Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik”

Tugas ini bertujuan untuk memenuhi penilaian dalam perkuliahan Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu : Dr. Wahyu Widarjo, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Dyah Ayu Arum W. (S432008008)


Rafie Akbar Sumarno (S432008022)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Teknik Akuntansi keuangan sektor publik, pembahasan difokuskan pada akuntansi


keuangan. Akuntansi keuangan sector publik sangat erat kaitannya dengan fungsi
akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak eksternal organisasi.
Disektor public, kebutuhan akan informasi akuntansi semakin tinggi seiring dengan
semakin meningkatnya akuntabilitas publik dan transparansi oleh lembaga – lembaga
publik. Laporan keuangan sector publik menjadi instrument utama untuk menciptakan
akuntabilitas publik. Untuk menghasilkan laporan keuangan sector publik yang relevan dan
handal, maka diperlukan standar akuntansi keuangan sector publik dan system akuntansi
sector publik. Pengembangan standar akuntansi keuangan sector publik merupakan suatu
yang sangat krusial, karena kualitas srndar akuntansi secara langsung akan mempengaruhi
kualitas laporan keuangan.
Dengan demikian pada bahan ajar ini perlu dikembangkan system akuntansi yang
handal yang mampu memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Untuk menghasilkan Laporan Keuangan sector publik yang relevan dan dapat
diandalkan, terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sector publik.
Hambatan tersebut adalah:
1. Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan
yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan
kinerja yang telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada
pihak eksternal yang menjadi Stakeholder organisasi.
Seringkali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya
benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder. Manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder,
namun seringkali ia bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka dan
mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap
stakeholder yang lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan masyarakat.
Masalah objektivitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak (contracting
theory). Proses kontrak menghasilkan hubungan keagenan (agency relationship).
Hubungan keagenan muncul ketika salah satu pihak (principal) mengontak pihak
lain (agen) untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh principal. Dengan
kontrak tersebut principal mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan pada
agen. Karena baik agen maupun principal keduanya adalah utility maximize, maka
tidak ada alasan yang dapat diyakini bahwa agen akan selalu bertindak untuk
kepentingan principal. Masalah keagenan (agency problem) kemudian muncul
karena adanya perilaku opurtunis (opurtunistic behaviour) dari agen, yaitu perilaku
manajemen (agen) untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang mungkin
berlawanan dengan kepentingan principal.

2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama
untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu
secara berturut – turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat
diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsitensi penerapan metode
akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi
jangka panjang (going concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan
kinerja selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses
evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten
dalam menerpakan metode akuntansinya.

3. Daya banding
Laporan keuangan sector publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode
waktu dan dengan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya banding
berartyi bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
organisasi dengan organisasi lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait
dengan objeltivitas karena semakin objektif suatu laporan keuangan maka akan
semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan dapat
dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya banding juga terkait dengan
konsitensi. Adanya beberapa alternative penggunaan metode akuntansi juga dapat
menyulitkan tercapainya daya banding

4. Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, social, dan politik serta untuk menhindari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian
laporan terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
menghasilkan laporan keuangan. Semakin cepat waktu penyajian laporan
keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan.
Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka akan semakin
banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi
tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak
relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal.

5. Ekonomis dalam Penyajian Laporan


Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang
dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam
penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

6. Materialitas
Suatu informasi dianggap material bila mempengruhi keputusan, atau jika
informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.
Penentuan materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif (subjective
judgement), namun pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera
pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan Professional judgement yang
mendasarkan pada teknik tertentu.

Teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor publik, yaitu :


1. Akuntansi anggaran ( budgetary accounting ) mengacu pada praktik yang
dilakuakan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam
upaya menyajikan akun-akun operasinya dengan menggunakan format yang sama
dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan
anggaran dalam siklus perencanaan-pengendalian-pertanggungjawaban. Ide dibalik
akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan biasanya muncul karena
organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda pula.
Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan intrinstik antara jasa yang
diberikan dalam organisasi yang berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun anggaran
yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu
namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran.
Ada masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa
yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi
anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal ini timbul karena ada dua masalah, yaitu :
a. Level agregasi
Contoh yang baik di mana level agregasi yang diadopsi oleh akun-akun
anggaran mempengaruhi daya bandingnya ada di pemerintah daerah. Satu
otoritas mungkin menerbitkan akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan
secara keseluruhan.
Kekurangan lain dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering. atau
seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara anggaran
dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi
yang membuat akun-akun anggaran seiring dengan anggaran namun hanya
membandingakan dua diantaranya secara global. Contoh, akun-akun dan
anggaran mungkin saja dibuat secara detail tetapi hanya total pembelanjaan
bersih untuk setiap divisi yang memberikan jasa tersebut saja yang
dibandingkan dengan anggaran, menunjukan apakah ada pembelanjaan yang
kurang atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk menjelaskan
perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang jumlahnya melebihi presentase atas
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat dijelaskan oleh
perubahan tingkat harga umum.
b. Logika dari akuntansi anggaran
Logika dari akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan akun-akun harus
dibandingkan secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk
memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna eksternal dan
internal dari informasi. Dengan melaporkan hanya dua kolom ( anggaran dan
aktual saja), tidak hanya tujuan utama dari akuntansi anggaran ini saja yang
tidak dapat tercapai, melainkan akan memerlukan banyak waktu untuk
menjawab pertanyaana pengguna yang spesifik atas perbedaan yang dapat di
hindarkan apabila akun-akun itu sendiri telah menyediakan analisis yang
releven. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaran lebih
berfokus pada bentuk akunnya dari pada isinya.
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen ( commitment accounting ) dapat digunakan bersama, baik
dengan basis akuntansi kas maupun akrual. Karena tidak masuk akal untuk
menggunakan akuntansi komitmen tersebut untuk beban karyawan, maka akuntansi
komitmen hanya mencakup salah satu bagian kecil dalam anggaran organsisasi.
Sebagai konsekuensinya, akuntansi komitmen ini hanya merupakan subsistem
dalam sistem akuntansi utama organisasi. Meskipun demikian, akuntansi komitmen
ini dapat menjadi sangat penting, terutama bagi pemegang anggaran. Akuntansi
komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk
melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada
penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau
dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat pesanan dibuat atau
diterima. Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran.
Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang
diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap proses pengambilan
keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggraan mereka, mereka perlu
mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam
hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima akun-akun
yang mencakup penerimaan dan pembuatan faktur saja, maanjemen dapat dengan
mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen ( over commited ) kepada
anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-
akun tersebut tidak memasukan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum
diterima, dan akan membuat catatan meraka sendiri mengenai hal ini sehingga
mereka tidak membuat anggaran mereka over committed. Karena berkaitan dengan
fungsi utamanya, akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat.
Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan, tidak akan di catat
sampai faktur dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi
pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya pengendalian anggaran
memenuhi beban.
3.  Akuntansi  Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan dalam arti dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan
atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana. Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba,
organisasi sektor publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar
belakang seperti itu perusahaan swasta dapat mengyunakan sumber daya yang
dimiliki untuk keperluan apapaun yang penting bagi meraka adalah adanya laba
yang berbeda dengan organisasi sektor publik dimana sumber daya yang ada harus
digunakan dengan tujuan tertentu. Dana adalah sebuah kesatuan akuntansi
tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana itu, terdapat
kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset ( aktiva). Kewajiban dan ekuitas dana.
Dengan demikian, sumber daya suatu organisasi sektor publik  yang terdiri atas
dana-dana tersebut dapat di gambarkan dalam gambar berikut :
4. Akuntansi Kas 
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan
pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah
mencerminkan pengeluaran yang riil, actual, dan objektif. Namun, GAAP tidak
membenarkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan
kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi dan efektifitas
suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukut dengan baik.
5. Akuntansi akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi
akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya,
akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social,
politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full accrual)
dan governments fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur
dalam properiority fund, sedangkan expendituredifokuskan pada general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan atau dialokasikan
selama periode akuntansi. Karena governments fundtidak memiliki catatan modal
dan utang (dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur, bukan expense. Berbeda dengan governments fund, yang
menjadi kepenting-an properiority fund dan juga organisasi bisnis adalah net
income. Full accrual accounting digunakan untuk mencatat revenue ketika
diperoleh (earned) dan biaya (expense) pada saat terjadi (incurred). Dengan kata
lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran
dilakukan.

Ikhtisar
Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah pemberian laporan keuangan
kepada pihak eksternal organisasi. Dimensi kualitas laporan keuangan sektor publik
menjadi sangat penting bagi pihak-pihak yang menjadikan laporan keuangan sebagai dasar
untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial, politik. Namun demikian, untuk
menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan handal terdapat beberapa
kendala, yakni objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam
penyajian laporan dan materialitas.

Anda mungkin juga menyukai