TINJAUAN PUSTAKA
Sulawesi (Bachri , dkk., 1994). Urutan stratigrafi batuan dari yang tertua sampai
daerah ini dengan penyusun utama berupa batuan sedimen dan sedikit batuan
malihan lemah. Batuan gunungapi terdiri dari lava basal, lava spilitan, lava
andesit, dan breksi gunungapi. Batuan sedimen terdiri dari batupasir wacke,
5
6
Sebagian dari batuan ini mengalami pemalihan derajat rendah. Formasi ini tak
kemungkinan umur formasi ini adalah Eosen hingga Miosen Awal. Sedangkan
batuan basal menunjukkan umur 51,9 juta tahun atau Eosen awal. Tebal formasi
Formasi Dolokapa ini tersusun atas batuan sedimen dengan selingan batuan
batulumpur, dan konglomerat. Batuan gunungapinya terdiri dari tuf, tuf lapili,
aglomerat, breksi dan lava dengan susunan andesitan sampai basalan. Umur
pada batulanau formasi ini dijumpai fosil antara lain : Orbulina suturalis
sp., dan Anomalia sp. Fosil ini menunjukkan umur tidak lebih tua dari Miosen
dan batulumpur, kandungan fosil yang terdapat di dalam lapisan formasi ini
menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Menurut trail (1974) ,
Batuan Gunungapi Bilungala terdiri dari breksi gunungapi, tuf dan lava
bersusunan asam sampai basa. Batuan gunungapi ini umumnya berwarna abu –
abu hingga abu – abu tua. Breksi gunungapinya tersusun oleh kepingan andesit,
dasit, dan basal. Tuf umumnya bersifat dasitan dan agak kompak. Lava bersifat
halus dan masif. Batuan Gunungapi Bilunggala sulit dibedakan dengan batuan
Batuan Gunungapi Pani terdiri dari dasit, andesit, tuf, dan aglomerat. Lava
andesit merupakan penyusun utama di formasi ini. Berstruktur masif, warna abu-
8
abu , bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari feldspar dan kuarsa.
Sedang lava andesit berwarna abu-abu dengan tekstur porfiro-afanitik, dan masif.
Tuf berwarna abu abu muda , bersusunan dasit dan kompak. Aglomerat berwarna
Batuan ini menindih tak selaras Formasi Randangan. Jadi, umur Batuan
Breksi wobudu terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava
kepingan batuan andesit dan basal yang berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf
dan tuf lapili berwarna kuning dan kuning kecoklatan, berbutir halus hingga
lunak dan berlapis. Sedangkan lava umumnya berwarna abu-abu hingga abu-abu
tua, masif, bertekstur porfiri-afanitik dan bersusunan andesit hingga basal. Posisi
kursa susu yang berukuran kerikil hingga kerakal, berbentuk membulat, dengan
masadasar tuf, terpilah buruk dengan kemas tertutup. Batupasir berwarna abu
9
merupakan sisipan di antara serpih dan konglomerat. Batupasi tufan dan tuf
berwarna putih hingga abu-abu muda , berbutir sedang dan agak kompak. Sedang
menindih selaras Breksi Wobudu yang berumur Pliosen Awal sehingga diduga
Batuan ini terdiri dari perselingan aglomerat , tuf , dan lava. Aglomerat
berwarna abu – abu tersusun oleh kepingan andesit dengan ukuran berkisar antara
2 sampai 6 cm, berwarna abu –abu, menyudut tanggung, massadasar tuf, terpilah
Tuf berwarna coklat muda hingga putih kecoklatan, berbutir sedang sampai
kasar dengan susunan andesit sampai dasit. Lava berwarna abu – abu tua,
tersusun atas andesit sampai basal. Satuan ini diduga menindih Breksi Wobudu,
abu , berbutir sedang, berstruktur diabasik. Satuan batuan ini diterobos oleh
Diorit Bumbulun dan Diorit Boliohuto. Diduga Gabro ini terbentuk bersamaan
10
Diorit, diorit kuarsa, granodiorit, adamelit. Satuan ini terdiri dari diorit masif
ukuran 0.5 cm. Diorit Bone yang berbutir halus mempunyai susunan mineral
yang mirip batuan andesitan dari batuan gunungapi Bilunggala. Berdasarkan hal
tersebut , diorit Bone diduga sebagai mamgma induk dari batuan gunungapi
Bilunggala yang berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir (Trail,
1974).
Satuan ini terdiri dari batuan diorit sampai granodiorit yang mengandung
kuarsa 20% dengan kandungan feldspar, dan biotit cukup menonjol. Beberapa
Satuan ini terdiri dari granodiorit, granit, dasit, dan monzonit kuarsa.
Granodiorit berwarna abu – abu , masif, berbutir sedang, mengandung biotit dan
piroksen. Granit berwarna abu – abu muda hingga abu – abu berbutir sedang
Sedang dasit berwarna abu – abu muda berbutir halus dengan mineral kuarsa dan
dengan penyusun utama berupa kuarsa , plagioklas, dan feldspar alkali. Menurut
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi
(Pirajno, 1992).
ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992, dalam Sutarto,
2002).
4. Konsentrasi.
alterasi hidrotermal ( Corbett dan Leach, 1996, dalam Sutarto, 2002 ). Henley dan
Ellis ( 1983, dalam Sutarto, 2002 ), mempercayai bahwa alterasi hidrotermal pada
sistem epitermal tidak banyak bergantung pada komposisi batuan dinding, akan
tetapi lebih dikontrol oleh kelulusan batuan, tempertatur, dan komposisi fluida.
pada batuan ( Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2002 ). Pada kesetimbangan tertentu,
dalam Sutarto, 2002). Setiap himpunan mineral akan mencerminkan tipe alterasi
mineral yang hadir dapat disatukan sebagai satu zona alterasi. Host rock adalah
batuan yang mengandung endapan bijih atau suatu batuan yang dapat dilewati
larutan, di mana suatu endapan bijih terbentuk. Intrusi maupun batuan dinding
Kuantitas alterasi pada batuan disebabkan oleh derajat dan lamanya proses
a. Pervasive
intensitasnya berbeda.
b. Selectively pervasive
Misalnya klorit pada andesit hanya mengganti piroksen saja, sedangkan plagioklas
c. Non-pervasive
hidrotermal.
kuarsa, zirkon, dan apatit), serta tekstur primer sudah tidak tampak lagi
(Morrison, 1997) :
c. Sedang (medium) : 1 – 5 mm
d. Kasar (coarse) : 5 – 30 mm
hidrotermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan untuk setiap tipe endapan pada
berdasarkan temperatur (T), tekanan (P) dan kondisi geologi yang dicirikan oleh
cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS 2),
pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb 2S3), stannit (CuFeSn),
Batas – batas peralihan antara batuan – batuan yang terbentuk pada kondisi
hypotermal ; mesotermal dan epitermal tidak begitu terlihat, serupa bisa diberikan
hypotermal, mesotermal dan epitermal, karena ada mineral yang khas terdapat
Disamping itu ada juga mineral – mineral yang kita dapat pada semua
dan kuarsa yang bisa terbentuk pada hampir semua temperatur dari juga hampir
proses tertentu seperti open space filling. Open space filling merupakan proses
17
pengisian ruang-ruang kosong pada batuan oleh larutan silikat atau larutan encer
1. Cavity filling
yaitu proses pengisian rekahan-rekahan atau celah batuan oleh larutan sisa
yang pada umumnya bersifat encer dan panas walaupun ada kalanya bersifat
2. Stockwork
hidrotermal dan mineral bijih yang terbentuk tersebar secara merata, stock work
mengalami dua proses yaitu tahap pertama proses ini akan menghasilkan rongga-
rongga pada batuan sehingga menyerupai suatu intrusi stock dan tahap kedua akan
Berdasarkan ukuran vein (urat) terdiri atas 3 ukuran (Corbett and Leach,
1998), yaitu:
1. Single vein yaitu vein/veinlet yang hanya terdiri dari vein tunggal
antara lain :
- Breksiasi
- Kombinasi
hidrotermal pada endapan tembaga porfir menjadi empat tipe yaitu propilitik,
bijih porfir, menambahkan istilah zona filik untuk himpunan mineral kuarsa,
19
serisit, pirit, klorit, rutil, kalkopirit. Adapun delapan macam tipe alterasi antara
lain :
1. Propilitik
Klorit-kalsit-kaolinit.
Klorit-kalsit-talk.
Klorit-epidot-kalsit.
Klorit-epidot.
2. Argilik
(Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2002), fluida asam-netral, dan salinitas rendah.
3. Potasik
Zona potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu
beberapa ratus meter. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa
biotit sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik
magnetit. Anhidrit sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah kecil albit, dan
titanit (sphene) atau rutil kadang terbentuk. Alterasi potasik terbentuk pada
daerah yang dekat batuan beku intrusif yang terkait, fluida yang panas
Selain biotisasi tersebut mineral klorit muncul sebagai penciri zona ubahan
potasik ini. Klorit merupakan mineral ubahan dari mineral mafik terutama
piroksin, hornblende maupun biotit, hal ini dapat dilihat bentuk awal dari
ubahan menjadi klorit. Pembentukkan mineral klorit ini karena reaksi antara
metasomatis dan disertai dengan banyak atau sediktnya unsur kalsium dan
klorit, aktinolite, dan garnet kadang dijumpai dalam jumlah yang sedikit.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona ubahan potasik ini berbentuk
terdiri atas pyrite maupun kalkopirit dengan pertimbangan yang relatif sama.
21
Bentuk endapan berupa hamburan dan veinlet yang dijumpai pada zona
terjadi pada batuan induk ataupun adanya intervensi daripada larutan magma
4. Filik
Zona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas
zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang
berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit
dan kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta
feldspar yang stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan
penambahan unsur H+, menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona ini
karena zona ini semakin menjauh dari pusat intrusi serta berkurangnya
22
pada vein kuarsa adalah logam sulfida berupa pirit, kalkopirit dan galena.
istilah inner propylitic untuk zona pada bagian yang bertemperatur tinggi
(>300°C), yang dicirikan oleh kehadiran epidot, aktinolit, klorit, dan ilit
(Sutarto, 2002).
Sedangkan untuk sistem epitermasl sulfidasi tinggi (fluida kaya asam sulfat),
(Sutarto, 2002).
7. Skarn
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan
karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan
kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini
serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada
kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit –
kumpulan yang paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang
orisinil (Taylor, 1996, dalam Sutarto, 2002). Amfibol umumnya hadir pada
skarn sebagai mineral tahap akhir yang menutupi mineral-mineral tahap awal.
Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling
umum hadir pada skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid
batuan samping, prosesnya H2O dilepas dari intrusi dan CO2 dari
water falk sehingga air tanah turun dan bercampur dengan larutan.
24
8. Greisen
dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, turmalin, dan florit yang
9. Silisifikasi
Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang paling umum dijumpai
dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling umum dari silika adalah (E-
ditemukan beberapa mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur yang baik untuk
tahap awal observasi batuan tersebut di atas adalah menulis semua mineral yang
tampak sebagai himpunan mineral. Apabila dalam satu batuan dijumpai mineral-
mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit, maka disebut sebagai himpunan