Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Anggota :

Muhammad Aulia Hibatullah Azis (A1C020154)


Muhammad Fadhly Fajrin (A1C020155)
Muhammad Fajrun (A1C020156)
Muhammad Gilang Maulidi (A1C020157)
Muhammad Haris Hidayat (A1C020158)
Muhammad Riskie (A1C020160)
Ahmad Yogi Apriyaddi (A1C118006)

UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Keterampilan Menyimak
dan Berbicara BI ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Murahim, M.pd. pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Keterampilan Menyimak dan Berbicara BI bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Murahim, M.pd., selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bima – Lombok, 2 Mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun
juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup
bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan
alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.

Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,


kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan
menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan.

Sedangkan berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara langsung yang


berfungsi menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga orang yang mendengar
dapat memahami informasi yang disampaikan.

Dengan demikian keterampilan menyimak dan dan berbicara sangat penting dalam
proses belajar mengajar, oleh karena itu kami akan mencoba menyusun kajian
keterampilan menyimak dan berbicara.

B. Perumusan Masalah

Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di
bawah ini:

a. Apakah pengertian Keterampilan menyimak dan berbicara


b. Tujuan apa yang akan di capai melalui keterampilan menyimak dan berbicara
c. Manfaat apa yang akan diperoleh setelah belajar menyimak dan berbicara
d. Apakah pengaruh menyimak pada keterampilan pada keterampilan bebicara

C. Batasan Masalah

Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah dalam makalah yang kami buat
tentang ruang lingkup kajian keterampilan menyimak dan berbicara

D. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengertian menyimak dan berbicara


b. Untuk mengetahui ciri-ciri penyimak dan pembicara yang ideal
c. Untuk mengkaji lebih dalam hubungan antara menyimak dan berbicara
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyimak

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)

Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar


dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan.(Djago Tarigan; 1991: 4).

B. Tujuan Menyimak

Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan
menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta


b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

C. Jenis-Jenis Menyimak

Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:

1. Menyimak ekstensif (extensive listening)

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang


berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebasterhadap sesuatu bahasa, tidak
perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah
untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru
dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir
kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa yang
ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya.Pada umumnya, sumber yang paling baik
untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman
yang bersumber dari siaran radio, televisi, dan sebagainya.

Menyimak ekstensif meliputi:

a) Menyimak sosial
Menyimak sosial (social listening)atau menyimak konversasional (conversational
listening) ataupun menyimak sopan (courtens listening) biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang mrenarik perhatian
semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-repons
yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan memerhatikan perhatian yang
wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.Dengan
perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup
dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian
percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan
kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam
proses komunikasi tersebut.

b) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder (secondary listening)adalah sejenis kegiatan menyimak
secara kebetulan dan secara ekstensif (casual listening dan extensive listening)
misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara
sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik
sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis,
pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan tulisan
tangan.

c) Menyimak estetik

Menyimak estetik (aesthetic listening)disebut juga menyimak apresiatif


(apreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan
dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama
menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau
rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-lakon
yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.

2. Menyimak Intensif (intensif listening )

Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih
diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu.Dalam hal ini harus diadakan suatu
pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program
pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum.Jelas bahwa dalam
kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh para murid.

Menyimak intensif meliputi:

a) Menyimak kritis
Menyimak kritis (critical listening)adalah sejenis kegiatan menyimak yang di
dalamnya sudah terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran
prasangka serta ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar
mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran.
b) Menyimak introgatif
Menyimak introgatif (introgative listening)adalah sejenis menyimak intensif
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan
pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam
kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta mengarahkan
perhatiannya pada pemerolehan informasi atau mengenai jalur khusus.

c) Menyimak penyelidikan
Menyimak penyelidikan (exploratory listening)adalah sejenis menyimak
intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat.Dalam kegiatan menyimak
seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru
yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu
pergunjingan yang menarik.

d) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif (Creative listening)adalah jenis menyimak yang
mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara
imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan, gerakan,
serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya.

e) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif (consentrative listening) sering juga disebut study-type
listening atau menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup
dalam menyimak konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-
petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat.

f) Menyimak selektif
Menyimak selektif (selective listening)berhubungan erat dengan menyimak
pasif.Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap
sebagai kegiatan yang memuaskan.Oleh karena itu menyimak sangat
dibutuhkan.Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan
menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya.Penyimak harus memanfaatkan kedua
teknik tersebut.Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari
masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan.

Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak


menjadi:

a) Menyimak sederhana
Terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon.
b) Menyimak diskriminatif
Untuk membedakan suara atau perubahan suara. Contoh : orang yang marah
mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.
c) Menyimak santai
Untuk tujuan kesenangan. Contoh : menyimak film, drama, komedi, dan sebagainya.
d) Menyimak informative
Untuk mencari informasi. Contoh : menyimak siaran berita, menyimak
pengumuman, dan sebagainya.
e) Menyimak literature
Untuk mengorganisasikan gagasan. Contoh : membahas hasil penemuan.
f) Menyimak kritis
Untuk menganalisis tujuan pembicara. Contoh : dalam debat terbuka, ada dua pihak
yang saling meminta kebenaran atas topik yang dibahas.

Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:

a) Kegiatan menyimak bertarap rendah


Apabila penyimak memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang
pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat non-verbal seperti mengangguk-angguk,
senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapanucapan pendek seperti
benar, saya setuju, ya, dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal
dengan nama silent listening. Contoh : siswa yang sedang mendengarkan penjelasan
dari guru hanya menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan sebagainya.

b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi


Apabila penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan.
Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah
memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama
active listening. Contoh : setelah siswa menerima pembelajaran, secara bergantian
siswa mengutarakan apa yang didapatnya pada hari itu.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak

1. Unsur Pembicara

Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis


dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.

2. Unsur Materi

Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang

3. Unsur Penyimak / Siswa

a. Kondisi siswa dalam keadaan baik


b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi

a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan

E. Ciri-Ciri Penyimak Ideal

Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:

a. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
b. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
c. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
d. Penyimak harus menghargai pembicara
e. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
f. Penyimak harus sungguh-sungguh
g. Penyimak tidak mudah terganggu
h. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
i. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
j. Penyimak harus kontak dengan pembicara
k. Merangkum
l. Menilai
m. Merespon

F. Ciri-Ciri Pembicara Ideal

1. Berkonsentrasi, artinya pembicara harus betul-betul memusatkan perhatian kepada


materi yang disampaikan
2. Pembicara harus menyampaikan materi secara menyeluruh, artinya pembicara harus
menyampaikan materi secara utuh pada penyemak.
3. Pembicara harus menguasai materi yang hendak disa,paikan secara lugas
4. Penyimak harus sungguh-sungguh
5. pembicara harus paham alur pembicaraan
G. Pengertian Berbicara

 Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan


sesuatu yang dimaksudkan (KBBI, 2005:165)

 Menurut Tarigan (tanpa tahun:15), menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan


mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.

 Menurut Djago Tarigan dkk (1998:34), menjelaskan bahwa berbicara adalah


keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.

 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan
untuk menyampaikan pesan.

H. Unsur Dasar Berbicara

Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu:

a. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan
yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima pesan (penyimak). Dalam Aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan
kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan
menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesanyang disampaikan
pembicara kepada penyimak.
b. Isi pembicaraan
Bahan simakan merupakan unsure terpenting dalam komunikasi lisan, terutaman
dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan isi pembicaraan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Isi pembicaraan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan
terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
c. Penyimak, dan
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang
banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat.
Hal itu akan lebih sempurna jikaia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya.
d. Tanggapan penyimak
Tanggapan penyimak adalah respon yang diberikan oleh penyimak setelah
mendengarkan informasi yg diberikan oleh pembicara.

I. Prosedur Kegiatan Berbicara

a. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati.


b. Membatasi pokok pembicaraan.
c. Mengumpulkan bahan-bahan.
d. Menyusun bahan (pendahuluan, isi, kemampuan)
e. Melakukan Presentasi

J. Hubungan Antara Menyimak dan Berbicara

Pada hakekatnya menyimak adalah proses decoding oleh penerima pesan, yaitu
proses memaknai bentuk-bentuk bahasa terlulis sehingga pesan yang disampaikan dapat
diterima secara utuh. Seseorang dapat dikatakan memiliki ketrampilan menyimak apabila
yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa yang di
dengar.kegiatan menyimak adalah suatu kegiatan yang di sengaja untuk untuk dapat
memahami suatu informasi yang disampaikan.

Berbicara adalah proses penyampaian pesan secara langsung dalam bentuk symbol-
simbol yang berfunsi menyampaikan informasi pada orang lain (proses according).
Sehingga orang yang mendengar dan memahami simbolsimbol tersebut dapat memahami
informasi yang di sampaikan.

Berbicara adalah kegiatan berbahasa yang produktif sedangkan menyimak adalah


suatu kegiatan berbahasa yang reseptif dan keduanya dilakukan secara langsung.Jadi
antara menyimak dan berbicara sangat erat kaitanya, dimana pada saat menyampaikan
informasi dengan berbicara, untuk menerima informasi harus menyimak dengan baik agar
informasi yang disampaikan dapat diterima secara utuh.Jadi antara berbicara dan
menyimak sangat erat kaitanya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hakekat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan merealisasi
atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.

Jadi menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan. Keterampilan menyimak sangatlah penting, baik di
luar maupun di sekolah,

Kegiatan menyimak ternyata besar sekali peranannya dalam kehidupan sehari-hari.


Mulai dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, di masyarakat di pabrik, di kantor, di
perusahaan, di sekolah dan sebagainya.

Kita tahu bahwa kegiatan menyimak sangat banyak dilakukan di sekolah maupun di
luar sekolah, namun kenyataannya masih jarang sekali orang-orang yang berminat
mengadakan penelitian di bidang menyimak.

Kegiatan berbicara merupakan wadah untuk menyampaikan sebuah hasil simakan


ataupun sebuah pemikiran yang ingin disampaikan pembicara baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

Selain itu perlu ditekankan bahwa keterampilan menyimak erat kaitannya dengan
keterampilan berbicara pada siswa .

Saran

Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu dengan
keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut
diantaranya keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien
dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Natasamita hanapi, Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia

Tarigan, Henry Guntur. Tanpa Tahun. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago dkk. 1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud.

_____. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

https://www.gurupendidikan.co.id/menyimak-adalah/

https://www.slideshare.net/AgnesiaGrace94/menyimak-bahasa-indonesia#:~:text=15.-
,1.,dengan%20orang%20yang%20sedang%20bergembira.

Anda mungkin juga menyukai