PENYAKIT MULUT

Epitel Normal pada Mukosa

Gambar 1 Lapisan epitel mukosa oral

Lapisan-lapisan pada Epitel :

No Warna Panah Nama Lapisan Karakteristik
.
Hitam Stratum korneum Keratinized layer
Biru Stratum granulosum Granular cell layer (sel berbentuk gepeng)
Merah Stratum spinosum Prickle cell layer (sel berbentuk bulat dan berduri)
Hijau Stratum basalis Basal cell layer

Desmosom : hubungan antar sel

Hemidesmosom : hubungan antara sel basal dengan matriks selular, terdapat pada
stratum basalis yang paling bawah
Achantosis : penebalan stratum spinosum
Hiperkeratosis : penebalan keratin pada mukosa berkeratin (gingiva, palatum durum,
dorsum lidah)
Hiperparakeratosis : adanya keratin pada mukosa non – keratin (mukosa bukal , mukosa
labial, palatum mole, dasar mulut, ventral lidah)
Subepitel, terdiri atas :
 Jaringa ikat : kolagen dan retikulin
 Pembuluh darah
Sel-sel yang membentuk epitel :
 Keratinosit (95%)  ditemukan di seluruh lapisan epitel
 Melanosit  hanya ditemukan di stratum basalis
 Antigen Presenting Cell (APC), ex : sel Langerhans
Klasifikasi Lesi (Coleman)

Lesions

Loss of
White Mucosal Dark Mucosal Soft Tissue Clinical
Mucosal Bone Lesion
Lesion Lesion Enlargement Syndrome
Integrity
 White Mucosal Lesion (Lesi Mukosa Putih)

White Mucosal Lesion

Penebalan Epitel Surface Material Perubahan Subepitel

- Asimptomatik - Simtomatik
- Asimptomatik
- Warna opak - Warna opak
- Warna translusen
- Keras - Keras, permukaan halus
- Permukaan halus
- Tidak dapat digosok - Jika digosok hilang dan
- Tidak dapat digosok
- Ukuran tetap berwarna kemerahan
- Tidak merespon pengobatan
- Disertai imbibisi air (warna - Mengecil jika diobati
- Penyebab diketahui
putih) - Penyebab diketahui
- Contoh : Fordyce granule,
- Contoh : leukoplakia, - Contoh : Kandidiasis,
submucosal fibrosis, scar
lichen planus, hiperkeratosis chemical burn

 Dark Mucosal Lesion (Lesi Mukosa Gelap)

Warna Merah Akibat pembuluh darah

Dark Mucosal Lesion
(Berdasarkan Etiologi)
Akibat melanin / pigmentasi
Warna Coklat / Hitam
material asing
 Blanching :
Hemangioma, varix, inflamasi

Lesi Merah Terisolasi

Non - blanching :
Median rhomboid glossitis,
ekimosis / hematoma,
eritroplakia

Geographic tongue (benign

Lesi Merah Multipel dan
Dark Mucosal Lesion migratory glossitis), anemia,
Difus
(Berdasarkan Pola atrophic candidiasis
Penyebaran)

Lesi Pigmentasi Terisolasi

Lesi Pigmentasi Multipel dan Smoker melanosis, racial

Difus pigmentation

 Loss of Mucosal Integrity (Kehilangan Integritas Mukosa)

Menurut Menurut drg. Indriasti Indah Wardhany, Sp. PM
Coleman
Ulser Ulser
Vesikel Atrofi
Bula Erosi
Fisur

 Soft Tissue Enlargement Pembesaran Jaringan Lunak)

Pembesaran terkait dengan neoplasma
 Bone Lesion (Lesi pada Tulang)
 Clinical Syndrome (Sindrom Klinis)
Jenis Lesi
Makula Papula Plak (Papula Besar)
Lesi datar, berbatas jelas Lesi padat, menonjol diameter < 1 Lesi padat, menonjol, diameter >
perubahan warna cm 1 cm

Contoh : Pigmentasi Contoh : Squamous Papilloma Contoh : Leukoplakia

 Nodula Vesikel Bulla (Vesikel Besar)
Lesi (hingga dermis) padat, Lentingan berisi cairan, diameter Lentingan berisi cairan, diameter >
menonjol, diameter < 1 cm < 1 cm 1 cm

Contoh : Fibroma Contoh : Infeksi Virus (HSV) Contoh : Pemphigus

Ulser Erosi (Vesikel / Bulla yang Pustula
Hilangnya epitel yang meluas Pecah) Lesi menonjol berisi purulent
hingga stratum basalis Hilangnya epitel, tidak meluas ke
stratum basalils, lembab, cekung

Contoh : Herpes Zoster

Contoh : SAR, ulkus traumatikus
Contoh : Pemphigus Vulgaris
Purpura
Perubahan warna menjadi
kemerahan / kekuningan
1. Petechiae
Diameter 1 – 2 mm
2. Ekimosis
Diameter > 2 mm

Papila pada Lidah

 Gambar 2 Papila pada Lidah
No Jenis Letak Fungsi
.
1. Filiform Anterior dorsum lidah Memegang makanan
2. Fungiform Anterior dorsum lidah Untuk pengecapan (memiliki taste bud)
3. Folliate Posterior lateral lidah
4. Circumvallat Bentuk “V” di bagian posterior
e lidah

Atrofi Papila pada Lidah

 Kemungkinan penyebab atrofi papilla :
Anemia Defisiensi Nutrisi Xerostomia Obat-obatan
Sifilis Diabetes Melitus Celiac Disease

 Urutan kepekaan papilla terhadap perubahan sistemik :

Filiform Fungiform Folliate Circumvallate

 Papila filiform :
Ditemukan dalam jumlah paling banyak disbanding papilla lain, paling peka terhadap
perubahan sistemik (terkait dengan reaksi kation – anion)
 Pada pasien diabetes mellitus : 60% mengalami atrofi papilla
 Pada pasien anemia :
Tahap awal : atrofi papilla filiform
Tahap lanjut : atrofi papilla filiform dan fungiform
Terapi Antifungi
Jika memungkinkan, selalu dipilih topical
dibanding sistemik, dengan syarat :
1. Pasien immunocompetent
2. Untuk candidiasis yang mild –
moderate
3. Terdapat akses ke site yang terinfeksi
4. Riwayat terapi antifungi sebelumnya
(kemungkinan resistensi)
5. Compliance (kooperasi pasien)
Antifungi Sistemik Untuk 7 Hari
R/ Ketoconazole tab 200 mg tab No. X
S 1 dd tab 1 p.c.
Antifungi Topikal Untuk 7 Hari
R/ Nystatin oral suspension fl No. III
S 4 dd 1 ml
Lesi Putih Non – Keratotik
Kandidiasis Akut Kandidiasis Kronis Chemical Burn
Pseudo Median
Cheek Chewing Atrophic / Denture
membranosa Angular Cheilitis Rhomboid Hiperplastik
Erithematous Stomatitis
(Thrush) Glossitis
Dark mucosal
White mucosal White mucosal White mucosal
lesion (lesi
Tipe Lesi lesion (penebalan lesion (surface White mucosal lesion (surface material) lesion (surface
merah multipel
epitel) material) material)
dan difus)
C. albicans, Aspirin, silver
Iritasi kronis
Staphylococcus nitrate, hidrogen
(repeated cheek
Etiologi C. albicans aureus, C. albicans peroksida,
sucking, nibbling,
Streptococcus beta NaOCl, pasta
chewing)
hemoliticus gigi, obat kumur
Antibiotik, obat
Inhalation Gigi tiruan, Rokok,
imunosupresif, Penurunan DV,
steroid (asma), rokok, defisiensi
Predisposisi Stres penyakit Gigi tiruan defisiensi nutrisi,
rokok, antibiotic inhalation nutrisi,
penyebab imun anemia, trauma
spectrum luas steroid defisiensi imun
turun
Lapisan pseudo
Hiperkeratosis,
Atrofi dan Acanthosis Atrofi membrane
Acanthosis dan respon inflamasi, Hiperplasia sel
Histopatologi pelebaran ringan, respon Respon inflamasi papilla (jaringan
hiperkeratosis ulserasi (tertutup epitel
pembuluh darah inflamasi filiform nekrotik), eksudat
eksudat fibrin)
inflamasi
Sudut mulut Posterior Sesuai dengan
Mukosa bukal, (bilateral : akibat dorsum lokasi iritasi
Dorsum lidah, Mukosa bukal,
Lokasi Mukosa bukal palatum, dorsum Palatum sistemik, lidah, tepat (biasanya
palatum palatum, lidah
lidah unilateral : akibat di tengah- mucogingival
faktor lokal) tengah fold, gingiva)
Bercak putih Terdapat 3 Lesi putih,
Plak putih,
bilateral, Plak putih. tahap : terdapat lapisan
Eritema difus Pendalaman tebal, kasar,
bercampur area Bila dikerok  1. Petechiae pseudo
Tampilan yang perih dan fissure disertai Eritema dan ireguler dengan
eritema disertai bilang 2. Eritema membranosa,
Klinis panas, atrofi eritema pada sudut atrofi papila dasar eritema
ulserasi, terdapat seluruhnya, sakit difus bentuk ireguler,
lidah mulut Bila dikerok 
pada region dan kemerahan 3. Papillary dapat terlihat
hilang sebagian
tertentu hiperplasia sloughing, sakit
 Kandidiasis Akut Kandidiasis Kronis
Pseudo Median Chemical
Cheek chewing Atrophic / Denture Angular
membranosa Rhomboid Hiperplastik Burn
Erithematous Stomatitis Cheilitis
(Thrush) Glossitis
1. Pencucian
gigi tiruan 1. Eliminasi faktor 1. Eliminasi faktor 1. Eliminasi
dengan 1. Terapi predisposisi predisposisi faktor
Perawata 1. Plastic occlusal NaOCl 10% antifungi 2. Terapi antifungi 2. Konsumsi buah penyebab
Terapi antifungi
n 2. Edukasi pasien 2. Nystatin 2. Kontrol (hanya bila dan sayur 2. Anastesi
cream diet pasien merasa 3. Vitamin A topical
sebelum gigi tidak nyaman) 4. Terapi antifungi (Lidokain)
tiruan dipakai
Linea alba  garis 1. Cheek biting 1. Leukoplakia
1. Stomatitis
putih yang 2. Lichen planus 2. Kandidiasis
venenata
DD/ terdapat pada 3. Leukoplakia Eritroplakia pseudo
2. Exfoliative
posterior hingga 4. Fordyce membranosa
cheilitis
komisura bibir granule 3. Lichen planus

Gambar :

Cheek chewing Kandidiasis Pseudomembranosa Kandidiasis Erithematous akibat steroid Denture Stomatitis
inhalasi

Angular Cheilitis Median Rhomboid Glossitis Kandidiasis Hiperlastik Chemical burn

Variasi Normal
Geographic
Tongue (Benign
White Sponge Migratory
Fordyce’s Granule Leukoedema Fissured Tongue Linea Alba Torus
Nevus Glossitis /
Erytema
Migrans)
White mucosal Dark mucosal White mucosal
White mucosal lesion White mucosal lesion Loss of mucosal
Tipe Lesi lesion (penebalan lesion (lesi merah lesion (penebalan Eksostosis tulang
(perubahan subepitel) (penebalan epitel) integrity (fissure)
epitel) multipel dan difus) epitel)
Pada palatum :
Lapisan film tipis Daerah eritema,
eksostosis tulang
putih keabuan, dapat tunggal / Garis putih
Granula (diameter 1 – 2 Seperti plak / busa Pendalaman fissure, 1 – 4 lobus pada
bilateral, tepi difus. multipel yang bilateral terdapat
Tampilan mm), multipel, kecil, putih, multipel, ada 1 fissure garis tengah palatum.
Jika mukosa ditarik, dikelilingi tepi pada garis oklusi
Klinis bisa confluent, bilateral, membentuk fisur, tengah utama disertai Pada dasar
maka lapisan hilang. putih / kuning posterior hingga
warna putih / kuning batar iregular fissure multipel mulut : eksostosis
Predisposisi : orang keabuan, sedikit komisura
tulang bilateral
kulit hitam menonjol
pada region C/P
Mukosa bukal
bilateral, bisa 2/3 anterior
Mukosa bukal, batas Mukosa bukal, tepi 2/3 anterior dorsum Palatum, dasar
Lokasi melibatkan dorsum lidah, Mukosa bukal
vermillion bibir atas lidah lidah mulut
esophagus / batas lateral lidah
anogenital
Rete pegs
Penebalan epitel,
(perpanjangan epitel)
spongiosis (edema Atrofi papilla
Kelenjar sebasea Parakeratosis dan memanjang, lamina
interseluler pada filiform (terlihat
Histologi (kelenjar minyak) yang acantosis pada propria (di subepitel) Hiperkeratosis
epidermis), sebagai daerah
ektopik jaringan epitel lebih tebal,
acantosis, eritema)
keratohyalin pada
parakeratosis
granula hilang
DD/ Kandidiasis 1. White sponge 1. Lichen planus Reiter’s disease Atrofi lidah akibat 1. Frictional -
Pseudomembranosa nevus 2. Lichenoid drug (merupakan xerostomia keratosis
2. Lichen planus (jika reaction infeksi GIT / 2. Cheek chewing
mukosa ditarik : 3. Lupus genital) 3. Cheek biting
tidak hilang) eritematosus
3. Cheek biting 4. Kandidiasis
 (belum tentu
bilateral)
Gambar :

Fordyce’s Granule Leukoedema White Sponge Nevus Geographic tongue

Linea Alba Torus Palatinus

Torus Mandibula
Fissured tongue
Lesi Keratotik
Tampilan
Tipe Lesi Etiologi Predisposisi Histopatologi Lokasi Perawatan DD/
Klinis
1. Leukoplakia
Bercak putih,
White Trauma Eliminasi  ada
Terlokalisasi permukaan
mucosal mekanis (alat Hiperkeratosis etiologi  dysplasia sel
Frictional pada region kasar, warna
lesion ortodontik, - tanpa disertai healing 1 – 2 2. Cheek biting
Keratosis yang terkena translusen,
(penebalan gigi tiruan, dysplasia sel minggu  bentuk lesi
trauma belum tentu
epitel) gigi karies setelahnya sesuai jejas
bentuk jejas gigi
gigi
Palatum durum : Hentikan
Papula putih / kebiasaan
Panas dari
abu-abu disertai merokok
White asap rokok, Hiperkeratosis,
Palatum binting
mucosal dari : hyperplasia sel ↓
Nicotinic durum, pada kemerahan
lesion menghisap - epitel, inflamasi Bila > 2 -
Stomatitis area yang (ductus saliva
(penebalan pipa / cerutu, ductus kelenjar minggu lesi
terkena asap terinflamasi)
epitel) reverse saliva belum hilang
smoking
Palatum molle : ↓
normal biopsi
Lesi seperti Tidak perlu,
White
plak / beludru, kecuali bila
mucosal Pasien HIV Hiperkeratosis, 1. Leukoplakia
Hairy Epstein – Lateral lidah permukaan mengganggu
lesion dengan CD4 < edema pada sel di 2. Frictional
Leukoplakia Barr Virus (bisa bilateral) kasar, batas estetis
(penebalan 200 sel/mm3 stratum spinosum keratosis
tidak jelas, tidak diberikan terapi
epitel)
bisa dikerok antivirus
OH buruk,
White merokok, Lesi padat Tidak ada,
mucosal antibiotic Perpanjangan seperti rambut, hanya 1. Kandidiasis
Hairy Tidak 2/3 posterior
lesion spectrum luas, papilla filiform warna putih / disarankan 2. Hairy
Tongue diketahui dorsum lidah
(penebalan kortikosteroid dan fungiform abu-abu / coklat untuk menyikat leukoplakia
epitel) sistemik, H2O2, - hitam lidah
radiasi