Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2

1.1 Latar belakang.............................................................................................................2

2.1 Rumusan masalah........................................................................................................2

3.1 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pengertian vitamin larut lemak....................................................................................3

2.2 Jenis-jenis vitamin larut lemak....................................................................................3

2.3 Pencernaan vitamin larut lemak................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

Simpulan...............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Mineral makro merupakan mineral yang dibutuhkan untuk tubuh agar dapat bekerja
dengan baik. Yang termasuk dalam makro elemen adalah kalsium, magnesium,
kalium, fosfor, dan juga klor serta belerang. Unsur-unsur tersebut sangat berguna
untuk tubuh. Mineral makro dapat diperoleh dari makanan seperti buah-buahan dan
sayuran. Oleh karena itu, disarankan untuk mencukupi konsumsi makanan yang
mengandung mineral makro karena kandungan mineral di dalamnya sangat berfungsi
penting untuk tubuh.
2.1 Rumusan masalah

3.1 Tujuan

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian mineral makro


Mineral makro merupakan jenis mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.
Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg sehari. Unsur
mineral makro berperan penting dalam aktifitas fisiologis dan metabolisme tubuh.
Mineral makro berfungsi dalam pembentukan struktur sel dan jaringan, keseimbangan
cairan dan elektrolit, serta berfungsi dalam cairan tubuh baik intraseluler dan
ekstraseluler (Darmono, 1995).
2.2 Fungsi mineral makro secara umum
 Diperlukan untuk membangun tulang
 Menjaga cairan tubuh
 Menjaga pH yang tepat dalam jaringan tubuh
 Mengtransmisikan impuls saraf
 Mempertahankan struktur membrane sel
 Memfasilitasi tindakan enzim
2.3 Jenis-jenis mineral makro
1. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu
1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar
kalsium dalam darah sekitar 10 mg/ 100ml dengan rentang 9-11 mg/ 100ml. Nilai
kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik. Hormon patiroid
mengatur kestabilan kadar kalsium ini dengan meknisme umpan balik.
Pembentukan tulang dilakukan dengan bantuan osteoblas. Sebaliknya, mobilisasi
kalsium dari tulang dilakukan dengan bantuan osteoklas yang merombak tulang
dan melepaskan kalsium untuk dimasukkan ke darah, agar kadar kalsium darah
tetap stabil.
 Absorpsi dan Eskresi Kalsium
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi
tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan
menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi
dari pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama

3
terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6
agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama
dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat
kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor
yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila
terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan
lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium
yang diabsorpsi.
 Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium
a. Pertumbuhan
b. Kehamilan
c. Menyusui
d. Defisiensi kalsium
e. Tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.
f. Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam
tubuh semakin efisien absorpsi kalsium.
g. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna,
dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium.
h. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan.
i. Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam.
 Faktor-faktor yang menghambat Absorbsi Kalsium
a. Kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif
b. Asam oksalat
c. Asam fitat
d. Serat
e. Stres mental dan stres fisik
f. Proses menua
 Fungsi Kalsium
a. Pembentukan Tulang : sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai
tempat penyimpanan kalsium
b. Pembentukan Gigi
c. Mengatur pembekuan darah

4
d. Katalisator reaksi-reaksi biologik: absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh
pankreas, dll
e. Kontraksi otot
f. meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator membran
& transmisi ion melalui membran organela sel.
g. memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission)
h. mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase, ATP-ase.
 Sumber Kalsium: Susu, keju, kuning telur, kangkung/ sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan dan hasil olahannya, udang.
 Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan
Angka kecukupan pangan dan gizi LIPI (1998) sebagai berikut:
Bayi : 300-400 mg
Anak-anak : 500 mg
Remaja : 600-700 mg
Dewasa : 500-800 mg
Ibu Hamil & Menyusui : + 400 mg
 Akibat Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Bila terjadi
luka, pembekuan darah sangat lambat. Pada orang dewasa terjadi osteoporosis.
Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan
juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan
vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor.
Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam
tulang menurun. Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan
tetani atau kejang.
 Akibat kelebihan Kalsium
Konsumsi Ca yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar
(konstipasi) dan mengganggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng dan
tembaga. Kelebihan Ca dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko
terkena hypercalcemia, pembentukan batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal.
Oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya
dihindari.
2. Natrium (sodium)

5
Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 30-40%
natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel
(intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler).
Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas,
mengandung banyak natrium.
 Absorpsi dan metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi,
terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorbsi secara pasif (membutuhkan
energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah keginjal. Disini
natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang
jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin.
Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan
kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang
ginjal untuk mengabsorbsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium
yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.
 Fungsi Natrium
a. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (ekstrasel).
b. Menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
c. Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf. Berperan dalam
transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontaksi otot.
d. Berperan dalam absorpsi glukosa
e. Berperan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama
melalui dinding usus
 Sumber natrium disa diperoleh dari garam dapur (NaCl), MSG, kecap,
makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur. Makanan
sehari-hari biasanya cukup mengandung Na yang dibutuhkan tubuh. Taksiran
kebutuhan Na sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500mg. Kecukupan
gizi yang dianjurkan: 2 g NaCl per hari untuk orang dewasa sama dengan kira-
kira 5 g garam dapur.
 Akibat Kekurangan Na
Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan Na
dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan
diet yang sangat terbatas Na.

6
 Akibat Kelebihan Na
Kelebihan Na dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak
minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam
bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.
3. Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat
badan. Fosfor di dalam tulang dan gigi berada dalam perbandingan 1:2 dengan
kalsium.
 Absorsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus
setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90%
fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari
susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat
diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah,
taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa
usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu
oleh bentuk aktif vitamin D.
 Fungsi fosfor
a. Bersama Ca dan Mg berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
b. Mengatur Pengalihan Energi. Dalam metabolisme KH (daur Krebs)
membentuk ATP (adenosin trifosfat) dan ADP (adenosin difosfat)
c. Absorbsi dan transportasi zat gizi. Mengangkut lemak hasil penyerapan
usus, masuk ke saluran darah dialirkan ke seluruh tubuh.
d. Bagian dari ikatan tubuh esensial. Merupakan bagian asam nukleat DNA
dan RNA, yaitu senyawa yang membawa faktor keturunan/ gen yang
terdapat dalam inti sel.
e. Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting
sebagai buffer, untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh.
Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
 Sumber Fosfor

7
Makanan kaya protein: daging, ikan, telur, Susu, keju, unggas, kacang-
kacangan.
 Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut
(Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
Bayi : 200-250 mg
Anak-anak : 250-400 mg
Remaja dan dewasa : 400-500 mg
Ibu hamil dan menyusui : +200 – +300 mg
 Akibat Kekurangan Fosfor
Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat
antasida (untuk menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor menyebabkan
kerusakan tulang/ Mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan terhambat,
rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan
kerusakan tulang.
 Akibat Kelebihan Fosfor
Kelebihan fosfor jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya
ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja dan
orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor
lebih kecil dari ½ atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan
mineral seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya
hypocalcemia. Bila kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga menimbulkan kejang.
4. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam
cairan interselular. Magnesium dalam tubuh sebagian besar terdapat dalam tulang
dan gigi. Sisanya merupakan senyawa kompleks dengan Ca dan P. Sisanya
terdapat di dalam otot dan dalam cairan tubuh, baik di dalam sel maupun di luar
sel. Jaringan otot mengandung lebih banyak Mg dari pada Ca, sedangkan darah
mengandung lebih banyak Ca dari pada Mg. Pada orang sehat, kadar Mg dalam
darah mempunyai nilai konstan.
 Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium

8
yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada
konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin
D tidak berpengaruh. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh
kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula ginjal.
 Fungsi Magnesium
a. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai
katalisator dalam reaksi-reaksi biologik.
b. Di dalam sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf,
kontraksi otot.
c. Magnesium mencegah pembekuan darah, sedangkan Ca mempercepat
pembekuan darah.
d. Magnesium berperan mengendorkan otot. Magnesium mencegah
kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi.
 Sumber Magnesium: Sayuran hijau, Tepung gandum, kakao, kacang-
kacangan, daging, makanan dari laut dan susu
 Angka Kecukupan Magnesium
Kecukupan Mg rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar 4,5 mg/kg
berat badan (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1998). Ini berarti kecukupan
untuk orang dewasa laki-laki adalah 280 mg/hari dan untuk wanita dewasa
250 mg/hari.
 Akibat kekurangan magnesium
Kekurangan jarang terjadi karena makanan. Defisiensi pada alkoholisme
dengan sirosis dan penyakit ginjal yang berat. Penyakit yang menyebabkan
muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin)
juga dapat menyebabkan kekurangan Mg. Kekurangan Mg berat menyebabkan
kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung,
gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan
gagal jantung.
 Akibat Kelebihan Mg
Akibat kelebihan Mg biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal. Kelebihan
magnesim dalam jangka panjang sama dampaknya dengan kekurangan
magnesium yaitu gangguan fungsi saraf (neurological distrubances). Gejala

9
awal kelebihan magnesium adalah mual, muntah, penurunan tekanan darah,
perubahan elektro kardiografik dan kelambanan refleks.

5. Kalium (potassium)
Kalium (potassium) merupakan ion bermuatan positif, kalium terutama terdapat di
dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah
1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh
berada di dalam caian intaselular.
 Absorbsi dan Ekskresi
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium
yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses
dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah
dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali
dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan
dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme
pertukaran di dalam tubula ginjal.
 Fungsi Kalium
a. Bersama Natrium: Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit
serta keseimbangan asam basa
b. Bersama Kalsium: berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot.
c. Dalam sel: katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme
energi, sintesis glikogen, dan protein).
 Perkiraan Kebutuhan Kalium: Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak
2000 mg sehari.
 Sumber Kalium: Daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran
(makanan mentah/segar).
 Akibat kekurangan Kalium
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat
terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-muntah,
diare kronis, kebanyakan menggunakan obat pencuci perut/ laxans) atau ginjal
(penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah,
lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung
akan berdebar detaknya dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah.
 Akibat kelebihan Kalium

10
Hiperkalemi akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian.
Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

6. Klorida (Cl)
Klorida merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat
badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan
sumsum tulang belakang), lambung dan pankreas yang merupakan komponen
asam lambung.
 Absorpsi dan Ekskresi klorida
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui
urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan
keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelenjar keringat.
 Fungsi Klorida
a. Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Memelihara suasana asam di dalam lambung.
c. Mempertahankan keseimbangan asam basa
 Sumber Klorida: Garam dapur, makanan hasil laut, daging, susu, telur.
 Perkiraan kebutuhan klorida: Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir
sebanyak 750 mg.
 Akibat Kekurangan Klorida
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan klorida
terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebih. ASI
mengandung lebih banyak klorida dari pada susu sapi. Bila klorida tidak
ditambahkan dalam pembuatan susu formula bayi, akan terjadi kekurangan
klorida yang dapat membawa kematian.
 Akibat kelebihan Klorida
Kelebihan klorida (hiperkloremia) bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis
atau akut, gangguan pH darah (asidosis metabolik atau alkalosis respiratorik),
dan konsumsi acetazolamide jangka panjang.
7. Sulfur (S)
Sulfur (belerang) terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku
yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
 Absorbsi dan Ekskresi

11
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur
juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan
vitamin (B1 dan biotin), termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur
dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa
metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin (terutama sisa
metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu). Sulfur sebagai besar
diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO4=. Sulfur juga merupakan salah
satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam plasma dalam konsentrasi
rendah.
 Kebutuhan sulfur: Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga
sekarang belum diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan
kekurangan sulfur bila makan cukup mengandung protein.
 Fungsi Sulfur
a. Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya untuk
membentuk protein stabil.
b. Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim
membutuhkan gugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk melakukan
aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dalam proses oksidasi-
reduksi atau pernafasan jaringan
c. Berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa
dengan ko-enzim A.
d. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif
bersenyawa dengan racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak
berbahaya, kemudian dikeluarkan melalui urin.
 Sumber Sulfur: Susu, telur, daging, keju dan kacang-kacangan. Sumer utama
sulfur adalah protein yang mengandung asam amino metionin dan sistein, baik
hewani maupun protein nabati.
 Akibat Kekurangan Sulfur
Terjadinya kekurangan sulfur ini jika manusia juga kekurangan protein.
 Akibat Kelebihan Sulfur
Kelebihan sulphur bias terjadi jika konsumsi asam amino berlebihan yang akan
menghambat pertumbuhan.
1.

12
2.
BAB III PENUTUP

Simpulan
Mineral makro merupakan mineral utama yang terdapat di dalam tubuh dan dibutuhkan untuk
pembentukan berbagai komponen organ yang ada di dalam tubuh. Mineral makro diperlukan tubuh
dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari. Mineral makro terdiri dari kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (Cl), dan Natrium (Na).

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Putra Arif, (2019, 29 Agustus), Berbagai Jenis Mineral Makro yang tak Boleh Anda
Abaikan, diakses pada , dari https://www.sehatq.com/artikel/jenis-mineral-makro-
yang-tak-boleh-anda-lewatkan
2. Windarasiobar, (2009, 9 Desember), mineral makro, diakses pada , dari
https://windarasiobar.wordpress.com/2009/12/09/mineral-makro/

14

Anda mungkin juga menyukai