Cover Fistan 2020 - Rissa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FISIOLOGI TANAMAN

KURVA SIGMOID PERTUMBUHAN TANAMAN

NAMA : RISSA ADELIA

NPM : 195001516034

DOSEN PENGAMPU :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2020
2.1 PENDAHULUAN

Tumbuh-tumbuhan atau tanaman akan mengalami proses tumbuh dan


juga dapat bertambah banyak. Keadaan tersebut merupakan salah satu ciri dari
tanaman yang hidup. Secara umum dapat dikatakan bahwa "tumbuh"
didefinisikan sebagai kenaikan volume yang tidak dapat balik. Dalam arti sempit
"pertumbuhan" berarti pembelahan sel atau peningkatan jumlah dan perbesaran
sel atau peningkatan ukuran. Pengertian pertumbuhan dapat dilihat dari berbagai
sisi. Para ahli menyebut bahwa pertumbuhan adalah merupakan proses
pembelahan dan pemanjangan serta diferensiasi sel namun ahli tanah menyatakan
bahwa pertumbuhan tanaman adalah sebagai peningkatan bahan kering.
Pertumbuhan bermacam ragam bentuk dan mengagumkan, namun itu semua
merupakan hasil dari 3 peristiwa yang sederhana (paling tidak itulah wujudnya
dalam tingkat sel). Pada tumbuhan, pada beberapa organnya memiliki pola
tumbuh yang berbeda. Untuk beberapa daerah program, pola pertumbuhannya
terbatas, sebaliknya pada bagian organ yang lain tumbuh secara tak terbatas,
selama tumbuhan masih hidup. Parameter perubahan dapat diukur dalam satuan
jumlah, ukuran, volume atau berat. Melalui percobaan ini, diharapkan dapat
mengungkap kurva tumbuh beberapa organ tumbuhan. Pertama adalah
pembelahan sel : satu sel dewasa membelah menjadi dua sel yang terpisah yang
tidak selalu serupa antara satu dengan yang lain. Yang kedua adalah pembesaran
sel : salah satu atau kedua sel anak tersebut membesar volumenya. Ketiga adalah
differensiasi sel, sel yang barangkali sudah mencapai volume akhirnya menjadi
terspesialisasi dengan cara tertentu yang meghasilkan berbagai jenis jaringan dan
organ tumbuhan dan banyak jenis tumbuhan (Salisbury and Ross, 1995).
Besarnya pertumbuhan persatuan waktu disebut " laju tumbuh". Laju
tumbuh pada tanaman atau tumbuh-tumbuhan atau bagian-bagiannya berubah
menurut waktu. Berdasarkan pada fakta-fakta yang terjadi maka pola
pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikan oleh suatu fungsi
pertumbuhan yang disebut "kurva sigmoid". Kurva sigmoid pertumbuhan terjadi
pada tumbuhan lengkap, bagian-bagian tumbuhan maupun sel-selnya. Jangka
waktu pertumbuhan sangat bervariasi: beberapa hari hingga bertahun-tahun
tergantung pada organisme tanaman atau organ-organnya. Namun demikian
kumpulan sigmoid tetap merupakan semua organisme, organ, jaringan dan
bahkan sel. Menggambarkan hasil pertumbuhan tanaman atau organ tanaman atau
sel tanaman dapat dilakukan dengan cara : apabila masa tumbuhan (berat kering),
volume, luas daun, tinggi tanaman diukur berdasarkan bertambahnya waktu maka
dapat ditarik garis yang berbentuk sigmoid. Kurva berbentuk "S" terbentuk karena
adanya perbedaan laju pertumbuhan sepanjang daur hidup tanaman.

