Anda di halaman 1dari 4

Struktur Organisasi Kementrian Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Dosen Pengampu : Siti Kurnia Widi Hastuti, S.KM.MPH

Disusun Oleh :
Kelas A - Kelompok 2
1. Sri Ayu Maharani P (1900029012)
2. Annes Vilani Febrilika (1900029013)
3. Erky Fajar Zulfikar (1900029014)
4. Syifa Aqila (1900029016)
5. Meicy Saphira H. Y (1900029017)
6. Dini Diarti (1900029018)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
A. Tugas Pokok & Fungsi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2015,
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit adalah sebagai berikut:

Pasal 262
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 263
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 262, Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi
a. perumusan kebijakan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan,
dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan
penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan
Zat adiktif lainnya (NAPZA).
b. pelaksnaan kebijakan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan
dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan
penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan
Zat adiktif lainnya (NAPZA);
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang surveilans epidemiologi
dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor,
penyakit zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan
Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA);
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans epidemiologi dan
karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor,
penyakit zoontik, dan penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan
Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA);
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit
zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan Narkotika,
Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA);
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

B. Susunan Organisasi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2015,
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, susuanan organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
adalah sebagai berikut:
Pasal 264

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari atas :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;


2. Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan;
3. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung;
4. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik;
5. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular; dan
6. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.

C. Peran Kementrian Kesehatan dalam Penanganan Wabah COVID-19


1. Sejak munculnya pandemi COVID-19 Pada tanggal 7 April 2020, Indonesia bersama
sektor kesehatan ASEAN telah melakukan respons cepat dan mengaktifkan berbagai
mekanisme untuk memahami karakteristik COVID-19, bertukar informasi mengenai
upaya yang dilakukan di masing-masing negara dan juga di negara mitra ASEAN,
serta saling mendukung satu sama lain dalam hal moral maupun keahlian.
2. Strategi implementasi dari sejumlah inisiatif baru. Beberapa inisiatif yang dibahas di
antaranya adalah usulan Indonesia, yaitu pembentukan ASEAN Plus Three
Pharmaceutical Industries Network, pengembangan protokol kesehatan ASEAN
dalam menghadapi era New Normal, pengembangan cross-border contact tracing and
rapid outbreak investigation protocol, dan pembentukan ASEAN Plus Three Task
Force on Pandemic.
3. Perkembangan pembahasan ASEAN mengenai wacana membuka lalu lintas
perjalanan lintas negara di kawasan untuk mendukung pemulihan sektor ekonomi
ASEAN. Peran kesehatan dalam hal ini adalah menyiapkan protokol kesehatan yang
berisi panduan upaya pencegahan penularan lintas batas negara bagi masyarakat
umum dan bagi sektor pelayanan publik. Pertemuan juga mengapresiasi kerja keras
sektor kesehatan ASEAN dalam penanganan sebelum, saat dan sesudah pandemi
COVID-19, serta perlunya kesiapsiagaan untuk menghadapi kedaruratan kesehatan di
masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai