Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS HUBUNGAN MENGKONSUMSI BUAH DAN SAYUR

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL


HIPERTENSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan
Metode Penelitian Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Sekolah Pascasarjana
Universitas Hasanuddin

Oleh : Zafitri nulandari


Nim : P102202034

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH

SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Nikmat, Karunia serta hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Analisis

Hubungan Mengkonsumsi Buah dan Sayur Terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Ibu Hamil Hipertensi”.

Dalam penyusunan proposal ini penulis mendapatkan dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, Oleh sebab itu dengan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Prof. Dr. dr.

Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK(K). selaku dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan

Metode Penelitian yang telah banyak membimbing sehingga proposal penelitian

ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

penulis dalam penyempurnaan proposal penelitian ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan proposal penelitian selanjutnya.

Makassar, Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I

PENDAHULIAN....................................................................................................4

1.1.Latar Belakang...............................................................................................4

1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................6

1.3.Tujuan Penelitian............................................................................................7

1.3.1.Tujuan Umum..........................................................................................7

1.3.2.Tujuan Khusus.........................................................................................7

1.4.Manfaat Penelitian..........................................................................................7

1.4.1.Manfaat teoritis........................................................................................7

1.4.2.Manfaat Praktis........................................................................................7

TABEL SINTESIS………………………..……….
……………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I

PENDAHULIAN

1.1. Latar Belakang


Menurut WHO dan The International Society of Hypertension (ISH), saat
ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta diantaranya
meninggal setiap tahunnya.3 Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, pravalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar
25,8%. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi.(1)

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat yang


paling mudah menderita gangguan kesehatan. Selama kehamilan, ibu hamil akan
mengalami perubahan fisik dan perubahan psikologis (perasaan cemas, takut,
tertekan) (Guyton, 2008). Perubahan fisik pada kehamilan menyebabkan
meningkatnya metabolisme energi, oleh karena itu kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya meningkat selama kehamilan (Walker, 2012). Menurut Prawirohardjo
(2009),(2) kehamilan dapat mengubah selera makan dan pola makan (kebiasaan
mengidam), dimana pada umumnya nafsu makan wanita hamil akan meningkat,
hal ini menjadi penyebab diet makanan menjadi tidak seimbang sehingga dapat
menyebabkan komplikasi antara lain hipertensi pada ibu hamil.Menurut Romauli
(2014) beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
yaitu seperti jeroan, keripik asin, otak-otak, makanan dan minuman yang didalam
kaleng (sarden, kornet).(3)

Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang seringkali muncul


selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan.
Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/ kesakitan pada ibu
(termasuk kejang eklampsia, perdarahan otak, edema paru (cairan di dalam paru),
gagal ginjal akut, dan penggumpalan/pengentalan darah di dalam pembuluh
darah) serta morbiditas pada janin (termasuk pertumbuhan janin terhambat di
dalam rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio plasenta/plasenta terlepas
dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran prematur). Selain itu, hipertensi
pada kehamilan juga masih merupakan sumber utama penyebab kematian pada
ibu (Prawihardjo, 2009).(4)

sebuah Review penelitian sebelumnya menunjukkan salah satu buah milik


keluarga Cucurbitaceae. Buah-buahan dan sayuran lainnya yang terkait dengannya
termasuk labu, papaya dan mentimun. pada semangka mengandung berbagai
macam bahan kimia yang mungkin bermanfaat ke tubuh manusia dan membantu
dalam perang melawan berbagai penyakit. Misalnya, semangka kaya akan
karotenoid non provitamin A yang disebut likopen (Bangalore, McGlynn, &
Scott, 2008; Fuhrman, Elis, & Aviram, 1997; Helyes et al., 2009).(5) Perlu
disebutkan bahwa karotenoid bermanfaat bagi tubuh karena antioksidannya
kemampuan (Dahan, Fennal & Kumar, 2008; Erdman, Ford, & Lindshield, 2009).
Selain itu, sudah pasti efek perlindungan terhadap penyakit seperti kardiovaskular
komplikasi dan kanker. Menurut Oms-Oliu et al. (2009), analisis profil nutrisi
semangka mengungkapkan bahwa itu mengandung sekitar 92% air, 7,55%
karbohidrat, dan 0,4% serat makanan. Penulis menambahkan bahwa semangka
kaya akan karotenoid, flavonoid, lemak, dan vitamin C. Selain itu, dianggap
sebagai sumber penting ß-karoten. Kaur dan Kapoor (2001).(6)

labu siam, yang dimana labu siam mengandung berbagai macam nutrisi
dan anti inflamasi sehingga dapat mengobati tekanan darah tinggi. Kandungan
dalam labu siam diketahui memiliki efek diuretik sehingga menurunkan kadar
garam di dalam darah melalui ekskresi urin.(7) Dengan berkurangnya kadar garam
yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung
dalam memompa darah sehingga tekanan darah akan menurun. Selain itu
dilaporkan bahwa labu siam merupakan sayuran penurun kolesterol, pencegah
hipertensi, bagus sebagai sumber nutrisi ibu hamil dan menyusui, baik untuk
penderita asam urat, diabetes dan penderita sariawan, serta menjaga kesehatan
ginjal, serta sayuran ini mudah didapat dan murah di pasaran (Elisabeth, 2008).
(8)

buah pepaya masak sebanyak 200 gram. Kandungan mineral, buah pepaya
masak memiliki kandungan kalium sebesar 257 mg/100 g dan sangat sedikit
kandungan natrium sebesar 3 mg/100 g. Menurut Kowalski Rasio kalium terhadap
natrium yang ideal adalah lima banding satu. Selain itu, pepaya juga megandung
antioksidan yang tinggi yaitu vitamin C. Pepaya merupakan sumber vitamin C
yang baik, sehingga mampu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh
radikal bebas dan sebagai donor elektron. Kerjasama vitamin E, vitamin C dan
betakaroten akan mempermudah pelumpuhan radikal bebas.(9)

Hasil analisis laporan PWS KIA di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa


terjadi perubahan pola penyebab kematian ibu selama enam tahun terakhir yaitu
dari perdarahan ke eklampsia. Ini menyebabkan pemerintah harus beradaptasi
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu di Sulawesi Selatan dan mencegah
terjadinya kematian ibu hamil akibat eklampsia atau penyakit hipertensi pada ibu
hamil. Banyak hal yang dapat menyebabkan hipertensi, salah satunya adalah
defisiensi iodium. Pada ibu hamil dengan iodium yang tidak mencukupi bisa
menyebabkan Hasanuddin Student Journal, 1 (1): 43-49, Juni 2017 44
hipotiroidisme yang berisiko pada komplikasi kehamilan seperti preeklampsia,
dan penyakit hipertensi lainnya. (Krasses et al, 2010). Rumput laut merupakan
sumber utama iodium, sehingga makanan laut berupa ikan, udang dan kerang serta
ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik, juga tanaman yang tumbuh
di daerah pantai (Astuti & Sumartini, 2014). Selain tinggi iodium, rumput laut
juga tinggi serat. Rumput laut Gracilaria sp.mengandung iodium 29,94 ppm
(%bk) dan serat pangan 9,76% (%bb) (Chaidir, 2007).(10)

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian


tentang Analisis Hubungan Mengkonsumsi Buah dan Sayur Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Ibu Hamil Hipertensi.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah dengan mengkonsumsi buah dan sayur dapat menurunkan tekanan

darah pada ibu hamil hipertensi ?


1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Mengkonsumsi


Buah dan Sayur Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Ibu Hamil
Hipertensi.
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan mengkonsumsi Buah dan Sayur

2. Untuk mengetahui penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi

3. Untuk menganalisis Hubungan Mengkonsumsi Buah dan Sayur Terhadap

Penurunan Tekanan Darah pada Ibu Hamil Hipertensi

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat teoritis

Untuk menambah wawasan dan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan

di universitas hasanuddin makassar jurusan ilmu kebidanan dan sebagai

bahan referensi ilmiah untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya mengkonsumsi buah dan

sayur dalam menurunkan hipertensi pada ibu hamil

2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

dalam ilmu kebidanan serta memberi kontribusi bagi tenaga kesehatan dan

bagi peneliti selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif terhadap ibu hamil
hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum tentang hipertensi dalam kehamilan

a. Definisi hipertensi dalam kehamilan

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penting pada

penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit

pembuluh darah perifer, stroke dan penyakit ginjal. Untuk

menghindari komplikasi tersebut diupayakan pengendalian tekanan

darah dalam batas normal baik secara farmakologis maupun non

farmakologis (Nadar, 2015; Rani et al., 2006). Lima penyebab

kematian ibu terbesar di Indonesia diantaranya adalah karena

hipertensi dalam kehamilan (Kemenkes RI, 2014, 2015, 2016, 2018).

Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016),

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,

tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan

pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar

resikonya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada

sekitar 8-10% kehamilan. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan

dapat merupakan tanda awal dari preeklampsia, dan dapat bertahan

dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Diagnosa preeklampsia

termasuk peningkatan tekanan darah dan ditemukan adanya protein di


dalam urine. Preeklampsia muncul pada sekitar 5% kehamilan dan

sebagai faktor penyebab dari sekitar 16% kematian ibu secara global

(Cunningham et al., 2010). Preeklampsia juga menyebabkan risiko

kematian bayi meningkat hingga dua kali lipat. Preeklampsia bahkan

kadang tidak menunjukkan gejala dan dapat berkembang menjadi

kondisi yang mengancam nyawa yang disebut eklampsia (Gibson,

2009).

b. Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the

National High Blood Pressure Education Working Group on High Blood

Pressure in Pregnancy tahun 2001 memberikan suatu klasifikasi untuk

mendiagnosa jenis hipertensi dalam kehamilan, yaitu:

1) Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan

20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur

kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu

pascapersalinan.

2) Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan

disertai dengan proteinuria.

3) Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejangkejang

dan/atau koma.

4) Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi

kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai

proteinuria.
5) Hipertensi gestasional (disebut juga transiet hypertension) adalah hipertensi

yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-

tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria

c. Factor resiko

Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Beberapa faktor risiko dari hipertensi dalam kehamilan adalah:


1) Primigravida

Gravida adalah wanita hamil. Gravida merupakan satu komponen dari

status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, dimana G

menyatakan jumlah kehamilan (gestasi). Primigravida ialah seorang

wanita hamil untuk pertama kalinya. Primigravida mempunyai risiko

2,173 kali mengalami kejadian preeklampsia dibandingkan dengan

seorang wanita yang telah hamil beberapa kali (multigravida). Secara

teori, primigravida lebih berisiko untuk mengalami preeklampsia biasanya

timbul pada wanita yang pertama kali terpapar vilus korion. Hal ini terjadi

karena pada wanita tersebut mekanisme imunologik pembentukan

blocking antibody yang dilakukan oleh HLA-G (human leukocyte antigen

G) terhadap antigen plasenta belum terbentuk secara sempurna, sehingga

proses implantasi trofoblas ke jaringan desidual ibu terganggu. Teori

tersebut menyebutkan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang

terbentuk pada kehamilan pertama menjadi penyebab hipertensi dan

sampai pada keracunan kehamilan. Primigravida juga rentan mengalami

stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi

menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone

(CRH) oleh hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan

kortisol. Efek kortisol adalah meningkatkan respon simpatis, sehingga

curah jantung dan tekanan darah akan meningkat.

2) Kehamilan Kembar

Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua

janin atau lebih. Pada perempuan dengan kehamilan kembar,


dibandingkan dengan kehamilan tunggal, insiden hipertensi gestasional 13

versus 6 persen, dan insiden preeklampsia 13 versus 5 persen, meningkat

secara signifikan. Kehamilan kembar merupakan salah satu penyebab

preeklampsia. Hipertensi diperberat karena kehamilan banyak terjadi pada

kehamilan kembar. Dilihat dari segi teori hiperplasentosis, kehamilan

kembar mempunyai risiko untuk berkembangnya preeklampsia. Kejadian

preeklampsia pada kehamilan kembar meningkatkan 4-5 kali

dibandingkan kehamilan tunggal.

3) Umur yang ekstrem

Kehamilan pada umur ibu yang ekstrem (35 tahun) merupakan kehamilan

berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan.

Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi dalam

kehamilan. Ibu hamil yang berumur 35 tahun mempunyai risiko 15,731

mengalami kejadian preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil yang

berumur 20-35 tahun. Umur ibu yang terlalu muda (35 tahun terjadi

proses degeneratif yang mengakibatkan perubahan struktural dan

fungsional yang terjadi pada pembuluh darah perifer yang bertanggung

jawab terhadap perubahan tekanan darah. Tingginya hipertensi sejalan

dengan bertambahnya umur, hal ini disebabkan oleh perubahan struktur

pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi sempit dan dinding

pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya adalah

meningkatnya tekanan darah sistolik. Umur 20-35 tahun adalah periode

yang aman untuk melahirkan dengan risiko kesakitan dan kematian ibu

yang paling rendah.


4) Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia

Ibu hamil yang memiliki riwayat keturunan dari keluarga yang pernah

preeklampsia mempunyai risiko 2,618 kali mengalami kejadian

preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat

keturunan. Preeklampsia merupakan penyakit yang diturunkan, penyakit

ini lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita

preeklampsia atau mempunyai riwayat preeklampsia dalam keluarga.

Faktor genetik/keturunan merupakan faktor risiko terjadinya

preeklampsia.

5) Penyakit hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi sebelumnya mempunyai

risiko 6,026 kali mengalami kejadian preeklampsia dibandingkan dengan

responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Ibu hamil dengan

riwayat hipertensi akan mempunyai risiko yang lebih besar untuk

mengalami Superimposed preeklampsia. Hal ini karena hipertensi yang

diderita sejak sebelum hamil sudah mengakibatkan gangguan/kerusakan

pada organ penting tubuh dan ditambah lagi dengan adanya kehamilan

maka kerja tubuh akan bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan

gangguan/kerusakan yang lebih berat dengan timbulnya odem dan

proteinuria.

6) Obesitas

Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan

lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan

terjadinya beberapa penyakit. Terjadinya resistensi leptin merupakan


penyebab yang mendasari beberapa perubahan hormonal, metabolik,

neurologi dan hemodinamik pada hipertensi dengan obesitas.35 Ibu hamil

yang mempunyai IMT ≥30 memiliki risiko lima kali lebih besar untuk

menderita preeklampsia saat hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang

mempunyai IMT underweight (IMT <18,5) dan Normal (IMT 18,5-24,9)

d. Jenis hipertensi

Hipertensi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebab dan

karakteristiknya.

1) Hipertensi Primer

Hipertensi primer merupakan suatu gangguan genetika

multifaktorial, dimana pewarisan sejumlah gen abnormal menjadi

kecenderungan bagi individu mengalami tekanan darah arteri tinggi,

terutama apabila pengaruh lingkungan yang mendukung (misalnya diet

tinggi garam, stress psikososial) juga ada (Philip dan Jeremy, 2007).

Lebih dari 95% penderita hipertensi adalah hipertensi primer atau

esensial. Artinya kondisi hipertensi ini tidak mempunyai sumber yang

teridentifikasi. Banyak ahli percaya bahwa hipertensi primer disebabkan

oleh gaya hidup seperti, diet, olahraga, dan rokok (Casey dan Benson,

2012)

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder muncul akibat kelainan fisik lainnya.

Beberapa penyebab yang paling umum adalah penyempitan arteri yang

menyuplai darah ke ginjal, produksi berlebih dari aldosteron yang

menyebabkan tubuh kelebihan sodium dan kehilangan potassium,


hipertiroidism yang membuat produksi hormon berlebih dan kemudian

memicu perubahan denyut jantung dan tekanan darah, dan

pheochromocytoma (tumor langka) yang mengeluarkan hormon berlebih

sehingga menimbulkan penyempitan pembuluh arteri dan menaikkan

tekanan darah. Hanya 5-10% dari seluruh kasus yang termasuk hipertensi

sekunder (Casey dan Benson, 2012)

2. Tinjauan umum tentang Konsumsi Sayur dan Buah

a. Definisi Konsumsi

Konsumsi merupakan suatu kegiatan dari seseorang untuk

memenuhi kebutuhan yang ia perlukan, dapat berupa barang produksi,

bahan makanan dan lain-lain. Dalam penelitian yang akan dilakukan,

konsumsi yang dimaksud adalah konsumsi bahan makanan, yaitu

konsumsi buah dan sayur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi

merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memenuhi

kebutuhan bahan makanan supaya kecukupan gizi seseorang tersebut bisan

terpenuhi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997 dalam Farida,2010).

b. Definisi sayur dan buah

Sayuran adalah salah satu bahan makanan yang berasal dari nabati.

Selain itu sebagian besar dari tumbuhan nerupakan bahan yang dapat

dijadikan bahan makanan sayur. Sayuran merupakan tunas, buah, daun,dan


akar tanaman yang dapat dimakan secara utuh, atau sebagian, dan sayur

juga dapat dimakan segar/mentah ataupun dimasak, serta dapat dijadikan

sebagai pelengkap makanan lain (Sediaoetama, 2010; Williams, 1993).

Sayur merupakan sumber makanan yang di dalamnya banyak

mengandung mineral dan vitamin yang dapat membantu keseimbangan

proses-proses fisiologi yang terdapat di dalam tubuh manusia dan dapat

mengontrol tekanan darah. Selain itu, buah juga merupakan salah satu

makanan yang memiliki kandungan serat tinggi untuk mencegah bahaya

kolesterol di dalam tubuh dan mencegah munculnya plak pada pembuluh

darah (Khomsan Ali, 2006).

Buah merupakan bagian dari tumbuhan yang mengelilingi biji.

Bagian yang mengelilingi tersebut asalnya adalah dari indung telur atau

sebagai dasar dari bunga itu sendiri. Buah sering dijadikan sebagai

makanan penutup setelah makan sesuatu yang berat atau biasa juga disebut

dengan pencuci mulut (Southgate, 1993; Tarwotjo, 1998).

Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis

dimana buah dan sayur merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh di

Indonesia. Namun sangat disayangkan ketika konsumsi buah dan sayur di

Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara lain yang

bukan penghasil buah dan sayur (Astawan, 2008).

c. Penggolongan sayur dan buah

1) Penggolongan Sayur Berdasarkan dari tumbuhan yang dapat dimakan,

sayuran dibedakan menjadi (Astawan. 2008):


a) Sayuran dalam bentuk daun yaitu seperti kangkung, sawi, katuk

dan bayam.

b) Sayuran dalam bentuk bunga yaitu seperti brokoli dan kembang

kol.

c) Sayuran dalam bentuk buah yaitu seperti terong, cabe, ketimun dan

tomat.

d) Sayuran dalam bentuk biji muda yaitu seperti asparagus dan

rebung.

e) Sayuran dalam bentuk akar yaitu seperti wortel dan lobak.

f) Sayuran dalam bentuk umbi yaitu seperti kentang dan bawang.

2) Penggolongan Buah Berdasarkan buah yang tersedia di pasar, buah-

buahan dapat dibedakan menjadi (Astawan, 2008):

a) Buah bersifat musiman seperti durian, mangga, rambutan dan lain-

lain.

b) Buah tidak musiman seperti pisang, nanas, alpukat, papaya,

semangka danlain-lain. Sedangkan berdasarkan prioritas

pengembangan, buah-buahan dapat dibagi menjadi (Astawan,

2008):

a) Buah yang merupakan prioritas nasional yaitu meliputi jeruk,

mangga, rambutan, durian dan pisang.

b) Buah yang merupakan prioritas daerah yaitu meliputi manggis,

duku, leci, lengkeng, salak dan markisa.

d. Kandungan gizi dan dan manfaat sayur dan buah


Buah dan sayur merupakan bahan makanan yang mempunyai

sumber gizi seperti serat, vitamin A, vitamin C, vitamin B, asam folat,

mineral yaitu magnesium, kalium, kalsium dan Fe, dan tidak mengandung

lemak serta kolestrerol. Setiap sayur ataupun buah mempunyai kandungan

serat yang berbeda-beda. Contohnya seperti belimbing, durian, jambu,

jeruk, mangga, melon, papaya, rambutan, sawo dan sirsak merupakan buah

yang kandungan vitamin C nya relatif lebih tinggi jika dibandingkan

dengan buahbuahan yang lainnya. Sedangkan untuk buah seperti jambu

biji, merah garut, mangga matang, pisang raja dan nangka merupakan

buah yang mempunyai sumber provitamin A yang sangat tinggi. Terdapat

banyak buah-buahan yang memiliki manfaat dan berguna untuk

menurunkan kadar kolesterol darah, kadar gula darah, mencegah

penyebaran sel kanker, sebagai antibiotik, menyembuhkan luka lambung,

mengurangi terjadinya serangan rematik, mencegah karies gigi, mencegah

diare, menyembuhkan sakit kepala dan lain-lain. (Astawan, 2008). Dalam

kandungan sayur terdapat serat yang disebut dengan pektin. Pektin

merupakan serat yang terlarut dalam air dan berfungsi sebagai zat yang

dapat menurunkan kadar kolesterol pada tubuh. Kolesterol yang berlebih

dalam tubuh akan mengakibatkan adanya penempelan kolesterol pada

pembuluh darah yang nantinya akan meyebabkan adanya penyempitan

pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan darah yang tinggi. Selain itu

terdapat pula kadungan lain yang terdapat pada sayur dan buah, yaitu

vitamin A, vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan alami untuk

menghindari terjadinya penumpukan radikal bebas dalam tubuh yang


dapat membentuk plak pada pembuluh darah, mineral seperti kalium dan

kalsium yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi normal kontraksi

otot jantung, dan lain sebagainya (Yuliarti, 2008; Muchtadi, 2009;

Sunardi, 2012).

Selain kalium, asupan kalsium yang kurang juga dihubungkan

dengan terjadinya penyakit hipertensi. Kalsium merupakan mineral yang

paling banyak terdapat di dalam tubuh. Didalam cairan ekstraseluler dan

intraseluler kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi

sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan

menjaga permeabilitas membrane sel. Kalsium juga memegang peranan

penting mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan.

Selain itu kalsium juga penting dalam meregulasi tekanan darah, dan diet

yang kaya akan kalsium, terutama dari susu dan produk olahannya, telah

terbukti efektif menurunkan tekanan darah Sumber utama kalsium utama

adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang,

termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serelia,

kacang-kacangan, dan hasil kacang-kacangan, tahu, dan tempe, dan

sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan

makanan ini mengandung zat yang menghambat penyerapan kalsium

seperti serat, fitat dan oksalat

Sayur dan buah yang mengandung serat akan berhubungan negatif

dengan tekanan darah. Serat merupakan zat gizi yang terdapat pada

dinding sel dan komponen tumbuhan yang tidak bisa dicerna yang

mengandung selulosa, hemiselulosa, pektin, dan lignin, seperti gandum,


polong-polongan, buah, dan sayur. Dengan mengonsumsi makanan yang

tinggi serat mampu menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Hal ini disebabkan karena serat mampu menurunkan kadar kolesterol yang

terdapat dalam darah. Mekanisme ini dapat terjadi dengan cara terjadinya

penurunan absorpsi kolesterol, asam lemak, asam empedu, dan adanya

perubahan dalam metabolisme kolesterol dan lipid sebagai hasil dari

penurunan aktifitas 3-hidroksi-3metilglutaril koenzim A reduktase dan

adanya perubahan konsentrasi hormon yang mempengaruhi metabolisme

lipid (Tribble & Krauss, 2001).

Sayur dan buah memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan.

Terdapat 2 alasan utama yang membuat konsumsi buah dan sayur baik dan

penting bagi kesehatan yaitu (Khomsan, dkk (2006):

1) Buah dan sayur merupakan bahan makanan yang sangat kaya akan

kandungan vitamin, mineral dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh

tubuh. Jika konsumsi buah dan sayur kurang atau tidak sama sekali,

maka kebutuhan gizi seperti vitamin C, vitamin A, mineral potassium

dan folat akan kurang atau bahkan tidak terpenuhi.

2) Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang banyak

mengonsumsi saur dan buah akan membuat terjadinya pnurunan

insiden penyakit kronis. Saur-sayuran dan buah-buahan yang segar

mengandung enzim aktif yang mampu mempercepat reaksi kimia yang

terjadi di dalam tubuh. Komponen gizi dan komponen aktif non-nutrisi

yang terkandung dalam buah dan sayur berguna sebagai antioksidan


untuk menertalkan radikal bebas, anti kanker dan menetralkan

kolesterol jahat. (Khomsan, dkk,2010).

Sayur dan buah juga mengandung senyawa fitokimia.

Buahbuahan memiliki warna biasanya mengandung ratusan senyawa

fitokimia yang berbeda satu sama lain. Senyawa fitokimia adalah

antioksidan yang sangat berguna untuk melindungi tubuh dari efekefek

oksidatif, yaitu seperti polusi dari lingkungan, dan mengandung bahan

protektif yang berguna untuk melawan penyakit seperti kanker dan

penyakit jantung koroner (Dunne, 2002; Astawan, 2008). Berikut ini

merupakan beberapa senyawa fitokimia yang terdapat dalam buah dan

sayur. (Dunne, 2002; Astawan, 2008; Almatsier 2012).

1) Antosianin adalah senyawa fitokimia yang memberikan warna

merah dan ungu. Antosianin bisa ditemukan pada buah anggur,

ceri, buah beri, plum dan kol ungu. Antosianin mampu mencegah

penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, pembuluh darah dan

paru-paru.

2) Beta-karoten merupakan senyawa fitokimia yang terdapat pada

buah yang berwarna kuning dan jingga. Sedangkan pada sayur

adalah pada daun berwarna hijau tua. Beta-karoten adalah

provitamin A yang nantinya akan diubah menjadi vitamin A di

dalam tubuh manusia. Betakaroten mempunyai zat antikanker dan

dapat dikonsumsi untuk mencegah kanker kulit dan paru.

3) Lutein adalah senyawa fitokimia pemberi warna kuning sayur dan

buah. Lutein bermanfaat untuk melindungi kerusakan mata


memperlambat proses penuaan, dan meminimalkan risiko penyakit

kanker dan tumor.

4) Likopen adalah senyawa fitokimia yang terdapat pada sayur dan

buah yang berwarna merah dan merah muda. Likopen memiliki

kemampuan untuk mencegah terjadinya oksidasi terhadap LDL,

dan nantinya akan menghambat terbentuknya radikal bebas di

dalam tubuh. Antioksidan yang terdapat dalam likopen adalah

lebih baik dibandingkan dengan betakaroten.

5) Flavonoid adalah senyawa fitokimia yang memberikan warna ungu

pada sayur dan buah. Flavonoid adalah zat antioksidan yang bisa

mencegah oksidasi LDL 20 kali lebih kuat dibandingkan dengan

vitamin E.

e. Dampak kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur

Terdapat beberapa dampak yang disebabkan karena kurangnya

konsumsi sayur dan buah bagi manusia yaitu (Ruwaidah, 2007):

1) Meningkatkan Kadar Kolesterol dan Tekanan Darah Jika seseorang

kurang mengonsumsi sayur dan buah maka akan menimbulkan risiko

terjadinya kadar kolesterol yang berlebihan dalam darah, hal ini akan

meningkatkan risiko munculnya plak pada pembuluh darah dan

akhirnya memicu terjadinya peningkatan tekanan darah. Kandungan

serat dalam sayur dan buah dapat menjerat lemak di dalam usus,

sehingga nantinya akan mencegah penyerapan lemak oleh tubuh. Serat


tidak larut (lignin) dan serat larut (pectin, β-glucans) memiliki fungsi

untuk mengikat zat-zat organik seperti asam empedu dan juga

kolesterol dan nantinya akan menurunkan jumlah kadar asam lemak di

dalam saluran pencernaan (Nainggolan dan Adimunca, 2005).

2) Gangguan Penglihatan Mata Gangguan yang terjadi pada mata

disebabkan karena kurangnya kandungan sayur dan buah berupa

betakaroten. Gangguan pada mata bisa dicegah diatasi dengan

mengonsumsi banyak sayur seperti wortel, selada air, dan buah-buahan

lainnya. Kandungan vitamin A yang terdapat pada buah dan sayur baik

untuk penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap

berbagai penyakit dan infeksi. (Almatsier, 2012; Ruwaidah, 2007).

3) Menurunkan Kekebalan Tubuh Sayur dan buah memiliki kandungan

vitamin C yang sangat banyak dimana sayur dan buah merupakan

antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Selain itu vitamin C juga

akan meningkatkan proses kerja sistem imun manusia sehingga dapat

mencegah berbagai jenis penyakit infeksi bahkan dapat

menghancurkan sel kanker (Silalahi, 2006).

4) Meningkatkan Risiko Kegemukan Kurangnya mengonsumsi sayur dan

buah dapat meningkatkan risiko terjadinya kegemukan dan diabetes

(WHO, 2003). Buah berfungsi sebagai sumber vitamin dan juga

mineral yang sangat penting pada proses pertumbuhan. Selain itu buah

juga mampu menjadi alternatif cemilan yang sehat dibanding dengan

jajanan yang lainnya, hal ini disebabkan karena gula yang terkandung

dalam buah tidak bisa membuat seseorang menjadi gemuk tetapi


mampu memberikan energi yang cukup (Khomsan, dkk, 2009).

Sayuran juga adalah sumber vitamin dan mineral yang sangat baik

untuk pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Selain itu, sayuran

juga memiliki peran dalam upaya mencegah penyakit degeneratif

seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner), kanker, diabetes dan obesitas

(Khomsan, dkk, 2010). Kecukupan Konsumsi Buah dan Sayur yang

Dianjurkan Organisasi pangan dan pertanian dunia Food and

Agriculture Organization (FAO), memberikan saran pada warga di

dunia untuk mengonsumsi sayur dan buah secara teratur yaitu

sebanyak 75 kg/kapita/tahun begitu pula juga dengan WHO yang

menyarankan agar konsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram setiap

hari. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan anjuran untuk

mengonsumsi sayur dan buah yaitu sebanyak 400 gr/orang/hari, yaitu

250 gr sayur dan 150 gr buah. Pembagian tersebut sama dengan sama

dengan 5 porsi sayur dan buah dalam sehari. Sedangkan menurut

PUGS, 2014 menganjurkan konsumsi sayur kategori baik yaitu ≥200

gram per hari dan kategori kurang jika <500 gram per hari (PUGS,

2014).

3. Hubungan mengkonsumsi buah dan sayur terhadap penurunan tekanan

darah pada ibu hamil hipertensi

Tekanan darah tinggi menyebabkan terjadinya cedera pada lapisan dalam

pembuluh darah arteri (sel endotel) sehingga terjadi disfungsi endotel. Selain itu

angiotensin II yang biasanya meningkat pada hipertensi merupakan


vasokonstriktor yang kuat dengan reseptornya yang dapat menambah

penumpukan ion Ca++ intrasel, dan menstimulasi proliferasi atau hipertrofi otot

polos arteri. Hipertensi juga memiliki kemampuan pro-inflamasi yang dapat

meningkatkan pembentukan hidrogen peroksida dan radikal bebas seperti super-

oksida anion dan radikal hidroksil yang mempengaruhi penurunan produksi nitric

oxide yang berfungsi sebagai pelebar arteri (Junaidi, 2010).

Sayur dan buah banyak mengandung serat, vitamin, dan mineral. Data

epidemologik menunjukkan bahwa konsumsi serat makanan mempunyai

hubungan negatif dengan insiden penyakit jantung koroner dan batu ginjal,

terutama dengan kolesterol darah. Polisakarida nonpati larut air (pektin, gum, dsb)

paling berpengaruh, sedangkan polisakarida nonpati yang tidak larut air hanya

mempunyai pengaruh kecil terhadap kadar kolesterol. Penurunan ini terutama

terlihat pada fraksi LDL (Low Density Lipoprotein) yang disertai dengan

penurunan kandungan kolesterol dalam hati dan jaringan lain (Almatsier, 2004).

Serat larut air mengikat lemak, terutama kolesterol di dalam usus halus, mencegah

penyerapannya kembali, dan membuangnya lewat feses sehingga kadar kolesterol

dalam darah tidak berlebih (Wahlqvist, 1997). Jika kadar kolesterol dalam darah

berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada pembuluh darah dan

lama kelamaan akan membuat pembuluh darah menyempit. Vitamin dan mineral

pada sayur dan buah dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan akan

bereaksi dengan radikal bebas dengan memberi elektron membentuk produk yang

stabil (Afrianti, 2010). Senyawa radikal bebas mampu merusak bagian dalam

pembuluh darah sehingga meningkatkan pengendapan kolesterol dan

menimbulkan aterosklerosis (Estenbauer, et.al., 1991 dalam Winarsi, 2011).


Antioksidan dapat dihasilkan dari tubuh (endogen) dan dari luar (eksogen).

Antioksidan yang berasal dari luar tubuh bersumber dari zat-zat yang ada pada

makanan yang dikonsumsi, seperti vitamin C, vitamin E, beta

karoten, dan senyawa flavonoid yang berasal dari buah-buahan dan sayur.

Senyawa dari golongan karotenoid, vitamin, flavonoid atau fenol mengandung

beberapa ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkapnya semakin kuat daya

kerja antioksidannya. Ikatan rangkap efektif dalam menghambat oksidasi dan

dapat menangkap senyawa reaktif radikal bebas (Lee et al., 2004 dalam Afrianti,

2010). Antioksidan pada sayur dan buah mencegah kerusakan pada pembuluh

darah akibat radikal bebas, sehingga dapat mencegah terjadinya hipertensi.

Mineral yang juga banyak terkandung pada sayur dan buah adalah kalium. Efek

asupan kalium pada tekanan darah yaitu mengurangi resistensi pada sistem

pembuluh darah dengan langsung membantu pelebaran pembuluh arteri,

meningkatkan kehilangan air dan natrium dari tubuh, penekanan sekresi renin dan

angiotensin, dan menstimulasi aktivitas pompa natrium-kalium (Krummel, 2000).

Selain kalium, mineral yang juga berperan dalam tekanan darah adalah

magnesium. Magnesium di dalam cairan ekstraseluler berperan dalam

mengendorkan otot, melemaskan saraf (Almatsier, 2004). Magnesium merupakan

inhibitor potensial pembuluh darah dari kontraksi otot polos dan berperan dalam

regulasi tekanan darah sebagai vasodilator (Krummel, 2000). Salah satu sumber

magnesium adalah sayuran hijau (Almatsier, 2004).


B. Landasan Teori
C. Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep
Konsumsi sayur dan buah dapat membantu penurunan tekanan
darah pada ibu hamil hipertensi karena mengandung serat, vitamin,
mineral dan pigmen. Serat dalam saluran pencernaan dapat mengikat
produk akhir kolesterol sehingga kadar kolesterol dalam darah yang
terkontrol dan mengurangi risiko penyempitan pembuluh darah. Vitamin
A, vitamin C, vitamin E, Zn, Cu, Mn beserta pigmen yang terkandung
dalam sayur dan buah pun dibutuhkan tubuh sebagai antioksidan yang
berfungsi menangkal radikal bebas. Radikal bebas dalam tubuh
menimbulkan kerusakan sel yang memicu terjadinya penyempitan
pembuluh darah. Penyempitan pada pembuluh darah membuat tekanan
darah meningkat karena jantung harus memompa lebih kuat. Kalium
berperan dalam menurunkan tekanan darah dengan menjaga keseimbangan
cairan dalam tubuh, sedangkan magnesium berperan sebagai vasodilator.
Berdasarkan uraian di atas, didapat suatu gambaran mengenai hubungan
konsumsi sayur, buah, dan tekanan darah seperti berikut ini:

Mengkonsumsi buah
Penurunan tekanan darah
pada ibu hamil hipertensi

Mengkonsumsi sayur

Gambar 3. Kerangka konsep Penurunan tekanan darah ibu


hamil hipertensi

Variabel bebas (Independent) : Hubungan mengkonsumsi buah dan sayur


Variabel terikat (Dependent) : PenurunanTekanan darah pada ibu hamil

Hipertensi

E. Hipotesis Penelitian
Adanya Hubungan Mengkonsumsi Buah dan Sayur terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Ibu Hamil Hipertensi
BAB III
METODE PENELITIAN
Daftar Pustaka

Manurung WP, Wibowo A. Pengaruh konsumsi semangka (citrullus vulgaris)


untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Majority.
2016;5(5):102.
Lu Y, Chen R, Cai J, Huang Z, Yuan H. The management of hypertension in
women planning for pregnancy. British Medical Bulletin. 2018.
Taslim R, Kundre R, Masi G. Hubungan Pola Makan Dan Stres Dengan Kejadian
Hipertensi Grade 1 Dan 2 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kamonji Kecamatan Palu Barat. J Keperawatan UNSRAT.
2016;4(1):110595.
Indah Jayani. PEMBERIAN LABU SIAM BERIMPLIKASI TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL PREEKLAMPSI Indah.
J Care. 2016;4(2):22–35.
Linhares GM, Machado AV, Malachias MVB. Hydrotherapy reduces arterial
stiffness in pregnant women with chronic hypertension. Arq Bras Cardiol.
2020;
Artana IW. Watermelon, Kalium, Kidney Health: A review literature. Syst Rev
Pharm. 2020;11(6):1001–7.
Ali I, Abdallah A. PS 14-56 EFFECT OF WATERMELON JUICE
CONSUMPTION ON BRACHIAL BLOOD PRESSURE AND GLOBAL
ARGININE BIOAVAILABILITY RATIO AMONG SUDANESE
HYPERTENSIVE PATIENTS. J Hypertens. 2016;
Schoenaker DAJM, Soedamah-Muthu SS, Mishra GD. The association between
dietary factors and gestational hypertension and pre-eclampsia: A
systematic review and meta-analysis of observational studies. BMC Med.
2014;
Gurnita FW, Wulandari DA, Widyawati A. Pengaruh Konsumsi Carica Papaya L
Terhadap Tekanan Darah Ibu Hamil Hipertensi. J Midwifery Public Heal.
2020;2(1).
Mihdar AA, Askari AMR, Haedar M, Syauki Y. BISRULA ( Biskuit Rumput
Laut ): Inovasi Terbaru Pemasaran Rumput Laut Dalam Upaya Pencegahan
Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar. Hasanuddin Stundent.
2017;1(1):43–9.

Anda mungkin juga menyukai