3.II TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan dari praktikum ini yaitu untuk meneliti laju
tumbuh daun mulai dari embrio dalam biji sampai daun mencapai ukuran tetap pada tanaman
kacang merah (Phaseolus vulgaris).
4.III METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu
diadakan pada:
Hari/tanggal         : Senin,1 Agustus 2016- Senin, 15 Agustus 2016
Waktu                  : 10.00 (menanam biji kacang merah)- selesai → 2 minggu
Tempat                 : Taman depan kelas XII IPA 2
                               SMA Negeri 1 Jakenan

B. Bentuk kegiatan : Penyesaian laporan melalui p

C. Alat dan Bahan :

1. Kertas millimeter
2.  Label nama sebagai penanda
3. Pisau / cutter
4. Pot / polibag yang diisi dengan humus , pasir, dan kompos sebagai media tanam dengan
perbandingan 2 : 1 : 1
5. Air untuk menyiram tanaman
6. Bayfolan sebagai pupuk daun untuk tanaman
7. Biji kacang kedelai merah ( phaseolus vulgaris)

D. Cara Kerja :
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
 Menyiapkan biji kacang merah yang baik dan berukuran seragam sebanyak 18 biji.
Merendam biji kacang merah Phaseolus vulgaris di dalam air kurang lebih selama 1-2 jam.
 Mengupas 3 biji dan membuka kotiledonnya, mengukur panjang daun pada embrionya
dengan kertas  milimeter, penggaris, kemudian menghitung nilai rata-ratanya. Menanam
15 biji dalam polybag yang terbagi dalam 5 pot ( polibag) , setiap pot terdiri dari 3 biji.
 Menyiram dengan air secukupnya.
 Memelihara selama 2 minggu dengan menyiramnya secara rutin setiap pagi.
 Mengamati tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai berikut :

a. Mengukur panjang daun pertamanya pada umur 1-14 hari. Karena ada 5 pot ,
maka tiap umur pengamatan berasal dari satu pot  dengan 3 ulangan.
b. Mengukur daun pada umur 3 dan 5 hari yang dilakukan dengan menggali tanah,
tiap pengukuran dilakukan tanpa memotong kecambah.
c. Mengukur selanjutnya dilakukan tanpa menggali biji atau memotong daun. Tiap
tanaman diberi tanda dengan kertas label.
d. Membuat grafik dengan panjang rata-rata daun dan waktu pangukuran sebagai
absisa.
5.IV PEMBAHASAN

 Penjelasan Tabel Hasil Pengamatan dan Kurva


4.1 Tabel Hasil Pengamatan Pertumbuhan Daun Kacang Merah

Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Polyba Rata
ke- g Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1  - - - -
2 - - - -
3 - - - -
1
4 - - - -
5 - - - -
Rata-Rata Hari ke-1 -

Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Polyba Rata
ke- g Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1  - - - -
2 - - - -
3 - - - -
2
4 - - - -
5 - - - -
Rata-Rata Hari ke-1 -

Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Polyba Rata
ke- g Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1 1,5 1,7 2 1,7
2 1,5 2 2 1,8
3 2,5 2,5 3,5 2,8
3
4 1 1,5 1,9 1,4
5 2,6 2,8 3 2,8
Rata-Rata Hari ke-3 2,1
Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Polyba Rata
ke- g Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1 2,1 2,2 2,4 2,2
2 2,2 2,5 2,7 2,4
3 3 3,5 3,7 3,4
4
4 1,6 1,9 3 2,1
5 3,5 3,7 3,9 3,7
Rata-Rata Hari ke-4 2,7

Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Polyba Rata
ke- g Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1 3,1 3,3 3,9 3,4
2 4,1 4 3,8 3,9
3 4 5 5,5 4,8
5
4 3,1 3,3 3,8 3,4
5 4,5 4,5 4,5 4,5
Rata-Rata Hari ke-5 4,0

Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Polyba Rata
ke- g Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1 3,2 3,5 3,9 3,5
2 4,1 4 3,8 3,9
3 4,5 5,2 6 5,2
6
4 3,4 3,2 4,5 3,7
5 5,5 5,5 5,2 5,4
Rata-Rata Hari ke-6 4,3

Rata-
Panjang Daun (cm)
Hari Rata
Polybag
ke- Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 3
1 3,7 4,1 4,4 4,0
8 2 4,3 4,3 4,5 4,3
3 5,7 5,9 6,3 5,9
4 4 4,5 5 4,5
5 5,5 5,7 5,7 5,6
Rata-Rata Hari ke-8 4,9

Panjang Daun (cm) Rata-Rata


Hari
Polybag Tanaman Tanaman Tanaman
ke-
1 2 3
1 3,9 4,4 4,7 4,3
2 4,6 4,8 4,8 4,7
3 5,9 6,3 6,5 6,2
9
4 4,2 4,7 5,2 4,7
5 5,8 6 6,4 6,0
Rata-Rata Hari ke-9 5,2

Panjang Daun (cm) Rata-Rata


Hari
Polybag Tanaman Tanaman Tanaman
ke-
1 2 3
1 4,1 4,6 5 4,5
2 4,8 5 5 4,9
3 6,1 6,5 6,8 6,4
10
4 4,8 5 5,5 5,1
5 6 6,4 6,6 6,3
Rata-Rata Hari ke-10 5,4
Panjang Daun (cm) Rata-Rata
Hari
Polybag Tanaman Tanaman Tanaman
ke-
1 2 3
1 4,4 4,7 5,1 4,7
2 5 5,1 5,1 5,0
3 6,1 6,5 6,9 6,5
11
4 5,2 5,2 5,6 5,3
5 6,4 6,5 6,6 6,5
Rata-Rata Hari ke-11 5,6
Panjang Daun (cm) Rata-Rata
Hari
Polybag Tanaman Tanaman Tanaman
ke-
1 2 3
1 4,6 4,9 5 4,8
2 5,2 5,3 5,3 5,2
3 6,1 6,6 6,9 6,5
12
4 5,5 5,3 5,7 5,5
5 6,6 6,6 6,7 6,6
Rata-Rata Hari ke-12 5,7

Panjang Daun (cm) Rata-Rata


Hari
Polybag Tanaman Tanaman Tanaman
ke-
1 2 3
1 4,8 5,2 5,2 5
2 5,4 5,5 5,4 5,4
3 6,3 6,8 7 6,7
14
4 5,7 5,5 6 5,7
5 6,8 6,6 6,9 6,7
Rata-Rata Hari ke-14 5,9

4.2 Tabel Rata-Rata Panjang Daun


Waktu Pengukuran Panjang Rata- Rata Daun (cm) Rata-Rata
(hari) POT 1 POT 2 POT 3 POT 4 POT 5
1 - - - - - -
2 - - - - - -
3 1,7 1,8 2,8 1,4 2,8 2,1
4 2,2 2,4 3,4 2,1 3,7 2,7
5 3,4 3,9 4,8 3,4 4,5 4
6 3,5 3,9 5,2 3,7 5,4 4,3
7 (Minggu) - - - - - -
8 4 4,3 5,9 4,5 5,6 4,9
9 4,3 4,7 6,2 4,7 6 5,2
10 4,5 4,9 6,4 5,1 6,3 5,4
11 4,7 5 6,5 5,3 6,5 5,6
12 4,8 5,2 6,5 5,5 6,6 5,7
13 (Minggu) - - - - - -
14 5 5,4 6,7 5,7 6,7 5,9
4.3 Kurva Sigmoid Pertumbuhan Daun Pada Kacang Merah
Percobaan ini menggunakan kacang merah Phaseolus vulgaris yang bertujuan untuk
mengamati laju tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji hngga mencapai ukuran tetap pada
tanaman tersebut.

Percobaan ini menggunakan 18 biji, dengan 3 biji diantaranya digunakan untuk


mengukur panjang kotiledonnya dan dihitung rata-ratanya, selanjutnya biji yang tersisa,
yaitu 15 biji digunakan untuk mengukur panjang daun dengan ditanam dalam polybag selama 2
minggu, dengan pengukuran di hari ke-1, ke-2 hingga hari ke-14.

Berdasarkan hasil pengukuran panjang kotiledon diperoleh, panjang kotiledon biji 1,


yaitu 0,8 cm, biji 2, yaitu 0,5 cm dan biji 3, yaitu 0,6 cm. Selanjutnya untuk pengukuran panjang
daun setelah pengamatan selama 14 hari dan dengan pengukuran sebanyak 12 kali. Pengukuran
dilakukan hanya sebanyak 12 kali dikarenakan pada 2 hari pada hari minggu tidak bisa dilakukan
pengukuran. Hal ini dikarenakan minggu adalah hari libur dan tidak ada kegiatan disekola.

Dimana titik awal pengukuran dari daun tersebut diawali pada tangkai dasar dari daun.
Setiap pengukuran panjang daun dari 3 biji selanjutnya dirata-ratakan untuk kemudian
dimasukkan dalam sebuah grafik. Jadi, untuk setiap grafik pengukuran terdiri atas nilai rata-rata
dari panjang daun 3 biji untuk pengukuran sebanyak 12 kali dalam waktu 14 hari.

Berdasarkan hasil pengukuran panjang kotiledon diperoleh, panjang kotiledon biji 1,


yaitu 0,8 cm, biji 2, yaitu 0,5 cm dan biji 3, yaitu 0,6 cm. Selanjutnya untuk pengukuran panjang
daun setelah pengamatan selama 14 hari dan dengan pengukuran sebanyak 12 kali. Pengukuran
dilakukan hanya sebanyak 12 kali dikarenakan pada 2 hari pada hari minggu tidak bisa dilakukan
pengukuran. Hal ini dikarenakan minggu adalah hari libur dan tidak ada kegiatan disekola.

Dimana titik awal pengukuran dari daun tersebut diawali pada tangkai dasar dari daun.
Setiap pengukuran panjang daun dari 3 biji selanjutnya dirata-ratakan untuk kemudian
dimasukkan dalam sebuah grafik. Jadi, untuk setiap grafik pengukuran terdiri atas nilai rata-rata
dari panjang daun 3 biji untuk pengukuran sebanyak 12 kali dalam waktu 14 hari.
Pengamatan untuk pengukuran panjang daun dari polybag 1, biji 1, 2 dan 3 diperoleh
pada hari ke-1 dan ke-2  belum tumbuh. Untuk hari ke-3, diperoleh panjang rata-rata  1,7 cm.
Pada hari ke-4, diperoleh panjang rata-rata 2,2 cm. Panjang rata-rata pada hari ke-
5 adalah 3,4 cm. Pada hari ke-6, diperoleh panjang rata-rata 3,5 cm. Pada hari ke-8, diperoleh
panjang rata-rata 4 cm. Pada hari ke-9, diperoleh panjang rata-rata 4,3 cm. Pada hari ke-10,
diperoleh panjang rata-rata  4,5 cm. Pada hari ke-11, diperoleh panjang rata-rata 4,7  cm. Pada
hari ke-12, diperoleh panjang rata-rata 4,8  cm. Kemudian, untuk hari ke14- diperoleh panjang
rata-rata 5 cm.

Pengamatan untuk pengukuran panjang daun dari polybag 2, biji 1, 2 dan 3 diperoleh


pada hari ke-1 dan ke-2  belum tumbuh. Untuk hari ke-3, diperoleh panjang rata-rata  1,8 cm.
Pada hari ke-4, diperoleh panjang rata-rata 2,4 cm. Panjang rata-rata pada hari ke-
5 adalah 3,9 cm. Pada hari ke-6, diperoleh panjang rata-rata 3,9 cm. Pada hari ke-8, diperoleh
panjang rata-rata 4,3 cm. Pada hari ke-9, diperoleh panjang rata-rata 4,7 cm. Pada hari ke-10,
diperoleh panjang rata-rata  4,9 cm. Pada hari ke-11, diperoleh panjang rata-rata 5  cm. Pada hari
ke-12, diperoleh panjang rata-rata 5,2  cm. Kemudian, untuk hari ke14- diperoleh panjang rata-
rata 5,4 cm.

Pengamatan untuk pengukuran panjang daun dari polybag 3, biji 1, 2 dan 3 diperoleh


pada hari ke-1 dan ke-2  belum tumbuh. Untuk hari ke-3, diperoleh panjang rata-rata  2,8 cm.
Pada hari ke-4, diperoleh panjang rata-rata 3,4 cm. Panjang rata-rata pada hari ke-
5 adalah 4,8 cm. Pada hari ke-6, diperoleh panjang rata-rata 5,2 cm. Pada hari ke-8, diperoleh
panjang rata-rata 5,9 cm. Pada hari ke-9, diperoleh panjang rata-rata 6,2 cm. Pada hari ke-10,
diperoleh panjang rata-rata  6,4 cm. Pada hari ke-11, diperoleh panjang rata-rata 6,5  cm. Pada
hari ke-12, diperoleh panjang rata-rata 6,5  cm. Kemudian, untuk hari ke14- diperoleh panjang
rata-rata  6,7 cm.

Pengamatan untuk pengukuran panjang daun dari polybag 4, biji 1, 2 dan 3 diperoleh


pada hari ke-1 dan ke-2  belum tumbuh. Untuk hari ke-3, diperoleh panjang rata-rata  1,,4 cm.
Pada hari ke-4, diperoleh panjang rata-rata 2,1 cm. Panjang rata-rata pada hari ke-
5 adalah 3,4 cm. Pada hari ke-6, diperoleh panjang rata-rata 3,7 cm. Pada hari ke-8, diperoleh
panjang rata-rata 4,5 cm. Pada hari ke-9, diperoleh panjang rata-rata 4,7 cm. Pada hari ke-10,
diperoleh panjang rata-rata  5,1 cm. Pada hari ke-11, diperoleh panjang rata-rata 5,3  cm. Pada
hari ke-12, diperoleh panjang rata-rata 5,5  cm. Kemudian, untuk hari ke14- diperoleh panjang
rata-rata  5,7 cm.
Pengamatan untuk pengukuran panjang daun dari polybag 5, biji 1, 2 dan 3 diperoleh
pada hari ke-1 dan ke-2  belum tumbuh. Untuk hari ke-3, diperoleh panjang rata-rata  2,8 cm.
Pada hari ke-4, diperoleh panjang rata-rata 3,7 cm. Panjang rata-rata pada hari ke-
5 adalah 4,5 cm. Pada hari ke-6, diperoleh panjang rata-rata 5,4 cm. Pada hari ke-8, diperoleh
panjang rata-rata 5,6 cm. Pada hari ke-9, diperoleh panjang rata-rata 6 cm. Pada hari ke-10,
diperoleh panjang rata-rata  6,3 cm. Pada hari ke-11, diperoleh panjang rata-rata 6,5  cm. Pada
hari ke-12, diperoleh panjang rata-rata 6,6  cm. Kemudian, untuk hari ke14- diperoleh panjang
rata-rata  6,7 cm.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran panjang daun dari 15 biji kacang


merah Phaseolus vulgaris diperoleh pertumbuhan daun yang semakin hari semakin panjang yang
berarti bahwa biji tersebut mengalami pertumbuhan yang dapat dilihat dari polybag 1, 2,3,4 dan
5.

Percobaan ini juga mengacu pada teori mengenai kurva sigmoid, namun berdasarkan
pengamatan yang telah digambarkan dalam bentuk grafik, tidak nampak pembentukan kurva
sigmoid. Hal ini, disebabkan karena waktu pengamatan yang relatif singkat, pengamatan hanya
sampai ketika pertumbuhan mencapai fase linier, dimana pertumbuhan bertambah seiring dengan
berjalannnya waktu. Kemudian, pengamatan pada hari terakhir pertumbuhan belum mengalami
fase penuaan, dikarenakan nutrisi pada tempat tumbuhnya belum mengalami kekurangan.

            Dikatakan kurva sigmoid apabila fase pertumbuhannya lengkap, seperti fase logaritmit,
fase linear, dan fase penuaan. Dari hasil pengamatan yang diperoleh tidak terlihat laju
pertumbuhan panjang daun pada kacang hijau yang membentuk kurva sigmoid yang bentuknya
seperti huruf S. Hal ini disebabkan karena adanya faktor eksternal seperti kekurangan air, dimana
pada saat pengamatan selama 2 minggu kurangnya pasokan air yang diberikan pada tanaman
kacang hijau tersebut, selain itu lingkungan yang kurang mendukung untuk melakukan
pertumbuhan dengan baik. Proses pertumbuhan ini dipengaruhi oleh faktor internal seperti gen
dan hormon, dan faktor eksternal, seperti cahaya, nutrisi, air, kelembaban, dan sebagainya.

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Faktor-faktor yang


mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :
 Faktor Internal

a. Gen
Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti
berbatang  tinggi      atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung
gen ‘baik’ dan didukung oleh   lingkungan yang sesuai
akan.memperlihatkan pertumbuhan yang baik.
b. Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan.

1. Auksin : untuk membantu perpanjangan sel.


2. Giberelin : untuk pemanjangan dan pembelahan sel
3. Sitokinin  : untuk menggiatkan pembelahan sel
4. Etilen  : untuk mempercepat buah menjadi matang
5. Asam traumalin  : Merangsang pemebelahan sel di bagian tumbuhan    yang luka
6. Kalin : Merangsang pembentukan organ tumbuhan sbb :
7. Rizokalin : Untuk pembentukan akar
8. Aulokalin  : Untuk pembentukan batang
9. Filokalin    : Untuk pembentukan daun
10.  Antokalin  : Untuk pembentukan bunga

 Faktor Eksternal
a. Air
Fungsi air antara lain :
1. Untuk Fotosintesis
2. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim
3. Membantu proses perkecambahan biji
4. Menjaga (mempertahankan) kelembapan
5.    Untuk transpirasi
6.  Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pemebelahan sel
7.  Menghilangkan asam asbisat

 ·Suhu / Temperatur Lingkungan


Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,      
reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah
antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
 Kelembaban Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.  
Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air
lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang
lebih cepat.
 Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya
tumbuhan merah). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa
tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar
matahari dapat menghambat proses pertumbuhan.
 Nutrien
Tumbuhan memerlukan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Nutrien yang dibutuhkan dalam
jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro misalnya karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan nutrien yang
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (Mikronutrien). Contoh unsur
mikro adalah klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum.
Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabakan tumbuhan
mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang
dengan tidak sempurna.
 Kelembapan
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun, karena transpirasi akan terkait
dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Jika kondisi lembap dapat dipertahankan,
akan banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas
pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan
membesar.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan yaitu (Wikipedia,


2008).
1. Faktor Luar
a. Air dan mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi
salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan
pertumbuhan tak normal.
b.  Kelembaban
c. Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan
untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda
untuk tiap jenis tumbuhan.
d.   Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor
penghambat. Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat
yang gelap. Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas
cahaya dan panjang penyinaran.

2. Faktor Dalam
a. Faktor hereditas
Faktor gen/hereditas juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman. Apabila gen induk bagus maka anakan yang dihasilkan juga
akan bagus, dan apabila gen induk tidak bagus maka anakan yang dihasilkan
juga tidak bagus.
b. Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan
sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon
etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
 Hipotesis
Tanaman memiliki laju tumbuh sejak dari embrio dalam biji, stadia vegetative dan stadia
generatif . Ditandai dengan pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun.Tinggi tanaman
dan jumlah daun mengalami 3 fase perumbuhan, yaitu fase logaritmik, fase linear, dan
fase penuaan. Pada praktikum pengamatan pertumbuhan tanaman kacang merah itu selam
2 minggu akan terjadi linier.
5.V Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa laju tumbuh
daun sejak embrio dalam biji kacang merah Phaseolus vulgaris, bentuk grafik, tidak nampak
pembentukan kurva sigmoid. Hal ini, disebabkan karena waktu pengamatan yang relatif singkat,
pengamatan hanya sampai ketika pertumbuhan baru mencapai fase linier, dimana pertumbuhan
bertambah seiring dengan berjalannnya waktu. Kemudian, pengamatan pada hari terakhir
pertumbuhan belum mengalami fase penuaan, dikarenakan nutrisi pada tempat tumbuhnya belum
mengalami kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

Kaufman, P. B. 1975.  Laboratory Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing


Co., Inc : New York.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat. ITB-
Press : Bandung.
Campbell. 2002.. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kimbal, 1992. Tinjauan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Hutan. USU-
Digital Library. Medan.
Sasmitamihardja, D., Siregar, A. (1990). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Tidak diterbitkan.
FMIPA ITB. Bandung.
Maria Ballor, Nio Song Ai. 2010 Peranan Air Dalam Perkecambahan Biji. Fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sam ratulangi manado.
Indah 2010. Srtuktur biji. http://www.pustakaut.ac.id. Diakses 6 Mei 2013.
Tjitrosoepomo, G., 1999. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung.
Kamil, J 2002. Teknologi Benih. Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai