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Timur, kebun karet PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate.

- Sebelah Barat, pemukiman penduduk.

- Sebelah Utara, kebun karet PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate.

- Sebelah Selatan, perumahan karyawan.

2.5. Daerah Pemasaran

Jenis Crumb Rubber yang dihasilkan merupakan jenis produk untuk tujuan

ekspor, dimana PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir adalah

tempat untuk proses pengolahan Crumb Rubber dan negara tujuan ekspor yang

utama adalah Jepang, tepatnya di kota Yokohama, Yokoichi, Hakata, dan Moji.

Tujuan ekspor ditentukan oleh kantor Bidgestone Tire and Rubber Company yang

ada di Singapura, dan umumnya setiap pemesanan akan dilakukan disini. Untuk

kebutuhan dalam negeri, PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate hanya

memproduksi karet yang berdasarkan pesanan dari kantor cabang Bridgestone Tire

and Rubber Company yang ada dibogor.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standar Mutu Produk

Universitas Sumatera Utara


PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate mempunyai standarisasi dalam

menghasilkan produk. Perusahaan ini juga selalu menjaga konsistensi mutu

produknya. Untuk mewujudkannya perusahaan telah mengimplementasikan Sistem

Manajemen ISO seri 9002 : 2000 dan telah memperoleh sertifikasi tertanggal 15

September 1994 dari lembaga akreditasi internasional terkemuka “LIoyd Register

Quality Company”, Inggris. Waktu proses untuk mendapatkan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9002 :2000 di perusahaan ini adalah 18 bulan melibatkan semua unsur

dalam perusahaan mulai dari penanaman, pemeliharaan, pengeksploitasikan pohon

karet, hingga tahap pengolahan dan pemasaran hasil produk.

Arti dari sertifikasi yang didapat oleh perusahaan merupakan suatu sistem

mutu, model jaminan mutu dalam produksi dan pemasaran. Standar ini digunakan

bila telah tersedia suatu sistem desain yang sudah mapan bagi produknya.

Pengendalian untuk menjaga standar mutu produk PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate ada beberapa kriteria mutu bahan baku yang diperlukan.

Kriteria dari mutu bahan baku dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut

Tabel 2.2. Kriteria Mutu Bahan Baku yang Digunakan PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate

Grade Nama Keterangan DRC

Universitas Sumatera Utara


C1 Cup Lump 1. Tidak boleh tercemar 75 %-80 %

(terkontaminasi) :

• Tanah dan lumpur.

• Tatal (sisa aliran getah yang

dideres pada batang pohon).

daun tidak lebih 5 pcs

perbongkah.

• Tidak adanya pupuk TSP,

bahan kimia lain, selain

Formic Acid (zat Perekat

pada karet).

• Besi, kawat, batu, goni,

plastic dll.

Tabel 2.2. Kriteria Mutu Bahan Baku yang Digunakan PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate (Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara


Grade Nama Keterangan DRC

2. Mutu :

• Ash Content (kadar abu pada

karet) maximum 0,75 %.

• Dirt Content (kadar kotoran

yang terdapat pada karet)

maximum 0,1 %. 3

C2 Cup lump 1. Tidak boleh tercemar 75 %-80 %

(terkontaminasi) :

• Tanah dan lumpur.

• Tatal, daun tidak lebih 5 pcs

perbongkah.

• Pupuk TSP, bahan kimia

lain, selain Formic Acid.

• Besi, kawat, batu, goni,

plastic dll.

2. Mutu :

• Dirt Content max. 0,2 %.

• Ash Content max. 1,0 %.

Sumber : Kantor Adm. Processing PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.

Universitas Sumatera Utara


Pada perusahaan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate ada beberapa

pengujian antara lain :

a) DRC (Dry Rubber Content = Kadar Karet Kering).

Adapun DRC yang ideal untuk mendapatkan hasil yang baik adalah antara

75 % - 80 %. (lihat Tabel 3.1.)

Adapun cara pengujian DRC adalah :

1. Giling 8 – 10 pass sampai kontaminasi terpisahkan dalam karet.

2. Dibagi menjadi beberapa bagian ± 2 – 2,5 kg setiap bagian.

3. Blending : Lipat 3 = 4 – 5 pass.

Lipat 2 = 2 – 3 pass.

Lembaran = 2 pass.

4. Tiriskan blanket ± 1 jam dengan k 75 % - 80 %.

5. Sampel :
Timbang blanket (Wt), potong sample 10 × 15 cm dari masing-masing blanket dan timbang dengan

ketelitian 0,1 gr.

Lembaran blanket dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

□ □ □
Gambar 2.1 lembaran Blangket

6. Keringkan di oven laboratorium dengan suhu 120 ºC selama ± 1

jam.

Universitas Sumatera Utara


7. Perhitungan :

Wt. Dry 10 × 15 cm

%K = ——————————

Sample 10 × 15 cm

% K × Wt. Blanket

% DRC = ——————————

Wt. Sample

dimana :

K = kadar blanket.

Untuk pengendalian mutu produk dilakukan sesudah produk jadi diberi

pembungkus plastik. Pada While Spot prosedurnya hanya dilihat secara visual saja

oleh operator pada bagian ini, bila ada White Spot dibuang dengan pisau kecil.

Alat untuk mendeteksinya adalah Metal Detector, prosedurnya adalah sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara


1. Setiap produk jadi yang telah dibungkus diletakan pada ban berjalan

sehingga melewati pendeteksi, jika ada unsur logam maka Metal Detector

akan berbunyi.

2. Apabila mengandung unsur logam, maka oleh operator akan diperiksa.

3. Setelah diperiksa dengan cara membelah bagian yang mengandung unsur

logam, setelah didapat maka logam dibuang.

4. Bagian yang dibelah tadi dilewatkan lagi pada Metal Detector untuk

diperiksa lagi, apabila ada maka akan dilakukan prosedur sebelumnya

sehingga benar-benar didapat produk jadi tanpa ada unsur logam.

b) Dirt Content.

Pada proses ini dilakukan pengamatan kadar kotoran yang terdapat dalam

karet. Sampel yang diambil dari DX Factory lalu dibawa ke bagian pengendalian

mutu. Selanjutnya sampel dilarutkan dalam larutan mineral Terpentine dan larutan

disaring untuk memisahkannya dari kotoran yang terkandung dalam karet alam

tersebut. Setelah kering, kotoran ditimbang sebagai persentase kadar kotoran dari

karet.

Persiapan Peralatan :

1. Saringan 325 Mesh setelah dicuci bersih, dimasukan ke dalam Oven 100

ºC untuk dikeringkan. Setelah kering, keluarkan saringan dengan

Universitas Sumatera Utara


menggunakan Slide Projector untuk memeriksa kerusakan dan memastikan

kebersihan saringan tersebut.

2. Labu ukur 500 mL isis dengan Mineral Terpentine sebanyak 230 mL dan

tambahkan 1,2 mL Curio TS ke dalamnya.

Prosedur Analisa :

1. Timbang sample 4× Blending ± 30 gram.

2. Tipiskan sebanyak 2 pass dengan celah rol 0,5 ± 0,1 mm lipat dua.

3. Timbang sample yang telah ditipiskan 10 gr ± 0,1 mg. Rajang menjadi ± 10

bagian dan masukan sampel ke dalam labu yang telah berisi Terpentine

dan Curio TS.

4. Panaskan labu beserta isinya di infrad red dengan suhu 120 – 130 ºC

hingga sampel melebur. Guncang labu dengan tangan secara perlahan.

