Anda di halaman 1dari 5

Tugas Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan Diabetes Melitus (PKDK DM)

Oleh :
LIA OKTARIA PO.62.20.1.17.333

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER 4
TAHUN 2020
Tugas Individu:
1. Jelaskan beberapa pertimbangan yang diperlukan bila merencanakan program edukasi!
Jawab:
1. Rencanakanlah suatu program edukasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan pasien
Anda. Program dan materi edukasi harus memperhatikan macam penyakit , umur,
pendidikan, pengalaman, kebutuhan , kemampuan dan latar belakang budaya penyandang
DM tersebut.
2. Falsafah program merupakan suatu yang penting untuk diperhatikan. Pembuat program ini
harus sepakat [endekatan mana yang dirasa paling mungkin : pendekatan ketaatan ,
pendekataan pemberian wewenang atau falsafah edukasi lainnya yang mengekspresikan
nilai dan tujuan yang dihayati oleh semua pelaksanan program.
3. Dalam mendesain program edukasi, tujuan dan objektif yang sesuai harus ditentukan
terlebih dahulu, kemudian menentukan tingkat komprehensi program yaitu menentukan
cakupan materi yang ingin disampaikan dan tingkat kedalamannya.
a. Program edukasi penyandang diabetes harus memiliki tujuan yang jelas dan realistik.
Tujuannya dapat saja bersifat umum, misalnya : Program akan mempersiapkan
penyandang diabetes untuk membuat pilihan – pilihan dari hal yang sudah
disampaikan terlebih dulu mengetahui tujuan penanganan diabetes mereka.
b. Perubahan perilaku penyandang DM yang spesifik akan berpengaruh pada
pencapaian tujuan perlu dicantumkan sebagai sasaran perilaku. Sebagai contoh,
“dengan menggunakan alat pemantauan glukosa darah mereka sendiri, pasien akan
mampu menilai kadar glukosa darah mereka tanpa kesalahan”
c. Program edukasi diabetes harus diselenggarakan untuk tingkat komprehensif yang
berbeda. Orang tidak dapat dan tidak harus mempelajari semua hal tentang diabetes
dalam satu pelatihan saja.
4. Bentuk edukasi merupakan bahan pertimbangan perencanaan yang penting. Pelatihan
atau berkelompok , masing-masing memiliki kerugian dan keuntungan yang perlu
dipertimbangkan . Juga pertimbangkan kapan dan dimana edukasi dilaksanakan dan
apakah target pelatihan hanya satu tipe pasien.
5. Desain program edukasi pasien harus mencerminkan kebutuhan dan kepentingan dari
kelompok yang berkepentingan terhadap program edukasi dan hasilnya. Pasien , dokter
yang merujuk, pimpinan rumah sakit atau klinik , keluarga penyandang DM dan educator
dalam program merupakan pihak yang berkepentingan akan hasil pelaksanaan program.
6. Adanya sumber merupakan suatu yang penting dalan merencanakan suatu program .
Ketersediaan sumber dana akan berdampak penting pada desain program. Ketersediaan
tenaga pengajar adalag salah satu sumber yang penting juga.
7. Keanggotaan tim edukasi sangan penting untuk menentukan desain program dan harus
didentifikasi sejak awal proses perencanaan. Pelatihan oleh suatu tim mempunyai
keuntungan yang berarti karena penyandang DM akan mendapat nasehat dari berbagai
disiplin,
8. Dokumentasi dan penyimpanan dan merupakan salah satu kebutuhan edukasi diabetes .
Program edukasi diabetes harus mengembangkan suatu sistem yang memungkinkan
dokumentasi selengkap-lengkapnya dari penilaian hasil edukasi , dan tindak lanjutnya.
9. Desain edukasi penyandang DM harus memperhatikan ‘Standar Nasional Edukasi
Diabetes’ yang dikembangkan oleh organisasi diabetes tingkat nasional . Standar ini berisi
hal – hal penting seperti kebutuhan , perencanaan program dan manajemen program,
komunijasi dan koordinasi , akses penyandang DM untuk belajar, dll.

2. Jelaskan alasan penerapan tim multidisiplin dalam edukasi diabetes!


Jawab :
1. Pendekatan tim koordinir direkomendasikan untuk penanganan diabetes karena
penanganan diabetes memang bersifat multidisiplin . Rekomendasi ini terutama benar bagi
edukasi penyandang DM yang peserta pelatihannya harus memperoleh pengetahuan dan
keterampilan berbagai disiplin
2. Keuntungan lain bagi penerapan ini multidisplin adalah pengembangan koordinasi edukasi
yang sama , pendekatan yang konsisten terhadap perawatan. Sebagai contoh , meskipun
dokter tidak punya banyak waktu untuk mengajar , dia dapat menekankan pentingnya
edukasi bagi penyandang DM dan menyampaikan pesan penting bagi penyandang
diabetes , seperti ; diabetes adalah penyakit yang serius.
3. Koordinator program harus dipilih untuk merencanakan dan mengkoordinasikan daya
upaya tim edukasi. Orang ini harus bertanggungjawab atas penjadwalan pertemuan dan
pembuatan agenda
4. Keanggotaan tim adalah menentukan dan sedapat mungkin mengikutsertakan ahli diet,
dokter, dan perawat dalam tim ini.
5. Pertemuan tim dapat digunakan sebagai ajang tukar informasi tentang peninjauan
penyandang diabetes perorangan.

3. Buat daftar 10 strategi mengajar dan belajar yang tepat untuk edukasi diabetes!
Jawab :
1. Ceramah singkat berguna untuk menyampaikan informasi. Pasien dapat berpartisipasi
dalam proses belajar melalui mendengarkan dan membuat catatan. Namun, cara ini
memberikan pengalaman belajar yang pasif bagi pasien.
2. Diskusi lebih banyak partisipatif dan aktif dibandingkan perkuliahan. Diskusi memberikan
kesempatan pasien untuk meminta informasi, bertanya dan menjawab pertanyaan,
berbagai perasaan dan pengalaman pribadi. Diskusi tidak dapat direncanakan dan
dikontrol sebaik perkuliahan, maka educator harus bisa mentolelir ketidak jelasan
(ambiguitas) yang bisa terjadi.
3. Peragaan berguna untuk pelatihan psikomotor dan keterampilan sosial. Setelah peragaan
keterampilan, pasien harus diberanikan untuk mempraktekan keterampilan yang sudah
dilihatnya itu. Akhirnya, pasien harus diberi kesempatan untuk memperagakan
keterampilan mereka di hadapan edukator dan medapatkan umpan balik. Melatih
penyutikan insulin dan pemantauan gula darah di rumah adalah contoh klasikpenggunaan
carapengajaran ini.
4. Materi cetakan memberikankan informasi untuk dipelajari sendiri, memberikan informasi
sebelumnya dan menjadi sumber referensi dan ulasan balik. Materi cetakan harus mudah
dibaca (pasien ‘kurang awas’ mungkin membutuhkan tipe huruf yang lebih besar) dan
ditulis sesuai kemampuan baca pelajarnya.
5. Alat bantu audiovisual (AVA) seperti slide, film, videotape, model makan dan OHP dapat
diperjelas informasi. Meragamkan bentuk presentasi audio visual dan meningkatkan
konsentrasi dan mencegah kebosanan. Juga, belajar lebih baik jika suatu konsep sama
dipresentasikan dengan berbagai format.
6. Role play memberikan kesempatan kepada pasien untuk mempraktekan keahlian social,
menyampaikan problem interpersonalnya (seperti konfil dalam keluarga), mendisukusikan
alternative pemecahannya, berbagai rasa dilingkuan secara ama secara psikologis. Role
playbiasanya berhasil pada kelompok yang anggota instrukturnya saling percaya.
7. Permainan dapat membuat edukasi lebih menyenangkan dan mengembangkan partisipasi
para pelajar. Permainan papan atau permainan televise dapat diterapkan dalam edukasi
penyandang diabetes.
8. Komputer juga dipergunakan dalam edukasi diabetes. Penyandang diabetes yang
bersedia menggunakan komputer mungkin akan merasakan bahwa masalah klinis yang
terkomputerisasi dan simulasi berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan keahlian mereka dalam memecahkan masalah.
9. Latihan-latihan efektif adalah teknik-teknik untuk membantu pasien mengekspresikan,
merasakan dan merubah perasaan dan nilai-nilai personal yang berhubungan dengan
diabetes. Latihan-latihan efektif dapat meliputi beberapa teknik yang disebut diatas, seperti
diskusi dan role play, atau dapat diterapkan kegiatan yang spesifik.
10. Tanya jawab digunakkan untuk mengevaluasi kembali sampai mana pemahaman pasien
tentang penyampaian materi edukasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai