Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
JAKARTA
2021
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanah merupakan medium alami atau tempat tanaman hidup berkembang biak
dan mati. Tanah menyediakan dukungan sifat fisik yang diperlukan untuk berpegang
bagi sistem pertukaran dan juga berfungsi sebagai reservoir udara, air, dan nutrien yang
penting bagi pertumbuhan tanaman. Adakalanya tanah perlu dianalisis di laboratorium
untuk mengetahui sifat fisik, biologis, maupun kimia tanah. Pengambilan contoh tanah
sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil analisa di laboratorium.
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dan suatu bagian
tubuh tanah dengan cara-cara tertentu sesuai dengan sifat yang akan diteliti.
Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan 2 teknik dasar, yaitu contoh tanah utuh
(tidak terusik) dan pengambilan contoh tanah tak utuh (terusik). Pada praktikum ini
akan dilakukan pengambilan contoh tanah utuh yang diperlukan untuk analisa penetapan
berat isi atau berat volume dan agihan ukuran pori.
Kerapatan isi merupakan bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang
dinyatakan dalam g/cm3. Sedangkan ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam
suatu isi tanah utuh yang dinyatakan dalam persen. Untuk melakukan penelitian
mengenai dua hal di atas, diperlukan metode pengambilan contoh tanah yang tepat.
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengangkutan contoh tanah utuh
harus hati-hati. Guncangan yang terjadi dapat merusak struktur tanah asli yang sudah
diambil.
Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruang pori, dimana keberadaan ruang
pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air. Jumlah air
yang bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori
yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah bervariasi, dari satu horizon ke
horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan keduanya dipengaruhi
oleh tekstur dan stuktur tanah. Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang
pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah
kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat.
B. Rumusan Masalah
Apa pentingnya koloid tanah tanah terhadap sifat tanah?
Pengaruh dan manfaat organik tanah?
C. Tujuan
Mampu memahami dan menjelaskan pentingnya koloid tanah terhadap sifat sifat tanah
BAB II : Landasan teori
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan,
yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi
akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pertumbuhan (Bale, 2001).
Setiap tanah itu, mempunyai horizon-horizon yang mencirikan dan sangat
mempengaruhi perumbuhan tanaman tingkat tinggi (Brady, 1974).
Profil tanah merupakan penampang vertical dari tanah yang menunjukan
susunan horizon tanah (Sarwono,2003).
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah terpenuhi
maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat pengerjaan
tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik dan
valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium relative sukar,
terutama dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya (Hardjowigeno,
1992).
Menururt Hardjowigeno (2010), tanah yang telah berkembang mempunyai sifat
yang berbeda-benda meliputi perbedaan sifat profil tanah seperti jenis dan susunan
horizon, kedalaman solum tanah, kandungan bahan organik dan liat, kandungan air, dan
sebagainya. Ada dua belas ordo tanah menurut Soil Taxonomy yaitu entisol, andisol,
inseptisol, vertisol, ultisol, oxisol, alfisol, mollisol, spodosol, histosol, aridisol, dan
gleisol (Saridevi, 2013).
Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang berinteraksi
dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan
udara jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang
terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar
matahari. Pengambilan contoh tanah merupakan tahap penting untuk penetapan sifat-
sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analasis sifat fisik tanah harus dapat
menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat fisik tanah di lapangan.Contoh tanah
adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah
(horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang
akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat
dilakukan dengan 2 teknik yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan
contoh tanah secara tidak utuh (Lugito, 2012).
Ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu pertama contoh tanah utuh yang
diperlukan untuk analisis penetapan berat isi, ukuran pori, dan permeabilitas. Kedua,
contoh tanah dalam keadaan agregat utuh untuk penetapan kemantapan agregat dan
kemantapan agregat ukuran. Dan terakhir, contoh tanah terganggu, yang diperlukan
untuk penetapan kadar lengas, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar
air, pH tanah, kandungan bahan organik, dan juga kandungan unsur hara tanah
seperti P–tersedia, total N, dan lain–lain (Maryenti, 2012).
BAB III : PEMBAHASAN
Tanah yang kita tahu selama ini tersusun atas berbagai macam mineral. Mineral ini
sangat penting guna menjadi salah satu bahan utama penyusun tanah. Mineral – mineral
tersebut berasal dari hasil pelapukan bahan organik seperti tumbuhan, batuan dan lain
sebagainya yang telah mengalami pelapukan baik secara fisika maupun kimia.
Mineral Primer
Secara singkat mineral primer merupakan mineral asli yang terdapat di dalam batuan.
Pada umumnya mineral primer tersusun atas mineral silikat yang merupakan senyawa
dari silikon dan oksigen (SiO2), dari senyawa tersebut terdapat variasi lain yang berasal
dari mineral feldsfar yang di dalamnya juga mengandung senyawa kalsium, alumunium,
besi, magnesium serta natrium. Mineral primer atau skeletal terdiri atas:
Debu dan pasir di mana setiap butirnya merupakan satu macam mineral primer.
Agregat mikro kristalin (abu volkan, yaitu campuran dari berbagai mineral
primer) serta chart (silika mikrokristalin).
Fragmen yang merupakan pecahan batuan dalam bentuk atau ukuran debu dan
pasir (tersusun atas berbagai macam mineral primer).
Mineral primer juga dapat dijelaskan sebagai mineral tanah yang secara umum memiliki
ukuran butir pasir sebesar 2 – 0,05 mm. Berikut ini adalah beberapa contoh dari mineral
primer, antara lain:
1. Plagioklas, merupakan jumlah mineral yang mempunyai sistem kristal triklin. Berwarna
putih, putih kelabu, kebiruan terkadang berwarna kehijauan. Plagioklas terbagi menjadi
plagioklas basa, plagioklas medium dan plagioklas asam.
2. Ortoklas, merupakan mineral yang berasal dari kumpulan feldspar alkali. Feldspar
sendiri merupakan pembentuk dari batuan granit atau batuan asam. Mempunyai warna
putih kekuningan, putih, keabu – abuan hingga kemerahan.
3. Biotit, merupakan satu mineral yang berasal dari kumpulan mika dan tersebar secara
luas serta mineral pembentuk batuan yang sangat penting. Biotit memiliki warna hitam,
coklat tua dan hijau tua.
4. Felspar, suatu kumpulan dari beberapa mineral pembentuk batuan. Biasanya felspar
berwarna putih atau keputih – putihan. Pada dasarnya felspar tidak memiliki warna
tersendiri namun sering mendapat warna dari zat pengotor lainnya.
5. Muskovit, merupakan salah satu mineral yang berasal dari kumpulan mika. Muskovit
tidak berwarna namun juga ada yang berwarna coklat. Mineral ini banyak ditemukan di
dalam batuan malihan, batuan endapan, dan batuan asam.
6. Amfibol, merupakan kumpulan dari beberapa mineral pembentuk batuan. Amfibol
mempunyai warna gelap.
7. Piroksen, yaitu kumpulan dari berbagai macam mineral yang berwarna gelap.
8. Horenblenda, salah satu dari mineral penting yang berasal dari kumpulan amfibol.
Mempunyai warna coklat, hitam dan hijau tua. Bisa ditemukan pada batuan entermedier
atau batuan asam seperti andesit, granit, diorit dan sianit.
9. Kuarsa, termasuk mineral pembentuk batuan yang penting. Tidak memiliki warna dan
tembus pandang, tidak jarang kuarsa juga berwarna kuning, ungu, hijau, coklat, merah,
biru ataupun hitam. Warna – warna tersebut berasal dari zat pengotor yang ada di dalam
mineral. Kuarsa bisa ditemukan sebagai mineral – mineral berukuran kecil yang ada di
dalam beberapa macam batuan seperti batuan endapan, batuan malihan, batuan beku.
Kuarsa banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku kaca, keramik dan juga semen.
10. Augit, merupakan salah satu mineral yang berasal dari kumpulan piroksen. Augit
mempunyai warna hijau tua atau hitam, dan termasuk mineral yang membentuk batuan
basa.
Mineral Sekunder
Selama proses pelapukan batuan yang berada di dekat permukaan bumi, terjadi
perubahan susunan kimianya yaitu dengan mengubah mineral primer yang telah terurai
untuk kemudian bersenyawa lagi membentuk mineral baru yang dikenal dengan mineral
sekunder. Mineral sekunder mempunyai peran yang amat penting yaitu sebagai
perkembangan dan juga kesuburan tanah. Mineral sekunder tersusun atas:
Mineral liat berupa aluminosilikat yang lebih penting dari pada tanah, menempati
seluruh fraksi mineral tanah liat.
Mineral sekunder atau mineral liat merupakan kumpulan mineral hasil dari
pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer selama proses pembentukan
tanah di mana komposisi dan struktur mineralnya sudah berbeda dengan mineral yang
sudah lapuk. Mineral ini sangat halus dan berukuran kurang dari 2µ, sehingga
diperlukan alat bantu untuk mengidentifikasikannya yaitu dengan menggunakan XRD.
Berikut adalah macam – macam mineral sekunder:
1. Illite, mineral ini tidak memiliki warna namun ada beberapa yang berwarna putih
keabu – abuan. Mempunyai sistem kristal monoklin, belahan satu arah sempurna,
bersifat elastis dan berbentuk tabular. Berasal dari proses magmatis yaitu
pada batuan beku dalam yang banyak mengandung silika dan alumina.
3. Laumontite, mineral ini mempunyai belahan 3 arah dengan pecahan yang rata, cerat
berwarna putih serta menandakan bentuk elongated prismatik. Mineral ini berwarna
putih, abu-abu dan merah muda. Terbentuk dari proses hidrotermal di dalam rongga
batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen.
4. Zeolite, mineral ini mempunyai warna putih atau abu-abu dan bentuk pecahan tidak
rata. Terbentuk dari proses hidrotermal yang mengisi batuan beku.
6. Alofan, termasuk mineral bukan kristal dan merupakan tanah umum yang terdapat
pada bahan vulkanik. Kumpulan alofan membentuk alumunium silikat berair serta
imogalit di dalam aluminosilikat. Alofan terbentuk dari susunan tanah liat dan paling
umum pada selang iklim yang luas.
7. Gibsit, mineral pembentuk tanah ultisol dan oksisol dan masih mengalami
pelapukan di daerah tropis dan subtropis. Tahap awal pelapukan mika akan
menghasilkan vermikulit untuk kemudian menjadi smektit, dengan tahap pedogenik
terbentuklah klorit untuk berubah lagi menjadi kaolinit. Tahap terakhir akan
menghasilkan gibsit.
Pertama harus dilakukan pemisahan antara fraksi tanah liat dengan debu dan pasir.
Dalam prosesnya dapat dilakukan hal yang serupa dengan pemisahan fraksi pasir.
Pemisahan fraksi liat terutama pada bagian penentuan tekstur yaitu dengan cara
diendapkan berdasarkan hukum Stoke. Tahap analisis digunakan XRD yang berfungsi
untuk merekam serta memvisualisasikan pantulan sinar X yang berasal dari kisi-kisi
kristal menjadi bentuk grafik.
Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).
3) Laumontite
4) Zeolite
5) Montmorillonite
6) Alofan
Termasuk mineral bukan kristal dan merupakan tanah
umum yang terdapat pada bahan vulkanik. Kumpulan alofan
membentuk alumunium silikat berair serta imogalit di dalam
aluminosilikat. Alofan terbentuk dari susunan tanah liat dan
paling umum pada selang iklim yang luas.
7) Gibsit