5. Ketika sampel benar-benar larut sempurna, saring larutan yang masih

dalam keadaan panas ke saringan 325 Mesh secara perlahan. Dan pastikan

bahwa seluruh kotoran didalam labu telah tertuang dengan baik.

Sebelumnya timbang saringan dalam keadaan kosong dengan ketelitian 0,1

mg.

6. Siram labu dengan Washing Bottle untuk meluruhkan kotoran yang masih

terikat pada dasar labu agar masuk ke dalam saringan.

7. Cuci bagian luar saringan lalu masukan ke dalam Oven dengan suhu 100

ºC selama 30 menit.

Universitas Sumatera Utara


8. Dinginkan bagian luar saringan lalu masukan ke dalam Oven dengan

ketelitian 0,1 mg.

9. Penentuan analisa :

M2 – M1

% DRC= ————— × 100 %

M0

Dimana : M0 = Berat sampel.

M1 = Berat saringan kosong.

M2 = Berat saringan + kotoran.

c) Ash Content.

Untuk Ash Content dilakukan pengamatan kadar abu yang terdapat

didalam karet. Sampel yang telah diambil dari DX Factory lalu dibawa ke Quality

Control Department (bagian pengendalian mutu). Selanjutnya sampel yang berada

dalam Crucible dipanaskan diatas Hot Plate. Setelah zat-zat yang tidak

dibutuhkan menguap, Crucible dipindahkan ke Muffle Furnace untuk dibawa

sehingga karbon didalamnya benar-benar terbakar habis dan yang tersisa hanya

abu.

Persiapan Peralatan :

Universitas Sumatera Utara


Panaskan Crucible yangf bersih ± 30 menit didalam Muffle Furnace dengan

suhu 550 ºC ± 25 ºC. Biarkan dingin didalam Desiccator hingga mencapai suhu

ruangan.

Prosedur Analisa :

1. Timbang sampel ex Blending 5 gr ± 0,1 mg.

2. Masukan ke dalam Crucuble, sebelumnya timbang Crucible dalam keadaan

kosong.

3. Panaskan Crucible berisi sampel diatas Hot Plate didalm Fume cupboard.

4. Jika sampel telah terdekomposisi menjadi karbon, pindahkan ke Muffle

Furnace dengan suhu 550 ºC ± 25ºC. Pemanasan berlanjut selama 2- 2,5

jam dan setelah karbon teroksidasi yang tersisa hanya abu.

5. Keluarkan Crucible dengan penjepit secara perlahan dari Muffle Furnace.

6. Masukan ke dalam Desiccator hingga mencapai suhu ruangan.

7. Timbang Crucible berisi abu dengan hati-hati.

8. Penetuan Analisa :

M2 – M1

Ash Content = ————— × 100 %

M0

Dimana M0 = Berat sampel.

M1 = Berat Crucible kosong.

M2 = Berat Crucible + abu.

Universitas Sumatera Utara


d) PO/PRI.

Plasticity Retention Index (PRI) atau penentuan elastisitas karet selama

penyimpangan. Penentuan nilai elastisitas pada sampel yang belum diusangkan

dan sampel yang diusangkan dengan memasukannya ke dalam oven pada suhu

140 ºC. PRI adalah nilai tengah elastisitas setelah dan sebelum pengusangan

dikali dengan 100.

Persiapan contoh :

1. Timbang sampel ex Blending 30 gr.

tipiskan sebanyak 3 pass dengan ketebalan 1,7 mm.

2. Lipat 2 dan permukaannya dengan tangan. Pastikan tidak terdapat lubang

dan gelembung udara.

3. Potong dengan Wallace Punch sebanyak 6 butir dengan tebal 3,2 -3,6 mm.

Gunakan Thickness Gauge untuk mengukur ketebalan.

4. 3 butir untuk analisa PO dan 3 butir untuk analisa PA.

Persiapan Peralatan :

1. Oven dengan suhu 140 ºC.

2. Plastimeter harus berada pada suhu 100 ºC ± 1 ºC.

3. Kertas TST berukuran 35 mm × 35 mm.

Pengusangan :

1. Pastikan Oven sudah mencapai suhu 140 ºC.

2. Masukan talam berisi sampel. Cek kembali suhu Oven.

Universitas Sumatera Utara


3. Setelah 30 menit ± 0,25 menit, keluarkan talam dari Oven.

4. Biarkan sampel mencapai suhu ruangan.

Prosedur Analisa :

1. Analisa PO dan PA dilakukan secara bersamaan, masukan sebutir sampel

diantara 2 lembar kertas TST dan letakan diantara 2 Plate Wallace yang

akan mengepresnya menjadi setebal 1 mm ± 0,01 mm.

2. Ketika Plate ditutup, jarum pengukur ketebalan harus berada pada posisi

nol.

3. Periode Pre-Heating adalah 15 detik.

4. Periode Pre-Heating, Plate akan berputar dengan kekuatan tekanan 100 N

± 1 N selama 15 detik ± 0,2 detik.

5. Setelah periode ini terdengar bunyi ketukan menandakan proses telah

selesai, maka lakukan pembacaan sebelum Drop- Back.

6. Penetuan Analisa :

7.

Pa

PRI = ————— × 100

P0

Dimana : Pa = Niiai sebelum pengusangan.

PO = Nilai sesudah pengusangan

Universitas Sumatera Utara


2.6.2. Bahan Yang Digunakan

a. Bahan baku.

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk,ikut

dalam proses produksi dan memiliki presentasi terbesar dibanding bahan-bahan lainnya.

Bahan baku yang digunakan adalah Cump Lump (getah mangkuk). Cump Lump

didapat dari kebun sendiri yang dikelola oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber

Estate. Khusus untuk SIR 10 bahan baku yang digunakan oleh PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate adalah kriteria getah Cump Lump mutu C1 dan C2.

b. Bahan penolong.

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksidan

ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana bukan bagian dari produk

akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah Air, untuk penggunaan Air

dilakukan dalam proses produksi yang bersih yang tidak banyak mengandung zat-

zat kimia dan kotoran.

Adapun kegunaannya dari pada Air ini :

- Mencuci bahan baku dari kotoran yang melekat seperti pasir, batu dan

kayu.

- Membuat larutan-larutan dari bahan kimia di laboratorium.

- Mendinginkan motor-motor pembangkit tenaga.

- Mencuci alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.

Universitas Sumatera Utara


c. Bahan tambahan.

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang ditambahkan guna menyelesaikan suatu

produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana bahan ini bagian akhir

dari produk. Bahan tambahan pada pabrik karet Bridgestone

1. Plastik.

Plastik digunakan untuk membungkus karet yang sudah selesai dipres

yang ditaruh dalam Pallet.

2. Pallet.

Sebahagian pembuatan Pallet dilakukan di perusahaan PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate dan ada yang dipesan langsung dari Singapura.

Penggunaan Pallet (peti yang terbuat dari kayu) adalah untuk bandela yang telah

dipres dan dibungkus.

2.6.3. Uraian Proses

Proses pengolahan getah karet di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate

untuk SIR 10 dilakukan di DX Factory.

Untuk spesifikasi karet SIR 10 yang harus dipenuhi dalam produksi dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Spesifikasi Karet SIR 10

No. Parameter Standard Indonesian

Rubber (SIR) 10

Universitas Sumatera Utara


1 Dirt Content (kadar kotoran pada karet) 0,10

(% Max)

2 Ash Content (kadar abu yang terdapat pada) 0,75

(% Max)

3 Po/ PRI (Elastisitas karet selama dalam 30-60

penyimpanan) (Min).

Sumber : Kantor Adm. Processing PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

Untuk uraian proses produksi meliputi beberapa bagian, yakni :

Penerimaan

Penyortiran

Pencincangan

Pemotongan

Pengeringan

Penimbangan

Universitas Sumatera Utara


Pengepresan

Packing

Penggudangan

Gambar 2.2. Uraian proses produksi pengolahan karet

Untuk lebih jelas uraian diatas akan diterangkan pada bagian berikut ini:

1. Penerimaan.

Data-data mengenai bahan baku yang dibawa ole truk harus diperiksa terlebih

dahulu oleh bagian penerimaan dengan menyesuaikannya dengan data yang ada

pada administrasi. Setelah diterima truk baru ditimbang pada bagian

penimbangan

2. Penyortiran.

Bahan baku dibawa truk ke jembatan timbang untuk melakukan timbang

isi. Kemudian truk menuju ke lapangan penumpukan, disini muatan truk

dibongkar dan disortir oleh pekerja berdasarkan grade yang telah

ditentukan perusahaan. Apabila ada bahan baku diluar ketentuan maka

secara langsung dipisahkan.

Universitas Sumatera Utara


3. Pencincangan.

Bahan baku dalam truk dibongkar dilapangan Precleaning 1–6 (LPC1 –

LPC6) untuk dicuci guna menghilangkan kotoran. Setelah dicuci bahan

baku dicincang agar bisa masuk ke mesin Pre Breaker. Lalu oleh operator

bahan baku diletakan di Belt Conveyor untuk dibawa menuju ke mesin

Pre Breaker, disini bahan baku dicincang menjadi ukuran yang kecil. Hasil

keluaran jatuh di bak pencucian, lalu dengan arus air aakan dialirkan

mengitari bak pencucian. Kemudian bahan baku dibawa dengan Bucket

Conveyor menuju Hidrocyclone. Bahan baku yang ada didalam

Hidrocyclone dipompakan menuju truk yang telah menunggu. Setelah terisi

penuh, truk menuju ke BIN. Di BIN bahan baku dimaturasi selama 1

minggu, selama maturasi di setiap BIN diambil sampel untuk di uji DRC

(Dry Rubber Content). Setelah 1 minggu, bahan baku di pindahkan ke

DX Factory dengan menggunakan CAT.

4. Pemotongan.

Di DX Factory, kembali bahan baku dipotong-potong untuk bisa

masuk kedalam mesin Pre Breaker I. Selanjutnya oleh operator diletakan

di Belt Conveyor untuk di bawa menuju ke mesin Pre Breaker I. Disini

bahan baku mengalami proses penekanan oleh Screw Press untuk melewati

Die Plate yang belubang-lubang dengan diameter lubang 38 mm. Bahan

yang keluar dari lubang-lubang Die Plate segera dipotong-potong oleh

pisau yang berputar sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan keluaran

Universitas Sumatera Utara


dari mesin Pre Breaker I ini akan berpindah ke Rotary Screen dengan

bantuan air. Didalamnya, bahan baku disiram air dengan proses rotasi agar

menyaring kotoran yang masih ada. Selanjutnya kotoran akan jatuh ke

bagian Rotary Screen. Dengan bantuan aliran air bahan baku dibawa ke

bak penampungan, disini bahan baku disirkulasi oleh 2 unit pompa yang

secara kontinu memompakan air.

Dengan pensirkulasian ini dan ditambah adanya sekat yang

dipasang didasar bak maka bahan baku diharapkan bercampur secara

merata dan dilakukan selama 2 jam. Apabila bahan baku bercampur

homogen, maka Bucket Conveyor I yang ada didalam bak penampungan

membawa bahan baku ke Cyclone Tank I dan disni terjadi proses

pencucian bahan baku. Lalu bahan baku dibawa dengan Bucket Conveyor

II yang ada di Cyclone Tank I menuju mesin Pre Breaker II. Di mesin ini

bahan baku mengalami proses penekanan oleh Screw Press untuk melewati

Die Plate yang berlubang-lubang dengan diameter 32 mm. Bahan yang

keluar dari lubang-lubang Die Plate segera dipotong oleh pisau yang

berputar sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan keluaran dari mesin

Pre Breaker II akan berpindah ke Settling Tank I dengan bantuan air.

Bucket Conveyor III yang ada di Settling Tank I membawa bahan

baku ke mesin Hammer Mill. Pada mesin Hammer Mill, terjadi proses

pemotongan kembali hingga ukuran bertambah kecil. Keluaran dari

Hammer Mill dengan bantuan air akan di tampung di Settling Tank II dan

Universitas Sumatera Utara


terjadi proses pencucian kembali. Selanjutnya bahan baku akan dibawa

oleh Bucket Conveyor IV yang berada di Settling Tank II menuju Ventury

Tank dan terjadi proses pencucian kembali.

Bucket Conveyor V yang ada di Ventury Tank membawa bahan

baku menuju ke mesin Extuder I. Di mesin ini bahan baku mengalami

proses yang sama pada Pre Breaker I hanya saja diameter lubang Die Plate

yang digunakan berdiameter 4 – 4,5 mm. Lalu dengan bantuan air, bahan

keluar dari mesin Extruder I dibawa dan ditampung di Cyclone Tank II.

Disni terjadi lagi proses pencucican kembali.

Bucket Conveyor IV yang ada di Cyclone Tank II membawa bahan

baku menuju ke mesin Extruder II dan kembali mengalami proses yang

sama terjadi di mesin Extruder I tetapi diameter lubang Die Plate adalah

2,4 – 3 mm. Pencucian bahan baku yang banyak dilakukan diantara mesin

Pre Breaker I sampai mesin Extruder II bertujuan agar bahan baku benar-

benar bersih dari unsur kotoran.

5. Pengeringan.

Pada bak penampung, butiran karet akan dipercikan larutan HaNS

10 %. Dari bak penampung, butiran karet dihisap ke Hidrocyclone Pump

dengan Blower dan dipompakan menuju Trolley. Butiran karet jatuh ke

dalam Trolley yang didalamnya terdapat 28 kotak (masing-masing

berukuran 75 cm × 40 cm × 25 cm). Ke dalam tiap kotak diisi sampai

penuh butiran karet dan selanjutnya Trolley dibawa ke mesin Dryer. Di

Universitas Sumatera Utara


sini butiran karet dimasak dengan suhu antara 120 ºC -135 ºC selama 190

menit.

Sumber panas yang digunakan berasal dari Burner yang

menyemburkan api dari pembakaran bahan bakar minyak. Untuk proses ini

digunakan 2 unit Burner, dimana Burner I bekerja secara kontinu dan

Burner II berfungsi sebagai pembantu Burner I. Apabila panas dalam ruang

pengering berkurang maka Burner II akan segera bekerja dan apabila

panas telah cukup maka Burner II ini akan berhenti. Setelah 190 menit

dalam mesin Dyer, maka Trolley akan keluar secara otomatis. Selanjutnya

Trolley didinginkan dengan bantuan kipas angin selama 15 menit agar

karet yang telah dikeringkan (bandela) dapat dipindahkan oleh operator ke

meja penumpukan dengan gancu.

6. Penimbangan.

Pada tahap penimbangan ini, bandela-bandela ditimbang sebanyak

3,5 kg. Lalu bandela yang telah ditimbang dipindahkan ke mesin Press.

7. Pengepresan.

Bandela yang beratnya 3,5 kg dipres di mesin Pres dengan tekanan

1500 PSi sehingga didapat bandela berbentuk bale dengan ukuran 61 × 34

× 20 cm.

8. Pembungkusan.

Bandela yang telah dipres kemudian dipindahkan ke meja inspeksi

untuk pemeriksaan ada tidaknya White Spot dan sebelum bandela

Universitas Sumatera Utara


dibungkus, petugas dari laboratorium akan mengambil sampel untuk uji

karakteristik mutu. Untuk pemeriksaan mutu diambil 1 sampel dari tiap

bandela.

Sampel yang diambil adalah dari kedua siku bandela yang

berhadapan. Berat kedua potongan adalah sekitar 600 gram. Selanjutnya

sampel dibawa ke laboratorium oleh petugas.

Selanjutnya bandela yang dibungkus dilewatkan oleh operator ke

Metal Detector untuk pengujian ada tidaknya logam. Setelah dilewatkan,

bandela diletakan dan disusun dalam Forming Box.

Bandela yang ada didalam Forming Box lalu dipindahkan ke

pengepresan, dimana Forming Box akan ditimpa oleh besi Pres seberat 1-2

ton selama 1 hari.

Setelah 1 hari, Besi Pres diangkat dari atas, dari Forming Box dan

bandela dikeluarkan lalu diletakan pada peti kayu yang disebut Pallet.

Dimana satu Pallet berisikan 36 bandela dan ini beratnya adalah 1260 kg.

Tabel 2.4. Kriteria Plastik Untuk SIR 10

Jenis Base Printing Colour Dimension Additional

Colour (cm) Marketing

SIR 10 Transparant Brown (4-5)×(40-50) JAPAN

Sumber : Kantor Adm. Processing PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir.

Universitas Sumatera Utara


9. Penggudangan.

Pallet dipindahkan ke Pallet Storage dengan menggunakan Forklift.

Di dalam gudang, Pallet kemudian ditempel kertas yang bertuliskan

alamat Pengiriman, Pallet lalu dibungkus dengan plastik.

Pallet yang dibungkus kemudian dimasukan ke dalam Metal Box

dengan menggunakan katrol secara manual. Lalu Pallet yang ada didalam

Metal Box disusun bertingkat dengan Forklift dan setelah selesai maka

akan menunggu untuk pengiriman.

Untuk lebih jelas tentang uraian proses, dilihat pada blok diagram

pada gambar 2.3.

Universitas Sumatera Utara


Penerimaan

Pemotongan I

Penyaringan

Pencucian I Air

Pencucian II Air

Pemotongan II Air

Pencucian III Air

Pencincangan

Pencucian I V Air

Pencucian V Air

Pemotongan III

Pencucian VI Air

Pemotongan IV
(pembutiran)

Pengeringan

Pendinginan

Penimbangan

Pengepresan

Pengujian Sampel

Pembungkusan Plastik

Packing Pallet

Gambar 2.3. Blok Diagram Pengolahan Crumb Rubber PT. BSRE

Universitas Sumatera Utara


2.7 Mesin Dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

Dalam era industrialisasi sekarang ini PT. Bridgestone Sumatera Rubber

Estate merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi yang mengarah ke

sistem otomisasi dari segi mekanik maupun listrik, walaupun masih ada beberapa

bagian yang dilakukan secara manual. Dalam hal ini mesin merupakan sarana

utama pada proses pengolahan mulai dari bahan baku sampai produk jadi.

Adapun berbagai spesifikasi mesin yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Bagian pemotongan.

1. Pre Breaker I

Merk : Reinevelt

Type : Cheong Heng

Kapasitas : 1500 - 4000 kg/ jam

Power : Motor 60 HP; 220/ 380 V; 56,74 AMP; Cos

φ : 0,8; 50 Hz; 1450 Rpm

Die Plate Hole : 38 mm

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Memotong bahan baku menjadi ukuran

38 mm

2. Pre Breaker II

Merk : Reinevelt

Universitas Sumatera Utara


Type : Cheong Heng

Kapasitas : 1500 - 4000 kg/ jam

Power : Motor 60 HP; 220/ 380 V; 56,74 AMP; Cos

φ : 0,8; 50 Hz; 1450 Rpm

Die Plate Hole : 38 mm

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Memotong bahan baku menjadi ukuran 38

mm

3. Hammer Mill

Power : Motor 60 HP; 220/ 380 V; 85,11 AMP; Cos

φ : 0,8; 50 Hz; 1550 Rpm

Screen Hole : 35 mm

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Mencincang bahan baku menjadi lebih kecil

hasil keluaran dari mesin Pre Breaker II

4. Extruder I

Merk : TECO

Type : 3213 RFE

Kapasitas : 600 - 700 kg/ hari

Power : Motor 40 HP; 380 V; 58,5 AMP;

Cos φ : 0,8; 50 Hz; 1455 Rpm

Universitas Sumatera Utara


Die Plate Hole : 4 mm – 4,5 mm

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Mencincang bahan baku menjadi lebihkecil

lagi hasil keluaran dari mesin Hammer Mill.

5. Extruder II

Merk : TECO

Type : 3233 RFH

Kapasitas : 600 - 700 kg/ jam

Power : Motor 40 HP; 380 V; 58,5 AMP;

Cos φ : 0,8; 50 Hz; 1455 Rpm

Die Plate Hole : 2,4 mm – 3 mm

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Mencincang bahan baku menjadi lebih kecil

dari Extruder I hingga keluaran berbentuk

butiran karet.

6. Dryer

Merk : KGSB

Kapasitas : 550 kg/ jam

Power : 220/ 450 V; 120 AMP; Cos φ 0,85

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Melakukan pemasakan butiran karet.

Universitas Sumatera Utara


b. Bagian Penimbangan

Merk : Avery Birmingham

Type : 3213 BPE

Kapasitas : 35 kg

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Menimbang bandela yang telah dimasak.

c. Bagian Pengepresan

Merk : KGSB

Power : Motor 150 HP; 220/ 380 V; 14,18 AMP;

Cos φ : 0,8; 50 Hz; 2000 Rpm

Cylinder Pressure : 1.500 Psi

Jumlah : 1 unit

Fungsi : Untuk mengepres bandela supaya membentuk

Bale

2.7.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan merupakan sebagai alat bantu dalam

melancarkan proses produksi mulai dari pengadaan bahan baku hingga

penyimpanan produk jadi.

Adapun pembagian peralatan menurut fungsinya adalah :

1. Peralatan Pendukung Proses Produksi.

a. Bagian Penerimaan

Universitas Sumatera Utara


1. Host Crane

Berfungsi sebagai alat transportasi untuk dipakai dalam

mengumpulkan bahan baku pada suatu tempat penumpukan

ke Belt Conveyor.

2. Belt Conveyor

Arus : 7,09 Amp

Daya : 5 HP

Kapasitas : 850 kg/ jam

Voltase : 380 V

Fungsi : Alat transportasi untuk membawa bahan

baku ke mesin Pre Breaker I.

b. Bagian Pemecahan

1. Rotary Screen

Arus : 14,18 Amp

Daya : 2 HP

Kapasitas : 1500 kg/ jam

Voltase : 380 V

Jumlah : 1 unit

Universitas Sumatera Utara


Fungsi : Alat untuk menyaring kotoran yang didalam

nya terjadi proses penyiraman bahan baku

karet.

2. Bucket Conveyor

Arus : 2,84 Amp

Daya : 2 HP

Kapasitas : 1000 - 2000 kg/ jam

Voltase : 380 V

Fungsi : Alat trasportasi untuk membawa hasildari

Rotary Screen ke Cyclone Tank I.

3. Cyclone Tank I

Berfungsi mencuci bahan baku karet dari Rotary Screen.

4. Bucket Conveyor II

Arus : 2,84 Amp

Daya : 2 HP

Kapasitas : 1000 - 2000 kg/ jam

Voltase : 380 V

Fungsi : Alat trasportasi untuk membawa hasildari

Cyclone Tank I ke mesin Pre Breaker

II.

5. Settling Tank I

Berfungsi mencuci bahan baku karet dari mesin Pre Breaker II.

Universitas Sumatera Utara


6. Bucket Conveyor III

Arus : 2,84 Amp

Daya : 2 HP

Voltase : 380 V

Fungsi : Alat trasportasi untuk membawa hasildari

Settling Tank I ke Hammer Mill.

7. Settling Tank II

Berfungsi Mencuci bahan baku karet dari mesin Hammer Mill.

8. Bucket Conveyor IV

Arus : 2,84 Amp

Daya : 2 HP

Voltase : 380 V

Fungsi : Alat trasportasi untuk membawa hasildari

Settling Tank II ke Ventury Tank.

9. Ventury Tank

Berfungsi mencuci bahan baku karet dari Settling Tank II.

10. Bucket Conveyor V

Arus : 2,84 Amp

Daya : 2 HP

Voltase : 380 V

Universitas Sumatera Utara


Fungsi : Alat trasportasi untuk membawa hasil dari

Ventury Tank ke Extruder I.

11. Cyclone Tank

Berfungsi mencuci bahan baku karet dari Extruder I.

12. Bucket Conveyor VI

Arus : 2,84 Amp

Daya : 2 HP

Voltase : 380 V

Fungsi : Alat trasportasi untuk membawa hasil dari

Cyclone Tank II ke Extruder II.

2. Peralatan Laboratorium.

1. Peralatan pada percobaan kadar kotoran pada karet (Dirt Content).

a. Analitycal Balance.

b. Penjepit.

c. Lab Mill.

d. Gunting.

e. Labu Ukur.

f. Washing Bottle.

Universitas Sumatera Utara


g. Saringan 325 Mesh.

h. Ultrasonic Cleaner.

i. Pemanas Infra Red.

j. Slide Projector.

2. Peralatan pada percobaan kadar abu (Ash Content).

a. Analitycal Balance.

b. Oven.

c. Porcelain Crucible.

d. Hot Plate.

e. Desicator.

f. Gunting.

g. Muffle Furnace.

h. Penjepit.

i. Fume Cupboard.

j. Talam.

3. Peralatan penentuan elastisitas karet selama penyimpanan (Po/ Pri).

a. Plastimeter.

b. Kertas TST.

c. Oven.

d. Talam.

e. Lab Mill.

f. Thickness Gauge.

Universitas Sumatera Utara


g. Wallace Punch.

h. Gunting.

2.7.3. Utilitas

Untuk mendukung proses produksi, dibutuhkan unit-unti pendukung.

Adapun unit-unit pendukung tersebut sebagai berikut :

1. Sumber Listrik.

PT. Bridgestone Sumtera Rubber Estate bersumber dari Perusahaan Listrik

Negara (PLN) dan generator. Sumber Listrik dari PLN digunakan dalam kegiatan

proses produksi, seperti menjalankan Bucket Conveyor, menyediakan arus listrik

pada mesin-mesin produksi dan fasilitas produksi lainnya.

Selain itu listrik PLN digunakan juga sebagai sumber penerangan pada :

a. Area kerja.

b. Kantor-kantor.

c. Perumahan staff karyawan yang terletak dekat lokasi pabrik.

2. Air.

Pemakaian air untuk proses pengolahan di Pabrik DX adalah sangat besar.

Hal inilah yang menyebabkan dalam pendirian pabrik selalu dicari tempat yang

potensi airnya mencukupi.

Adapun penggunaan air pada pabrik adalah untuk :

Universitas Sumatera Utara


a. Untuk proses pengolahan Crumb Rubber pada setiap mesin dimana

setiap bahan baku yang keluar dari mesin baik ke Pre Breaker,

Hammer Mill dan Extruder akan dicuci dengan tujuan

menghilangkan kotoran-kotoran.

b. Sebagai bahan tambahan dan pencuci peralatan di laboratorium.

c. Sebagai bahan pendingin, pencuci dan perawatan instalansi peralatan

dan mesin-mesin.

Selain untuk keperluan pabrik, air juga digunakan untuk kebutuhan air

karyawan perusahaan terutama pada kamar mandi. Sumber air di PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate bersumber dari 3 yakni :

• Sungai.

• Mata air dan sumur bor.

• Air limbah yang telah diolah di kolan limbah.

3. Auto Workshop (Bengkel)

Bengkel merupakan bengkel khusus yang disediakan oleh perusahaan

dalam rangka pemeliharaan, perawatan dan perbaikan alat-alat transportasi yang

sangat dibutuhkan dalam kelancaran proses produksi. Adapun alat-alat transportasi

yang banyak digunakan adalah :

- Dump Truck.

- Forklift.

- Host Crane.

Universitas Sumatera Utara


Agar proses produksi berjalan lancar maka perlu adanya pemeliharaan dan

perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi pada mesin, peralatan dan

fasilitas produksi atau kantor. Untuk itu maka perusahaan dilengkapi beberapa

bengkel dengan tujuan perawatan korektif peralatan dan fasilitas produksi, dimana

perusahaan menyediakan unit perbengkelan berupa :

a. Bengkel mesin.

b. Bengkel listrik.

c. Bengkel umum.

Dalam bengkel ini terdapat alat-alat dan mesin-mesin seperti mesin frais,

mesin bubut, mesin ketam, mesin gerinda, las listrik dan berbagai mesin perkakas

lainnya. Dengan adanya bengkel ini, perusahaan dapat menekan biaya perbaikan

seminimal mungkin dan waktu perbaikan alat yang lebih singkat bila dikerjakan

oleh pihak lain.

4. Laboaratorium

Laboratorium di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate langsung

ditangani oleh bagian Quality Control Department. Laboratorium mempunyai

peranan yang sangat penting dalam menunjang mutu produk yang dihasilkan oleh

pabrik. Dengan adanya Laboratorium, maka dapat diadakan analisa yang teliti

terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mutu produk.

Hasil analisa di informasikan ke bagian produksi sehingga dapat diketahui

apakah mutu produk yang dihasilkan makin buruk atau makin baik. Dengan

Universitas Sumatera Utara


adanya informasi yang diterima maka bagian produksi dapat mengambil tindakan-

tindakan yang diperlukan agar mutu produk tetap baik sehingga kerugian-kerugian

yang terjadi dapat dihindarkan.

5. Kolam Air Limbah

Kolam air limbah merupakan tempat penampungan air sementara dari

pabrik sebelum dialirkan ke sungai. Pada kolam air limbah ini, air dari pabrik

yang dicemari oleh unsur-unsur pencemar akan dinetralisir pada setiap kolam

yang berjumlah 6 unit. Pada kolam air limbah ini proses penyulingannya dengan

menggunakan proses Anaerob, yaitu proses sisa limbah tidak dapat di reduksi /

diurai oleh bakteri. Dimana setiap kolam akan mengurangi kadar-kadar unsur

pencemar tersebut. Sehingga pada kolam terakhir akan didapat air yang telah

memenuhi standard BOD dan COD sesuai dengan ketentuan.

2.7.4. Safety & Fire Protection

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan sebuah perusahaan

yang amat memperhatikan keselamatan kerja. Keselamatan kerja merupakan

sarana utama untuk mencegah kecelakaan, cacat dan kematian yang diakibatkan

oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan hambatan-hambatan

yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan

mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi beberapa saat dan hal ini

dapat menyebabkan tingginya biaya produksi.

Universitas Sumatera Utara


Salah satu untuk memperkecil biaya produksi adalah menggunakan mesin-

mesin yang dilengkapi alat pelindung guna memperkecil akibat yang ditimbulkan

mesin jika terjadi kecelakaan. Masalah keselamatan kerja harus benar-benar

diperhatikan pada saat perancangan dan bukan baru difikirkan kemudian setelah

pabrik didirikan.

Namun sekalipun pabrik sudah beroperasi, perecanaan tetap penting untuk

mencapai standard keselamatan kerja yang tinggi. Terdapat beberapa prinsip

dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi produksi yaitu :

1. Ciptakan keadaan yang aman untuk berjalan di lantai produksi, tangga-

tangga, tempat dan daerah kerja, lorong-lorong dan sebagainya.

2. Sediakan lantai yang cukup bagi mesin dan peralatan.

3. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi

tujuan tenaga kerja.

4. Fasilitas transport yang harus di sertai perlengkapan keselamatan.

5. Mengisolasi daerah-daerah yang berbahaya.

6. Tersedianya alat-alat pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai

tempat yang rawan kebakaran.

Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan

menggunakan peralatan pelindung diri pada jenis pekerjaan di lapangan. Alat-alat

pelindung diri meliputi :

• Kaca mata biasa dan kaca mata khusus bagi pekerja yang ada di

Engineering Department, Khususnya bagian pengelasan.

Universitas Sumatera Utara


• Pelindung telinga khusus digunakan bagi pekerja yang mendapatkan

kebisingan dari mesin-mesin dan peralatan produksi.

• Sepatu pengaman berupa sepatu bots untuk melindungi pekerja dari

kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat, paku atau benda tajam,

lantai kerja yang licin dan sebagainya.

• Sarung tangan khusus untuk melindungi tangan si pekerja dari tusukan,

sayatan, terkena benda panas, bahan kimia, aliran listirk dan sebagainya.

Ini banyak digunakan di bagian Laboratorium.

• Pelindung pernafasan berupa masker khusus untuk melindungi pekerja dari

terhirupnya zat-zat kimia di bagian Laboratorium.

Khusus untuk Fire Protection, perusahaan menyediakan alat pemadam

pada tempat-tempat yang rawan kebakaran. Untuk pengamanan arus listrik maka

saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup,

sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus dipasang yang bagus agar

tidak terjadi korslet antar kabel dan putuskan listrik bila terjadi hal-hal yang

membahayakan keselamatan pekerja.

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan

Pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur

organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi

yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara


Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan pimpinan

akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung jawab yang

dilimpahkan kepadanya.

Pimpinanan tertinggi PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok

Merangir di Indonesia adalah Chairmant Of Board yang berkedudukan di Akron,

Ohio, Amerika Serikat.

Sturktur Organisasi perusahaan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate

Dolok Merangir berbentuk struktur Garis dimana pembagian tugas dilakukan

dalam bidang atau area pekerjaan yang sesuai dengan fungsinya dan garis instruksi

berasal dari garis yang sama. Pegawai hanya mengenal satu atasan. Bawahan tersebut

hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta haknya besdasarkan fungsi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Universitas Sumatera Utara


2.9. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab

Manajemen suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang

jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksanakan tugas.

Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan

struktur organisasi perusahaan, yakni :

1. Managing Director

Bertanggung jawab kepada Chairmant Of Board yang berkedudukan di

Jepang.

Tugas :

a. Menangani, memimpin dan menentukan kebijakan opersional sehari-hari

di dalam perusahaan.

b. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap bagian

dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para karyawan

perusahaan agar terbentuk suasana kerja yang harmonis.

Wewenang :

a. Mengambil keputusan dan tindakan yang tepat demi kepentingan dan

kelangsungan jalannya perusahaan.

b. Mengembangkan mutu dan konsep perbaikan secara kontinu dan

pengembangan mutu pekerja.

Universitas Sumatera Utara


2. General Manager

Bertanggung jawab terhadap Managing Director.

Tugas :

a. Bertanggung jawab atas seluruh lapangan perkebunan di seluruh Divisi

(Divis I – V) dan operasinya.

b. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan pada Manager Prodution,

Safety Department dan Security Department.

c. Bertanggung jawab atas pengendalian mutu.

Wewenang :

a. Memeriksa dan menyetujui permintaan pembeli dan pesanan-pesanan.

b. Mengawasi pelaksanaan perbaikan dan pengawasan atas barang-barang

yang rusak pada waktu produksi dan penyimpanan.

3. Estate Administrator

Bertanggung jawab kepada Managing Director.

Tugas :

a. Membantu Managing Directory dalam membuat pedoman Kerja Bagian

Tanaman.

b. Mendelegasikan tugas tiap Manager I – V.

Universitas Sumatera Utara


Wewenang :

Mengatur segala administrasi yang berkaitan dengan operasi di kebun

mulai dari usaha penanaman sampai usaha penderesan.

4. Finance and Administration Directory

Bertanggung jawab kepada Managing Director.

Tugas :

a. Membantu Managing Directory dalam hal menyusun laporan keuangan

dan anggaran, Cash Inflow/ Outflow Control, serta audit dan

pendanaan.

b. Mengendalikan dan mengelola keuangan perusahaan.

Wewenang :

a. Mengatur pembelian material-material yang di butuhkan oleh tiap

bagian.

b. Mengelola dan mengendalikan administrasi khususnya pembagian gaji.

5. Medical Superintendent

Bertanggung jawab kepada Managing Director.

Universitas Sumatera Utara


Tugas :

a. Mengawasi kegiatan dokter-dokter dalam pekerjaannya menangani

pasien.

b. Mengendalikan dan mengelola kegiatan di rumah sakit.

Wewenang :

Mengkoordinasikan dan megendalikan kepegawaian di rumah sakit.

6. Production Manager

Bertanggung jawab kepada General Manager.

Tugas :

a. Mengawasi kelancaran seluruh proses produksi mulai dari penerimaan

dan penanganan bahan olah karet.

b. Mengawasi kelancaran proses pengolahan, pengendalian mutu, dan

penanganan hasil pengolahan.

Wewenang :

a. Mengendalikan pemeliharaan/ perbaikan mesin-mesin dan peralatan

produksi sampai dengan pengiriman untuk pengapalan.

b. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan pada Processing

Department, Engineering Department dan Information Technology.

Universitas Sumatera Utara


7. Manager Field Operations

Bertanggung jawab kepada Estate Administrator.

Tugas :

a. Bertanggung jawab secara menyeluruh atas operasi divisi kebun.

b. Bertanggung jawab atas efisiensi pengawasan kerja dari divisi latihan

kebun.

Wewenang :

a. Mengatur penanaman, pertumbuhan, pemeliharaan dan pengutipan getah

sehingga memeperoleh hasil yang maksimal.

b. Mengawasi pelaksanaan dan memperbaharui Pedoman Kerja Bagian

Tanaman.

8. Processing Manager

Bertanggung jawab kepada Production Manager.

Tugas :

a. Mengawasi pengoperasian dan administrasi seluruh fasilitas

pemerosesan karet mentah dan mempertahankan standard mutu produk.

b. Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi mulai dari bahan

baku dan hingga ke pengemasan produk.

Wewenang :

Universitas Sumatera Utara


a. Ikut serta mengatur perencanaan produksi.

b. Turut dalam pemeriksaan intern mutu dan penilaian manajemen atas

mutu.

9. Engineering Manager

Bertanggung jawab kepada Production Manager.

Tugas :

a. Bertanggung jawab atas, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas-fasilitas

pabrik.

b. Mengawasi persediaan suku cadang mesin dan peralatan.

c. Menjamin kelancaran operasi mesin secara menyeluruh.

Wewenang :

Mengatur rencana perbaikan kerusakan mesin dan peralatan produksi.

10. Safety Manager

Bertanggung jawab kepada General Manager.

Tugas :

Universitas Sumatera Utara


a. Menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) bagi karyawan terutama untuk

bagian produksi.

b. Memberikan pengarahan dan pelatihan K-3 bagi setiap karyawan.

c. Memasang tanda bahaya pada tempat rawan kecelakaan kerja.

Wewenang :

a. Membuat peraturan K-3 bagi perusahaan berdasarkan Peraturan

Pemerintah dan UU Tenaga Kerja.

b. Menjalin hubungan dengan Department Tenaga Kerja setempat guna

membahas maslah-masalah yang berkaitan dengan K-3.

11. QCD (Quality Control Department) Senior Assistant

Bertanggung jawab kepada General Manager.

Tugas :

a. Memonitor semua mutu produksi dari semua Factory yang ada.

b. Memonitoring mutu bahan baku yamg masuk ke perusahaan, baik dari

supplier atau kebun sendiri.

c. Menganalisa semua bahan kimia yang masuk dari supplier.

d. Memonitor limbah yang dihasilkan oleh pabrik.

Wewenang :

Universitas Sumatera Utara


a. Menyediakan laporan produksi harian, bulanan dan tahunan kepada

Processing Department.

b. Membuat dokumen ekspor.

12. Security Manager

Bertanggung jawab kepada General Manager.

Tugas :

Bertanggung jawab atas seluruh keamanan baik dalam perusahaan yakni

kamtor dan luar perusahaan/ area perkebunan.

Wewenang :

a. Memeriksa setiap orang yang ingin berurusan dengan pihak

perusaahaan.

b. Menerima dan menyampaikan pesan, surat ataupun berita yang

diterima.

c. Mengatur antrian setiap truk getah yang akan areal perusahaan.

13. Manager Field Administration

Bertanggung jawab kepada Manager Field Operations.

Tugas :

a. Bertanggung jawab atas segala kebutuhan yang diperlukan dalam usaha

tanam karet seperti penderes karet dan armada angkutan.

Universitas Sumatera Utara


b. Mendelegasikan tugas kepada Field Service Department, Training,

Division dan Transport.

Wewenang :

Mengatur tata cara tanam karet di kebun tiap divisi sesuai dengan

Pedoman Kerja Bagian Tanaman.

14. Manager Field Division I – V

Bertanggung jawab kepada Manager Field Operations.

Tugas :

a. Bertanggung jawab atas mutu getah yang dikirim ke pabrik.

b. Mengawasi pelaksanaan pemupukan, pemeliharaan tanaman dan proses

penyadapan getah.

Wewenang :

Mengkoordinir dan mengendalikan pengutipan getah dari kebun tiap divisi.

15. HRD Manager

Bertanggung jawab kepada Managing Director.

Tugas :

a. Menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan perburuhan.

b. Mengkoordinir kegiatan surat menyurat baik keluar maupun ke dalam

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Wewenang :

a. Mengatur tata cara penerimaan, perekrutan dan latihan pendidikan

karyawan.

b. Penghubung dengan pihak luar perusahaan terutama mayarakat sekitar.

c. Mengadakan hubungan keluar dengan perusahaan lain dan instansi

yang menangani masalah taenaga kerja.

16. Finance Manager

Bertanggung jawab kepada Finance and Administration Dierctor.

Tugas :

a. Merencanakan dan mengaudit keuangan perusahaan.

b. Membantu Finaace and Administrations Director dalam hal

pengauditan.

Wewenang :

Turut serta dalam merencanakan keuangan perusahaan.

17. GMMC (General Merchandise and Material Control) Manager

Bertanggung jawab kepada Finance and Administration Dierctor.

Tugas :

Universitas Sumatera Utara


a. Mengkoordinir dan mengendalikan operasi pembelian dan pengawasan

barang.

b. Mengawasi pemberian tanda setiap produk baik produk jadi, produk

yang tidak memenuhi spesifikasi.

Wewenang :

Menilai dan menyetujui vendor yang akan menjadi partner perusahaan.

18. Hospital

Bertanggung jawab kepada Medical Superintendent.

Tugas :

Memberikan pelayanan kesehatan kepada staf dan karyawan yang

membutuhkan perawatan.

Wewenang :

Melakukan test kesehatan dalam rekrutmen karyawan.

19. IT (Information Technology)

Bertanggung jawab kepada Production Manager.

Tugas :

Merawat dan memperbaiki jaringan komputer yang dipakai oleh

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Wewenang :

Menyediakan kebutuhan perlengkapan computer.

20. Field Service Department

Bertanggung jawab kepada Manager Field administrations.

Tugas :

a. Menyediakan peralatan dan perlengkapan untuk kebutuhan usaha

selama masa tanam.

b. Menyediakan kebutuhan bibit karet untuk usaha tanam.

Wewenang :

Mengatur peralatan dan perlengkapan selama masa tanam.

21. Training Division

Bertanggung jawab kepada Manager Field administrations.

Tugas :

Mengawasi setiap penderes yang ada disetiap kebun.

Wewenang :

Memberikan pelatihan dan pengarahan kepada setiap penderes bagaimana

cara menderes karet yang baik dan benar.

Universitas Sumatera Utara


22. Transport/ AWS (Auto Work Shop) Senior Assistant

Bertanggung jawab kepada Manager Field administrations.

Tugas :

Mengurus segala administrasi dan pemeliharaan armada angkutan yang

digunakan oleh perusahaan.

Wewenang :

Mengatur perencanaan administrasi dan pemeliharaan armada angkutan.

23. RM (Raw Material) Assistant

Bertanggung jawab kepada Processing Manager.

Tugas :

a. Mengawasi bahan baku yang diterima pabrik (kebun sendiri dan

vendor).

b. Mengkoordinir proses penimbangan getah sampai pencincangan bahan

baku di lapangan precleaning.

Wewenang :

Mengatur pembayaran getah yang diterima perusahaan dari vendor.

24. DX Assistant

Bertanggung jawab kepada Processing Manager.

Universitas Sumatera Utara


Tugas :

a. Mengawasi kegiatan pemerosesan pengolahan bahan baku menjadi

bahan jadi beserta mesin dan fasilitas produksi.

b. Mempertahankan standard mutu produksi yang tinggi.

Wewenang :

Mengatur penjadwalan pengolahan bahan baku.

25. Palletizing Assistant

Bertanggung jawab kepada Processing Manager.

Tugas :

a. Mengawasi bahan jadi yang telah masuk ke dalam gudang.

b. Mempertahankan standard mutu produksi yang tinggi.

Wewenang :

Melaksanakan pemeriksaan mutu dari kayu pallet.

26. Mechanical Assistant

Bertanggung jawab kepada Engineering Manager.

Tugas :

Memelihara dan memperbaiki setiap mesin produksi.

Wewenang :

Universitas Sumatera Utara


Mengatur penjadwalan pemeliharaan dan perbaikan mesin produksi.

27. Utility

Bertanggung jawab kepada Engineering Manager.

Tugas :

Memelihara dan memperbaiki setiap utilitas yang berada di perusahaan.

Wewenang :

Mengatur penjadwalan pemeliharaan dan perbaikan utilitas pabrik.

28. Electric Assistant

Bertanggung jawab kepada Engineering Manager.

Tugas :

a. Memelihara dan memperbaiki jaringan listirk di kawasan pabrik.

b. Memelihara dan memperbaiki AC dan Freezer.

Wewenang :

Mengatur penjadwalan pemeliharaan dan perbaikan listirk, AC dan

Freezer.

29. QCD Assistant

Bertanggung jawab kepada QCD Senior Assistant.

Universitas Sumatera Utara


Tugas :

a. Secara garis besar membantu tugas QCD Senior Assistant.

b. Bertanggung jawab atas pekerjaaan dan standard laboratorium pengujian

karet secara lengkap.

Wewenang :

Mengatur segala pengendalian mutu hasil pengepresan Crumb Rubber dan

memeriksa mutu dari kayu pallet.

30. Field Assistant

Bertanggung jawab kepada tiap Manager Divisi I – V

Tugas :

Secara umum membantu tugas dari tiap divisi I – V.

2.10. Jumlah Tenaga Kerja Dan Jam Kerja

2.10.1. Jumlah Tenaga Kerja

Kegiatan utama fungsi penarikan tenaga kerja adalah penyusunan program

penerimaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan. Dengan adanya program

rekrutmen ini diharapkan dapat memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan, baik

dari segi kualitas maupun kuantitas.

Universitas Sumatera Utara


Kegiatan penerimaan dan penempatan tenaga kerja pada PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate diatur sendiri oleh perusahaaan dengan terlebih dahulu

melihat situasi kegiatan yang ada apakah perusahaan memerlukan karyawan atau

tidak.

Hal ini perlu diperhitungkan mengingat prinsip efektifitas dan efisiensi

yang diterapkan perusahaan. Umumnya tenaga kerja pada PT. Bridgestone

Sumatera Rubber Estate terdiri atas tenaga kerja asing dan lokal.

Tenaga kerja asing pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate adalah

tenaga kerja yang berasal dari luar negeri yang ditunjuk oleh kantor pusat

Bridgestone yang bermarkas di Akron, Ohio, Amerika Serikat. Tenaga kerja asing

ditempatkan pada posisi yang strategis dan umumnya mereka ini didudukan pada

tingkat top manajemen seperti Managing dan General Manager.

Tempat kerja lokal adalah tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan sesuai

dengan kebutuhan dan skill masing-masing tenaga kerja, seperti Mandor, Analis,

Assistant dan Karyawan (baik lapangan maupun kantor).

Jumlah tenaga kerja pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate sampai

saat ini berjumlah 4.659 orang dengan rincian 3.487 orang tenaga kerja harian

dan 1.038 orang untuk tenaga kerja bulanan.

Tenaga kerja dikelompokan berdasarkan tenaga harian dan bulanan serta

Tenaga kerja kelompok staf dan pimpinan. Perincian tenaga kerja dapat dilihat

pada Tabel 2.5. berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.5. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Harian dan Bulanan

No Bagian Harian (orang) Bulanan (orang)

1. Sub Division 3.043 283

2. Crumb Rubber 105 133

QCD 42 -

3. Engineering 91 224

Taansport 40 92

4. Hospital 20 75

Head Office 14 113

5. C. Godown 6 35

Estate Guard 34 80

6. Yard Gang 92 3

7.

8.

9.

Universitas Sumatera Utara


10.

Total 3.487 1.038

Sumber : Kantor HRD PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok merangir

Tabel 2.6. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Staf dan Pimpinan

No Tenaga Kerja Jumlah (orang)

Universitas Sumatera Utara


1. Expatriate 3

2. Indonesian Staff 92

Contact Staff 3

3. Conductor 1

Graduate Trainee 11

4. Apprentice 24

5.

6.

Total 134

Sumber : Kantor HRD PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok merangir

2.10.2. Jam Kerja

Ketentuan jam kerja di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate, diatur

menurut aturan Shift. Jumlah jam kerja adalah 40 jam 1 minggu, dimana hari

kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari kecuali hari libur dan hari besar.

Jadwal kerja dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Non Shift, ini berlaku untuk karayawan bagian umum dan administrasi.

Dimana jam kerja :

Senin-Jumat, Pukul 07.00 – 15.30 (istirahat pukul 12.00 – 13.30).

Sabtu Pukul 07.00 – 12.00.

Universitas Sumatera Utara


2. Shift, ini berlaku untuk bagian produksi, Ini dibagi dalam 3 Shift, yakni :

- Shift I : Pukul 07.00 – 15.00.

- Shift II : Pukul 15.00 – 23.00.

- Shift III : Pukul 23.00 – 07.00


1
Shift dihitung tiap 7 jam kerja normal, /2 jam istirahat. Pengaturan

pembagian kelompok dan giliran shift akan ditetapkan oleh kepala bagian masing-

masing. Petukaran shift diadakan 2 minggu 1 kali.

Untuk istirahat diatur secara bergiliran oleh mandor dari masing-masing shift.

Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja

normal maka perusahaan mengadakan waktu kerja lembur. Ini dilakukan bila

terjadi order yang belum dipenuhi dan memenuhi target produksi. Untuk itu

perusahaan akan memberikan upah lembur kepada karyawan yang bekerja lembur.

2.11. Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya

2.11.1. Sistem Pengupahan

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate memberikan kompensasi dan

jaminan sosial kepada semua pekerja yang berdasarkan status karyawan dalam

perusahaan yaitu :

a. Monthly Paid, merupakan tenaga kerja yang diangkat menjadi karyawan

tetap melalui prosedur pengangkatan dan menerima gaji bulanan.

Universitas Sumatera Utara


b. Daily Paid, merupakan tenaga kerja yang dipekerjakan dan dibayar secara

harian tanpa melalui prosedur pengangkatan sebagai karyawan tetap. Upah

diberikan sesuai dengan hasil kerjanya dan dibayar setiap 2 (dua) minggu.

2.11.2. Fasilitas Lainnya

Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Bridgestone Sumatera Rubber

Estate

Adalah :

a. Imbalan resmi (gaji) dan kompensasi tambahan yang diperoleh setiap

karyawan.

b. Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan.

c. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja

melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan.

d. Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target

produksi yang ditetapkan perusahaan.

e. Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya

pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus.

Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer.

f. Tunjangan hari raya.

Universitas Sumatera Utara


g. Uang transport, hanya diberikan bagi karyawan tetap sebagai tambahan

untuk melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport

disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan.

Selain fasilitas diatas, perusahaan juga melakukan usaha-usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawannya seperti :

1. Diikutsertakan dalam keanggotaan Astek.

2. Jaminan hari tua atau uang pensiun.

3. Jaminan kecelakaan kerja, Jaminan ini dilakukan dengan cara

pemberian sumbangan yang diberikan oleh perusahaan. Jaminan

kecelakaan kerja ini diberikan apabila tenaga kerja tersebut mengalami

kecelakaan dalam tugasnya.

4. Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi.

5. Apabila karyawan meninggal setelah berdinas selama 10 tahun, maka

diberikan tunjangan janda dan yang berdinas di bawah 10 tahun akan

diberikan tunjangan sebesar 2 bulan gaji dan tunjangan kemalangan

dari Astek.

6. Karyawan yang telah berdinas selama 25 tahun diberikan gaji insentif

sebesar 2 bulan gaji.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai